Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
1. Apa yang seharusnya kita tahu dan dengar tentang Tuhan? 2. Bagaimana sikap Tuhan terhadap mereka yang lelah dan tiada berdaya? 3. Siapakah orang yang mendapat kekuatan baru dan mampu terbang seumpama rajawali?
Jika kita memperhatikan keluhan bangsa Israel yang digambarkan dalam Yesaya 40:27, kita mungkin teringat akan keluhan kita sendiri atau keluhan seseorang yang pernah kita dengar.
Ternyata perasaan bahwa “hak saya tidak diperhatikan” itu sudah ada sejak zaman dahulu.
Banyak orang berusaha memperjuangkan haknya dan itu baik jika dilakukan dengan cara dan sikap hati yang tepat.
Tapi, kita juga mungkin mengalami bahwa tidak semudah itu memperjuangkan hak, karena biasanya yang kita hadapi adalah orang-orang yang lebih berkuasa.
Tapi setinggi-tingginya otoritas, masih ada OTORITAS yang lebih berkuasa dari mereka.
Jika kita tidak mampu berbicara kepada mereka, kita bisa selalu datang dan mempercayakan diri kepadaNya yang pasti akan memperjuangkan hak kita jika memang hak kita dilanggar.
Pertanyaannya, bagaimana kalau kita pun bahwa Allah memperhatikan hak kita?
Kepada siapa lagi kita akan berpaling untuk meminta pertolongan?
Kondisi lelah dan tidak berdaya sebenarnya dialami oleh banyak orang.
Dan Tuhan sangat mengerti.
Itu sebabnya Ia memberikan janjiNya dan mengingatkan bahwa Dia adalah Allah yang kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung. Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu.
Tidak terduga pengertianNya.
Dia adalah Allah! Jangan perlakukan Dia seperti manusia yang punya keterbatasan.
Kita seringkali terinspirasi dengan orang-orang yang berjuang dan bersemangat, dan sebaliknya menjadi lelah ketika bertemu dengan orang-orang yang terus mengeluh dan tidak bersemangat.
Sebenarnya apa perbedaan mereka?
Mereka sama-sama menghadapi masalah, sama-sama punya kelemahan dan keterbatasan, sama-sama merasa lelah dan bingung di satu waktu.
Perbedaan mereka ada di respon!
Orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru.
Mereka tidak menjadi lelah dan lesu.
Mereka bukan orang yang luar biasa hebat, tapi mereka mendapatkan kekuatan dari sumberNya.
Saudara, maukah engkau memilih respon yang tepat?
Adakah kedaan berat yang sedang saudara alami, menghimpit dan menekanmu saat ini?
Maukah saudara datang kepada Tuhan dan mengalami aliran kekuatan dari sumber itu?
Apakah yang membuat saudara lelah dan lesu?
Bagikanlah dengan pembimbing saudara dan ambilah komitmen untuk bangkit!
Minggu, 27 Februari 2022 BERDOA DENGAN TIDAK JEMU-JEMU
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa tujuan dari Yesus memberikan perumpamaan tentang janda dan hakim?
Bagaimanakah sikap janda dan sikap hakim tersebut?
Bagaimana Yesus menyamakan sikap Allah dengan sikap hakim tersebut?
Dalam kisah Janda dan hakim yang tak benar ini, Lukas dengan jelas menuliskan bahwa tujuan Yesus memberikan perumpamaan ini adalah untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Arti kata “jemu” adalah bosan dan tidak suka lagi.
Terjemahan lain dalam Alkitab dari kata jemu adalah “not to faint” (KJV, tidak menjadi lemah) dan “not to give up” (NIV, tidak menyerah).
Semua arti tersebut menggambarkan seorang percaya yang kehilangan hati atau semangat dan begitu berkecil hati sehingga ia ingin berhenti, bukan hanya berhenti berdoa tapi juga berhenti percaya.
Tidak semua doa kita dijawab secara instant, dan tidak semua doa dijawab sesuai yang kita mau, bukan?
Ada waktu di mana kita bertanya-tanya ,”Apa ada gunanya saya berdoa?”, “Apakah Allah mendengar doa saya?”.
Tapi perumpamaan ini mengajarkan bahwa kita perlu terus berdoa dan tidak menjadi lemah atau berputus asa.
Hakim dalam perumpamaan ini bukanlah sebuah perbandingan, seolah-olah Allah sama dengan hakim yang tidak benar.
Tapi Allah sedang berkata bahwa Ia yang adalah hakim yang paling adil dan benar, sama sekali tidak bisa disamakan dengan hakim yang tidak benar ini.
