Minggu, 21 April 2024

DITEBUS UNTUK MENGABDI MENJADI HAMBANYA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 PETRUS 1:14-19

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Petrus 1:18!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah yang telah menebus hidup kita dari kehidupan yang sia-sia yang kita warisi dari nenek moyang kita?
  2. Dengan demikian siapakah yang memiliki hidup kita dan bagaimanakah sikap kita terhadap Tuhan?
  3. Coba sebutkan 2 sikap yang harus kita kembangkan sebagai bukti bahwa kita mengabdi menjadi hamba-Nya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa hidup kita sepenuhnya adalah milik Tuhan, sehingga kita harus mengabdi kepada-Nya.

Sama seperti dulu kita mengabdi kepada iblis dan dosa karena kita dimiliki oleh si jahat maka sekarang setelah kita ditebus oleh-Nya maka hidup kita sepenuhnya adalah milik Tuhan dan kita tidak lagi mengabdikan hidup kita kepada siapapun kecuali  kepada Tuhan.

”Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Lukas 16:13).

Pengabdian kita sebagai seorang hamba yang telah ditebus oleh Yesus adalah hidup di dalam sebuah ketaatan dan hidup dalam kekudusan.

”Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?” (Roma 6:16).

”Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu.” (1 Petrus 1:14-15).

Selain itu sebagai seorang hamba yang penuh pengabdian kita harus melakukan tugas-tugas yang Tuhan percayakan dengan penuh tanggungjawab, penuh pengabdian dan tidak menuntut bayaran serta melakukannya secara excellent.

”Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” (Lukas 17:10).

”Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Lukas 12:43).

Pada akhirnya Tuhan akan mengangkat hamba-hamba yang mengabdi kepada-Nya menjadi orang-orang kepercayaan-Nya.

”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.” (Lukas 12:44).

Marilah kita mengabdi kepada Tuhan dengan hidup penuh ketaatan di dalam kekudusan serta bertanggungjawab maka kita akan dijadikan-Nya orang kepercayaan-Nya.

Diskusikanlah di dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dalam membangun hidup sebagai hamba yang mengabdi kepada Tuhan sehingga akhirnya menjadi orang kepercayaan Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Raja-raja 1-3

Sabtu, 20 April 2024

TUHAN MENUNTUN KITA KE JALAN YANG BENAR

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 23:1-6

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Daud menggunakan kata Tuhan Gembala-ku, bukan Tuhan adalah gembala?
  2. Apakah akibat dari posisi Tuhan sebagai gembala bagi Daud?
  3. Kemanakah Tuhan menuntun Daud?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (Mazmur 23:1-3).

Mazmur Daud tentang Tuhan sebagai gembala sungguh sangat indah.

Pengalaman Daud sebagai gembala pada masa mudanya sangat mewarnai mazmur ini.

Daud menyebut Tuhan sebagai gembala-ku, bukan hanya gembala saja.

Ini menggambarkan kedekatan Tuhan, Sang Gembala dengan pribadi Daud sebagai domba-Nya.

Daud memandang Tuhan sungguh-sungguh sebagai gembala pribadinya. 

Akibat dari kedekatan Daud dengan Tuhan, adalah Daud tidak membutuhkan apa-apa lagi.

Daud sedang mengatakan Tuhan cukup bagi Dia, Daud merasakan bahwa karena Tuhan, adalah segalanya bagi dia.

Dalam Alkitab KJV, dikatakan “The LORD is my shepherd; I shall not want”. 

Daud sudah punya Tuhan, dan itu cukup bagi Daud sehingga dapat mengatakan aku ngga butuh apa-apa lagi.

Jadi bukan sekedar tidak kekurangan apa-apa. Jiwa Daud sudah dipuaskan oleh Tuhan.

Saudara, sebagai gembala yang baik, Daud mengalami bahwa Tuhan menuntunnya di jalan yang benar.

Sama seperti Daud saat menggembalakan domba-dombanya, Daud mengupayakan jalan yang aman untuk domba-dombanya, demikianlah Tuhan menuntun Daud.  

Saudara, apakah Tuhan sudah menjadi gembala pribadimu?

Apakah saudara memiliki hubungan yang intim dengan Sang Gembala Agung itu? 

Kalau Tuhan menjadi gembalamu, menjadi gembala pribadimu, maka engkau tidak membutuhkan apa-apa lagi.

Engkau sudah puas dengan Tuhan.

Engkau tidak akan haus lagi kepada dunia ini.

Dunia ini akan kehilangan pesonanya. 

