Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang diminta Paulus kepada Tuhan untuk jemaat di Efesus agar mengenal Dia dengan benar?
Apa tujuan doa Paulus meminta Tuhan untuk menjadikan mata hati kita terang?
Apa yang ditentukan bagi orang-orang kudus dan orang-orang percaya?
Apa yang telah diletakkan dibawah kaki Kristus dan Jemaat yang adalah tubuhNya?
Ada beberapa ilustrasi yang menggambarkan posisi kita didalam Tuhan yaitu sebagai rumahNya dan sebagai tubuhNya.
Sebagai bangunan kita adalah baitNya yang dibangun diatas dasar Kristus dan sebagai tubuhNya dimana Kristus adalah kepala dari tubuh tersebut.
Jemaat sebagai baitNya memiliki tanggung jawab tidak hanya membangun tetapi juga memelihara baitNya agar semua bagian tersusun rapi dan berfungsi untuk menggenapi kehendakNya.
Paulus menyadari betapa mulia bagian yang ditentukanNya bagi orang-orang kudus yaitu kita orang-orang percaya sebagai baitNya, oleh karena itu kita tidak dapat sembarangan membangun baitNya dengan pemikiran manusia yang sangat terbatas.
Pada masa Perjanjian Lama ketika membangun baitNya secara fisik, Tuhan memberikan informasi dengan detail seperti apa ukuran dan material yang perlu dibuat untuk bait suci pada waktu itu.
Seluruh ukuran diberikan dengan rinci, material bangunan serta kain yang digunakan juga harus dibuat sesuai kualitas yang Tuhan kehendaki.
Selain itu orang-orang yang mengerjakannya harus benar-benar memang ahli dalam bidangnya dan yang diurapi secara khusus.
Seluruh instruksi diberikan Tuhan melalui pewahyuan sehingga bangsa Israel dapat membangunnya tepat seperti yang dikehendakiNya.
Hari ini kita adalah baitNya yang sedang Tuhan bangun, kita perlu senantiasa berkomunikasi melalui persekutuan kita dengan Tuhan, kita membutuhkan pewahyuan ilahi yang konsisten sehingga baitNya dapat dibangun sesuai dengan waktuNya dengan kualitas yang terbaik seperti yang dikehendakiNya.
Apa yang kita dengar, kita baca, kita lihat dan pikirkan itulah yang masuk ke dalam tubuh kita dan akan menjadi bagian dari material baitNya.
Oleh sebab itu kita harus menjaga pikiran kita dengan FirmanNya sehingga bena-benar sesuatu yang mulia yang masuk dan mempengaruhi kehidupan kita.
Bagaimana dengan Saudara? Apakah kita membiarkan semua makanan masuk ke dalam perut kita atau membiarkan semua yang kita dengar dan lihat masuk dipikiran dan mempengaruhi kehidupan kita?
Kita adalah baitNya, mari kita rawat manusia jasmani dan rohani kita seperti yang dikehendakiNya, sehingga kita tidak hanya sehat secara jasamani tetapi juga bertumbuh dengan kuat manusia rohani kita.
BaitNya yang penuh kemuliaan dan penuh kuasa adalah kehendakNya, mari kita lakukan bagian kita dengan melakukan apa yang sudah diwahyukan kepada kita melalui firmanNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Seperti apa dapat disamakan orang yang mendengar perkataan Tuhan dan melakukannya?
Apa yang terjadi dengan rumah orang bijaksana?
Seperti apa yang disebut sebagai orang bodoh sesuai perikop yang kita baca hari ini?
Apa yang terjadi dengan rumah orang bodoh ketika ada hujan dan banjir?
Yesus membagi dua macam orang dalam hal bagaimana seseorang merespon Firman Tuhan yang didengarnya, yaitu seperti orang bijaksana dan orang bodoh.
Saudara, orang bijaksana dan orang bodoh dalam perumpamaan ini rupanya tidak ada hubungannya dengan tingkat pendidikan tetapi sangat berhubungan dengan bagaimana seseorang menanggapi Firman Tuhan yang didengarnya.
