Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah konsekuensi atas kemarahan?
Apakah yang harus dilakukan kalau Tuhan mengingatkan engkau tentang pertengkaranmu dengan saudara seiman?
Oleh anugerah kita diselamatkan oleh karya Kristus di kayu salib, dosa kita diampuni, kita memperoleh damai sejahtera Kristus yang membuat kita kuat, teguh dan berlimpah dalam sukacita.
Itu anugerah yang tidak mampu kita bayar.
Ketika kita dilahirkan kembali, kita seperti bayi rohani di dalam Tuhan.
Kita berperilaku seperti bayi, diberi minum susu, bubur dan makanan lunak lainnya.
Tetapi kita tentu tidak akan terus menerus menjadi bayi, orang tua kita tentu mengharapkan kita bertumbuh menjadi dewasa, dan ketika kita semakin dewasa, bukan bubur yang kita makan, tetapi makanan keras.
Demikian juga kita dalam pandangan Allah Bapa.
Dia ingin agar kita pun menjadi semakin dewasa di dalam Tuhan. Kita diajar tidak saja dengan pengajaran-pengajaran dasar seperti melakukan saat teduh, berdoa, tetapi Tuhan ingin agar kita juga memakan makanan keras seperti hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, mengikut Dia berapapun harga yang harus kita bayar.
Kita hidup dalam kebenaran yang sejati, bukan sekadar menaati hukum atau berbuat baik, tetapi hidup dalam hubungan yang benar dengan Allah melalui Kristus dan Roh-Nya yang ada dalam kita.
Kita menjalani hidup yang mencerminkan karakter Allah: kasih, kekudusan, belas kasihan kepada mereka yang berdosa.
Kasih merupakan nilai kehidupan yang sangat penting karena Allah adalah Kasih (1 Yohanes 4:8).
Ciri utama dari orang yang hidup dalam kebenaran adalah ketika dia hidup dalam kasih, mengasihi keluarganya, mengasihi saudara seiman, bahkan mengasihi musuh atau orang yang membencinya (Matius 5:44).
Ciri yang lain dari orang yang hidup dalam kebenaran adalah dia hidup dalam kekudusan.
Mengapa? Karena Allah adalah Kudus.
Imamat 11:45 “Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.”
Allah menghendaki umat-Nya kudus karena Dia adalah kudus.
Hidup dalam kekudusan berarti hidup dalam terang, tidak menyimpan dosa, tidak suka melakukan hal-hal yang akan membuat Roh Kudus berduka.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, tanyakanlah bagaimana pendapat pembimbing rohanimu tentang kehidupanmu dan renungkan apa pun yang menjadi pendapatnya tentang dirimu.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimana keadaan manusia di hari-hari terakhir?
Apakah mereka yang menjalankan ibadah secara lahiriah pasti meyakini kekuatan ibadah tersebut?
Apa yang bisa memperlengkapi kita di tengah masa sukar?
Keadaan manusia hari-hari ini bukanlah keadaan yang mengejutkan karena sudah dinubuatkan oleh Alkitab.
Manusia mencintai dirinya sendiri, menjadi hamba uang, sombong, berontak, dan tidak mempedulikan agama.
Dikatakan bahwa secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya itu. (Ayat 5)
Hari-hari ini kita berhadapan dengan suatu keadaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Yang benar menjadi salah, dan yang salah menjadi benar.
Yesus Kristus tidak menebus kita hanya agar kita pergi ke gereja dan memberi persembahan.
Dasar dari iman Kristiani sangatlah jelas: kita diselamatkan bukan oleh perbuatan baik, tapi oleh kasih karunia.
Dua orang yang sama-sama melakukan kegiatan ibadah dengan motivasi yang tidak sama akan menghasilkan perbedaan yang besar.
Mungkin awalnya tidak kelihatan, tapi segala sesuatu pasti akan teruji.
Bagaimana kita bisa bertahan dan menang di tengah keadaan akhir zaman ini?
Tidak lain, hanya ketika kita hidup dalam setiap perkataan firmanNya karena 2 Timotius 3:16 mengingatkan kita bahwa “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk mengatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Hidup di dalam Kristus pastilah mengalami perubahan karena kuasa Firman bekerja dalam diri kita.
