Penulis : Pnt. Dr. Timotius Chandra, MA. Editor : Ervinna Graceful
Harta kekayaan adalah sepenuhnya milik Tuhan dan kita semua dipercayakan untuk menjadi pengelola berkat yang Tuhan berikan, jadi Tuhan adalah pemilik dan kita adalah pengelola.
I Tawarikh 29:11-12:“Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.”
Tuhan secara tegas menginginkan kita semua sebagai anak-anakNya memiliki pandangan, penilaian dan sikap yang benar terhadap semua berkat-berkat yang dipercayakan Tuhan kepada kita, dan yang pasti harus sesuai dengan prinsip Kerajaan Allah.
Dalam pengelolaan berkat Tuhan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kita hidup dalam perjanjian berkat yaitu :
1. MENGEMBALIKAN APA YANG MENJADI BAGIAN TUHAN
Matius 22:21: “Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Tuhan Yesus Kristus menghendaki agar kita semua dapat memberikan apa yang menjadi bagian Tuhan.
Ini berbicara mengenai PERSEPULUHAN, diperlukan ketaatan dan kedisiplinan hati, bahwa semua yang kita miliki saat ini merupakan kepercayaan dari Sang Empunya segala sesuatu, sehingga kita dengan kesadaran penuh mengembalikan apa yang menjadi bagian Tuhan.
Taat dan disiplin, tentunya dengan penuh kasih dan sukacita memberikan persepuluhan, kemudian memberikan persembahan syukur kepada Tuhan, memberikan persembahan dan mendukung pekerjaan/pelayanan Tuhan seperti pelayanan Dana Misi, Diakonia, Alat, Multimedia, Gedung, C3, Yayasan CKB dan lainnya, karena hal inilah yang sesungguhnya menjadi benih yang memiliki daya multiplikasi seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 9:10-11: “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.”
MENABUR merupakan tindakan Iman untuk mengalami mujizat dan terobosan ekonomi.
Untuk itu diperlukan keberanian disertai tindakan iman, yaitu dengan memberi dan memberkati terlebih dahulu, menabur sebelum menuai, melangkah/bertindak dengan iman, maka mujizat pemulihan perekonomian dan kesejahteraan dan lainnya akan mengikuti.
Seperti yang dilakukan oleh seorang janda miskin di Sarfat di dalam 1 Raja-raja17:12-16: “Perempuan itu menjawab: “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.” Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.”
2. HIDUP DENGAN ATURAN KERAJAAN SURGA
Kita tidak dapat memakai hitung-hitungan dan kalkulasi dunia, seperti pengeluaran sedikit-dikitnya untuk hasil sebesar-besarnya, hemat pangkal kaya, dan seterusnya.
Yang seharusnya dilakukan adalah melangkah/ bertindak dengan iman, jika ingin mengalami terobosan berkat Tuhan, karena Firman Tuhan tidak pernah salah. “Berilah maka kamu akan diberi, menabur banyak menuai banyak.”
Tuhanlah yang menjadi sumber berkat yang sejati, Ulangan 8:18: “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.”
Allah tidak memberi kekayaan tapi Allahlah yang memberi kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan.
Ada tujuh kekuatan yang Tuhan berikan untuk memperoleh kekayaan yakni kekuatan Mengelola, Memberi, Bekerja dan Berusaha, Hikmat, Bergantung, Berkata-kata dan Bersyukur.
Kejadian 12:2: “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.”
Tuhan menghendaki agar kita semua menjadi berkat bagi Rumah Rohani dan pekerjaan Tuhan.
Tidak perlu takut untuk ambil bagian menabur dan menginvestasikan harta kita dalam ladang Tuhan sebab tidak ada yang hilang di tangan Tuhan, justru ditangan-Nya harta kita akan aman, diberkati dan dilipatgandakan untuk memberkati banyak orang.
Matius. 6:20: “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.”
3. MENGHINDARI PERHAMBAAN UANG DAN BERKOMITMEN TIDAK MENJADI BUDAK UANG ATAU HARTA
Ibrani 13:5:“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Kitalah yang menjadi pengelola harta benda atau uang, bukan sebaliknya uang yang memperbudak kita karena akar segala kejahatan adalah cinta akan uang.