Kalau Tuhan menjadi gembalamu, engkau akan dituntunnya melalui jalan-jalan yang benar.

Mungkin engkau sedang bimbang dengan berbagai pilihan hidup.

Engkau sedang bimbang dengan keputusan-keputusan penting yang harus di ambil.

Datanglah kepada Sang Gembala Agung, Dia yang paling tahu jalan terbaik untuk hidupmu.

Jadilah domba-Nya Tuhan dan Tuhan menjadi gembala-Mu.

Renungkanlah, apakah saudara sungguh-sungguh sudah puas dengan Tuhan?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 21-22

Jumat, 19 April 2024

DIDIKAN TUHAN MELALUI PEMIMPIN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 12:5-12

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Tuhan perlu memarahi (mendisiplinkan) anak-anakNya?
  2. Apakah akibat dari displin Tuhan buat anak-anak yang nakal?
  3. Apakah tujuan Tuhan dalam mendisiplinkan anak-anakNya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Orang tua kita yang di dunia mengajar kita hanya dalam waktu yang terbatas, menurut apa yang mereka merasa baik. Tetapi Allah mengajar kita untuk kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat menjadi suci bersama-sama dengan Dia.” (Ibrani 12:10 BIS).

Salah satu tugas orang tua dalam proses mendidik anak-anaknya adalah mendisiplinkan untuk mengoreksi anak-anaknya saat mereka melakukan kesalahan.

Orang tua yang baik akan memberikan semacam hukuman disiplin yang mendidik saat anak-anaknya berbuat kesalahan.

Allah yang adalah Bapa kita juga melakukannya untuk kebaikan anak-anak-Nya.

Tugas seorang pemimpin dalam jemaat, mirip tugas seorang ayah/bapa.

Dia berkewajiban untuk menjadi pendidik yang baik bagi orang-orang yang dipercayakan kepadanya.

Seorang pemimpin mendidik dengan segala keterbatasannya. 

Hanya Allah yang sanggup mendidik dengan tepat.

Oleh karena itu seorang pemimpin yang baik harus terus menerus belajar kepada Bapa segala bapa, supaya didikannya tepat sesuai kehendak Bapa.

Saudara, setiap orang hidup dalam kepemimpinan (pemerintahan di atasnya).

Tidak ada seorangpun yang bebas dari kepemimpinan di atasnya.

Di sekolah ada guru yang bertugas mendidik murid-muridnya.

Di perusahaan ada manajer atau direktur yang mendidik bawahannya.

Di kantor ada kepada seksi atau kepala bagian yang juga bertugas mendidik para stafnya.

Di gereja lokal ada para penatua, para pendeta, para gembala, para ketua persekutuan, para pembimbing PA; mereka itu bertanggung jawab untuk mendidik secara rohani jemaat.

Dalam proses mendidik jemaat atau anak-anak rohani tentu saja ada banyak aspek.

Kita dididik dalam pengetahuan firman dan praktik melakukan firman Tuhan.

Kita dididik supaya memiliki karakter Kristus.

Dalam proses mendidik, terkadang para pemimpin perlu melakukan tindakan keras dengan menegur dan memberikan hukuman disiplin.

Pemimpin yang menegur dan mendisiplin harus melakukannya dalam kasih dan kebenaran, sedangkan jemaat yang ditegur harus menerimanya dengan rendah hati.

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membangun kerendahan hati, supaya siap ditegur pemimpin.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 18-20

Kamis, 18 April 2024

SUAMI ADALAH KEPALA ISTRI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 5:22-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa istri harus tunduk kepada suami?
  2. Apakah yang dimaksud dengan tunduk?
  3. Apakah yang dimaksud dengan suami adalah kepala dari istri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh”. (Efesus 5:22-23).

Sebuah pernikahan dalam Tuhan menggambarkan peristiwa agung yang akan terjadi suatu saat, yaitu pernikahan Sang Mempelai Pria, Kristus dengan Gereja yang adalah mempelai wanita-Nya.

Suatu saat Kristus akan datang menjemput gereja-Nya.

Oleh karena itu gereja harus bersiap sedia dan mendandani dirinya dengan perhiasan kekudusan.

Kita sebagai bagian dari gereja-Nya Kristus harus memberi diri untuk terus menerus dikuduskan secara lahiriah.

Secara roh kita sudah kudus, tetapi secara lahiriah kita harus terus menerus mengalami pengudusan (progresif).

Seorang Suami sekaligus seorang ayah (bapa) diberikan otoritas untuk menjadi pemimpin (kepala) dalam rumah tangga.

