Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Paulus dan teman-temannya lihat dalam perjalanan mereka di tengah hari bolong?
Ketika rebah ke tanah, apa yang Paulus dengar? Dan apa jawaban Paulus?
Siapa yang mengutus Paulus kepada bangsa-bangsa lain?
Apa saja tugas-tugas Paulus ketika dia di utus? (ayat 18)
Saudara pada umumnya ketika seorang “terdakwa” di perhadapkan dengan situasi pengadilan, maka yang dirasakan oleh “terdakwa” tersebut adalah ketakutan, kecemasan, bahkan karena takut akan dihukum berat cenderung untuk tidak berkata jujur atau berkata terus terang di depan mahkamah agar mendapat hukuman yang seringan mungkin.
Paulus juga mengalami tekanan namun Paulus justru menceritakan dengan jelas mengenai apa yang diperbuat Tuhan dalam hidupnya menjadi suatu kesaksian.
Pembacaan Alkitab kita diatas menerangkan bahwa Paulus yang sudah beberapa hari dipenjara, tanpa diadili atas tindakan “salah” yang tidak dilakukannya dengan sangat berani memberi penjelasan tentang kehidupan lamanya di depan Raja Agripa, yang mana dahulu Paulus sangat membenci pengikut Tuhan Yesus.
Apa yang membuat Paulus berani menceritakan tentang siapa dia dahulunya? Ternyata perjumpaan dengan Tuhanlah yang menjadi titik balik atau “turning point” Paulus menjadi orang yang berani.
Bahkan karena keberanian Paulus menceritakan tentang pertobatannya di depan Raja Agripa, menurut Kisah Para Rasul 26:28”Jawab Agripa: “Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi orang Kristen!”
Tidak semua kita mengalami hal yang sama seperti Paulus, mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara supranatural.
Jadi bagaimana caranya untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan? Jawabannya sederhana, bacalah Firman Tuhan secara rutin, renungkanlah Firman itu siang dan malam, mintalah hikmat dan wahyu, agar Tuhan menyingkapkan rahasia Firman yang kita baca.
“Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan didalam hatimu” (Roma 10:8b).
Tujuan hidup kita berubah adalah agar Nama Tuhan di permuliakan melalui cara hidup kita, sehingga karena hidup kita yang berubah banyak orang-orang di sekitar kita menjadi percaya kepada Yesus.
Diskusikan dalam komunitasmu, apakah hidup kita sudah berubah kearah yang lebih baik? dan apakah hari-hari ini hidup kita menjadi lebih sungguh-sungguh mengikut Tuhan? Jika belum, maka alamilah perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi. Karena Yesuslah yang sanggup mengubah karakter serta hidup kita.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Allah mau beritahukan kepada orang-orang kudusNya?
Siapakah yang diberitakan oelh Paulus dalam surat kepada jemaat di Kolose ini?
Apa tujuan Paulus menasehati dan mengajari banyak orang?
Apa yang digumulkan dan diusahakan oleh Paulus?
Kolose 1:27-29 ini merupakan bagian dari perikop yang berjudul Pelayanan dan Penderitaan Paulus, surat ini ditulis Paulus kepada jemaat di Kolose untuk mengingatkan mereka akan rahasia Kristus yang disingkapkan kepada orang kudusNya.
Pengenalan yang semakin dalam akan Kristus yang dialami oleh Paulus memotivasi seluruh perjalanan misinya sehingga menghasilkan banyak murid-murid Kristus di berbagai tempat termasuk di Kolose ini.
Paulus tentu saja menghadapi berbagai rintangan dalam perjalanan yang dilakukannya demi Injil, namun kita tahu bahwa dia memegang visi yang Tuhan berikan dalam hidupnya.
Paulus tidak hanya memiliki visi tetapi dia juga mengeksekusi seluruh visi yang didapatkan dari Tuhan dengan bekerja begitu keras dan fokus.
Dia menyadari bahwa kuasaNya telah bekerja dengan kuat di dalam hidupnya sehingga dengan segala tenaga mengusahakan dan menggumulkan agar Kristus dapat diberitakan melalui kehidupannya.
Paulus menyadari sejak perjumpaannya dengan Kristus bahwa dia memiliki panggilan untuk memberitakan Injil Kerajaan dalam hidupnya, dan itulah yang dipikirkannya setiap hari, direncanakan dan dijalankannya sehingga kita bisa melihat hasilnya hari ini dengan bertambah banyaknya murid-murid Kristus.