Mari kita mulai dengan orang bodoh, seseorang yang mendirikan rumah diatas pasir.
Orang seperti ini bukan berarti tidak tahu kebenaran, mereka tahu tetapi mengabaikannya.
Perkataan Tuhan dianggap sebagai kata-kata yang memberi semangat pada saat didengar tetapi hanya berhenti sampai disitu saja.
Tidak ada tindakan untuk melakukan apa yang telah didengarnya.
Bisa jadi karena merasa bahwa tidak akan pernah ada hujan dan banjir atau merasa pasti kuat bila rumahnya menghadapi banjir, angin dan hujan.
Mereka sejatinya orang-orang yang tidak percaya bahwa perkataan Tuhan memberi kekuatan pada saat ada badai melanda.
Sangat mungkin juga ini adalah orang-orang sombong yang mengandalkan kekuatannya, dan mengabaikan untuk mengikuti apa yang Tuhan perintahkan.
Ketika hari itu tiba orang bodoh baru menyesali keberadaan dirinya yang tidak mengikuti perkataan Tuhan.
Orang bijaksana yang mendengar perkataan Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari diumpamakan sebagai orang yang mendirikan rumah diatas batu.
Orang ini mungkin bagi dunia tidak diperhitungkan, tetapi setia mengikuti dan melakukan Firman Tuhan.
Ketika banjir dan angin menerpa rumahnya maka orang akan melihat bagaimana rumah orang bijaksana ini tetap berdiri.
Orang bijaksana mau mendengar dan mengikuti perkataan Tuhan yang disampaikan melalui pemimpin atau saudara seiman lainnya.
Bagaimana dengan kita hari ini? Ada banyak Firman Tuhan yang sudah kita dengar, mulai dari saat teduh, dari hamba Tuhan yang menyampaikan di ibadah atau di media, di dalam kelompok pemuridan dan persekutuan.
Mari kita bersikap sebagai orang yang bijaksana, membangun rumah diatas batu.
Setiap perkataan Tuhan tidak hanya memberi semangat tetapi juga ada bagian kita untuk melakukan apa yang kita dengar.
Kita adalah baitNya, ingatlah untuk membangun baitNya dengan benar diatas batu dengan cara melakukan apa yang menjadi amanatNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Pertanyaan apa yang diajukan Yesus kepada murid-muridnya pada ayat 13? Apa jawaban murid-muridNya?
Pertanyaan apa yang diajukan Yesus kepada murid-murid untuk kedua kalinya pada ayat 15?
Apa jawaban Petrus terhadap pertanyaan Yesus pada ayat 15 tadi? (Ayat 16)
Apa yang katakan Yesus tentang Simon Petrus? (Ayat 18)
Kepada siapa kunci Kerajaan Allah diberikan oleh Yesus?
Jika kita membaca dengan teliti Injil Matius 16:13-19, kita bisa bagi menjadi 3 konteks, yaitu:
Konteks tentang pertanyaan Identitas Yesus -Matius 16:13b,15, konteks tentang jawaban Petrus atas pertanyaan Yesus -Matius 16:16c, dan tentang respon Yesus terhadap jawaban Petrus -Matius 16:17-19.
Berdasarkan perikop bacaan diatas kita menemukan, bahwa Petrus adalah murid yang pertama kali mengakui Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Yesus mengatakan “Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu”.
Menurut saudara, siapakah yang di maksud “batu karang” di dalam ayat tersebut? Apakah orang yang di maksud ayat tersebut adalah Simon Petrus? Tentu tidak, yang dimaksud dengan “batu karang” itu adalah Yesus sendiri.
Dalam bacaan hari ini ada berbagai jawaban atau pengakuan murid-murid tentang siapa Yesus menurut mereka.
Bagaimana jika pertanyaan yang sama, ditujukan kepada kita, siapa sesungguhnya Yesus menurut saudara dan saya? Tentu jawaban kita akan mayoritas sama, yaitu Yesus adalah Tuhan dan Juruslamat kita.
