Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 16:24.
Apakah konsekuensi bagi setiap orang percaya yang sungguh-sungguh mau mengikut Yesus?
Apakah yang akan kita peroleh ketika kita menyerahkan kehidupan kita untuk mengikut Dia?
Dijadikan apakah setiap kita yang mengikut Yesus?
Bagi setiap orang yang percaya yang mau mengikut Yesus maka mereka harus menyangkal diri dan pikul salib, sebab hidup kita bukan milik kita tetapi milik Yesus.
“Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.”(1 Korintus 3:23).
“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24).
Dalam hal menyangkal diri maka kita harus lebih mementingkan keinginan Tuhan dan sesama kita daripada keinginan kita.
Keinginan kita adalah menuntut hak dan kepentingan kita.
Tetapi karena kita adalah milik Kristus maka kita harus mengutamakan keinginan dan kehendak Tuhan, sehingga kita dapat hidup dalam keinginan daging dan dosa tetapi keinginan Roh, sehingga hidup kita selalu dipimpin oleh Roh Kudus.
“Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.”(Galatia 5:25-26).
Dan dalam hal memikul salib dimana firman Tuhan berkata bahwa kita dipanggil bukan hanya untuk percaya kepada Tuhan tetapi menderita bagi Dia.
Penderitaan yang kita alami adalah bukti bahwa kita mau memikul salib karena iman kepada Yesus.
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”(Filipi 1:29).
Penderitaan yang kita alami karena kita memutuskan hidup untuk mengikut Yesus dimana kita tidak hidup lagi menurut dunia ini tetapi hidup bagi Kristus.
Dan tujuannya agar hidup kita dipakai untuk menceritakan Kristus dan karya-Nya sehingga dunia ini dapat beriman kepada Yesus.
“Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.”(Markus 1:17-18).
“Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”(2 Timotius 4:5).
Marilah kita menyangkal diri dan pikul salib dan mengikut Yesus.
Dengan demikian maka kita dapat membawa Injil Kerajaan Allah kepada dunia tanpa membawa kepentingan kita tetapi membawa kepentingan Allah walaupun disertai dengan penderitaan yang harus kita alami.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara tetap dapat senantiasa menyangkal diri dan pikul salib dalam mengikut Yesus agar Injil Kerajaan Allah sampai kepada bangsa-bangsa.
MENYERAHKAN ANGGOTA TUBUH SEBAGAI SENJATA KEBENARAN
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini :
ROMA 6:12-14
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 6:13.
Hal apakah yang tidak berkuasa lagi dalam hidup kita ketika kita memahami akan kematian dan kebangkitan Yesus?
Jika demikian, kepada siapakah kita serahkan tubuh kita?
Untuk tujuan apakah kita menyerahkan seluruh anggota-anggota tubuh kita?
Kuasa kematian Yesus telah membuat kita memahami bahwa kita telah mati bagi dosa sehingga kita memiliki kehidupan yang baru yaitu kehidupan bagi dan untuk Yesus.
Kita dimampukan untuk hidup berkemenangan atas dosa dan maut.
“Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.”(Roma 6:10-11).
Di dalam tubuh kita tidak ada lagi kuasa dosa yang dapat dipakai oleh iblis untuk mencintai dunia ini, mencintai hidup kedagingan, mencintai uang dan mencintai diri sendiri, dan kita memiliki hidup yang mencintai kebenaran.
Hidup yang baru itu adalah hidup yang dimiliki oleh Yesus sehingga kita tidak boleh hidup sembarangan tetapi hidup bagi Kristus.
Hal yang harus kita lakukan agar dapat senantiasa hidup dalam kebenaran adalah dengan cara menyerahkan hidup dan anggota tubuh kita untuk Tuhan sehingga dapat dipakai sebagai senjata kebenaran Tuhan.
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”(Roma 12:1).
“Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.”(Roma 6:19).
Selain itu kita harus memiliki pola pikir yang baru yaitu hidup di dalam kehendak dan rencana Allah.
Oleh sebab itu, pikiran kita harus mengalami transformasi.
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”(Roma 12:2).
Anggota tubuh yang kita serahkan kepada Tuhan dipakai untuk melayani Tuhan dan melayani sesama kita.
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”(Galatia 5:13).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana senantiasa hidup dengan menyerahkan anggota tubuh untuk Tuhan bukan untuk dosa.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:10.
Hal apakah yang terutama yang diinginkan oleh Rasul Paulus dalam mengikut Tuhan?
Apakah yang dilakukan oleh Rasul Paulus agar pengenalannya akan Tuhan dapat terjadi?
Hal apakah yang harus terlebih dahulu pahami agar kita dapat mengenal kuasa kebangkitan Yesus?
Yesus adalah kebangkitan dan hidup. Bagi kita yang percaya kepada Dia maka kita akan beroleh hidup yaitu kehidupan Allah sendiri yaitu hidup yang kekal.
“Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”(Yohanes 11:25-26).
Kebangkitan Yesus telah menghancurkan kuasa iblis yang selama ini telah mencengkram semua umat manusia dalam bentuk dosa, sakit penyakit dan kelemahan, kutuk bahkan maut.
Kebangkitan Yesus telah mengalahkan setan dan maut.
“Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”(Wahyu 1:17-18).
Tuhan ingin agar kita mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya seperti yang dirindukan oleh Rasul Paulus.