1 Timotius 6:10: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Kita tidak boleh memperhamba diri kepada apapun selain kepada Allah sebab kita adalah anak-anak Allah.
Harta di dunia pada akhirnya akan kita tinggalkan.
1 Timotius 6:7: “Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar,” namun hati yang takut akan Tuhanlah yang akan kita bawa untuk memperoleh harta surgawi yang sejati.
Mari gereja Tuhan, dengan SEMANGAT dan ANTUSIAS, kita saling memberi teladan, saling mengingatkan dan saling mendorong untuk taat melakukan kehendak Tuhan dan Firman-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Penulis : Pramadya Wisnu Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 16:24-27
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus dilakukan bagi umat Tuhan yang akan mengikut Kristus?
Kapan Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya?
Keselamatan jiwa, selamat dari hukuman kekal adalah pintu awal kehidupan rohani seseorang.
Dahulu kita semua telah mati secara rohani oleh karena dosa-dosa yang kita lakukan.
Tetapi oleh iman kepada Kristus, maka kita yang percaya pada karya Kristus di kayu salib, maka kita telah memperoleh keselamatan kekal.
1 Yohanes 5:11,12 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
Percaya kepada Kristus adalah awal dari kehidupan kita sebagai orang benar.
Tetapi tentu Tuhan tidak menghendaki kita berhenti sekedar menjadi orang percaya.
Tuhan ingin kita bertumbuh menjadi manusia rohani dewasa, perilaku kita pun berubah.
Yang dulu suka berdusta, menjadi orang yang membenci dusta dan mencintai kejujuran dan integritas.
Yang dulu pemalas menjadi orang yang rajin.
Intinya semua perilaku dan sifat yang buruk berubah menjadi berperilaku benar dan baik adanya.
Hal-hal itu bisa kita miliki jika kita bersedia mengikut Kristus.
Lalu bagaimana cara kita mengikut Kristus?
Matius 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Pertama kita harus menyangkal diri kita.
Artinya kita menyangkal kehendak daging, antara lain: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, perselisihan, iri hati, amarah…
Menyangkal diri artinya juga berkata tidak kepada setiap tawaran dari roh jahat yang hendak menipu dengan rupa-rupa daya tarik dunia. Kedua, kita harus memikul salib.
Artinya kita bersedia menjalani hidup yang bisa saja membuat kita menderita ketika kita harus memilih antara hidup dalam kebenaran atau hidup dalam dosa.
Misalnya kita bekerja di bagian pemasaran yang bertugas memasarkan dan menjual produk ke instansi pemerintah atau ke perusahaan.
Lalu agar penjualan ini bisa lancar, atasan menyuruh kita melakukan suap ke manajer atau orang yang bertanggung jawab dalam pembelian atau pengadaan barang di instansi pemerintah.
Menyuap adalah hal yang salah secara hukum di Indonesia dan salah juga menurut ajaran Alkitab.
Sehingga menerapkan prinsip “memikul salib” adalah tindakan yang dengan sadar kita lakukan dengan menolak melakukan penyuapan.
Konsekuensinya, mungkin kita akan di pindahkan ke bagian lain atau bahkan mungkin hingga dipecat dari perusahaan.
Saudara, tidak selalu kita mengalami situasi yang manis dan menyenangkan.
Kadang Tuhan menguji kita, apakah kita sudah layak untuk di promosikan secara rohani.
“DI MANA HARTAMU BERADA DI SITU JUGA HATIMU BERADA”
Penulis : Aris Handoko dan tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 6:19-24
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa hubungan antara hati dan harta?
Apa yang terjadi jika mata kita baik dan apa yang terjadi jika mata kita jahat?
Dapatkah kita mengabdi kepada dua tuan?
Mungkin Saudara sering mendengar pernyataan bahwa “Kita membutuhkan uang di dunia ini tapi uang tidak bisa membeli segalanya.”
Pernyataan itu benar tapi tidak mudah dalam prakteknya, karena harus diakui kita hidup dalam dunia yang menilai hampir segala sesuatu dengan uang atau harta.
Keadaan ini seringkali memicu manusia untuk berlomba-lomba mengumpulkannya.
Orang yang memiliki lebih banyak dianggap lebih beruntung.
