Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi dengan kematian Yesus Kristus?
Siapa yang diperdamaikan oleh Allah melalui kematian Yesus Kristus?
Dengan apa setiap orang bisa masuk ke dalam Bapa?
Setiap orang percaya dapat menjadi apa bagi Allah dalam Roh?
Saudara, kematian Yesus Kristus membatalkan hukum Taurat, sehingga orang Yahudi dan non-Yahudi dapat bersekutu dan bersama-sama menyembah Tuhan Allah Israel.
Dengan demikian, mereka bersatu membentuk tubuh Kristus di muka bumi ini dan bersatu bersama-sama menjadi Ecclesia Yesus Kristus.
Orang-orang Yahudi tanpa hukum Taurat dan non-Yahudi bersatu menjadi gereja atau jemaat Yesus Kristus.
Ketika Yesus Kristus mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, maka Yesus berpesan:
Matius 10:5-6“Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
Saudara, Yesus mengingatkan para murid agar mereka tidak pergi kepada bangsa lain, melainkan khusus untuk orang-orang Israel.
Mereka diminta untuk memusatkan fokus pada domba-domba Israel yang hilang.
Ketika Yesus mendengar bahwa orang-orang mulai membicarakan bahwa Dia dan murid-muridNya telah membaptis banyak orang, maka Yesus meninggalkan Yerusalem, kembali ke Galilea dan Yesus sengaja memasuki daerah orang Samaria.
Yohanes 4:1-21”Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes –meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, –Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Ia harus melintasi daerah Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.”
Saudara, saat itu Yesus menyadari bahwa waktunya sudah hampir tiba untuk Dia akan dikorbankan sebagai penggenapan hukum Taurat Musa serta Injil Kerajaan akan diberitakan kepada segala bangsa, suku, kaum, dan bahasa di seluruh bumi ini.
Yesus Kristus menyadari bahwa waktu-Nya telah tiba untuk mempermuliakan Bapa-Nya melalui pengorbanan diri-Nya sebagai Domba Paskah Allah untuk menebus dosa dunia ini.
Ini adalah tujuan Yesus diutus oleh Bapa ke dalam dunia yaitu Bapa hendak melaksanakan janji-Nya kepada manusia di Taman Eden dulu:
Kejadian 3:15”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Permusuhan itu terus berlangsung selama Yesus berada di bumi. Iblis mencobai Yesus tiga kali, tetapi gagal menjatuhkan-Nya dan Iblis kemudian berusaha membunuh Yesus.
Yesus tidak pernah gagal, tidak pernah lalai, dan sempurna dalam kehidupan-Nya sehingga Yesus bisa menjadi Anak Domba Allah yang memenuhi syarat untuk menjadi Domba yang tidak bercacat.
Iblis membuat kesalahan fatal dengan membunuh Yesus dengan tujuan untuk menghentikan pelayanan-Nya.
Namun, sebaliknya, iblis mengalami kekalahan mutlak.
Ketika Yesus Kristus disalibkan, itu adalah rencana Allah untuk menghancurkan iblis, yang tidak disadari oleh iblis.
Ketika Yesus disalibkan, iblis berpikir bahwa ia telah mengalahkan Yesus dan Bapa-Nya.
Namun, melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, maka semua dosa dan kutuk dosa ditebus dan dibayar oleh darah dan kematian Yesus Kristus.
Nubuatan-nubuatan para nabi direalisasikan oleh Anak Manusia, Yesus Kristus.
Ketika Yesus mati dan dikuburkan, iblis bersukacita karena berpikir bahwa ia telah menang.
Namun, tiga hari kemudian, maut dikalahkan ketika Yesus bangkit dari kubur dan hidup kembali.
Haleluya! Yesus hidup untuk selama-lamanya.
Kemenangan Yesus menjadikan para murid Yesus bergembira dan bersukacita.
Mereka bersekutu secara sembunyi-sembunyi karena masih diliputi ketakutan dan kekhawatiran.
Ketika Yesus menemui mereka yang sedang bersembunyi, mereka sangat takut dan terkejut, tetapi kemudian mereka bergembira dan sangat bersemangat kembali.
Kisah Para Rasul 1:3”Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”
1 Korintus 15:3-11”Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.”
Rasul Petrus dan rasul-rasul lainnya dengan semangat pergi memberitakan Injil Kerajaan Allah, sehingga terbentuklah jemaat-jemaat.
Seorang Farisi yang sangat membenci Yesus pergi ke berbagai daerah untuk menganiaya jemaat, berusaha menghancurkan jemaat Allah dan menghabisi murid-murid Yesus.
