MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang ada di dalam Kristus?
  2. Apa yang diinginkan oleh Rasul Paulus dari jemaat Filipi?
  3. Bagaimana sekelompok orang dapat menjadi satu pikiran, satu tujuan, dan sehati sepikir?
  4. Apa yang terjadi jika seorang anggota komunitas hendak mencari pujian dan mementingkan dirinya sendiri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, komunitas adalah individu yang memiliki keinginan dan pemikiran yang berbeda, meskipun mereka berada dalam satu komunitas, seperti komunitas Goes atau penggemar bersepeda.

Meskipun mereka memiliki kesenangan yang sama dalam hal bersepeda, seperti melakukan tur ke luar kota atau tempat-tempat jauh, mereka tetap memiliki perbedaan dalam berbagai hal.

Begitu juga misalnya dalam satu jemaat gereja, mereka memiliki satu keyakinan dan pengakuan terhadap doktrin yang mereka pegang.

Namun, mereka tetap memiliki perbedaan dalam pola pikir dan kesenangan, terutama bagi mereka yang belum dewasa dalam Tuhan.

Bagi mereka yang sedang bertumbuh dengan latar belakang kehidupan yang beragam akan menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat Filipi dalam hal seperti ini, agar mereka hidup dalam Kristus, sehingga dapat saling menasihati dan menghibur, serta bersekutu dalam Roh, serta mengasihi dengan mesra dan penuh belas kasihan terhadap sesama anggota, sehingga semua dapat mengalami pertumbuhan bersama.

Rasul Paulus menasihati jemaat Filipi:

Filipi 2:1-7 ”Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”

Nasehat dari Rasul Paulus ini sangat baik untuk dilakukan dalam kehidupan kita di jemaat, baik dalam kelompok-kelompok jemaat maupun di wilayah Timur, Barat, dan Selatan.

Di dalam kelompok-kelompok tersebut, terdapat berbagai orang dengan perbedaan suku, kebiasaan, pendidikan, dan status sosial yang beragam.

Berbagai gaya hidup yang berbeda-beda dapat menjadi penghalang bagi tercapainya kesatuan.

Misalnya, ketika saudara-saudara dari satu daerah berkumpul, mereka cenderung berkomunikasi dalam bahasa daerah mereka masing-masing.

Meskipun tidak melanggar aturan, namun ketika ada teman dari daerah lain di dalam kelompok tersebut, marilah kita berkomunikasi dalam bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia, agar saudara yang tidak mengerti bahasa daerah tersebut tidak merasa terasingkan.

Mari kita terapkan prinsip yang diajarkan oleh Rasul Paulus, bahwa “Kamu bukanlah orang asing, tapi kawan sewarga jemaat”, sehingga tidak ada sekat atau perbedaan yang menghalangi persaudaraan atau persahabatan di antara kita.

Janganlah mementingkan diri sendiri, tetapi pikirkanlah juga kepentingan orang lain. Mari kita belajar untuk mendahulukan orang lain.

Saudara, saya sering memperhatikan di tempat umum, dimana orang-orang muda duduk-duduk sementara di sekitar mereka ada ibu-ibu hamil yang berdiri menunggu sesuatu.

Saya melihat mereka tertawa dan mengobrol dengan penuh kesenangan, sampai-sampai mereka tidak memperhatikan ibu-ibu hamil yang berdiri di sekitar mereka dengan perut yang besar.

Mereka seolah-olah abai dan tidak menghiraukan keberadaan ibu hamil itu.

Dalam hati saya, saya berpikir bahwa itulah perilaku orang-orang dunia yang egois, tidak memahami etika, dan seringkali hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri.

Marilah kita belajar untuk mendahulukan orang lain.

Misalnya, ketika kita duduk dan melihat ada orang tua berdiri di sekitar kita yang tidak mendapatkan kursi, mari kita tawarkan kursi kita kepada mereka dan berdiri agak menjauh untuk memberikan tempat bagi mereka.

Dalam banyak hal, marilah kita mendahulukan orang lain.

Saya sering melihat di antrian di rumah sakit, ibu-ibu hamil berdiri menunggu panggilan nomor antrian, sehingga saya langsung berdiri untuk memberikan kursi saya kepada mereka.

Saya kemudian menunggu sambil berdiri hingga tiba giliran saya dipanggil.

Dalam berbagai aspek, marilah kita belajar untuk mendahulukan saudara yang lain, sehingga apa yang diingatkan oleh Rasul Paulus dapat terjadi dalam jemaat kita.

Haleluya, Puji Tuhan. Amin!

Mengapa sering terjadi perselisihan dalam jemaat Tuhan? Cobalah diskusikan bagaimana cara menemukan jalan keluar dari situasi tersebut.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Samuel 22-24