Harta adalah sesuatu yang berharga. Ketika Saudara memiliki uang di pasar saham misalnya, saudara akan bolak balik memeriksa bagaimana keadaannya.
Demikian juga jika saudara memiliki harta tanah atau rumah di tempat lain.
Jika saudara tidak memiliki, tentu saudara tidak akan repot-repot memeriksa atau mengelolanya.
Yesus mengingatkan kita bahwa “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Yesus ingin kita menetapkan dalam hati kita apa yang paling penting dan paling berharga.
Bukan memiliki hartanya yang salah, tetapi bagaimana cara kita memandang harta tersebut yang penting.
Jangan sampai kita terjebak mengumpulkan harta di bumi dan menganggapnya sebagai hal yang terpenting dalam hidup.
Ketika kita menaruh keberhargaan kita pada banyaknya harta, kita akan terjebak dalam berbagai kekuatiran dan kesusahan hidup.
Sebaliknya, ketika kita mengingat bahwa berapapun harta yang kita miliki, semua adalah miliknya Tuhan, hati kita akan dipenuhi ketenangan karena kita tidak takut untuk kehilangan ataupun dikejar perasaan harus memiliki lebih banyak.
Kita dimampukan untuk mengalokasikan harta tersebut ke tempat-tempat yang tepat seperti yang Tuhan mau.
Mari saudara, kita pastikan hati kita terikat kepada Tuhan.
Mengabdilah hanya kepadaNya!
Diskusikan dengan rekan-rekan persekutuan saudara bagaimana menjaga hati agar tidak terikat kepada harta yang dimiliki?
Penulis : Aris Handoko dan tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
YOHANES 14:21-24
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah tandanya orang yang mengasihi Allah?
Apa yang terjadi ketika Allah mengasihi seseorang?
Apa hubungan antara kasih dan firmanNya?
Apakah Saudara pernah mempertanyakan kasih seseorang karena merasa tidak didengarkan?
Seringkali hal-hal ini terjadi: Seorang istri meminta tolong kepada suaminya, tapi suaminya sibuk sendiri.
Seorang suami memutuskan sesuatu, tapi istrinya tidak mau mengikuti keputusan tersebut.
Orang tua memberi perintah kepada anaknya dan anaknya menjawab “Iya”, tapi tidak dilakukan.
Kasih bukanlah kasih sampai itu dinyatakan dengan tindakan bukan?
Kita bisa mengatakan “Aku mengasihimu” berkali-kali, tapi apalah arti perkataan tersebut jika tidak disertai dengan tindakan?
Yesus memberikan standard yang jelas tentang mengasihi Allah: “Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.”
Ketika kita yakin akan kasih seseorang, kita menjadi semakin percaya dan mau berbagi setiap pikiran dan perasaan.
Sebaliknya, ketika kita ragu akan kasih seseorang, kita akan menahan sebagian dari pikiran dan perasaan, karena tidak yakin apakah mereka mau dan bisa memahaminya.
Itulah sebabnya Yesus berkata,”Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya.”
Tentu saja berbeda dengan kita yang tidak tahu isi hati orang lain, Allah tahu isi hati kita. Ia tahu apakah kita sungguh-sungguh mengasihiNya atau tidak.
Ia tahu apakah kita siap untuk menerima pernyataanNya lebih lagi atau tidak.
Banyak orang ingin mengetahui kehendak Allah, tapi tidak mau mendengar dan menaati perintahNya dalam hal yang sederhana.
Kita ingin tahu siapa pasangan hidup kita, tapi tidak membangun diri dalam karakter agar siap untuk hidup berpasangan.
Kita ingin naik pangkat, tapi tidak memberikan yang terbaik dalam pekerjaan saat ini.
Mari saudara, mulailah dengan mendengar dan menaati perintahNya sekarang.
Belajar mengasihi Allah dengan tindakan dan setia dengan apa yang dipercayakanNya hari ini.
Renungkan dan diskusikanlah dengan rekan pemuridan saudara, perintah Tuhan apakah yang hari ini bisa dilakukan tapi belum dilakukan oleh saudara?
Penulis : Aris Handoko dan tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
1 YOHANES 4:12-21
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang akibatnya ketika kita saling mengasihi?