Namun, Yesus tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Sebaliknya, Yesus menemui Saulus yang penuh kebencian dan menyatakan kasih karunia-Nya kepada orang Farisi itu sehingga Saulus bertobat dan menjadi pengikut Yesus.
Seperti Firman yang tertulis di atas, Saulus diubah oleh anugerah Allah dan memperoleh kasih karunia Allah menjadi seorang rasul Yesus Kristus yang sangat bekerja keras untuk melebarkan Kerajaan Allah.
Rasul Paulus menuliskan wahyu yang dialaminya kepada orang-orang dalam bentuk pengajaran. Salah satu pengajaran yang sangat luar biasa adalah kepada jemaat:
Roma 8:19-20”Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya,”
Kita tahu bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan merasa sakit seperti saat bersalin.
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Kita diselamatkan dalam pengharapan. Namun, pengharapan yang dilihat bukan lagi pengharapan; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah terlihat?
Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa.
Namun, Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Allah yang menyelidiki hati nurani mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Roh berdoa untuk orang-orang kudus sesuai dengan kehendak Allah.
Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka juga dipanggil-Nya. Mereka yang dipanggil-Nya juga dibenarkan-Nya, dan mereka yang dibenarkan-Nya juga dimuliakan-Nya.
Jadi, saudara, melalui wahyu dari Roh Kudus, kita bisa mengerti bahwa sejak semula Tuhan Allah Bapa kita telah merancangkan segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya semula ketika Dia menciptakan manusia di Taman Eden.
Adam diciptakan sebagai Imago Dei, yaitu segambar dan serupa dengan Allah.
Mereka diberikan kuasa oleh Allah.
Saudara, Tuhan Allah telah mengembalikan kuasa itu, hanya saja, tidak semua orang menerimanya.
Anak-anak Tuhan memiliki potensi untuk berkuasa karena Yesus Kristus telah menganugerahkan kepada kita Roh Kudus, yaitu Roh Allah, yang diberikan kepada orang percaya.
Namun, karena kedagingan, seringkali anak-anak Tuhan tidak hidup dalam kuasa dan kemuliaan yang dianugerahkan oleh Yesus Kristus.
Oleh karena itu, rasul Paulus menghimbau kita untuk menyerahkan diri kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus:
Galatia 5:16-18”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.”
Galatia 5:24-25”Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,”
Jika kita mengikuti nasihat rasul Paulus kepada jemaat Galatia, maka kita akan mengalami kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus.
Kita juga akan mengalami apa yang dituliskan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma, bahwa Tuhan akan memuliakan orang-orang pilihan-Nya.
Kita akan dijadikan tempat kediaman Allah atau bait Allah. Roh Kudus akan memimpin kita untuk mengalami kepenuhan Kristus sesuai dengan rencana Bapa untuk mempermuliakan orang-orang pilihan-Nya.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan yang sudah lahir baru, tetapi kehidupannya tidak menyerupai kehidupan Yesus Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang bisa menyebabkan kita bisa berakar di dalam Yesus Kristus?
Apa itu Filsafat yang kosong dan palsu?
Apa yang menyebabkan Tuhan Allah membangkitkan dan menghidupkan kita?
Bagaimana Yesus Kristus melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa serta menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya?
Saudara, rasul Paulus dalam ayat-ayat firman Tuhan ini menganjurkan supaya orang-orang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, mereka hidup tetap di dalam Yesus Kristus dan hidup mereka berakar dalam Yesus Kristus.
Akar adalah organ penting pada tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap makanan dari dalam tanah dan membuat tanaman kokoh berdiri.
Rasul Paulus menganjurkan supaya hidup orang percaya mendapatkan makanannya dari Yesus Kristus dan hidup mereka dibangun di atas Yesus Kristus.
Yesus Kristus pernah berkata bahwa daging-Nya adalah makanan dan darah-Nya adalah minuman.
Yohanes 6:48-58”Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Saudara, rasul Paulus menganjurkan supaya kita hidup berakar di dalam Yesus Kristus dan makan dari Yesus Kristus seperti yang Yesus telah jelaskan dalam firman Tuhan di atas.
Ketika kita hidup oleh Roh Kudus, maka sebenarnya kita diberi kemampuan untuk hidup dan merindukan kehidupan Bapa yang ada dalam Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus.
Kita haus akan kebenaran dan hidup dalam kekudusan Allah serta kehidupan Yesus Kristus menjadi pola dalam kehidupan kita.
Saudara, ketika kita percaya dan Roh Kudus dianugerahkan ke dalam hidup kita, maka Roh Kudus akan berfungsi untuk membimbing kita:
Yohanes 14:15-17“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”
Yohanes 14:26-27”tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Saudara, ketika kita hidup berakar dalam Yesus Kristus, maka kehidupan Yesus akan menjadi kehidupan kita yang baru.
