SUAMI ADALAH KEPALA ISTRI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 5:22-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa istri harus tunduk kepada suami?
  2. Apakah yang dimaksud dengan tunduk?
  3. Apakah yang dimaksud dengan suami adalah kepala dari istri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh”. (Efesus 5:22-23).

Sebuah pernikahan dalam Tuhan menggambarkan peristiwa agung yang akan terjadi suatu saat, yaitu pernikahan Sang Mempelai Pria, Kristus dengan Gereja yang adalah mempelai wanita-Nya.

Suatu saat Kristus akan datang menjemput gereja-Nya.

Oleh karena itu gereja harus bersiap sedia dan mendandani dirinya dengan perhiasan kekudusan.

Kita sebagai bagian dari gereja-Nya Kristus harus memberi diri untuk terus menerus dikuduskan secara lahiriah.

Secara roh kita sudah kudus, tetapi secara lahiriah kita harus terus menerus mengalami pengudusan (progresif).

Seorang Suami sekaligus seorang ayah (bapa) diberikan otoritas untuk menjadi pemimpin (kepala) dalam rumah tangga.

Sama seperti Kristus telah mengorbankan diri-Nya untuk jemaat, demikian seorang suami harus mengasihi istri dan anak-anaknya.

Seorang suami sekaligus ayah, harus memimpin di dalam kasih.

Otoritas yang diberikan kepada seorang suami/ayah tidak akan efektif kalau tidak dibarengi kasih.

Harus ada keseimbangan antara otoritas dan kasih.

Suami yang lebih mengedepankan otoritasnya (otoriter) dapat menimbulkan kepahitan bagi istri dan anak-anaknya.

Sebaliknya suami/ayah yang mengutamakan kasih tanpa disiplin, akan menyebabkan keluarganya menjadi keluarga yang gampangan.

Seorang pemimpin yang baik dengan hikmat Tuhan akan tahu kapan menggunakan otoritas dan kasih secara efektif.

Untuk itu seorang pemimpin harus terus menerus belajar menyerahkan hidup pada pengurapan Roh Kudus dan terus mempelajari firman Tuhan secara bertanggung jawab.

Ingatlah, bahwa Pengurapan Roh Kudus dan Firman berjalan seiring.

Tanpa pemahaman firman Tuhan yang benar, pengurapan tidak akan bekerja Suami istri mirip dengan pilot dan co-pilot.

Pilot yang memilik peran sebagai pemimpin dalam penerbangan, sedangkan co-pilot membantu pilot.

Pilot tanpa co-pilot akan mengalami kesulitan dalam penerbangan.

Oleh karena itu, seorang istri harus tunduk kepada suaminya namun tidak pasif. Istri harus  secara aktif menjadi penolong yang baik bagi suaminya.

Seperti co-pilot yang membantu Pilot, keputusan akhir ada pada pilot.

Demikian juga istri terlibat dalam berbagai pengambilan keputusan rumah tangga bersama suaminya, tetapi keputusan akhir ada pada suami.  

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana cara menyeimbangkan otoritas dan kasih.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 15-17