Apa buktinya bahwa Allah berada dalam diri seseorang?
Dalam hal apakah kasih Allah sempurna di dalam kita?
Ada pepatah yang umum dipakai oleh orang-orang yang percaya Tuhan, baik itu orang Kristen dan bukan orang Kristen, yaitu “Kesempurnaan adalah miliknya Tuhan”.
Pepatah itu muncul karena banyak orang menyadari bahwa dunia ini tidak sempurna.
Manusia memiliki begitu banyak kekurangan sehingga mustahil untuk menjadi sempurna.
Pepatah ini membuat kita bisa “memaklumi” kekurangan dan kesalahan.
Di satu sisi pepatah ini tidak salah karena memang benar hanya Tuhan, satu-satunya pribadi yang sempurna.
Namun, di sisi lain pepatah ini tidak lengkap bagi kita yang sudah Lahir Baru karena ketika kita menerima rohNya, sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil!
RohNya yang sempurna tinggal dalam kita dan memampukan kita untuk menjadi sempurna.
Betul dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak mampu.
Tetapi ketika kita tinggal dalam kasihNya, kita dimampukan.
Kasih Alllah menjadi sempurna di dalam kita ketika kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, bahwa kita dibenarkan oleh Dia dan kita dimampukan untuk hidup sama seperti Yesus hidup.
Itulah sebabnya, kita diperintahkan untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga (Matius 5:48).
Kita diperintahkan untuk hidup bebas dari ketakutan.
Kita diperintahkan untuk mengasihi Allah dan mengasihi saudara kita.
Apakah mungkin Yesus memberi perintah yang tidak mungkin kita lakukan?
Saudara, Allah mengetahui ketidaksempurnaan kita tetapi Ia dalam kesempurnaanNya mengasihi kita dan memberikan segalanya agar kita bisa hidup dalam kesempurnaanNya.
Izinkanlah kasih yang sempurna itu mengubah hidup saudara!
Apakah saudara sudah mengizinkan kasih Allah yang sempurna bekerja dan mengubah hati saudara?
Penulis : Aris Handoko dan tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
1 YOHANES 4:7-11
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa kita perlu saling mengasihi?
Apakah tandanya jika seseorang tidak mengenal Allah?
Apakah kasih itu?
KASIH adalah sesuatu yang sangat diagungkan dan dicari di dunia ini.
Demi mendapatkan kasih, seseorang rela membayar mahal dan mengorbankan segalanya.
Hari-hari ini dunia menghalalkan segala hal atas nama kasih.
Gerakan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual & Transgender) memperjuangkan “kasih” di antara mereka dengan luar biasa.
Anak-anak muda memiliki “Friends with Benefit” dan merasa tidak ada yang salah dengan itu karena mereka sama-sama menikmati kasih walau tanpa komitmen.
Bahkan perceraian dan aborsi pun dilakukan atas nama kasih.
Mari kita kembali kepada definisi KASIH yang sesungguhnya.
Rasul Yohanes berkata, bahwa kasih yang sejati bukan berasal dari diri kita sendiri.
Allahlah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Dialah Sumber Kasih Sejati! KasihNya menyebabkan Yesus mati di kayu salib bagi kita menjadi pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Kasih yang sejati membebaskan kita dari dosa. Kasih yang sejati haruslah berdasarkan kebenaran!
Kita tidak bisa lepas dari kebenaran dan berharap bisa mengerti artinya mengasihi dan dikasihi.
Ketika Allah meminta kita untuk saling mengasihi, dasarnya adalah satu: KARENA KITA SUDAH MENERIMA KASIH ALLAH!
Seseorang yang sungguh-sungguh sudah menerima kasih Allah akan begitu penuh hatinya sehingga ia secara natural ingin membagikan kasih tersebut.
Seperti gelas yang diisi dengan air terus menerus sampai penuh dan membual keluar, kita tidak bisa menahan air kehidupan atau kasih Allah bagi diri kita sendiri.
Bayangkan jika setiap anak Tuhan mengalami kebenaran ini, maka SALING MENGASIHI akan menjadi sesuatu yang alami terjadi.
Kita akan saling memperhatikan, saling menasihati, saling mengampuni, dan saling membantu.