Jawaban itu tidak salah. Namun kenyataan didalam realitas sehari-hari, tidak jarang diantara kita ragu tentang siapakah Yesus menurut pribadi kita masing-masing.
Bahkan kita pernah bertanya, sewaktu kita mengalami pergumulan hidup, Tuhan dimanakah Engkau? Ketika pergumulan tersebut dijawab oleh Tuhan timbulah pengakuan dari hati yang paling dalam dan dari mulut kita, siapa Yesus itu menurut kita.
Mungkin ada yang menjawab Yesus adalah penolong dalam hidupku, Yesus adalah jalan keluar sewaktu aku dalam keadaan jalan buntu, mungkin ada yang menjawab Yesus adalah dokter dan tabib yang menyembuhkan sakitku, Yesus adalah kekuatanku disaat aku tidak berdaya, dsb.
Dari jawaban-jawaban tadi, percayalah bahwa Tuhan sendiri yang menyatakan itu kepada saudara.
Jawaban itu melalui suatu pengenalan yang dalam tentang Yesus dan juga pengalaman kita bersama dengan Dia.
Jadi pengakuan itu bukan muncul karena kita menghafalkan siapa Yesus itu, atau pengakuan tersebut timbul karena kita copy paste dari pengalaman orang lain.
Di sepanjang tahun 2024 ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, bahkan banyak orang yang mengatakan kondisi Indonesia sedang tidak baik.
Namun hendaklah kita jemaatNya sadar dan terus di bangun diatas batu karang yang sejati, yaitu Yesus Kristus Tuhan.
Pengakuan kita tentang siapa Yesus itu juga merupakan salah satu bukti, bahwa kita sudah dan terus di bangun diatas “batu karang”.
Kita pasti mampu dan tegar menghadapi setiap tantangan dan pergumulan yang mungkin saja terjadi di tahun 2024 ini.
Ingat bahwa jika hidup jemaat dibangun di atas batu karang, maka pintu gerbang maut tidak akan menguasainya.
Artinya tidak ada kuasa apapun yang dapat menghancurkan Jemaat Tuhan.
Dengan kata lain gereja Tuhan akan terus hidup dan tidak ada satu kuasa apapun yang dapat menghancurkannya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Sadarkah kita bahwa hidup kita di bangun diatas batu karang, yaitu Yesus situ sendiri? Jika kita mengetahuinya, maka apa yang akan kita lakukan kedepan? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang senantiasa harus kita persembahkan?
Apa korban syukur yang memuliakan namaNya?
Apa yang tidak boleh kita lupakan sesuai perikop yang kita baca hari ini?
Korban-korban apa yang berkenan kepada Allah?
Korban syukur adalah bentuk pengorbanan yang memanifestasikan kepercayaan kita kepada Tuhan dalam bentuk ucapan tulus dalam segala kondisi.
Kecenderungan manusia untuk bersyukur biasanya hanya ketika kondisi yang baik atau sesuai harapannya, namun ketika kondisi menjadi tidak baik, semakin buruk atau tidak sesuai dengan harapan akan menjadi sulit untuk bersyukur bahkan tidak sedikit menjadi kecewa dengan Tuhan.
Memberikan korban kepada Tuhan berarti ada sesuatu yang kita korbankan untuk kita berikan kepada Tuhan.
Seperti Abraham mengorbankan anaknya kepada Tuhan pada saat Tuhan meminta untuk dikorbankan, dalam hal ini Abraham harus kehilangan anak satu-satunya karena harus dikembalikan kepada Tuhan.
Abraham siap kehilangan anaknya dan bersiap kembali seperti sediakala tidak memiliki anak, itulah arti berkorban.
Kita tahu bahwa Tuhan menghargai pengorbanan Abraham, sejarah mencatat pada akhirnya keturunannya seperti pasir di laut dan bintang di langit.
Korban syukur berarti kita memilih untuk memiliki hati yang bersyukur sekalipun mungkin doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, atau kita mengalami suatu kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang kita harap dan doakan.
Korban syukur mungkin tidak mudah kita berikan karena hati kita yang cenderung mengikuti keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.
