“MEMINDAHKAN KEKAYAAN BANGSA-BANGSA”
Penulis : Pnt. Dr. Timotius Chandra, MA.
Editor : Ervinna Graceful
Harta kekayaan adalah sepenuhnya milik Tuhan dan kita semua dipercayakan untuk menjadi pengelola berkat yang Tuhan berikan, jadi Tuhan adalah pemilik dan kita adalah pengelola.
I Tawarikh 29:11-12:“Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.”
Tuhan secara tegas menginginkan kita semua sebagai anak-anakNya memiliki pandangan, penilaian dan sikap yang benar terhadap semua berkat-berkat yang dipercayakan Tuhan kepada kita, dan yang pasti harus sesuai dengan prinsip Kerajaan Allah.
Dalam pengelolaan berkat Tuhan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kita hidup dalam perjanjian berkat yaitu :
1. MENGEMBALIKAN APA YANG MENJADI BAGIAN TUHAN
Matius 22:21: “Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Tuhan Yesus Kristus menghendaki agar kita semua dapat memberikan apa yang menjadi bagian Tuhan.
Ini berbicara mengenai PERSEPULUHAN, diperlukan ketaatan dan kedisiplinan hati, bahwa semua yang kita miliki saat ini merupakan kepercayaan dari Sang Empunya segala sesuatu, sehingga kita dengan kesadaran penuh mengembalikan apa yang menjadi bagian Tuhan.
Taat dan disiplin, tentunya dengan penuh kasih dan sukacita memberikan persepuluhan, kemudian memberikan persembahan syukur kepada Tuhan, memberikan persembahan dan mendukung pekerjaan/pelayanan Tuhan seperti pelayanan Dana Misi, Diakonia, Alat, Multimedia, Gedung, C3, Yayasan CKB dan lainnya, karena hal inilah yang sesungguhnya menjadi benih yang memiliki daya multiplikasi seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 9:10-11: “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.”
MENABUR merupakan tindakan Iman untuk mengalami mujizat dan terobosan ekonomi.
Untuk itu diperlukan keberanian disertai tindakan iman, yaitu dengan memberi dan memberkati terlebih dahulu, menabur sebelum menuai, melangkah/bertindak dengan iman, maka mujizat pemulihan perekonomian dan kesejahteraan dan lainnya akan mengikuti.
Seperti yang dilakukan oleh seorang janda miskin di Sarfat di dalam 1 Raja-raja17:12-16: “Perempuan itu menjawab: “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.” Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.”
2. HIDUP DENGAN ATURAN KERAJAAN SURGA
Kita tidak dapat memakai hitung-hitungan dan kalkulasi dunia, seperti pengeluaran sedikit-dikitnya untuk hasil sebesar-besarnya, hemat pangkal kaya, dan seterusnya.
Yang seharusnya dilakukan adalah melangkah/ bertindak dengan iman, jika ingin mengalami terobosan berkat Tuhan, karena Firman Tuhan tidak pernah salah. “Berilah maka kamu akan diberi, menabur banyak menuai banyak.”
Tuhanlah yang menjadi sumber berkat yang sejati, Ulangan 8:18: “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.”
Allah tidak memberi kekayaan tapi Allahlah yang memberi kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan.
Ada tujuh kekuatan yang Tuhan berikan untuk memperoleh kekayaan yakni kekuatan Mengelola, Memberi, Bekerja dan Berusaha, Hikmat, Bergantung, Berkata-kata dan Bersyukur.
Kejadian 12:2: “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.”
Tuhan menghendaki agar kita semua menjadi berkat bagi Rumah Rohani dan pekerjaan Tuhan.
Tidak perlu takut untuk ambil bagian menabur dan menginvestasikan harta kita dalam ladang Tuhan sebab tidak ada yang hilang di tangan Tuhan, justru ditangan-Nya harta kita akan aman, diberkati dan dilipatgandakan untuk memberkati banyak orang.
Matius. 6:20: “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.”
3. MENGHINDARI PERHAMBAAN UANG DAN BERKOMITMEN TIDAK MENJADI BUDAK UANG ATAU HARTA
Ibrani 13:5:“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Kitalah yang menjadi pengelola harta benda atau uang, bukan sebaliknya uang yang memperbudak kita karena akar segala kejahatan adalah cinta akan uang.
1 Timotius 6:10: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Kita tidak boleh memperhamba diri kepada apapun selain kepada Allah sebab kita adalah anak-anak Allah.
Harta di dunia pada akhirnya akan kita tinggalkan.
1 Timotius 6:7: “Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar,” namun hati yang takut akan Tuhanlah yang akan kita bawa untuk memperoleh harta surgawi yang sejati.
Mari gereja Tuhan, dengan SEMANGAT dan ANTUSIAS, kita saling memberi teladan, saling mengingatkan dan saling mendorong untuk taat melakukan kehendak Tuhan dan Firman-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita semua.