Sekalipun kita belum sempurna, tetapi KASIH ALLAH YANG SEMPURNA akan memampukan dan menolong kita mempraktekannya ketika kita terus menerus tinggal dalam kasihNya.
Karena itu Saudara, marilah kita saling mengasihi karena Allah yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita.
Pikirkanlah satu karakter KASIH yang bisa saudara praktekkan kepada orang-orang sekitar saudara dan buatlah komitmen untuk mempraktekannya
Penulis : Aris Handoko dan tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
KOLOSE 3:5-10
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Seperti apakah hal-hal duniawi disamakan?
Apa yang terjadi ketika kita melakukan hal-hal duniawi?
Apa yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan dengan hal-hal duniawi tersebut?
Banyak orang Kristen berusaha memisahkan hal duniawi dengan hal rohani.
Kita sering mengotak-ngotakkannya dan menjadi bingung sendiri mana hal yang duniawi dan mana hal yang rohani.
Hal duniawi berkaitan dengan hawa nafsu.
Ketika kita tidak mampu menahan keinginan untuk makan enak dan belanja walaupun sebenarnya tidak membutuhkan, itu sudah termasuk hawa nafsu.
Ketika kita menyerah dengan amarah dan berkata atau berperilaku kasar, itu juga hawa nafsu.
Ketika kita iri hati dan tidak menahan mulut kita dari gossip, itu pun hawa nafsu.
Ada begitu banyak hal sehari-hari yang kita lakukan dan didasari oleh hawa nafsu yang mungkin tidak kita sadari atau kita sadari, tapi berusaha kita sangkali.
Bagaimana caranya kita bisa mematikan dalam diri kita segala sesuatu yang duniawi, padahal kita masih hidup di dunia?
Rasul Paulus mengingatkan kepada kita untuk membuang dan mematikan setiap hawa nafsu KARENA kita mengingat SIAPA KITA. Kita adalah MANUSIA BARU!
Orang-orang yang sudah ditebus oleh darah Yesus.
Kita tidak menanggalkan hawa nafsu supaya diterima oleh Allah atau dikenal sebagai orang Kristen.
Kita menanggalkan hawa nafsu karena kita SUDAH menerima Roh-Nya.
Identitas kita berubah.
Keinginan dalam batin kita pun berubah sejalan dengan pembaharuan yang terus menerus dikerjakan RohNya di dalam kita.
Tuhan tidak hanya memberikan peraturan jangan ini jangan itu atau harus ini dan harus itu, tapi Ia membuat hati kita merindukan perkara-perkara yang rohani.
Oleh karena itu, bagi orang Kristen sebenarnya tidak ada lagi pemisahan aktivitas, mana yang rohani Dan mana yang duniawi.
Semua hal menjadi hal yang rohani karena dikerjakan di dalam Allah dan untuk Dia.
Pertanyaan yang lebih mendasar bukanlah bagaimana caranya kita mematikan keinginan duniawi, tapi hal-hal apa yang membuat kita tidak mau menanggalkan keinginan duniawi padahal kita adalah manusia baru?
Diskusikanlah dengan rekan-rekan persekutuan saudara apa yang membuat saudara masih terikat dengan hawa nafsu dan bagaimana supaya saudara kembali kepada identitas saudara?
“JANGANLAH MENGASIHI DUNIA DAN APA YANG ADA DI DALAMNYA”
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
I YOHANES 2:14-17
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah I Yohanes 2:15.
Hal-hal apakah yang tidak boleh kita kasihi? Mengapa?
Coba sebutkan hal-hal duniawi yang tidak boleh kita kasihi?
Siapakah yang tetap hidup selama-lamanya?
Tuhan memerintahkan agar kita sepenuhnya mengasihi Dia dengan seluruh keberadaan kita.
“Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Matius 22:37).
Akibatnya kita tidak boleh membuat berhala-berhala yang membuat kita mencintai berhala tersebut.
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.” (Keluaran 20:3-5).
Oleh karena itu kita harus menyingkirkan berhala-berhala tersebut sehingga kita dapat mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.