Kalau hakim yang tidak benar ini saja akhirnya tergerak oleh karena permohonan janda yang terus menerus, bukankah Allah jauh lebih patut dipercayai?
Saat kita tidak melihat jawaban doa, kita punya pilihan mau terus berdoa atau menjadi lemah dan berputus asa.
Pilihan untuk menguatkan hati dan percaya bahwa dalam Dia tersimpan segala kuasa dan jawaban doa, atau membiarkan ketidakpercayaan menguasai sehingga bukan hanya kita berhenti berdoa tapi juga berhenti percaya akan janji Tuhan dan kebaikanNya?
Saudara, marilah kita tidak menjadi lemah dan jemu berdoa, karena Allah kita adalah Allah yang sangat mengasihi kita dan berkuasa.
Tidak ada satu doapun yang tidak berarti di hadapanNya.
Ia mendengar!
Ketika seseorang berdoa dengan tidak jemu, itu artinya dia memiliki kepercayaan.
Dan kepercayaan itulah yang diperhitungkan.
Diskusikanlah dengan rekan-rekan PA saudara, pernahkah saudara jemu berdoa?
Apa yang saudara lakukan saat hal itu terjadi dan bagaimana saudara bisa kembali bangkit dari kelemahan tersebut?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Menurut Saudara apa yang menyebabkan Yesus mengutuk pohon ara?
Menurut Yesus dapatkah kita melakukan apa yang dilakukanNya dengan pohon ara tersebut?
Apakah syarat agar kita menerima apa yang kita doakan?
Banyak orang memiliki harapan dan mendoakannya.
Ada yang berdoa agar bisnisnya diberkati.
Ada yang berdoa agar hasil studinya bagus.
Ada yang berdoa untuk bisa segera mendapatkan pasangan hidup, dan masih banyak lagi.
Yesus berkata bahwa “Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
Janji yang sangat luar biasa tapi sekaligus membingungkan bagi banyak orang karena masih banyak yang merasa tidak mengalami janji itu digenapi, dan mempertanyakan kepercayaan seperti apakah yang mampu membuat janji ini digenapi?
Sebenarnya banyak pergumulan kita terjadi karena kita salah fokus.
Kita fokus kepada keinginan pribadi dan mengharapkan jawaban yang sesuai dengan keinginan tersebut, lalu kita mencoba membangun kepercayaan agar keinginan tersebut menjadi “benar” dan ketika keinginan itu tidak atau belum terkabul, kita kecewa.
Yesus mengutuk pohon ara karena Ia melihat bahwa pohon itu hanya ada daun dan batangnya tapi tidak ada buahnya.
Walaupun itu belum masa berbuah, namun seharusnya sudah muncul bakal buahnya.
Jika bakal buahnya pun tidak ada, maka bisa dipastikan pada musimnya tidak akan ada apa-apa yang dihasilkan dari pohon tersebut.
Dalam peristiwa tersebut, sangat mungkin Yesus sebenarnya mau menunjukkan bahwa buah dan proses sangat penting.
Walaupun pohon ara itu langsung menjadi kering, tapi sebenarnya proses dimana pohon itu tidak bertumbuh seperti seharusnya sudah lama terjadi.
Doa Yesus hanya “memunculkannya” dengan cepat.
Kepercayaan bukanlah soal jawaban doa terkabul atau tidak.
Kepercayaan adalah bagaimana kita membangun iman kita di atas dasar anugerah dan FirmanNya, lalu berproses di dalamnya.
Apakah berdoa dengan terus membangun pola pikir sesuai Firman?
Apakah kita rela untuk dibentuk dan diubahkan ketika ternyata Tuhan berkata keinginan kita tidak tepat?
Saudara, ketika kita mengetahui kalau doa kita ternyata benar-benar sesuai kehendakNya, maka disitu kita memiliki kepercayaan penuh bahwa doa kita akan tergenapi.
Diskusikanlah dengan persekutuan saudara apa yang menghambat saudara hidup dalam doa dengan penuh kepercayaan?
Renungan Harian Kita Penulis : Aris Handokodan team
Pembacaan Alkitab Hari ini : YOHANES 14:15-17
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa tandanya kita mengasihi Tuhan?
Apa yang Bapa berikan kepada kita?
Mengapa dunia tidak menerima Dia?
Pembimbing saya pernah mengatakan : “ketika kita merasa malas untuk berdoa, maka pada waktu itulah kita harus berdoa.”
Mengapa demikian?
Karena iblis tidak suka kita berdoa kepada Allah.
