Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang membuat kita penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus?
Siapakah yang diilustrasikan sebagai tabir dalam ayat yang kita baca hari ini?
Apakah saudara mempunyai Iman Besar?
Apa yang sesungguhnya terjadi oleh karena Yesus dengan hari kita dan tubuh kita?
Pada masa Perjanjian Lama ketika Tuhan memperkenalkan diri sebagai Allah yang hidup, tidak semua orang dapat mendekat kepada Tuhan.
Ketika memanggil Musa untuk mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir Tuhan mengatakan: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” (Keluaran 3:5).
Pada saat membangun kemah suci Tuhan mengatakan mengenai tempat maha kudus yang tidak boleh sembarangan orang masuk, ada tabir yang membatasi ruangan di mana tabut perjanjian berada.
“Haruslah tabir itu kaugantungkan pada kaitan penyambung tenda itu dan haruslah kaubawa tabut hukum ke sana, ke belakang tabir itu, sehingga tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha kudus.”(Keluaran 26:33).
Bahkan pakaian gamis yang dikenakan Harun haruslah pakaian khusus supaya tidak mati karena melanggar kekudusan (Keluaran 28:35).
Banyak aturan yang Tuhan tetapkan agar benar-benar layak untuk dapat masuk tempat kudusNya.
Tidak hanya terkait aturan dan pakaian Tuhan harus mengingatkan bangsa Israel pada masa itu, namun juga tidak semua orang boleh masuk dalam tempat kudusNya, hanya Harun dan keturunannya saja yang Tuhan ijinkan.
Saudara, bila kita belajar dari Perjanjian Lama maka seharusnya kita menyadari bahwa betapa tingginya standar kekudusan Tuhan.
Manusia berdosa tidak akan pernah bisa berhadapan langsung dengan Tuhan, kekudusan Tuhan akan membuat manusia bisa mati.
Kita mengucap syukur karena hari ini kita bisa bersekutu dengan Bapa sekalipun bukan keturunan Lewi, tidak ada tabir yang memisahkan antara kita dan Bapa.
Kita dapat menemui dan berbicara kepada Bapa kapan pun kita mau.
Pengorbanan Yesus di atas kayu salib membuat kita dapat datang kepada Bapa dengan penuh keberanaian, “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus” (Ibrani 10:19).
Oleh sebab itu mari kita terus bersekutu dengan Bapa, karena hadiratNya akan mempengaruhi hidup kita agar tetap tinggal dalam kekudusan.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Allah menyatakan kepada kita oleh Roh?
Siapa yang tahu apa yang terdapat dalam diri Allah?
Mengapa kita tidak menerima roh dunia tetapi roh yang berasal dari Allah?
Mengapa manusia duniawi tidak menreima apa yang berasal dari Roh Allah?
Allah memberikan kita penolong dengan mencurahkan RohNya ke dalam hidup kita, ada beberapa tujuan yang Tuhan inginkan dengan kehadiran RohNya dalam hidup kita.
Pertama, hanya dengan Roh Allah kita dapat mengetahui apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Sebagai seorang manusia yang telah ditebus dan diangkat sebagai anakNya kita dikaruniakan banyak hal yang tidak terjangkau oleh pikiran kita, hanya Roh Kuduslah yang mampu memberikan pemahaman secara pribadi kepada kita mengenai betapa besarnya karunia yang diberikan Bapa kepada kita.
Sebagai anakNya kita memiliki warisan yang diberikan untuk dapat kita gunakan, hanya Roh Kuduslah yang dapat membuat kita menerima warisan itu dan menggunakannya untuk kebaikan kita dan kemuliaan Tuhan.
Kedua, Roh Kudus membuat kita dapat mengenal Bapa dengan baik dan benar.
Kita mungkin bisa membaca isi Firman Tuhan dalam alkitab, kita mungkin bisa membaca banyak hal tentang kebenaranNya dan janjiNya dari buku-buku rohani, tetapi kita bisa mengerti dan diubahkan pola pikir kita tentang Bapa dan mengenal lebih dalam hanya karena pimpinan Roh Kudus.
Dialah yang membuat kebenaran itu hidup sesuai dengan pertumbuhan rohani kita.
Hanya oleh RohNya kita mengalami pencerahan dan itu mengubahkan kehidupan kita.
Bagaimana dengan kondisi saudara saat ini, mari kita bersyukur bahwa hidup kita menjadi tempat kediamanNya.
Roh Kudus sebagai penolong yang diberikan Bapa kepada kita selalu siap memberikan inspirasi tentang Bapa kepada kita.