Namun kita harus ingat bahwa Roh Kudus ada di dalam hidup kita dan memberikan kekuatan kepada kita untuk kita senantiasa mempersembahkan korban syukur.
Korban syukur berarti juga kita mengorbankan waktu-waktu kita untuk melayani Tuhan dalam berbagai bidang sesuai talenta atau panggilan sekalipun tanpa imbalan.
Kita tetap bersukacita karena mempersembahkan waktu kita untuk gereja lokal dimana kita dan keluarga bertumbuh serta menjadi berkat.
Mari kita melayani dia dengan antusias menggunakan waktu-waktu yang Tuhan sediakan sebagai korban syukur.
“Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya” (Ibrani 13:15).
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa Tuhan menginginkan umat-Nya untuk menyanyikan nyanyian baru?
Alat musik apa saja yang bisa digunakan untuk memuji Tuhan?
Bernyanyi bagi Tuhan mungkin hal yang sudah biasa kita lakukan sehari-hari.
Ada nyanyian dengan nada gembira, ada pula yang bernada sendu seperti nyanyian ratapan.
Bob Kauflin mengatakan bahwa Alkitab mempunyai lebih dari empat ratus referensi tidak langsung tentang nyanyian dan setidaknya lima puluh perintah langsung untuk bernyanyi.
Dan jika kita membaca Kitab Mazmur, maka kita akan melihat bahwa paragraf-paragraf dalam kitab tersebut disusun selayaknya sebuah nyanyian.
Itu sebabnya banyak nyanyian pujian yang diinspirasi dari Kitab Mazmur.
Mazmur 149:1”Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.”
Secara khusus, Tuhan ingin agar umat-Nya menyanyikan nyanyian baru. Mengapa?
Karena Tuhan ingin agar ketika kita menyanyi, kita menyanyi dengan segenap hati, dengan pengertian yang baru, dengan rasa atau emosi yang baru.
Jangan karena sudah begitu hafal dengan lagu atau nyanyian yang kita lantunkan, maka kita menyanyi dengan tidak lagi menghayati nyanyian tersebut.
Mazmur 22:4”Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”
Tuhan bersemayam, bertakhta di atas puji-pujian. Ini adalah yang akan terjadi jika kita memuji Tuhan dengan benar, kita seperti menghadirkan hadirat Tuhan di depan kita.
Hadirat-Nya yang akan menguatkan, menghiburkan, menyembuhkan kita.
Jadi marilah kita lebih banyak, lebih sering menyanyi, memuji, menyembah Tuhan.
Jangan ragu untuk mendengarkan dan mencoba menyanyikan lagu-lagu yang baru.
Mazmur 96:1-4”Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa. Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah.”
Ada banyak alasan untuk kita bernyanyi dan memuji serta menyembah Tuhan, lebih sering, karena Tuhan menyukai pujian kita dan Dia layak untuk menerima sembah dan pujian kita.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang perbedaan pujian dan penyembahan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang terjadi jika seseorang mengikatkan diri dengan Tuhan?
Apakah dosa-dosa percabulan di masa kini?
Apakah yang sepatutnya kita lakukan dengan tubuh kita?
Setelah seseorang menerima Kristus sebagai Juru Selamat, sesungguhnya ada perubahan besar yang terjadi secara rohani.
Kita tidak hanya dijanjikan untuk memperoleh keselamatan kekal, tetapi Tuhan juga memberikan benih baru dalam diri kita, yang memungkinkan kita untuk menjadi manusia baru.
Roh kita telah diperbarui karena kita turut menjadi bait Roh.
Oleh anugerah Tuhan, jiwa kita juga akan diperbarui, jiwa yang terdiri dari pikiran, perasaan atau emosi dan tekad atau kehendak itu semua akan diperbarui.
Pembaruan jiwa ini membutuhkan respon dari kita, ketika Roh Kudus mengingatkan kita—melalui pikiran kita—untuk kita melakukan hal-hal yang Tuhan kehendaki.
Misalnya, ketika kita menjadi sombong dengan memamerkan usaha (kedagingan) kita dan Roh mengingatkan.