Kita semua memiliki visi untuk Indonesia dan bangsa-bangsa penuh kemuliaanNya, itulah yang kita doakan setiap menghadiri persekutuan doa, tetapi tentu tidak cukup hanya kita doakan, kita perlu mengeksekusinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud dari iman kita.
Apakah kita terus setia memuridkannya untuk memimpin orang kepada kesempurnaan dalam Kristus?
Bila kita berhenti sampai tahap mendoakannya saja apakah itu seperti yang diteladankan oleh Paulus?
Mari kita baca dan renungkan bersama ayat ini: “Kristus itulah yang kami beritakan kepada setiap orang. Kami mengingatkan dan mengajar mereka semuanya dengan segala kebijaksanaan. Tujuan kami ialah supaya setiap orang dapat dibawa kepada Allah, sebagai orang yang dewasa dalam hal-hal rohani, karena sudah bersatu dengan Kristus. Untuk mencapai hal itu saya bekerja keras. Saya berjuang dengan seluruh tenaga yang diberikan Kristus kepada saya dan yang bekerja dalam diri saya dengan penuh kuasa.” (Kolose 1:28-29, Indonesia BIS).
Jadilah dewasa dalam hal-hal rohani sehingga menghasilkan murid-murid Kristus sebagai perwujudan tercapainya mandat regenerasi yang Tuhan berikan.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang Paulus inginkan agar Allah menyelamatkan mereka?
Kebenaran seperti apakah yang coba mereka cari?
Roma 10:2 ”Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.”
Ini adalah gambaran orang Yahudi di masa gereja yang mula-mula: mereka giat untuk Allah.
Mereka memiliki Kitab Taurat dan itu menjadi acuan utama kehidupan agamawi mereka.
Orang Farisi dan para ahli Taurat bahkan lebih berusaha untuk mentaati Taurat dibandingkan melakukan kebajikan seperti yang Yesus lakukan.
Alkitab mencatat, berulang kali mereka memprotes tindakan Yesus, misalnya seperti yang tertulis dalam kitab Markus 2:16 ”Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
Paulus mengerti benar situasi seperti ini dan itu yang menyebabkan dia sangat terbeban untuk keselamatan jiwa bangsanya.
Roma 10:1,3 ”Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.”
Orang Yahudi, mata rohani mereka dibutakan sehingga mereka tidak bisa melihat kebenaran Allah.
Dan hal itu berlangsung hingga saat ini.
Dari 14 juta orang Yahudi di seluruh dunia, dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari mereka tidak percaya bahwa Yesus (Yeshua) adalah Mesias.
Statistik memproyeksikan bahwa hanya 175.000 orang Yahudi di AS saja yang percaya kepada Yesus, sementara perkiraan di seluruh dunia berkisar antara 350.000 hingga 1,7 juta.
Hal yang sama terjadi di berbagai wilayah lain, baik di Indonesia maupun di dunia.
Di Indonesia terdapat lebih dari 150 STA (Suku Terabaikan).
Suku terabaikan adalah suku di mana jumlah orang percaya atau jemaat belum mampu untuk menjangkau sukunya sendiri.
Walaupun tidak ada kesatuan antara lembaga-lembaga misi mengenai persentase dari jumlah penduduk dari sebuah suku yang harus dianggap “Kristen” agar tidak lagi dianggap terabaikan.
Suku-suku tersebut dianggap terabaikan apabila suku tersebut melebihi populasi 10.000 jiwa dengan kurang dari 1% jumlah warganya yang mengenal Kristus.
Begitu banyaknya orang-orang yang belum mengenal Kristus, sehingga tugas pemberitaan Injil tidak bisa hanya diserahkan kepada para misionaris dan penginjil. Itu adalah tugas semua orang yang percaya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu bersaksi kepada teman atau anggota keluarga.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan Firman Hidup?
Rasul Yohanes mengatakan bahwa dia telah melihat hidup, apakah maksudnya?
Rasul Yohanes sebagai penulis Kitab 1 Yohanes adalah satu-satunya rasul yang meninggal di usia tua.
Menulis lima kitab dalam Perjanjian Baru, Yohanes adalah penulis paling produktif setelah Rasul Paulus.