Persoalannya adalah apakah kita senantiasa berkomunikasi dengan Dia dan merespon setiap pelajaran yang diberikanNya melalui pergumulan dan persoalan yang kita hadapi?
Roh yang membuat kita mengenal Bapa dapat mengajarkan kepada kita tentang kebenaranNya dalam setiap kondisi apapun yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, bila kita senantiasa terhubung dengan RohNya maka semua peristiwa dalam hidup kita adalah pelajaran berharga untuk mengenal Bapa.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang bisa disebut sebagai anak Allah?
Roh apa yang membuat kita menjadi takut?
Apa yang dapat menyebabkan kita dapat berseru “ya Abba, ya Bapa”?
Apa maksudnya kita adalah ahli waris dari Bapa?
Banyak orang percaya menyebut dirinya sebagai anak Allah, namun hari ini melalui perikop yang kita baca mengingatkan bahwa yang menyandang gelar sebagai anak Allah adalah orang-orang percaya yang dipimpin oleh Roh Allah.
Kata “dipimpin” berarti kita harus mengikuti apa yang menjadi arahan serta keputusan pemimpin.
Seringkali yang menjadi persoalan adalah karena masih hidup dalam daging maka manusia memiliki kecenderungan dipimpin bahkan dikuasai oleh keinginannya sendiri (keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup) dan hidup dalam “perbudakan”.
Oleh karena itu Tuhan memberikan kita Roh yang memampukan kita untuk dipimpin dalam kebenaran.
“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
Kita tidak perlu takut lagi dengan roh perbudakan yang menguasai kita seperti ketika kita masih hidup dalam dosa dan belum percaya akan pengorbanan Yesus.
Roh yang menjadikan kita anak Allah akan membuat kita menjadi anakNya dan kita dipimpin seperti seorang bapa memimpin anak-anaknya.
Bergaul dengan Bapa setiap waktu dengan mendengarkan suaraNya yang mengarahkan kita dengan lembut adalah bentuk pimpinan Bapa kepada kita sebagai anak-anakNya.
Bapa tahu apa yang menjadi ketakutan dan kekuatiran kita, Bapa tahu apa yang menjadi kelemahan-kelemahan kita yang dapat membuat kita jatuh lagi dalam dosa.
Oleh sebab itulah maka kita perlu senantiasa dekat dan dengar-dengaran dengan Bapa agar Dia dapat membimbing kita ke dalam rencanaNya yang mulia.
Dengan siapa kita bergaul akan mencerminkan diri kita, ketika kita bergaul dengan Bapa maka pikiran dan hatiNya akan senantiasa memenuhi pikiran dan hati kita, kita akan semakin selaras dengan Bapa dan dengan sendirinya kita sedang berada dalam pimpinanNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Pembacaan Alkitab Hari ini : KISAH PARA RASUL 10:1-5
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Selain saleh, hal-hal baik apa lagikah yang ada pada Kornelius?
Apa yang dikatakan malaikat tentang Kornelius?
Lukas 10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Firman Tuhan pada Lukas 10:1 di atas, sering menjadi rujukan badan-badan Misi sebagai ayat Firman Tuhan yang menjelaskan tentang metode pemberitaan Injil.
Bagaimana Yesus mengutus murid-muridNya untuk mencari orang damai, dan memberitakan Injil kepada mereka.
Kornelius adalah tipikal orang damai, orang yang belum menerima keselamatan tetapi sudah sangat siap untuk menerima kabar keselamatan itu.
Di Kisah Para Rasul pasal 10 ayat 2 dikatakan bahwa Kornelius seorang yang:
Saleh;
Takut akan Allah (sekali pun dia belum menerima Yesus sebagai Juru Selamat);
Suka memberi sedekah;
Dan senantiasa berdoa.
Dan Allah mendengar doa Kornelius, Allah mengingatnya, sehingga kemudian Allah mengutus Petrus untuk menemui Kornelius, untuk menceritakan kabar keselamatan pada Kornelius, hingga akhirnya Kornelius dan semua orang yang mendengar pemberitaan itu dilawat oleh Roh Kudus.
Kornelius yang belum percaya, tetapi memiliki kerinduan yang besar untuk mengenal Allah, dia senantiasa berdoa agar pada akhirnya dia bisa mengenal Allah.
Dan Allah menjawab doa Kornelius. Jika Kornelius yang belum percaya, tetapi memiliki kesukaan untuk berdoa, terlebih kita orang yang sudah mengalami kasih Kristus.