Suatu nubuatan oleh nabi Yehezkiel menceritakan peran Roh Kudus dalam hidup orang percaya:
Yehezkiel 36:25-27”Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”
Hidup berakar di dalam Kristus akan menyebabkan kita dibangun menjadi serupa dengan Yesus Kristus.
Oleh karena itu, Yesus juga pernah berkata:
Yohanes 8:30-32”Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Saudara, rasul Paulus dan Yesus mengajarkan hal yang hampir sama, yaitu jika kamu percaya kepada Yesus, maka hendaklah kamu tetap dalam firman Yesus Kristus, yaitu kebenaran yang mampu memerdekakan semua orang percaya.
Roh Kudus adalah Penolong, Pengajar, dan Penghibur yang mengajarkan kebenaran.
Seseorang yang hidup oleh Roh Kudus akan dituntun oleh Roh Kudus dan menjadikannya hidup seperti Yesus hidup sehingga seseorang itu menjadi seperti Yesus Kristus.
Hal ini juga pernah dituliskan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma:
Roma 8:26-29”Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
Saudara, ketika seseorang tetap hidup dalam firman Kristus dan berakar dalam Kristus, maka dia akan hidup menjadi seperti Yesus Kristus, Putra Tunggal Bapa.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan hidupnya tidak seperti Yesus Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Rasul Paulus berkeinginan mengenal apa?
Mengapa Rasul Paulus ingin mengalami kematian seperti kematian Yesus?
Mengapa Rasul Paulus ingin di bangkitkan dari antara orang mati, padahal semua yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan pada akhir zaman?
Apa yang rasul Paulus lakukan supaya dia beroleh hadiah?
Saudara, ada kerinduan yang sangat dalam pada hati rasul Paulus untuk mengenal Yesus Kristus, kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, sehingga rasul Paulus menjadi serupa dengan Yesus Kristus dalam kematian-Nya.
Suatu keinginan yang sangat luhur dimiliki oleh rasul Paulus, yang diperoleh karena kasih karunia di dalam Yesus Kristus yang dianugerahkan oleh Bapa.
Hal ini terjadi karena rasul Paulus bersedia meninggalkan kehidupan sebagai Farisi pengikut Musa dalam agama lamanya.
Saudara, ketika saya merenungkan ayat sepuluh dari Kitab Filipi 3, saya terkejut saat membaca ayat 11.
Seorang rasul menginginkan dibangkitkan dari antara orang mati padahal semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan dibangkitkan pada akhir zaman.
Yohanes 11:23-24”Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”
Saudara, apa sebenarnya yang diinginkan oleh rasul Paulus?
Apakah hanya sekadar bangkit pada akhir zaman?
Semua orang akan bangkit pada akhir zaman.
Orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan dibangkitkan dan dimasukkan ke surga, sementara orang yang tidak percaya kepada Yesus juga akan dibangkitkan, tetapi mereka akan dibinasakan dalam api neraka.
Kebangkitan seperti apa yang diinginkan oleh rasul Paulus?
Apakah ada jenis kebangkitan lain pada akhir zaman?
Ternyata, ketika saya membaca Kitab Wahyu, saya menemukan bahwa ada dua macam kebangkitan yang disebutkan yaitu kebangkitan yang pertama dan kebangkitan yang kedua.
Wahyu 20:4-6”Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”
Jadi, ternyata rasul Paulus memiliki keinginan yang sangat luhur, yaitu ia ingin menjadi imam-imam Allah dan Kristus serta memerintah bersama Kristus dalam kerajaan seribu tahun.
Ketika saya membaca Kitab Wahyu, terdapat tulisan mengenai orang-orang yang dipenggal kepalanya:
Wahyu 6:9-11”Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?” Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.”
Saudara, kebangkitan yang pertama hanya diberikan kepada pelayan-pelayan yang mati dibunuh, seperti Yesus Kristus, dan para martir inilah yang akan mengalami kebangkitan yang pertama.
Kebangkitan yang pertama ini belum terjadi dan hal ini akan terjadi ketika jumlah teman-teman pelayan yang mati terbunuh sudah ‘genap’.
Kebangkitan ini dibutuhkan oleh Allah untuk memenuhi jumlah pelayan yang akan menjadi imam-imam dan raja-raja yang memerintah bersama Kristus dalam kerajaan seribu tahun.
Rasul Paulus melihat kebangkitan ini dan merindukan untuk ikut duduk bersama para rasul dan para martir dalam kerajaan Allah untuk menjadi imam-imam dan memerintah bersama Kristus dalam kerajaan seribu tahun.
