MELAHIRKAN GEREJA-GEREJA BARU
Penulis : Pdt. Robinson Saragih
Pembacaan Alkitab Hari ini :
YESAYA 54:1-5
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
- Siapakah yang akan bersorak-sorai dan bergembira dalam konteks ini, dan mengapa hal itu bisa terjadi?
- Apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang akan berkembang ke kanan dan ke kiri karena memiliki banyak keturunan?
- Mengapa orang yang menjadi janda merasa malu?
- Allah Israel disebut dengan apa?
Saudara, ketika kita mendorong dan mendampingi seorang anak PA untuk memulai memimpin kelompok baru, maka sebenarnya kita sedang menginisiasi lahirnya gereja baru.
Jika kelompok baru tersebut berjalan dan kita mendampingi agar mereka belajar dan bertumbuh dengan baik, maka kita sedang mementori satu kelompok yang baru.
Setiap kelompok ini dapat disebut dengan gereja yang baru.
Konsep gereja tidak hanya terkait dengan gedungnya, melainkan juga dengan orang-orang yang dipanggil dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk menjalani proses dimuridkan agar kita dapat menjadi murid yang baik.
Ketika kita berhasil menjadi murid, maka kemudian kita dapat menjadikan orang lain menjadi murid dengan baik.
Apabila prinsip ini dijalankan dengan baik, maka memulai satu kelompok baru akan menjadi sangat mudah.
Mari tekuni kelompok PA-mu, di mana engkau dimuridkan.
Jadilah murid yang baik agar nantinya engkau dapat membimbing orang lain menjadi murid.
Meskipun sederhana, persoalannya terletak pada keengganan untuk mengikuti PA dengan teratur dan rendah hati untuk mau mendengarkan arahan pembimbing.
Saudara, memulai kelompok baru bisa dilakukan dengan pemberitaan Injil secara pribadi atau melalui tugas yang diberikan oleh gereja untuk memuridkan orang-orang baru.
Hal ini merupakan suatu persiapan untuk menanamkan dasar gereja yang baru dengan konsep bahwa setiap orang percaya adalah Bait Allah:
1 Korintus 6:19-20 ”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Saudara, dengan prinsip ini, maka setiap orang yang telah percaya dianggap sebagai bait Roh Kudus.
Setiap orang yang percaya adalah gereja dan persekutuan orang percaya disebut tubuh Kristus atau rumah rohani.
Oleh karena itu, jika kita mau mendirikan atau melahirkan gereja baru, mari kita lakukan pemberitaan Injil agar kita dapat orang percaya yang baru.
Jika orang percaya baru ini dimuridkan, maka kita memiliki berpotensi untuk membangun bait-bait Allah yang baru yaitu tempat dimana mereka berkumpul, membentuk tubuh Kristus dan rumah rohani.
1 Petrus 2:5 ”Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.”
Saudara, istilah yang digunakan oleh Rasul Paulus dan Petrus agak berbeda, namun esensinya sama, yaitu keduanya merujuk pada makhluk rohani.
Rasul Petrus menyebut individu yang percaya sebagai ”batu hidup” yang membangun rumah rohani sedangkan Rasul Paulus menggunakan istilah ”bait Allah” karena Roh Kudus telah berdiam di dalam individu yang percaya.
Dengan pemahaman seperti ini, maka membangun gereja baru memerlukan banyak orang percaya yang menjadi batu sebagai bahan bangunan rumah rohani sesuai dengan pernyataan Rasul Petrus.
Sedangkan, Paulus menyatakan bahwa setiap individu percaya adalah bait Roh Kudus yang secara individu mampu menjalankan fungsi rumah rohani yaitu untuk melakukan persembahan rohani yang berkenan kepada Allah melalui Yesus Kristus.
Melahirkan gereja-gereja baru adalah memenangkan jiwa-jiwa baru dengan menyampaikan kabar baik, yakni pemberitaan Injil keselamatan.
Ketika orang-orang percaya ini yaitu bait Roh Kudus menurut Paulus dan didorong oleh Paulus dengan tugas: “Muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” sudah bisa menyembah Allah secara pribadi, maka fungsi sebagai alat untuk menaikkan penyembahan sudah bisa dilakukan oleh pribadi-pribadi yang telah didiami oleh Roh Kudus itu.
Oleh karena itu, untuk melahirkan gereja-gereja baru dapat dilakukan dengan memenangkan orang yang belum percaya agar menjadi percaya dan dimuridkan sehingga dia juga mampu memuridkan lagi orang-orang yang belum percaya.
Hal ini dilakukan dengan pemberitaan Injil dan dilanjutkan dengan membaptiskan mereka ke dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Mengapa gereja atau jemaat-jemaat seringkali mengalami kesulitan untuk bertambah besar atau sering mengalami stagnasi?
Pembacaan Alkitab Setahun
Bilangan 8-10