Selayaknya kita memiliki kerinduan yang lebih besar untuk selalu berdoa dan menyenangkan hati Tuhan!
Saudara, adakah orang damai di sekitarmu, doakan mereka dan datangi.
Beritakanlah kabar baik, Injil Keselamatan kepada mereka.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Hal apa yang biasa dilakukan oleh Paulus?
Apa tujuan Paulus melakukan hal itu?
Efesus 4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
Alkitab menyebutkan bahwa untuk memperlengkapi tubuh Kristus, Allah mengangkat para: rasul, nabi, penginjil dan pengajar.
Mereka adalah para pelayan Tuhan dengan karunia, peran dan tugas yang berbeda.
Rasul adalah seorang pemimpin visioner di ladang misi, seorang penerobos yang umumnya membuka daerah baru dalam pemberitaan Injil.
Nabi adalah pembawa pesan Tuhan, menolong umat Tuhan untuk memahami arahan dan petunjuk Tuhan khususnya dalam rangka menyelesaikan tugas atau misi yang Roh Kudus ingin lakukan di muka bumi.
Para penginjil adalah mereka yang memiliki beban besar untuk memenangkan jiwa-jiwa terhilang, dan yang dapat memberitakan Injil dengan efektif ke berbagai kalangan.
Pengajar adalah para pelayan Tuhan yang mampu mengajarkan kebenaran Firman sehingga mudah dipahami oleh jemaat.
Sedangkan gembala, mereka adalah para pelayan Tuhan yang senang untuk berada di tengah-tengah orang yang dilayani.
Mereka senang mendoakan jemaat satu persatu, sesuai dengan kebutuhan spesifik dari orang-orang yang mereka layani.
Oleh karenanya seorang gembala akan sangat mengenali jemaatnya: dimana mereka tinggal, dengan siapa mereka tinggal, siapa orangtuanya, bagaimana perilakunya, karakternya, dan sebagainya.
Gereja tertentu bahkan memiliki pendeta yang khusus untuk memperhatikan jemaat.
Diberi jabatan Pendeta Gembala yang dalam tugas sehari-hari lebih banyak untuk mengurusi jemaat, melakukan kunjungan, mendoakan mereka yang sakit, hingga menguburkan jemaat yang meninggal.
Lalu bagaimana dengan kita yang masih sekolah atau bekerja.
Apakah kita tidak bisa menjadi gembala?
Bisa!
Karena kita semua yang memiliki beban untuk melihat orang bertumbuh dalam Tuhan, kita bisa memulai dengan berdoa.
Berdoa untuk orang yang ingin kita layani, hingga akhirnya kita bisa memuridkan mereka.
Ya, menjadi seorang pemurid atau pemimpin kelompok PA (Pemahaman Alkitab), adalah langkah awal kita untuk menjadi gembala ”kecil” dalam komunitas yang terbatas.
Jadi kita tidak harus menjadi pekerja full time untuk mulai melayani dalam komunitas kecil.
Dimulai menjadi pemimpin kelompok PA, kita bisa memuridkan dua atau tiga orang.
Mendoakan mereka setiap hari, mendengarkan keluhan mereka dan mendoakannya, melakukan kunjungan, melatih mereka untuk membaca Alkitab secara teratur, dan seterusnya.
Saudara, apakah engkau sudah dimuridkan?
Kalau sudah, apakah engkau sudah memuridkan?
Kalau sudah, jangan lupa: doakan orang-orang yang engkau layani setiap hari.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa saja yang harus kita jaga?
Apa tujuan kita untuk berjaga-jaga dan berdoa?
Tiap-tiap jaman memiliki tantangannya sendiri.
Pada jaman gereja yang mula-mula, tantangannya adalah pada para penguasa yang berusaha menghambat kekristenan.
Yang mengakibatkan penganiayaan pada pengikut Kristus.
Kemudian pada abad keempat, tantangannya justru pada zona nyaman yang dihadapi oleh pengikut Kristus, yaitu ketika Kaisar Theodisius menjadikan agama Kristen sebagai agama negara.
Orang-orang Kristen yang selama tiga abad dianiaya, kemudian menjadi terlena.
Dari situasi yang penuh tantangan, yang membuat mereka sungguh bergantung kepada Tuhan, menjadi situasi yang nyaman ketika mereka tidak lagi dianiaya.
Tetapi situasi ini justru mengakibatkan mereka terlena, dan sejarah kekristenan mencatat, justru sejak saat itu kekristenan memasuki abad ”kegelapan”.