Dan jika kita menyadari bahwa hal itu adalah teguran dari Tuhan dan kita mau bertobat, maka kita sedang memperbarui jiwa kita untuk menjadi semakin serupa Kristus.
Lalu bagaimana dengan tubuh kita? Tubuh adalah bagian yang paling rawan untuk dicobai oleh Setan.
Tubuh memiliki panca indera: mata untuk melihat; telinga untuk mendengar; kulit untuk meraba; hidung untuk mencium bebauan dan lidah untuk berbicara dan mencecap rasa.
Mata kita bisa digunakan untuk melihat hal-hal yang mulia, tetapi mata yang sama juga dapat digunakan untuk melihat hal-hal yang najis.
Hal yang najis seperti pornografi, atau melihat perilaku yang asusila.
Telinga bisa digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang mulia seperti musik dan pujian yang memuliakan Tuhan.
Telinga juga bisa digunakan untuk mendengar dengan sabar keluhan orang dalam sesi konseling, kemudian kita mohon hikmat Tuhan untuk memberikan kata-kata penguatan dan penghiburan.
Tetapi telinga yang sama juga dapat digunakan untuk mendengarkan perkataan kotor, gosip.
Lidah bisa digunakan untuk mengucapkan hal-hal yang baik dan mulia: berdoa, memuji Tuhan, mengucapkan kata-kata yang positif untuk menasehati, menguatkan orang lain.
Tetapi lidah yang sama juga dapat digunakan untuk mengucapkan kata-kata negatif.
Itu sebabnya Rasul Yakobus mengatakan: “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.” (Yakobus 3:5-6).
Mari kita muliakan Tuhan dengan tubuh kita dan segenap panca indera kita.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk memuliakan Tuhan dengan panca indera kita.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang datang melihat bayi Yesus?
Dan apa yang mereka lakukan?
Selain kepada para gembala, berita tentang kelahiran Yesus juga disampaikan kepada orang majus.
Lalu siapakah yang dimaksud dengan orang majus? Alkitab mencatat bahwa orang majus berasal dari Timur Yerusalem, mungkin dari Persia atau Iran di masa kini.
Disebut orang majus karena mereka adalah orang yang bijaksana, orang pandai.
Dan orang majus ini melihat dari kejauhan, bintang yang akhirnya menuntun mereka hingga tiba di Betlehem.
Tetapi sebelum mereka tiba di Betlehem, mereka bertanya-tanya kepada penduduk Yerusalem tentang seorang raja yang baru lahir.
Pertanyaan orang majus ini menjadi viral hingga didengar oleh seluruh penduduk Yerusalem, termasuk raja Herodes.
Herodes yang merasa tersaingi dengan kelahiran seorang raja dengan tanda-tanda yang begitu ajaib, berusaha untuk mencari dan membunuh bayi Yesus.
Tetapi malaikat Tuhan yang mengetahui niat jahat Herodes, segera meminta Yusuf, Maria dan bayi Yesus untuk mengungsi ke Mesir.
Bagi Herodes, berita kelahiran Yesus menyebabkan ketakutan dan kekawatiran.
Tetapi bagi orang majus, kelahiran Yesus memberikan sukacita besar.
Karena sukacita, ketika bertemu dengan Yesus, merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Saat ini, berita atau kabar baik yang disampaikan Kristus akan disambut dengan sukacita besar bagi mereka yang haus dan lapar akan kebenaran.
Tetapi bagi mereka yang masih dibutakan oleh si Jahat, kabar baik atau Injil keselamatan itu akan mereka cibir, ejek atau bahkan hina.
Sehingga adalah tugas kita orang yang sudah percaya, agar lebih banyak lagi orang yang dapat mendengar Injil Keselamatan dan menjadi percaya.
Ketika seseorang menjadi percaya, maka akan nada sukacita sejati yang mereka rasakan.
Sukacita yang hanya dapat dipahami dan dirasakan oleh mereka yang secara pribadi dipindahkan dari maut kepada hidup yang kekal.
