YANG KUAT MENANGGUNG YANG LEMAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 15:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa kewajiban dari seseorang yang kuat?
  2. Apa tujuan atau motivasi kita dalam memenuhi kesenangan saudara kita?
  3. Apa yang dialami Yesus ketika Dia mau menyenangkan kita?
  4. Pelajaran apa yang akan kita peroleh saat belajar dari Kitab Suci atau tulisan-tulisan masa lalu?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika kita membaca Kitab Roma pasal 14, kita melihat dua aspek masalah yang dibahas di sana, yaitu jangan menghakimi saudaramu, dan jangan memberi batu sandungan.

Dari kedua judul tersebut, kita menemukan ada sekelompok saudara yang lemah imannya dan yang kuat imannya.

Saudara yang lemah imannya menyatakan bahwa tidak boleh makan babi karena dianggap haram dan dilarang oleh Tuhan, serta beribadah pada hari Sabat sebagai ketetapan Allah untuk selama-lamanya.

Karena pernyataan tersebut, sekelompok lainnya menyatakan bahwa Yesus telah mengatakan:

Markus 7:14-23 ”Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Saudara, semua makanan halal. Petrus juga menyatakan hal ini melalui tulisan Lukas dalam:

Kisah Para Rasul 10:9-16 ”Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: “Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” Tetapi Petrus menjawab: “Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.” Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.”

Seseorang yang gemar membaca Firman Tuhan memiliki iman yang kuat menyatakan bahwa semua makanan halal, sementara mereka yang tidak mengerti dan tidak tahu akan mengatakan bahwa “makan babi haram, dilarang oleh Yahwe yang Maha Kudus!” sehingga dapat terjadi perbedaan pendapat yang bisa menimbulkan perdebatan, serta perselisihan yang dapat memicu kebencian.

Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan agar mereka yang kuat imannya dapat mengerti dan menerima saudara-saudara yang lemah imannya.

Janganlah menghakimi mereka, tetapi terimalah mereka sebagai saudara seiman yang juga telah ditebus oleh darah Yesus.

Dalam masalah makanan juga, janganlah menghakimi yang makan dan jangan menghakimi yang tidak makan karena kita tidak berhak untuk menghakimi saudara kita.

Roma 14:4 ”Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.”

Saudara, perbedaan juga muncul mengenai hari-hari raya, perayaan, atau hari-hari khusus seperti Sabat, dan lain sebagainya.

Ada yang menganggap hari-hari tersebut penting, sementara ada yang menganggap bahwa semua hari adalah hari Tuhan.

Sebagai contoh, ada yang tidak berdagang pada hari Jumat, Minggu, atau Senin, dan ada pula yang menganggap wajib berpuasa pada hari Kamis.

Semua ini bisa menyebabkan perselisihan, perdebatan, bahkan keributan.

Oleh karena itu, Paulus mengingatkan:

Roma 14:5-6 ”Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.”

Saudara, marilah kita bisa menerima saudara kita yang lemah imannya tanpa membicarakan kelemahannya.

Karena itu, marilah kita tidak saling menghakimi lagi.

Lebih baik jika kita menganut pandangan janganlah kita membuat saudara kita jatuh tersandung.

Roma 14:14-23 ”Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia. Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.”

Oleh karena itu, marilah kita tidak menghakimi dan juga tidak menjadi sandungan, terutama bagi sesama saudara seiman!

Haleluya, Puji Tuhan, Amin!

Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak menghakimi dan tidak menjadi sandungan bagi saudara seiman kita?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 3-5