Kitab kiriman 1, 2 dan 3 Yohanes berbeda dibandingkan dengan Injil Yohanes terlebih dengan Kitab Wahyu yang juga ditulis oleh Yohanes.
Kitab kiriman 1, 2 dan 3 Yohanes seperti ditulis oleh seorang bapak kepada anak-anaknya.
Bapak yang penuh kasih, bapak yang ingin agar anak-anaknya bertumbuh dewasa, memiliki hubungan atau persekutuan yang erat dengan Allah Bapa.
Dan memiliki hubungan yang erat dengan Allah Bapa itulah yang akan menyebabkan kita sebagai anak-anak Allah akan bertumbuh dengan benar dalam kasih dan anugerah-Nya.
Dalam Alkitab tertulis berulang kali agar kita umat Tuhan menjadi saksi bagi orang-orang yang belum percaya.
Menjadi saksi antara lain dengan memberikan testimoni kita atau menceritakan pengalaman hidup kita kepada orang lain.
Pengalaman hidup yang bagaimanakah? Tentu bukan pengalaman hidup yang dibuat-buat agar testimoni kita tampak indah didengar.
Tetapi pengalaman hidup yang otentik, asli, pengalaman hidup yang berkemenangan yang dihasilkan dari kehidupan yang intim bersama dengan Allah pencipta.
Jadi bersaksi tidak harus menceritakan Injil, tetapi kita juga bisa menceritakan pengalaman bagaimana Tuhan menolong kita dari kegagalan usaha, dari kebiasaan buruk, dari kesulitan dalam menempuh studi.
Pengalaman-pengalaman yang otentik, apa adanya ketika itu diceritakan, kadang dampaknya justru lebih besar kepada para pendengar dibandingkan ketika orang mendengarkan khotbah di gereja.
Mengapa demikian, karena pengalaman seseorang yang mengalami pergumulan dalam bidang apa pun dan ketika dia mendapatkan pencerahan atau solusi atas persoalannya sebagai hasil dari persekutuan yang intim dengan Tuhan.
Maka orang yang mendengar akan melihat dan menyadari bahwa Allah adalah Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang mendengar seruan umat-Nya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu, mengalami pertolongan Tuhan dalam bidang apa pun.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa orang di Korintus membutuhkan bukti?
Mengapa Paulus menyebut dirinya lemah?
Pada waktu rasul Paulus melayani di Korintus, Paulus mendapati begitu banyak nabi-nabi palsu yang berusaha untuk menyesatkan jemaat di Korintus.
Tentang hal ini kita bisa membaca di Kitab 2 Korintus pasal 11.
Seperti misalnya ditulis di ayat 4: “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.”
Itulah sebab Paulus menulis di 2 Korintus 13:3 “Karena kamu ingin suatu bukti, bahwa Kristus berkata-kata dengan perantaraan aku, dan Ia tidak lemah terhadap kamu, melainkan berkuasa di tengah-tengah kamu.”
Ada suatu masa dimana banyak orang Yahudi meragukan keabsahan Paulus sebagai rasul dan sebenarnya mereka juga meragukan Firman yang disampaikan oleh Paulus.
Dan hal tersebut disebabkan adanya para pengajar palsu yang memberitakan Injil yang berbeda.
Jika di jaman gereja yang mula-mula telah terjadi penyesatan, Alkitab juga menyatakan bahwa di masa akhir jaman juga akan muncul nabi-nabi atau pengajar palsu.
1 Timotius 4:1”Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.”
Matius 24:11 ”Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.”
Untuk itu perlu umat Tuhan untuk tetap waspada, jika ada orang yang mengajarkan “kebenaran” dengan nilai-nilai yang berbeda dengan kebenaran yang selama ini sudah diyakini.
Renungkan dan mohon pencerahan Roh Kudus. Atau bertanya kepada para hamba Tuhan yang kita percaya.
1 Yohanes 4:1”Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.”
Tetaplah waspada tanpa harus menghakimi siapa pun.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu, jika engkau pernah mendengar tentang pengajaran palsu.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Hal apa yang menyebabkan Paulus sampai harus “memamerkan” pelayanan yang disertai tanda dan mujizat?
Hal penting apakah yang Paulus lakukan, yang mengiringi pelayanan dengan manifestasi tanda dan mujizat?
Roma 15:18-19a ”Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh.”
Tanda-tanda dan mujizat acapkali muncul di Alkitab.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan tanda-tanda? Tanda-tanda adalah peristiwa khusus yang “menandakan” bahwa sesuatu yang ajaib sedang terjadi.