Peter Wagner menyatakan bahwa ada sepuluh gradasi orang yang menolak Injil hingga mereka siap untuk menerima Injil.
Orang yang atheis, mereka yang sama sekali tidak percaya akan Allah berada pada posisi minus sepuluh (-10).
Dan mereka yang siap untuk menerima Injil ada pada posisi nol (0).
Ketika kita memberitakan Injil, mungkin mereka tidak langsung menerima Kristus sebagai Juru Selamat, tetapi sangat mungkin mereka sudah mulai terbuka, itu artinya mereka sudah berpindah dari minus yang besar ke minus yang semakin kecil.
Jadi tidak ada usaha pemberitaan Injil yang sia-sia. Harapan kita adalah agar semakin banyak orang yang mendengar Injil keselamatan dan mengalami kelahiran baru.
Mereka dipindahkan dari nol ke positif satu (+1).
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk memberitakan Injil Keselamatan kepada mereka yang kita kenal atau pun orang asing.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kepada siapa Allah berjanji akan tinggal di antara mereka?
Apa yang Allah akan lakukan ketika Allah ada di antara mereka?
Zefanya 3:16 ”Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.”
Firman Tuhan ini secara spesifik memang ditujukan kepada Yerusalem, lebih spesifik kepada Sion sebagai penghuni Yerusalem.
Dengan demikian Sion juga bisa berarti manusia penduduk Yerusalem.
Dan kita sebagai umat percaya di Perjanjian Baru, kita juga bisa mempercayai bahwa kita juga adalah Sion-Sion rohani, yaitu umat yang sudah ditebus oleh darah Kristus.
Menurut Firman di atas, Tuhan mengatakan agar tangan kita jangan menjadi lemah lesu, mengapa? Jawabannya ada di ayat 17-20.
Zefanya 3:17“TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,…”
Ya, kita tidak perlu lemah dan lesu oleh karena Tuhan ada bersama dengan kita.
Dan karena Tuhan ada bersama dengan kita, maka sesuai ayat 17 hingga 20, Ia menjanjikan:
Memberi kita kemenangan
Ia bergirang karena kita
Ia memperbarui kita dengan kasih-Nya
Ia bersorak karena kita
Ia akan mengangkat malapetaka dari kita
Ia akan bertindak kepada orang yang menindas kita
Ia akan menyelamatkan yang pincang
Jika ada yang mendapat malu, maka Tuhan akan ubahkan itu menjadi kepujian
Ia akan membuat kita menjadi kepujian dan menjadi ternama.
Semua janji itu tentu tidak berlaku secara otomatis, janji Tuhan itu akan terwujud jika kita menerimanya dengan iman dan selanjutnya kita bertindak sesuai tuntunan dan arahan Tuhan.
Lalu darimana kita tahu tuntunan dan arahan Tuhan? Kita akan semakin peka untuk mengenali tuntunan Tuhan jika kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.
Hubungan dengan Tuhan bisa terwujud jika kita memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan yang bisa kita wujudkan melalui doa, pujian dan penyembahan, melalui pembacaan dan perenungan Firman Tuhan.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk mengenal suara Tuhan, pimpinan Roh dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang berbicara kepada para gembala?
Apakah pesan utama yang disampaikan?
Sebelum Yesus lahir di bumi, Allah memberikan petunjuk tentang rencana kedatangan-Nya.
Dan Alkitab mencatat dengan jelas bahwa pesan itu disampaikan oleh malaikat dan disampaikan kepada para gembala.
Dan apa yang disampaikan oleh malaikat kepada para gembala, sesungguhnya itu adalah penegasan atas apa yang dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama.
Misalnya apa yang disampaikan oleh nabi Yesaya.
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”(Yesaya 7:14).
Atau apa yang dinubuatkan oleh nabi Mikha.
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”(Mikha 5:1).
Yang menjadi pertanyaan, mengapa ketika Yesus sudah lahir, malaikat menyatakannya kepada para gembala, bukan kepada para imam, nabi atau raja?
Mengapa bukan kepada raja, karena raja juga berfungsi sebagai tokoh politik dan Yesus datang sama sekali tidak ada hubungan dengan politik.