Di antara berhala-berhala tersebut adalah: keinginan daging dan hawa nafsu dosa, keinginan mata dan kesombongan yaitu sikap yang mementingkan diri dan selalu mengandalkan diri sendiri dan kemampuan diri sendiri, tidak mengandalkan Tuhan.
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.” (Kolose 3:5).
Termasuk juga keinginan-keinginan yang jahat diantaranya: marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor, dusta dan kebohongan, kebencian, iri hati, kedengkian, gosip, dan lain-lain.
Dunia ini akan lenyap dan segala hal yang jahat serta terlarang itu akan ikut lenyap, tetapi setiap kita yang mau melakukan kehendak Allah akan tetap hidup selama-lamanya bersama Yesus sehingga kita dapat mengalami kepenuhan Kristus.
Diskusikan dalam komunitas saudara bagaimana saudara tetap mengasihi Tuhan di tengah-tengah gejolak dunia yang ingin membuat saudara cinta pada dunia ini!
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
FILIPI 3:10-14
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:10.
Apakah yang dirindukan dan diupayakan oleh Rasul Paulus dalam pengenalannya akan Tuhan?
Menurut saudara apakah maksudnya menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya?
Apakah tujuannya?
Apakah yang diupayakan oleh Rasul Paulus agar kerinduan hatinya dalam pengenalan akan Tuhan dapat diwujudkan?
Sebagai seorang pemimpin jemaat dan orang yang membawa pergerakan, maka Rasul Paulus memiliki tujuan yang sangat luar biasa yaitu ingin mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya juga mau menderita seperti Kristus juga pernah menderita bahkan sampai mati di kayu salib, sehingga Rasul Paulus pun ingin menjadi serupa dengan Kristus dalam kematian-Nya.
Tujuannya agar dia beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Untuk menjadi serupa dengan Kristus dalam kematian-Nya, maka diperlukan mati terhadap dosa dan kedagingan, mati terhadap keinginan dunia dan keinginan mata termasuk keinginan untuk mencintai diri sendiri atau mementingkan diri sendiri.
“Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” (Roma 6:11-12).
Hal ini perlu dihidupi setiap hari supaya kita membawa kehidupan Yesus dimanapun kita berada.
“Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” (II Korintus 4:10).
Dengan senantiasa hidup terus menerus serupa dengan Kristus dalam kematian-Nya, maka kita semua akan mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus dan menggenapi Firman Tuhan dalam Efesus 1:23: “Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu” menjadi seperti Yesus.
Diskusikan dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengupayakan kehidupan yang senantiasa serupa dengan Yesus dalam kematian-Nya!
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
GALATIA 2:19-21
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Galatia 2:20.
Dalam kehidupan kita, apakah yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup hanya untuk Tuhan?
Siapakah yang hidup di dalam kita setelah hidup kita disalibkan?
Hidup dengan bagaimanakah yang harus kita bangun agar Yesus selalu menjadi yang utama dalam kehidupan kita?
Akibat kita mengalami kelahiran kembali maka kita harus memiliki pemahaman bahwa hidup kita tidak pernah sendiri lagi tetapi kita bersama dengan Yesus.
Agar Yesus menjadi yang terutama di dalam hidup kita, maka kita harus memiliki pandangan bahwa kita sudah mati bagi dosa dengan cara menyalibkan segala bentuk keinginan daging dalam hidup kita bersama dengan Kristus.
“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24).
“Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Roma 6:6).
Bukti bahwa kita telah mati bagi dosa adalah bahwa hidup kita berjalan dengan iman dalam Anak Allah, bahkan di dalam terjemahan lain dikatakan berjalan dengan imannya anak Allah sehingga kebersatuan antara kita dan Kristus menyebabkan kita berjalan dalam kemenangan atas dosa serta hawa nafsunya.
Kehidupan Kristus nyata di dalam perkataan dan perbuatan kita bahkan dalam meresponi atau menanggulangi setiap peristiwa yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan iman yang kita miliki dalam Anak Allah menyebabkan kita dapat mengalahkan dunia ini.
“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah.” (I Yohanes 5:3-5).
Bersyukurlah karena kita memiliki imannya Anak Allah.
Diskusikan dalam komunitas saudara bagaimana saudara berjalan dalam kehidupan sehari-hari dengan iman di dalam Anak Allah!