Itu sebabnya jika kita sudah menjadi orang Kristen sekian tahun, namun hidup kita sama saja dan tidak mengalami perubahan, maka kita perlu mengevaluasi diri kita. Apa yang salah?
Tuhan sudah memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan.
Tinggal respon kita, apakah kita mau hidup di dalamNya dan mengalami kuasaNya?
Adalah cara hidup manusia sekarang yang sudah mempengaruhi Saudara? Carilah firman Tuhan berkaitan dengan Hal tersebut dan ceritakanlah kepada pembimbing Saudara agar Saudara mendapatkan support untuk berubah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang akan Allah lakukan terhadap bumi dan langit?
Apa artinya ketika perubahan terjadi atas apa yang dapat digoncangkan?
Bagaimana seharusnya respon kita setelah menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan?
Beberapa waktu yang lalu, kita melihat dari banyak video singkat di media sosial, banyak bangunan tinggi di Bangkok digoncang gempa. Bahkan ada satu bangunan yang sampai roboh.
Kata goncang dikaitkan dengan goyangan yang sangat keras dan cepat, yang biasanya akan mengubah posisi dan kestabilan.
Rata-rata kita tidak suka digangu dari posisi nyaman dan stabil, tetapi dalam hidup kegoncangan pasti akan dialami oleh setiap orang karena kita hidup di dunia yang memang penuh dengan hal-hal yang mudah tergoncang.
Pertanyaannya bukanlah bagaimana caranya agar kita tidak tergoncang, tapi bagaimana caranya agar ketika goncangan itu datang, kita tidak rusak dan hancur.
Karena kekokohan suatu barang baru terbukti ketika tekanan dan goncangan datang, demikian juga kekuatan seseorang akan terlihat saat masalah dan badai datang
Ibrani 12:28 mengingatkan kita bahwa “kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan”.
Digoncang, tapi tidak tergoncangkan, itulah luar biasanya Allah kita.
Hari ini apa yang menggoncangkan hidup Saudara?
Bagaimana Saudara bisa mengevaluasi dasar kekuatan Saudara agar senantiasa terhubung dengan kerajaan Sorga dan tidak tergoncang?
Mengetahui bahwa kita punya Allah yang kuat dan hebat saja tidak cukup, kita perlu meresponinya dengan pengucapan syukur dan sikap hati yang beribadah kepadaNya menurut cara yang berkenan kepadaNya dengan hormat dan takut.
Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara hal-hal apa dalam hidup Saudara yang masih mudah tergoncang dan bagaimana Saudara dapat menang dan kuat di tengah goncangan tersebut.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang bisa menyebabkan selubung terangkat?
Apa yang terjadi ketika ada Roh Allah?
Apa yang Tuhan maksudkan ketika Ia memberikan kemuliaanNya kepada kita?
Di zaman sekarang, pencitraan menjadi sesuatu yang sangat penting dan dimungkinkan dengan adanya media sosial dan teknologi.
Manusia mencari kemuliaan agar hidupnya terasa lebih berharga dengan menampilkan kehebatan, kebaikan, dan keberhasilan.
Namun, sejalan dengan kemuliaan yang dikejar, rasa cemas dan kekecewaan pun semakin meningkat.
Kita tidak asing dengan masalah-masalah mental yang berkembang begitu rupa melanda semua generasi, bahkan juga yang ada di dalam gereja.
Mengapa kemuliaan yang tampak, tidak mendatangkan damai sejahtera dan kebahagiaan?
Mungkinkah kita salah mendefinisikan kemuliaan yang kita kejar?
Firman Tuhan berkata bahwa Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Ketika hati seseorang berbalik kepadaNya, selubung itu diambil.
Barangkali dengan tidak sadar, kita mengejar kemuliaan yang salah, atau kita mengejar kemuliaan Tuhan tapi dengan cara yang salah.
Ada selubung yang menutupi mata hati dan pikiran kita, sehingga kita berpikir kita benar, padahal kita salah.
Itu sebabnya penting bagi kita untuk sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan dan kembali menjadikan Dia yang terutama dalam hidup kita.