Iblis tidak senang ketika kita memiliki waktu pribadi yang intim dengan Bapa.
Dampak dari keintiman dengan Allah adalah kehidupan yang taat kepada Firman Tuhan sehingga nama Tuhan semakin ditinggikan.
Oleh sebab itu, ketika kita hendak berdoa, iblis akan mengganggu dengan segala cara-cara yang positif maupun negatif.
Iblis tidak khawatir kita melakukan pelayanan atau sibuk dengan berbagai hal selama itu tidak membawa kita pada keintiman dengan Tuhan.
Yesus berkata bahwa jika kita mengasihi Dia, maka kita akan mengerjakan apa yang Ia perintahkan.
Namun Yesus juga menyadari, bahwa waktuNya untuk ada di tengah-tengah murid-muridNya sangat singkat, setelah itu murid-muridNya akan melanjutkan pelayananNya bertahun-tahun berikutnya.
Oleh sebab itu Yesus meminta kepada Bapa, agar ketika Ia naik ke surga Bapa mengirim Roh Kudus, Sang Penolong untuk turun dan menyertai semua murid-muridNya.
Roh Kudus, yang adalah Allah sendiri, akan mengingatkan dan menolong kita mengerjakan setiap perintah Bapa yang diajarkan Kristus kepada kita, termasuk berdoa dengan bersungguh hati.
Roh Kudus yang akan mengingatkan kita untuk tetap berdoa sekalipun malas.
Roh Kudus juga yang mengingatkan dan menaruh kerinduan untuk tetap berdoa.
Selain itu, sesungguhnya kita tidak mampu berdoa.
Ia yang mengingatkan, memberitahu apa yang harus kita doakan, menaruhkan setiap kata-kata yang tepat dalam doa kita, mengajarkan kita berdoa dan memiliki sikap hati yang benar dalam berdoa.
Dengan demikian, kita dimampukan Roh Kudus untuk berdoa dengan benar dan bersungguh hati kepada Allah.
Saudara, jangan pernah takut, ragu dan malas untuk berdoa, karena Allah rindu untuk berkomunikasi dan memiliki hubungan yang intim dengan kita.
Roh Kudus adalah Penolong yang sejati.
Ia memampukan kita untuk menang atas setiap godaan sehingga kita hidup berkemenangan.
Yang terutama adalah senantiasa terhubung dengan RohNya, maka kehidupan doa akan mengalir dengan alami.
Apakah saudara mau mengambil waktu sejenak saat ini untuk mengarahkan hati kepada Roh Kudus?
Menenangkan diri dari semua suara dan kesibukan, untuk kembali merasakan pribadi Roh Kudus?
Bagaimana pengalaman saudara ditolong oleh Roh Kudus untuk berdoa?
Renungan Harian Kita Penulis : Aris Handokodan team
Pembacaan Alkitab Hari ini : MARKUS 1:35-39
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Kapankah Yesus berdoa?
Bagaimana keadaannya saat Yesus berdoa?
Apa jawaban Yesus menanggapi orang-orang yang mencariNya?
Pada masa ini, kita disibukkan dengan berbagai hal dalam hidup.
Semuanya begitu menuntut waktu dan energi sehingga kita terkadang merasa waktu 24 jam sehari dan 7 hari seminggu itu sepertinya kurang cukup.
Namun, tahukah Saudara bahwa semua yang kita kerjakan sehari penuh tergantung dari bagaimana kita mengawali pagi hari kita?
Yesus mengajar dan memberi teladan bagaimana cara memulai hari di tengah berbagai kesibukan yang padat.
Dalam pelayananNya, seringkali Yesus harus “lembur” untuk melayani manusia dengan berbagai kebutuhan.
Namun, itu tidak membuat Yesus melewatkan waktu doa pribadiNya dengan Bapa.
Yesus mengerti bahwa doa menjadi sumber kekuatanNya dalam menjalani hari dan kehidupan pelayananNya.
Yesus adalah Allah, namun Ia tetap berdoa dan bergantung kepada Bapa. Ia menunjukkan kepada kita pentingnya mendengarkan dan melakukan perintah Bapa tepat seperti yang Bapa mau.
Itulah sebabnya Yesus tetap on the track, melanjutkan pelayanan pemberitaan Injil-Nya ke kota lain sekalipun Ia diberitahu murid-muridNya bahwa banyak orang datang mencari Dia.
Yesus tidak dibutakan oleh ketenaran ataupun kesibukanNya. Ketika Bapa menyuruhNya untuk melanjutkan perjalanan, Ia taat.
Saudara, apakah yang menjadi prioritas utama saudara hari-hari ini?