Itu adalah tanda (sign, dalam Bahasa Inggris) yang artinya petunjuk tentang apa yang Roh Kudus sedang kerjakan.
Dan mengikuti tanda-tanda adalah mujizat atau mukjizat sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia.
Tanda dan mujizat yang didemonstrasikan oleh para rasul semuanya berasal dari Roh.
Mereka menjadi saluran Roh Allah untuk memanifestasikan kehadiran dan kuasa-Nya.
Adapun tujuan dari manifestasi kuasa Roh tersebut itu antara lain untuk:
Untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Kisah Para Rasul 2:22 “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.”
Untuk mendukung Firman Tuhan. Markus 16:20 “Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya”.
Untuk menegaskan bahwa Allah menyertai umat-Nya di Perjanjian Baru, sama seperti ketika Dia menyertai umat-Nya di masa Perjanjian Lama. Ulangan 6:22 “TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita.”
Tanda-tanda dan mujizat itu akan terus berlangsung hingga akhir jaman.
Bahkan jika kita membaca Kitab Wahyu, di masa akhir jaman nanti, Roh Allah akan banyak melakukan tanda-tanda dan mujizat melalui para murid-Nya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu, jika ada, ketika engkau melihat tanda-tanda atau mengalami mujizat Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah jabatan dari tujuh orang yang dipilih oleh para Rasul?
Apakah yang menjadi tugas dari ke tujuh orang tersebut?
Kitab Kisah Para Rasul adalah cerita atau kisah tentang para Rasul, para murid Tuhan Yesus.
Ini tidak hanya tentang dua belas orang murid yang ada dimuridkan secara khusus oleh Yesus, tetapi juga tentang 70 orang murid, 120 orang murid dan ribuan murid-murid lainnya.
Kitab Kisah Para Rasul, tentu bukan hanya tentang sejarah pergerakan dari gereja yang mula-mula.
Tetapi di Kitab ini kita memang akan menemukan tentang hal-hal yang luar biasa: tanda dan mujizat yang dilakukan oleh Roh Kudus melalui para murid, para rasul.
Tanda dan mujizat ini menyertai pelayanan para murid, ini adalah demontrasi kuasa Roh Kudus.
Demonstrasi kuasa Allah ini memiliki efek ganda, pertama hal ini akan meneguhkan para murid sebagai salah satu petunjuk atau konfirmasi bahwa Allah menyertai mereka.
Kedua, ini tentu akan memberikan efek kepada yang melihat atau merasakan langsung dampak dari tanda dan mujizat tersebut.
Di Kisah Para Rasul pasal 3 terdapat cerita bagaimana Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang yang lumpuh.
Kejadian tersebut tentu menyedot perhatian banyak orang sehingga akhirnya ribuan orang berkumpul di Bait Allah untuk melihat dan mendengarkan khotbah Petrus dan Yohanes.
Akibatnya memang akhirnya mereka ditangkap oleh pengawal bait Allah atas suruhan para imam.
Tetapi setelah di sidang dan Imam Besar tidak bisa membuktikan kesalahan Petrus dan Yohanes, mereka dilepaskan.
Dan ini doa mereka, ketika mereka telah dilepaskan: “Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.”(Kisah Para Rasul 4:29-30).
Dan terbukti tanda dan mujizat banyak terjadi setelah peristiwa tersebut, baik yang dilakukan oleh para murid dan para diaken serta banyak orang percaya lainnya.
Dan tanda serta mujizat tidak berhenti di masa gereja yang mula-mula.
Cerita tentang kisah-kisah kebangunan rohani atau revival baik yang terjadi di Soe, NTT tahun 1965, di Azusa street Los Angeles, Amerika Serikat; di Welsh; di Tiongkok, India, dsb.
Mujizat masih ada dan Roh Tuhan mencari siapakah yang bersedia untuk dipakai sebagai sarana untuk melakukan tanda dan mujizat, bagi kemuliaan-Nya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu, jika ada, melihat atau mengalami mujizat Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa banyak orang Samaria menjadi percaya kepada Yesus?
Apa yang orang Samaria minta kepada Yesus?
Apa yang orang Samaria katakan kepada perempuan yang telah bersaksi?
Bagaimana caranya menjadi saksi dengan dampak hebat seperti Perempuan Samaria itu?