Bukan pikiran dan perasaan kita yang terpenting, tapi pikiran dan perasaan Allah yang terpenting.
Ketika kita mengarahkan hati dan pikiran kepadaNya, selubung itu diangkat dan kita mencerminkan kemuliaan Allah yang sesungguhnya: penuh damai sejahtera, penuh kasih dan kebaikan, penuh kuasa dan hikmat yang tak terbatas.
Kita diubahkan menjadi serupa dengan gambar Kristus dalam kemuliaan yang semakin besar.
Kemuliaan yang kita tampilkan adalah hasil dari persekutuan denganNya, bukan tujuan yang kita kejar-kejar supaya terlihat hebat.
Bukankah jauh lebih melegakan ketika kita bisa hidup apa adanya tapi terus bertumbuh dalam kemuliaan Allah yang tanpa batas?
Inilah kemerdekaan yang sejati. Tidak perlu pencitraan, tidak perlu berpura-pura.
Apakah Saudara mau hidup seperti itu?
Adalah hal yang hari ini sedang Saudara tutup-tutupi atau coba tampilkan berbeda dari yang sebenarnya? Akuilah kepada pembimbing Saudara, agar Saudara bisa merdeka dan memancarkan kemuliaan Allah yang sejati.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimana Simon Petrus bisa mengetahui identitas Yesus?
Menurut Saudara, apa maksud Yesus menyatakan bahwa alam maut tidak dapat menguasai jemaatNya?
Apa yang Yesus berikan kepada murid-muridNya yang menghubungkan dunia dengan sorga?
Apakah Saudara pernah tiba-tiba mengalami sebuah “kesadaran”?
Contohnya tiba-tiba ada pemahaman yang berbeda tentang sebuah ayat, padahal Saudara sudah tahu dan sering membaca ayat tersebut, tapi tidak pernah memaknainya seperti saat itu.
Saudara mungkin juga pernah tiba-tiba menyadari sesuatu saat berhadapan dengan seseorang.
Misalnya Saudara sedang berinteraksi seperti biasa dengan orang tua, tapi hari itu tanpa ada momen khusus, Saudara menyadari betapa orang tua Saudara sudah berkorban banyak dan mengasihi Saudara.
Hati Saudara dipenuhi dengan kasih dan rasa syukur saat memandang mereka dan ingin memeluk mereka.
Moment-moment tersebut tidak dibuat-buat ataupun direncanakan. Itu datang begitu saja.
Momen kesadaran inilah yang disebut “Pewahyuan”.
Pikiran dan hati kita seperti terbuka dan kita memahami sesuatu yang tidak pernah kita pahami sebelumnya.
Petrus mengalami itu ketika ia menjawab pertanyaan Yesus tentang siapakah diriNya. Petrus tidak menjawab karena ia tahu, tapi karena diwahyukan Allah.
Yesus berkata bahwa, ”Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Dia yang adalah Batu Karang yang kokoh, tidak bisa dihancurkan oleh apapun termasuk maut.
Alam maut bukan sekedar bicara tentang kematian jasmani, tapi yang terutama kematian rohani, dimana iblis berusaha sekuat-kuatnya untuk menghancurkan gereja, yaitu kita.
Ini terbukti dari usaha iblis untuk menghancurkan Petrus melalui kegagalannya ketika menyangkal Yesus.
Tetapi puji Tuhan, oleh karena pewahyuan dan hubungan Petrus dengan Yesus, ia bangkit kembali.
Saudara, tidak ada masalah, kegagalan, dan tantangan apapun yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Alam maut tidak bisa menguasai kita oleh karena Yesus sudah menang atas maut.
Jika hari ini kita dikaruniakan kehidupan, mari pastikan kehidupan Kristus mengalir dalam hidup kita.
Mintalah pewahyuan dari Allah agar Saudara bisa berjalan dalam kemenangan Kristus.
Ambilah waktu pribadi untuk merenungkan dan meminta pewahyuan dari Tuhan, lalu diskusikanlah dengan rekan PA Saudara agar Saudara mengalami peneguhan atas pewahyuan tersebut.