Sama seperti Kristus telah mengorbankan diri-Nya untuk jemaat, demikian seorang suami harus mengasihi istri dan anak-anaknya.

Seorang suami sekaligus ayah, harus memimpin di dalam kasih.

Otoritas yang diberikan kepada seorang suami/ayah tidak akan efektif kalau tidak dibarengi kasih.

Harus ada keseimbangan antara otoritas dan kasih.

Suami yang lebih mengedepankan otoritasnya (otoriter) dapat menimbulkan kepahitan bagi istri dan anak-anaknya.

Sebaliknya suami/ayah yang mengutamakan kasih tanpa disiplin, akan menyebabkan keluarganya menjadi keluarga yang gampangan.

Seorang pemimpin yang baik dengan hikmat Tuhan akan tahu kapan menggunakan otoritas dan kasih secara efektif.

Untuk itu seorang pemimpin harus terus menerus belajar menyerahkan hidup pada pengurapan Roh Kudus dan terus mempelajari firman Tuhan secara bertanggung jawab.

Ingatlah, bahwa Pengurapan Roh Kudus dan Firman berjalan seiring.

Tanpa pemahaman firman Tuhan yang benar, pengurapan tidak akan bekerja Suami istri mirip dengan pilot dan co-pilot.

Pilot yang memilik peran sebagai pemimpin dalam penerbangan, sedangkan co-pilot membantu pilot.

Pilot tanpa co-pilot akan mengalami kesulitan dalam penerbangan.

Oleh karena itu, seorang istri harus tunduk kepada suaminya namun tidak pasif. Istri harus  secara aktif menjadi penolong yang baik bagi suaminya.

Seperti co-pilot yang membantu Pilot, keputusan akhir ada pada pilot.

Demikian juga istri terlibat dalam berbagai pengambilan keputusan rumah tangga bersama suaminya, tetapi keputusan akhir ada pada suami.  

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana cara menyeimbangkan otoritas dan kasih.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 15-17

Rabu, 17 April 2024

TAKLUK KEPADA PEMERINTAH DI ATASNYA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 13:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud dengan pemerintah di atasnya?
  2. Apakah pemerintah di atasnya termasuk pemimpin jemaat?
  3. Apakah boleh melakukan perintah yang salah dari pemerintah di atas kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.” (Roma 13:1-2).

Sebagai anak Tuhan, kita tidak hanya menjadi anggota jemaat lokal, tetapi kita juga menjadi anggota masyarakat.

Kita bukan hanya warga kerajaan surga tetapi juga warga negara Indonesia.

Sebagai warga negara kita dituntut untuk mengembangkan sikap yang benar kepada pemerintah dalam berbagai tingkatan, baik dalam pemerintahan sipil maupun dalam pemerintahan di dunia kerja atau pendidikan.

Saudara, menurut Rasul Paulus, ketaatan orang percaya kepada pemerintah di atasnya  membuktikan ketaatan mereka kepada Tuhan.

Sebagai orang benar, kita dituntut tidak saja taat kepada Allah, tetapi juga harus taat kepada pemerintah.

Alasannya sangat jelas, karena pemerintah di atas kita ditetapkan Allah.

Sebagai warga kerajaan Allah, kita tidak bebas dari tanggung jawab sebagai warga negara, kita harus taat kepada peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah di atas kita;  misalnya membayar pajak, menggunakan helm saat mengendarai motor, memiliki SIM saat mengendarai kendaraan bermotor, masuk kerja sesuai jam kerja, mencatatkan pernikahan di catatan sipil, dan banyak lagi peraturan yang dibuat untuk kebaikan warga negara.

Kata takluk berasalah dari kata Yunani “huperezo”, istilah yang dipakai dalam dunia militer yang berarti menempatkan diri di bawah kekuasaan yang di atas.

Seorang prajurit tidak pergi atau melakukan sesuatu kalau tidak diperintah komandannya.

Kita harus memberikan diri untuk diatur oleh pemerintah di atas kita. Ingat, pemerintah ada untuk kebaikan kita.

Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.” (Roma 13:4a).

Alasan kita harus tunduk kepada pemerintahan di atas kita sangat jelas.

Pertama, tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah.

Menghormati pemerintah  yang berasal dari Allah, berarti kita sedang menghormati Allah.

Kedua, pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan kita.

Pemerintah dipakai Tuhan untuk memberkati kita.  

Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah ada kewajiban kepada pemerintah yang kita lalaikan?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 12-14