NILAI ALKITABIAH

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

2 TIMOTIUS 3:14-17

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang harus dilakukan Timotius terkait kebenaran?
  2. Apakah kegunaan Alkitab?
  3. Apakah kegunaan mempelajari Alkitab?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:16-17 TB2).

Kalimat “Segala tulisan yang diilhamkan Allah” dalam Alkitab Bahasa Indonesia Terjemahan Baru berubah menjadi “Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah”dalam TB2.

Perubahan ini disebabkan pada terjemahan sebelumnya tersirat bahwa dalam Alkitab ada yang tidak diilhamkan Allah.

Pada terjemahan TB2 dikoreksi.

Ini sejalan dengan versi Bahasa Yunani yang tidak ada kata “yang”.  

Sedangkan penyebutan istilah Alkitab ada dalam Markus 15:28 dan Lukas 4:16.

Alkitabiah menurut kamus Bahasa Indonesia berkenaan dengan kitab.

Dalam Bahasa Inggris, alkitabiah adalah Biblical, yang menurut Merriam webster dictionary memiliki arti “berkaitan dengan Alkitab atau sesuai dengan Alkitab”.

Dapat disimpulkan Alkitabiah adalah seluruh aspek (kehidupan) harus sesuai dengan Alkitab.

Oleh karena itu, setiap orang Kristen harus mempelajari Alkitab dengan benar supaya dapat dijadikan dasar kehidupan.

Alkitab adalah ilham Allah kepada si penulis, namun ditulis dengan bahasa dan budaya setempat.

Oleh karena itu saat mempelajari Alkitab, kita sangat memerlukan Roh Kudus untuk memahaminya.

Namun demikian, karena Alkitab ditulis dalam budaya dan bahasa tertentu, kita juga perlu mempelajari sejarah kitab-kitab yang akan kita baca tersebut, sehingga kita tidak kehilangan konteks.

Saudara, Alkitabiah dimulai dengan pemahaman Alkitab yang benar dan pengajaran yang benar, dan pada akhirnya akan menjadi praktik hidup yang benar. 

Untuk itu kita perlu menyediakan waktu dan pikiran untuk mempelajari Alkitab, dan membangun pola pikir yang sesuai Alkitab.

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:2).

Kata pikirkan dalam Bahasa Yunani memiliki pengertian “berpikir yang mendalam sampai menjadi opini pribadi dan dilakukan atau bertindak dengan opioni tersebut”. 

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membangun pola pikir alkitabiah.

Pembacaan Alkitab Setahun

Bilangan 18-20