Pada abad ke limabelas, gereja membuat aturan-aturan yang menyimpang seperti pengampunan dosa yang dapat dilakukan dengan membayar sejumlah uang kepada imam.
Sehingga akhirnya Tuhan membangkitkan Martin Luther untuk melakukan koreksi total.
Martin Luther, orang yang tersentak dari zona nyaman dan melakukan pembaruan.
Demikianlah, dari masa ke masa Tuhan membangkitkan tokoh yang mengingatkan umat Tuhan agar kembali ke jalan Tuhan.
Saat ini tantangan umat Tuhan sungguh beragam, tergantung dimana mereka hidup.
Tantangan umat Allah di Eropa berbeda dengan di Nigeria.
Di Eropa sudah lama terjadi kesuaman oleh karena kenyamanan.
Di Nigeria Utara orang Kristen masih menghadap bahaya dari kelompok Boko Haram yang banyak melakukan penganiayaan.
Bagi kita yang tinggal di Indonesia, tantangan tidak se-ekstrim di Eropa maupun di Nigeria.
Bagi anak muda (dan orang tua juga!) tantangannya adalah pornografi via internet, pergaulan bebas, dan berbagai kemudahan lainnya untuk orang jatuh dalam dosa!
Intinya, siapa pun kita, tua atau muda, pria atau wanita. Kita dituntut untuk senantiasa berjaga-jaga terhadap iblis yang berusaha untuk menjauhkan kita dari Tuhan.
1 Petrus 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Tidak ada hal yang bisa kita lakukan, selain untuk kita selalu berjaga-jaga dan senantiasa berdoa!
Saudara, diskusikan dalam kelompok PA pengalamanmu ketika engkau kurang berhati-hati, dan bagaimana sikapmu yang seharusnya.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang menyebabkan Raja Darius mengeluarkan surat Larangan?
Apakah respon Daniel begitu mendengar Raja Darius mengeluarkan surat Larangan?
Lukas 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Ketika Yesus mengutus ke tujuh puluh murid untuk mendahului Dia ke kota yang hendak Ia kunjungi, Yesus mengingatkan mereka bahwa mereka seumpama domba yang memasuki kawanan serigala.
Hal seperti ini juga yang terjadi pada Daniel, dia bersama dengan Sadrakh, Mesakh dan Abednego ada di tengah-tengah Kerajaan Media dan Persia.
Daniel adalah orang asing, tetapi karena hikmat Tuhan yang ada padanya, dia menjadi orang kepercayaan Raja.
Dan tentu saja ini membuat para pegawai Raja menjadi cemburu dan mereka bersekongkol untuk mencoba menjatuhkan Daniel.
Tetapi respon Daniel adalah, dia datang kepada Tuhan, Daniel tetap berdoa dan tidak mengurangi waktu doanya.
Sekali pun dia tahu, justru isi Larangan itu adalah: Larangan orang untuk menyampaikan permohonan kepada dewa atau siapa pun kecuali kepada Raja.
Ketaatan Daniel akhirnya menyebabkan orang yang berusaha menjatuhkan dia, justru yang mendapat hukuman, yaitu dimasukkan ke goa singa.
Daniel yang tampak lemah, karena dia tidak punya koneksi siapa pun yang bisa menjamin keselamatan dia.
Tetapi dia sadar bahwa dia memiliki Allah yang hidup, Allah yang mendengar permohonan doanya.
Kita umat percaya, adalah domba di tengah serigala.
Sekali pun mungkin kita lahir dari keluarga yang kaya, punya paman yang menjadi pejabat tinggi di pemerintahan.
Sekali pun misalnya kita memiliki itu semua, tetapi Tuhan ingin agar kita tetap mengandalkan Dia.
Tuhan ingin agar kita memiliki mental sama seperti domba, yang sadar bahwa tanpa Tuhan, maka kita bukanlah siapa-siapa.
Dengan demikian, sama seperti Daniel, kita akan senantiasa memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.
Memiliki waktu doa yang teratur dan sungguh-sungguh hanya mengandalkan Tuhan saja.Yeremia 17:7,8 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Saudara, adakah janji Firman Tuhan yang sudah menjadi Rhema.
Kalau ada, nantikan penggenapan itu dengan sabar dan jangan menjadi bimbang.