Banyak orang Kristen rajin beribadah dan berbuat baik dalam hidupnya, namun tidak berani untuk memperkatakan imannya dan bersaksi.
Bersaksi dianggap sebagai tugas para pelayan atau pengkhotbah saja.
Dalam Amanat Agung, Allah memanggil kita untuk menjadi saksiNya, memberitakan Injil dan memuridkan.
Ini bukanlah pilihan, tetapi bagian hidup orang percaya.
Lalu “Bagaimana saya bisa bersaksi dengan penuh kuasa?”
Kita bisa belajar dari kisah wanita Samaria.
Wanita ini bukanlah orang yang sudah lama percaya, ia bahkan masih hidup dalam dosa saat bertemu Yesus.
Tetapi, karena ia percaya kepada Tuhan Yesus, ia berani bersaksi kepada penduduk kotanya, sehingga dikatakan bahwa “Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu….”
Terkadang kita tidak berani untuk bersaksi karena kita berpikir begitu rumit.
“Duh, saya harus ngomong apa? Saya belum paham firman Tuhan.
Saya masih sering gagal untuk melakukan firman Tuhan…”
Kita perlu memahami bahwa kita semua adalah murid Kristus.
Seorang murid, tentunya masih belajar dan mungkin saja gagal.
Seorang murid pasti memiliki bagian yang tidak dimengertinya.
Apa yang membuat seorang murid mau bersaksi atau mengajar murid lainnya?
Karena murid tersebut mendapatkan pemahaman baru dan mengalami manfaat dari apa yang dipelajarinya.
Secara natural, manusia biasanya akan otomatis bercerita kepada orang lain tentang sesuatu yang menarik dan penting baginya.
Bersaksi juga adalah hal yang wajar kita lakukan jika kita sungguh-sungguh mengalami firman, kasih, dan kuasa Tuhan.
Sama seperti wanita Samaria, ia hanya bercerita tentang apa yang dialamiNya.
Selebihnya Yesuslah yang mengajar dan menyatakan pribadiNya kepada orang-orang Samaria tersebut sehingga mereka menjadi percaya.
Bersaksi dengan penuh kuasa bukan berarti kita harus sudah hebat baru bisa bersaksi.
Sebaliknya dalam kelemahan dan keterbatasan, kita terus mengalami Yesus, terus mengasihiNya, dan menceritakan perbuatanNya.
Maka akan ada kuasa dari ketaatan yang akan menunjukkan kuasaNya yang tidak terbatas bagi setiap orang.
Kapan terakhir kali Saudara bersaksi akan kebaikan Tuhan? Pikirkanlah minimal satu orang yang dekat dengan Saudara dan mulai bersaksi kepadanya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa orang-orang di Galilea takjub kepada pengajaran Yesus?
Apa yang terjadi di rumah ibadat saat Yesus mengajar?
Siapakah yang tunduk kepada perintah Yesus?
Bayangkan kita berada di tengah sekumpulan anak-anak yang sedang sibuk ngobrol dan beraktivitas.
Cenderung gaduh dan tidak tekendali. Bagi sebagian orang, khususnya mereka yang berprofesi guru, akan mempelajari bagaimana bicara dengan otoritas untuk bisa menenangkan suasana yang ribut tersebut.
Sementara, bagi sebagian orang lagi yang mungkin tidak suka anak-anak, dan tidak punya panggilan untuk mengajar, akan lebih memilih menyingkir saja ke tempat lain.
Terlepas dari apapun profesi kita, kita tentu mengharapkan kata-kata kita didengar.
Kita tidak suka, ketika bicara dan diabaikan.
Namun di sisi lain, kita juga sering bergumul ketika mendengarkan orang lain berbicara tidak dengan dengan kejelasan dan otoritas.
Jika kita melihat perjalanan Tuhan Yesus selama Ia di dunia, Yesus mengajar di mana-mana dengan penuh kuasa.
Orang-orang takjub mendengar pengajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa.
Bahkan roh jahat, dan alam pun tunduk kepada perintahNya.
Mengapa perkataan Yesus begitu penuh dengan kuasa?
Apakah semata-mata karena Dia adalah Allah, jadi apapun yang dilakukanNya menjadi berkuasa?
Jika demikian adanya, maka tidak ada harapan bagi kita untuk bisa memiliki kuasa yang sama karena kita bukan Allah.