Mengapa bukan kepada imam dan nabi, karena berita yang disampaikan adalah peristiwa yang sudah terjadi, bukan yang akan terjadi, jadi ini bukan nubuatan.
Lalu mengapa kepada para gembala?
Pertama, karena gembala adalah orang yang biasa bertanggung jawab dengan tugasnya, yaitu menggembalakan hewan.
Dan gembala adalah salah satu pekerjaan yang paling awal dicatat di Alkitab.
Kita tentu ingat bahwa Habel mempersembahkan kambing domba kepada Allah, itu karena dia adalah seorang gembala.
Alasan kedua, Yesus sendiri kelak akan menjadi seorang gembala, bukan gembala hewan, tetapi sebagai Gembala umat manusia seperti ditulis dalam Yohanes 10:11“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”
Berita tentang kelahiran Yesus disebut sebagai kesukaan yang besar.
Karena Yesus datang, bukan hanya memberikan janji tetapi Dia juga adalah bukti tentang kasih Allah kan dunia.
Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Yesus adalah penggenapan dari kasih Allah.
Dan kepada mereka yang percaya pada perkataan-Nya, maka jiwanya akan diselamatkan, hidupnya akan diubahkan.
Bukankah itu berita yang sangat luar biasa? Berita yang menjadi kesukaan besar bagi seluruh orang yang percaya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu ketika pertama kali engkau mendengar berita Injil Keselamatan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Bagaimanakah kita harus mempersembahkan tubuh kita?
Apakah yang seharusnya kita alami ketika tidak menjadi serupa dengan dunia ini?
Apa yang dinasihatkan oleh penulis kitab Roma agar tidak kita lakukan?
Tidak terasa kita sudah di penghujung tahun 2023 dan akan segera memasuki tahun 2024.
Mungkin sebagian dari kita sedang berlibur atau masih sibuk bekerja mengejar ketertinggalan target tahun 2023.
Mungkin sebagian dari kita sudah mulai membuat target dan resolusi tahun 2024.
Apapun yang sedang direncanakan untuk dilakukan hari ini, kita sadar bahwa tahun 2023 akan segera berlalu dengan seluruh pengalaman dan emosi yang dirasakan.
Ada keberhasilan dan kegagalan yang kita alami.
Ada pengalaman yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.
Bagaimana caranya kita bisa mengakhiri tahun ini dengan sukacita dan hati yang tertuju kepada Tuhan?
Setidaknya ada 3 hal yang diingatkan bagi kita melalui pembacaan Alkitab hari ini :
Persembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah. Hidup adalah anugerah dan ketika kita mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah, itu menjadi ibadah yang sejati dan akan mendatangkan sukacita.
Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi, sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah. Jangan lagi mau dikenakan kuk perhambaan dengan mengikuti standard dunia karena Yesus sudah menebus semuanya di kayu salib. Kehendak Allah selalu mendatangkan kebaikan bagi kita, inilah yang menjadi pengharapan bagi kita.
Janganlah memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan. Kuasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kita secara special.
Selama kita hidup akan selalu ada tantangan dan masalah yang perlu dihadapi, dan sebenarnya di tengah semua hal itu juga ada berkat dan sukacita yang bisa dirasakan.
Namun seringkali kita lebih berfokus kepada hal-hal yang negatif.
Kita mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi, menyesali hal-hal yang tidak bisa diubah, dan mengharapkan sesuatu terjadi di luar sana daripada di dalam diri.
Kita memikirkan hal-hal yang terlalu tinggi dan tidak patut kita pikirkan. Inilah yang membuat kita terjebak dalam kekhawatiran dan stress bahkan depresi.
Biarlah nasihat dari rasul Paulus ini menolong kita untuk mengakhiri tahun 2023 dan mengawali tahun 2024.
Tuhan Yesus memberkati!
Berbagilah dengan pembimbing dan rekan-rekan Saudara apa yang Saudara rasakan di akhir tahun ini dan buatlah satu komitmen untuk melakukan apa yang ada dalam renungan hari ini.