Bapa menjadikan gereja-Nya sebagai rumah doa, namun rumah doa yang dimaksud bukan hanya sekedar rumah yang di dalamnya dilakukan kegiatan-kegiatan doa bersama-sama tetapi lebih dari hal itu bahwa melalui rumah doa tersebut dinaikkan doa-doa yang sangat menentukan nasib dan takdir suatu bangsa.
“Mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” (Yesaya 56:7)
Hal itu terjadi karena Tuhan telah menetapkan gereja-Nya sebagai rekan atau partner-Nya untuk menyelesaikan rencana Bapa di muka bumi.
“Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.” (Mazmur 110:1-3)
Itulah sebabnya Yesus membersihkan Bait Suci karena peruntukan yang salah dari rumah doa menjadi sarang penyamun.
“Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”(Matius 21:12-13)
Tujuan Yesus membersihkan rumah-Nya supaya kuasa Allah dan otoritas Allah atas si jahat yang telah menguasai kota dan bangsa dapat dinyatakan melalui gereja-Nya dengan dibangkitkannya pemahaman tentang rumah doa untuk merebut dan menetapkan nasib dan takdir dari kota dan bangsa-bangsa.
“Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Matius 16:18-19)
Setiap doa-doa yang dinaikkan oleh gereja disetujui oleh surga dan surga menyatakan kekuatan-Nya melalui gereja-Nya sehingga kita dapat mewujudkan Kerajaan-Nya di kota dan bangsa.
Sehingga kota dan bangsa mulai menyembah Tuhan dan dilepaskan dari belenggu si jahat.
Pemahaman yang benar ini mestinya membuat gereja antusias untuk berdoa dalam mewujudkannya.
Hal inilah yang dialami oleh jemaat gereja mula-mula ketika mereka ditentang oleh orang-orang yang dipakai oleh si jahat untuk menghalangi pemberitaan Injil, maka naiklah doa-doa mereka dengan berani, penuh semangat dan keyakinan bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doa mereka agar Kerajaan Allah dinyatakan melalui pemberitaan Injil.
“Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia.” “Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”(Kisah Para Rasul 4:24-25, 30-31)
Pada saat kita memahami bahwa doa yang kita naikkan dari rumah doa bagi segala bangsa akan lahir doa-doa yang menentukan nasib kota dan bangsa.
Disamping itu ada gairah untuk memberitakan Injil disertai tanda-tanda dan mukjizat, dan kota bangsa di mana kita ada diubahkan oleh Tuhan karena mereka mulai mengenal Tuhan.
Marilah kita membangun kubu-kubu doa secara koorporat sehingga kita mengalami kembali api pemberitaan Injil oleh kelompok-kelompok pemuridan, persekutuan-persekutuan, jemaat-jemaat dalam tiap wilayah penggembalaan.
Kita mulai dengan membangkitkan doa-doa pribadi, doa-doa di dalam keluarga dengan gairah yang baru juga doa-doa koorporat dalam doa diaken dan wilayah-wilayah.
Kita percaya ketika doa itu dinaikkan maka Kerajaan Allah akan dinyatakan di setiap lini kota dan bangsa kita karena kita sedang bersinergi dengan surga dengan membangun rumah doa bagi segala bangsa.
Selasa, 1 Maret 2022 TIDAK BIMBANG DAN TETAP BERDOA
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang menjadi dasar doa Abraham?
Mengapa akhirnya Allah menjawab doa Abraham?
Abraham dipanggil Tuhan pada usia tujuh puluh lima tahun. Pada usia delapan puluhan tahun-an, Abraham memperoleh janji bahwa dia akan mendapatkan keturunan.
Berpuluh tahun, Sara isteri Abraham tetap tidak hamil, alasan logisnya, Sara sudah mati haid atau menopause.
Dan baru ketika Abraham berumur seratus tahun, Sara hamil dan kemudian melahirkan anak.
Roma 4:20,21 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Selama berpuluh tahun, Abraham tidak pernah bimbang.
Dia percaya bahwa Allah setia, dan Allah akan memenuhi janji-Nya.
Abraham percaya bahwa Allah setelah Ia berjanji, Allah pasti akan melaksanakan apa yang telah Ia janjikan!
Allah-nya Abraham, juga adalah Allah kita umat tebusan-Nya.
Ia adalah Allah yang sama, yang juga dapat menjanjikan hal-hal yang spesifik bagi kita umat percaya.
Pasa masa kini, Allah tidak perlu mengirim malaikat untuk berbicara kepada kita.
Bagi kita yang telah dilahirkan baru, Allah telah mengirimkan Roh-Nya, yang mampu untuk berbicara kepada kita.