Namun, puji nama Tuhan karena Ia menyatakan dalam Yohanes 14:12“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.”
Janji tersebut menguatkan kita, bahwa kita pun bisa memiliki perkataan yang penuh kuasa.
Lalu bagaimana kita bisa memiliki perkataan yang penuh kuasa?
Tentu saja dengan meneladani hidup Yesus yang senantiasa taat sejalan dengan Bapa, dan tinggal dalam kasih karuniaNya.
Kita bisa dipakai Allah untuk menyatakan suaraNya yang penuh kuasa, hanya ketika cara hidup kita selaras dengan Allah.
Pada saat itu, bukan lagi perkataan kitalah yang penuh kuasa, namun perkataan Allah yang penuh kuasa itu dinyatakan melalui kita.
Maukah saudara mengalami perkataan yang penuh kuasa? Hal apakah yang seringkali membuat perkataanmu diabaikan orang?
Maukah saudara menjadi orang tua yang suaranya didengar dan dituruti oleh anak-anaknya.
Menjadi anak muda yang suaranya diperhitungkan.
Menjadi karyawan dan pengusaha yang suaranya membawa perubahan.
Saudaraku, Yesus yang adalah Allah pun belajar taat selama hidupNya.
Filipi 2:8 berkata, ”Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Mari Saudara, kita memiliki cara hidup dan perkataan yang benar sehingga iman dan perbuatan kita sejalan.
Perkataan kita menjadi berkuasa karena kita sejalan dengan Dia.
Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara contoh kata-kata yang berkuasa dan yang tidak dalam keseharian Saudara. Praktekanlah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimanakah kita bisa mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna?
Apa yang terjadi ketika kita mengetahui kehendak Tuhan yang sempurna?
Bagian apakah yang ditentukan bagi orang-orang kudus?
Beli barang. Lalu coba membaca dan membaca, petunjuk pemasangan dan penggunaannya.
Tapi, berulang dibaca tetap tidak mengerti. Pernahkah Saudara mengalaminya?
Ketidakmengertian kita, bisa disebabkan karena berbagai hal.
Bisa karena penyampaian bahasa yang membingungkan, atau kita yang tidak terbiasanya membaca petunjuk, atau karena gaya belajar yang berbeda, dan lain-lain.
Yang pasti, ketika kita tidak mengerti, tapi lanjut memasang, maka ada kemungkinan kita salah memasang dan merusak barang tersebut.
Ada juga rasa kesal, karena butuh waktu yang lama untuk bisa memahami dan menikmati kegunaan barang tersebut.
Seringkali, demikian pula dalam hal mengerti kehendak Tuhan.
Bukankah seringkali kita bertanya-tanya, “Apa kehendak Tuhan bagi saya?”
Seandainya saja ada petunjuk yang jelas, atau Tuhan langsung menampakkan diri, maka ada titik terang dan kita tidak bingung atau salah jalan.
Betul begitu kan?
Saudara, rasul Paulus menyatakan, bahwa ia berdoa agar jemaat Kolose menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.
Paulus menyatakan bahwa ketika kita mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, hidup kita layak dan berkenan kepadaNya.
Kita akan memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik, dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.
Dan kita dikuatkan dengan segala kekuatan, oleh kuasa kemuliaanNya, untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.
Kebanyakan orang, ingin langsung lompat kepada jawaban atas setiap masalah.
Apakah kita termasuk orang yang demikian?
Apakah kita termasuk orang yang berpikir, sebisa mungkin mengutip beberapa ayat Firman, dan langsung melihat hasilnya?
Ia berkuasa, tetapi perlu dipahami dalam terang Roh Kudus, sehingga kita bisa mempraktekannya dalam hidup kita dan mengalami kuasanya.
Oleh karena itu, pertanyaan yang mendasar, maukah kita meminta hikmat dan pengertian kepada Tuhan, untuk mengetahui kehendakNya dengan sempurna?
Ya, bahkan di tengah proses yang terkadang tidak mudah dipahami dan dijalani.
Tahukan saudara, justru seringkali di tengah ketidaknyamanan proses itulah, kita bertumbuh dan menjadi kuat.
Apakah Saudara pernah mengalami bagaimana hikmat dan pengertian dari Tuhan memimpin Saudara mengambil suatu keputusan? Jika tidak, berdoalah memintaNya. Jika iya, bagikanlah kepada rekan persekutuan Saudara.