“MENYANGKAL DIRI DAN MEMIKUL SALIB”
Penulis : Pramadya Wisnu
Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 16:24-27
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Apa yang harus dilakukan bagi umat Tuhan yang akan mengikut Kristus?
- Kapan Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya?
Keselamatan jiwa, selamat dari hukuman kekal adalah pintu awal kehidupan rohani seseorang.
Dahulu kita semua telah mati secara rohani oleh karena dosa-dosa yang kita lakukan.
Tetapi oleh iman kepada Kristus, maka kita yang percaya pada karya Kristus di kayu salib, maka kita telah memperoleh keselamatan kekal.
1 Yohanes 5:11,12 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
Percaya kepada Kristus adalah awal dari kehidupan kita sebagai orang benar.
Tetapi tentu Tuhan tidak menghendaki kita berhenti sekedar menjadi orang percaya.
Tuhan ingin kita bertumbuh menjadi manusia rohani dewasa, perilaku kita pun berubah.
Yang dulu suka berdusta, menjadi orang yang membenci dusta dan mencintai kejujuran dan integritas.
Yang dulu pemalas menjadi orang yang rajin.
Intinya semua perilaku dan sifat yang buruk berubah menjadi berperilaku benar dan baik adanya.
Hal-hal itu bisa kita miliki jika kita bersedia mengikut Kristus.
Lalu bagaimana cara kita mengikut Kristus?
Matius 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Pertama kita harus menyangkal diri kita.
Artinya kita menyangkal kehendak daging, antara lain: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, perselisihan, iri hati, amarah…
Menyangkal diri artinya juga berkata tidak kepada setiap tawaran dari roh jahat yang hendak menipu dengan rupa-rupa daya tarik dunia. Kedua, kita harus memikul salib.
Artinya kita bersedia menjalani hidup yang bisa saja membuat kita menderita ketika kita harus memilih antara hidup dalam kebenaran atau hidup dalam dosa.
Misalnya kita bekerja di bagian pemasaran yang bertugas memasarkan dan menjual produk ke instansi pemerintah atau ke perusahaan.
Lalu agar penjualan ini bisa lancar, atasan menyuruh kita melakukan suap ke manajer atau orang yang bertanggung jawab dalam pembelian atau pengadaan barang di instansi pemerintah.
Menyuap adalah hal yang salah secara hukum di Indonesia dan salah juga menurut ajaran Alkitab.
Sehingga menerapkan prinsip “memikul salib” adalah tindakan yang dengan sadar kita lakukan dengan menolak melakukan penyuapan.
Konsekuensinya, mungkin kita akan di pindahkan ke bagian lain atau bahkan mungkin hingga dipecat dari perusahaan.
Saudara, tidak selalu kita mengalami situasi yang manis dan menyenangkan.
Kadang Tuhan menguji kita, apakah kita sudah layak untuk di promosikan secara rohani.