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya”(Filipi 3:10).
Dan untuk memahami kebangkitan Yesus maka kita harus terlebih dahulu memahami dan mengalami kematian Yesus, dimana kita mati terhdapa dosa, keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup, cinta uang dan diri sendiri serta cinta dunia ini.
Dengan matinya kita karena Yesus maka kita mengalami kebangkitan bersama Yesus.
“Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.”(Roma 6:4,8-10).
Sebagai ucapan syukur kita karena kita mengenal dan mengalami kebangkitan Yesus, marilah kita mendeklarasikan kebangkitan Yesus yang sah menang atas maut sehingga kita dapat membawa kehidupan Yesus yang telah menang atas maut kepada umat manusia.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dalam mengenal kebangkitan Yesus dan mau menceritakan kebangkitan Yesus bagi umat manusia.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa tubuh dosa kita bisa mati?
Apakah hubungan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus dengan kemenangan atas dosa?
Apakah saudara sudah mengalami kemenangan yang konsisten?
“Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Roma 6:6).
Ada adagium atau pepatah mengatakan “mati bagi Kristus itu mudah, tetapi yang sulit adalah hidup bagi Kristus”.
Pepatah tersebut ada benarnya juga.
Memang hidup bagi Kristus adalah proses yang sangat panjang dan berliku, proses panjang untuk menuju keserupaan dengan Kristus, sedangkan mati mengakhiri pekerjaan kita bagi Kristus.
Saat percaya kepada Kristus, orang Kristen mengalami dua peristiwa sekaligus, yaitu kematian dan kebangkitan.
Mati bersama dengan Kristus dan bangkit bersama Kristus.
Hal ini tergambar dalam peristiwa baptisan air.
Saat dicelup/tenggelam ke dalam air, manusia lama kita dikuburkan bersama Yesus.
Saat keluar dari air, manusia baru kita bangkit bersama Yesus pula.
Secara alamiah tubuh lama kita sudah tercemar dosa, sehingga punya kecenderungan untuk terus berbuat dosa.
Kita tunduk kepada kuasa dosa.
Oleh karena itu, manusia lama kita harus disalibkan dan mati bersama Kristus, selanjutnya kita hidup baru dengan tujuan hidup bagi Kristus.
Karena tubuh lama kita sudah mati bersama Kristus, Selanjutnya kita tidak lagi tunduk kepada dosa.
Dahulu kita tidak dapat hidup menang terhadap dosa, sekarang kita dapat hidup berkemenangan.
Bagaimana caranya menang terhadap dosa?
Bagian pertama supaya hidup berkemenangan adalah menyadari bahwa kita adalah ciptaan baru, tubuh lama sudah mati bersama Kristus, dosa tidak lagi berkuasa.
Kedua, memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan, melalui doa dan penyembahan.
Ketiga, membaca dan mempelajari Alkitab dengan tekun, sehingga pikiran kita dibaharui dengan pikiran Kristus.
Keempat, membangun disiplin rohani, membuang manusia lama terus menerus dan mengenakan manusia baru.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya mengenakan manusia baru terus menerus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Pikiran dan perasaan apa yang ada pada Yesus?
Bagaimana cara memiliki pikiran dan perasaan seperti Yesus?
Bagaimana cara melakukannya?
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5).
Jemaat di Filipi adalah satu dari tiga jemaat di Makedonia yang dirintis oleh Paulus dan tim.
Paulus pergi ke Makedonia setelah mendapat penglihatan ada orang yang memanggil-manggil Paulus supaya datang ke sana.
Roh Kudus sudah bekerja terlebih dahulu di Makedonia, sehingga mereka siap untuk di tuai.
Lahirlah di Makedonia tiga jemaat yang militan dalam sukacita dan kasih kepada saudara.
Dicatat bahwa jemaat-jemaat ini selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Salah satu jemaat itu adalah Jemaat Filipi.
Namun demikian, Rasul Paulus terus mengingatkan mereka untuk memiliki pikiran dan perasaan yang dimiliki Tuhan Yesus sebagai contoh atau sebagai teladan.
Jemaat diminta Paulus untuk tidak memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi mengutamakan kepentingan orang lain.
Saudara, bagaimana caranya supaya memiliki pikiran dan perasaan seperti pikiran dan perasaan Tuhan Yesus?
Bergaul dengan Tuhan Yesus. Pergaulan memiliki kuasa, dimana pikiran dan perasaan orang yang kuat akan mempengaruhi pikiran dan perasaan orang yang lemah.
Pergaulan yang baik akan membentuk kebiasaan yang baik.
Lihatlah paku yang ditempel lama pada magnet. Maka paku itu akan memiliki kemampuan seperti magnet.
Semakin dalam kita bergaul dengan Tuhan, semakin banyak pikiran dan perasaan Tuhan Yesus menempel dalam hidup kita.
Selain melalui doa dan penyembahan, kita perli bergaul dengan firman Tuhan (alkitab). Alkitab berisi tentang pribadi Tuhan Yesus, maka semakin kita mempelajari pribadi-Nya di dalam Alkitab, kita akan menerima pikiran dan perasaan-Nya dalam hidup kita.
Oleh karena itu, luangkan waktu dan belajar secara serius pikiran dan perasaan Tuhan Yesus di dalam Alkitab.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membangun pergaulan yang dalam dengan Tuhan Yesus.