Kebangkitan yang pertama akan terjadi ketika para martir kerajaan Allah telah menggenapi sejumlah orang yang Tuhan Allah butuhkan untuk menjadi imam-imam dan raja-raja yang duduk memerintah bersama Kristus dalam kerajaan seribu tahun.
Siapakah yang akan menjadi martir ini?
Mereka adalah anak-anak Allah, yaitu orang-orang yang percaya dalam nama Yesus Kristus, menjadi murid-murid-Nya dan mengikuti-Nya.
Yohanes 1:12-13”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.”
Mereka adalah murid-murid Yesus yaitu pengikut Yesus Kristus:
Lukas 9:23-24”Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Matius 10:39”Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”
Yohanes 12:25-26”Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Saudara, rasul Paulus telah melihat panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Karena itu, ia belajar mengenal Yesus Kristus dan mencari tahu tentang kuasa kebangkitan-Nya.
Ia juga ingin belajar dan bersekutu dengan Yesus Kristus dalam penderitaan-Nya, agar ia menjadi serupa dengan Yesus Kristus dalam kematiannya.
Allah Bapa telah mengutus Putra tunggal-Nya, Yesus Kristus, supaya barangsiapa percaya kepada Yesus Kristus tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Bapa juga menginginkan supaya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus melebarkan kerajaan Allah di bumi ini.
Karena itu, ketika Yesus Kristus berada di muka bumi, Ia pernah berkata:
Matius 6:9-10”Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
Tuhan Yesus Kristus mengajarkan doa yang sangat terkenal kepada murid-muridNya, yaitu Doa Bapa Kami.
Dalam doa ini, Yesus Kristus, Putra Tunggal Bapa, mengajarkan supaya para murid berdoa supaya Allah Bapa melebarkan kerajaan surga datang ke bumi atau dunia ini.
Oleh karena itu, Yesus melatih dan mengajari murid-muridNya untuk mengabarkan Injil Kerajaan Allah.
Ketika Yesus Kristus hendak kembali ke pangkuan Bapa-Nya, Ia dengan jelas memerintahkan murid-muridNya untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan dengan tegas Yesus memerintahkan Amanat Agung Kristus.
Tujuannya supaya dunia mengenal Bapa yang mengutus Yesus Kristus ke dunia ini untuk menyelesaikan pekerjaan Bapa yang sangat mengasihi dunia ini.
Yohanes 4:34”Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Saudara, itulah panggilan Bapa kepada anak-anakNya yaitu melebarkan Kerajaan Allah di bumi ini.
Karena itu, rasul Paulus mau menjadi pelaksana pekerjaan Bapa sama seperti Yesus Kristus. Paulus juga merindukan pengalaman mati seperti Yesus Kristus dan rela mati sebagai martir untuk melebarkan Kerajaan Allah.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Bersediakah saudara menjadi salah seorang pelayan yang akan mengalami martir?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang mengharuskan kita untuk menggunakan pikiran dan perasaan Kristus?
Apa yang tidak dipertahankan oleh Yesus Kristus dalam hidup-Nya?
Apa yang Dia dilakukan sepanjang hidup-Nya sebagai manusia?
Bentuk kehidupan apa yang diambil Yesus Kristus selama hidup di muka bumi?
Saudara, Yesus Kristus adalah seorang manusia yang utuh sebagai Allah yang murni dan asli, dan juga sebagai manusia yang murni dan asli.
Yohanes 1:1-4”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.”
Dari tulisan Rasul Yohanes, kita mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Allah itu sendiri dan Yesus Kristus adalah Firman Allah.
Oleh karena Firman Allah, segala sesuatu terjadi atau tercipta.
Ketika Allah berkata, “Jadilah terang!” maka terang itu muncul. Saat Allah berfirman, “Jadilah”, maka terciptalah segala sesuatu. Firman itulah yang menciptakan segala sesuatu.
Saudara, itulah sebabnya Yesus Kristus berkata: “Aku dan Bapa adalah satu; Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.”
Namun, karena dosa manusia dan kasih Bapa yang tidak terbatas, Yesus Kristus rela menjadi manusia.
Yohanes 1:14”Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Yohanes 1:16-18”Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
Allah Bapa sangat mengasihi dunia ini. Rasul Yohanes, melalui ilham Roh Kudus, menuliskan:
Yohanes 3:16-17”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”
Kejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan murka Allah.
Namun, Allah juga sangat mengasihi dunia karena Dia juga adalah Allah yang Maha Adil dan Benar.
Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di Roma:
Roma 3:23 ”Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”
Roma 6:23”Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Oleh karena kasih Allah bagi dunia, maka Allah menganugerahkan Yesus Kristus ke dalam dunia ini.
Dia menjadi manusia sejati, 100% manusia dan dilahirkan oleh seorang ibu yang masih perawan, yaitu Maria.
Dalam peran-Nya sebagai manusia, Putra Tunggal Allah itu melakukan apa yang hendak Dia teladankan kepada kita.
Rasul Paulus telah menuliskan kepada jemaat di Filipi:
Filipi 2:1-11”Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!”
Dari tulisan Rasul Paulus ini, kita bisa meneladani hidup Yesus Kristus yang rela merendahkan diri-Nya, supaya kita juga bisa rela mengosongkan diri kita dari kepentingan diri sendiri.
Apakah yang baik dari diri kita? Sebenarnya tidak ada!
Jika demikian, mengapa kita mempertahankannya?
Akan sangat bermanfaat jika kita mengosongkan diri kita dan mengisinya dengan kehidupan Kristus yang rela memikirkan kepentingan orang lain, bahkan Yesus Kristus rela menjadikan diri-Nya sebagai hamba.
Saudara, seharusnya kita juga telah dibuat menjadi hamba, tetapi karena kita tidak mengerti Kitab Suci, kita selalu ingin menjadi orang terkemuka dan disebut sebagai orang yang hebat.
Mengapa demikian? Karena kita tidak mengerti Kitab Suci, kurang membaca, dan kurang belajar kebenaran.
Rasul Paulus menuliskan kebenaran itu kepada jemaat di Korintus:
1 Korintus 6:19-20”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Oleh karena itu, mari kita mengosongkan diri dari kehidupan kita sendiri dan mengisinya dengan kehidupan Yesus Kristus, yang rela menjadi hamba yang taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.
Saudara, marilah kita hidup seperti Yesus Kristus, yang telah menjadi saudara sulung kita sebagai anak-anak Allah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang dimaksud “yang sulung, lebih utama dan segala sesuatu yang diciptakan”?
Di dalam siapakah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan di bumi?
Siapakah yang menjadi kepada tubuh?
Apa konsekuensi dari jawaban pertanyaan di atas terhadap hidup kita saat ini?
Surat Paulus yang kita baca hari ini, dilatarbelakangi bahwa jemaat Kolose yang sudah percaya kepada Injil Kristus yang diberitakan oleh Epafras.
Namun, pada masa itu jemaat di Kolose selain mendengar tentang Injil, mereka juga diperhadapkan dengan banyak ajaran-ajaran palsu atau sesat.
Informasi tersebut juga telah diketahui oleh Paulus melalui Epafras sehingga perlu sekali Paulus menguatkan hati jemaat di Kolose dengan menuliskan surat yang ditujukan kepada jemaat Kolose.
Salah satunya tentang “Keutamaan Kristus”.
Jika ada pertanyaan ditujukan kepada saudara, pernahkah saudara melihat Allah secara langsung? Tentu, jawaban kita tidak pernah.
Tetapi Anak Tunggal Allah yaitu Yesuslah yang menyatakannya -Yohanes 1:18.
Jadi apabila kita mengenal Yesus, maka kita juga mengenal Allah sang pencipta.
Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada sebelum dunia dijadikan. Dia adalah Alfa dan Omega.
Yesuslah yang sulung dari segala ciptaanNya.
Dia yang pertama bangkit dari antara orang yang mati.
Sekarang kita tahu, bahwa kita ada oleh karena Kristus dan kita ada untuk Kristus.
Saat kita hidup hari ini, apakah kita sudah mengutamakan Dia? Artinya, Dia menjadi satu-satunya alasan untuk kita hidup.
Apa yang menjadi pusat perhatian kita saat ini? Hal-hal yang bersifat materi atau hal duniawi kah? Atau Kristus yang menjadi pusat perhatian kita?
Saudara, kehidupan yang berpusat pada Kristus bukan saja berbicara soal posisi Kristus, tetapi juga berbicara soal relasi kita dengan Kristus.
Dengan kata lain, kita mungkin tahu posisi Kristus dalam hidup kita, namun jauh lebih dari itu, apakah kita sudah dan sedang memiliki relasi yang kuat dan erat dengan Kristus?
Hubungan relasi itulah yang membuat kita sadar betul bahwa Yesus itu lebih utama dari segala sesuatu karena tidak ada hal lain atau pribadi lain yang dapat menggantikan keutamaan Kristus dalam hidup manusia.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, sudahkah saat ini Yesus yang menjadi lebih utama dari segala sesuatu dalam hidup kita?