Allah juga telah mengirimkan Sabda-Nya, yang jika kita membacanya dengan hati yang terbuka, mohon bimbingan dan arahan-Nya.
Maka Firman Allah yang kita baca, itu dapat berubah menjadi Rhema, atau Firman Allah yang Hidup.
Firman yang juga bisa berisi janji yang spesifik sesuai dengan kebutuhan kita.
Dan jika Allah telah memberikan janji itu secara khusus kepada kita, yang kita lakukan adalah bertindak seperti Abraham.
Percaya dengan tidak bimbang, tunggu dengan sabar hingga janji Tuhan itu tergenapi!
Sesuai dengan kebutuhan kita, Allah bisa menjanjikan: keberhasilan dalam studi; promosi di tempat kerja; mendapatkan jodoh; mendapatkan keturunan; dan sebagainya.
Dan sekali lagi, peneguhan Tuhan itu bisa datang melalui Firman yang kita baca.
Sehingga sama seperti Abraham, kita bisa dengan sabar menunggu penggenapan janji Tuhan.
Lalu sementara kita menunggu, Roh Kudus akan menuntun kita melalui proses penggenapan janji.
Akan sangat baik kalau kita taat dan setia melakukan arahan Tuhan langkah demi langkah.
Hal inilah yang biasanya mempercepat penggenapan janji Tuhan atas permohonan doa yang kita naikkan.
Saudara, adakah janji Firman Tuhan yang sudah menjadi Rhema.
Kalau ada, nantikan penggenapan itu dengan sabar dan jangan menjadi bimbang.
Senin, 28 Februari 2022 TIDAK MENJADI LELAH DAN LESU
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
1. Apa yang seharusnya kita tahu dan dengar tentang Tuhan? 2. Bagaimana sikap Tuhan terhadap mereka yang lelah dan tiada berdaya? 3. Siapakah orang yang mendapat kekuatan baru dan mampu terbang seumpama rajawali?
Jika kita memperhatikan keluhan bangsa Israel yang digambarkan dalam Yesaya 40:27, kita mungkin teringat akan keluhan kita sendiri atau keluhan seseorang yang pernah kita dengar.
Ternyata perasaan bahwa “hak saya tidak diperhatikan” itu sudah ada sejak zaman dahulu.
Banyak orang berusaha memperjuangkan haknya dan itu baik jika dilakukan dengan cara dan sikap hati yang tepat.
Tapi, kita juga mungkin mengalami bahwa tidak semudah itu memperjuangkan hak, karena biasanya yang kita hadapi adalah orang-orang yang lebih berkuasa.
Tapi setinggi-tingginya otoritas, masih ada OTORITAS yang lebih berkuasa dari mereka.
Jika kita tidak mampu berbicara kepada mereka, kita bisa selalu datang dan mempercayakan diri kepadaNya yang pasti akan memperjuangkan hak kita jika memang hak kita dilanggar.
Pertanyaannya, bagaimana kalau kita pun bahwa Allah memperhatikan hak kita?
Kepada siapa lagi kita akan berpaling untuk meminta pertolongan?
Kondisi lelah dan tidak berdaya sebenarnya dialami oleh banyak orang.
Dan Tuhan sangat mengerti.
Itu sebabnya Ia memberikan janjiNya dan mengingatkan bahwa Dia adalah Allah yang kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung. Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu.
Tidak terduga pengertianNya.
Dia adalah Allah! Jangan perlakukan Dia seperti manusia yang punya keterbatasan.
Kita seringkali terinspirasi dengan orang-orang yang berjuang dan bersemangat, dan sebaliknya menjadi lelah ketika bertemu dengan orang-orang yang terus mengeluh dan tidak bersemangat.
Sebenarnya apa perbedaan mereka?
Mereka sama-sama menghadapi masalah, sama-sama punya kelemahan dan keterbatasan, sama-sama merasa lelah dan bingung di satu waktu.
Perbedaan mereka ada di respon!
Orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru.
Mereka tidak menjadi lelah dan lesu.
Mereka bukan orang yang luar biasa hebat, tapi mereka mendapatkan kekuatan dari sumberNya.
Saudara, maukah engkau memilih respon yang tepat?
Adakah kedaan berat yang sedang saudara alami, menghimpit dan menekanmu saat ini?
Maukah saudara datang kepada Tuhan dan mengalami aliran kekuatan dari sumber itu?
Apakah yang membuat saudara lelah dan lesu?
Bagikanlah dengan pembimbing saudara dan ambilah komitmen untuk bangkit!