Apakah itu kesibukan pekerjaan, pelayanan, hobi, studi, dan bisnis?
Apakah hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan masih menjadi prioritas?
Apakah ada hal yang membuat fokus kita beralih dan tidak lagi memiliki waktu berdua dengan Tuhan?
Jika Yesus yang adalah Allah tetap memprioritaskan waktu doa pribadiNya dengan Bapa, maka terlebih kita, sudah sepatutnya juga memprioritaskan waktu pribadi kita dengan Bapa karena disanalah letak kekuatan kita, sehingga apapun yang kita kerjakan berhasil dan menyenangkan hati Tuhan.
Amin.
Evaluasi waktu doa pribadi saudara dan buatlah komitmen untuk secara konsisten memiliki waktu intim denganNya.
Bagikanlah kepada seorang sahabat yang bisa menolong saudara konsisten.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : LUKAS 22:39-44
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Lukas 22:44.
Apakah yang Yesus lakukan di taman Getsemani?
Mengapa Yesus berdoa disana?
Coba saudara ceritakan hal-hal yang Yesus perbuat dalam berdoa yang membuktikan bahwa Ia bersunguh-sungguh berdoa?
Apakah yang dialami oleh murid-murid Yesus yang menandakan bahwa mereka kurang bersungguh-sungguh berdoa?
Yesus telah menjadi teladan bagi kita dalam hal membangun rumah doa dengan kehidupan yang senantiasa diwarnai dengan berdoa.
Dalam pergumulan-Nya untuk menghadapi kematian di kayu salib karena kehendak Bapa maka Ia berdoa dengan sungguh-sungguh hati supaya Dia menyerahkan kehendak-Nya kepada Bapa sehingga kehendak Bapa yang jadi.
Kesungguh-sungguhan Yesus terlihat nyata di mana ketika Ia berdoa mengeluarkan peluh seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Selain dari pada itu Dia tidak hanya berdoa satu kali tetapi sebanyak tiga kali, berarti Dia berdoa dengan tekun, serius dan tidak putus-putusnya.
Kesungguhan-Nya dalam berdoa membuat Yesus menang atas pencobaan di mana kehendak-Nya dapat dipersembahkan kepada Bapa sehingga rencana Bapa melalui Yesus untuk dunia ini dapat digenapi.
Berbeda dengan murid-murid Yesus, ketika Yesus sendirian berdoa dan murid-murid-Nya juga berdoa, namun tidak dalam kesungguhan, dan hal itu ditunjukkan ketika Yesus melihat murid-murid-Nya mereka sedang tertidur dan akibatnya mereka jatuh dalam pencobaan dimana ketika Yesus disalib maka mereka menjauhkan diri dari Yesus bahkan Petrus menyangkal Yesus.
Seperti teladan Yesus, maka kita pun harus berdoa dengan bersungguh-sungguh untuk setiap pergumulan yang kita hadapi sampai kita mengalami kemenangan seperti Yesus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara bersungguh-sungguh dalam berdoa untuk pergumulan yang saudara hadapi.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : II TAWARIKH 16:7-9
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah II Tawarikh 16:9.
Ke manakah mata Tuhan ditujukan? Dan secara khusus kepada siapakah mata Tuhan ditujukan?
Apakah yang Tuhan lakukan bagi orang yang bersungguh hati terhadap Dia?
Sikap apakah yang harus kita lakukan kepada Tuhan sebagai bukti bahwa kita bersungguh hati kepada-Nya?
Setiap saat mata Tuhan ditujukan ke seluruh bumi dan Dia sedang mencari partner-Nya untuk melimpahkan kekuatan-Nya dan memberitahukan jalan-jalan-Nya kepada kita.
Dan hanya orang-orang yang bersungguh hatilah yang akan mengalami hal tersebut.
Kesungguhan hati kita kepada Tuhan ditujukan dengan cara mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa orang yang tidak mengandalkan Tuhan adalah orang yang hatinya menjauh dari Tuhan, tidak bersungguh hati kepada Tuhan.
“Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” (Yeremia 17:5).
Bersungguh hati juga dimaknai dengan cara dengar-dengaran akan Tuhan, hidup dipimpin oleh Roh Kudus serta berjalan dalam ketaatan mutlak kepada Tuhan, taat terhadap Firman Tuhan.
Hal ini membuktikan bahwa kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal budi serta kekuatan kita.
Janji Tuhan ketika kita bersungguh hati kepada Dia maka Dia akan melimpahkan kekuatan-Nya kepada kita.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:7-8).
Dan sikap mengandalkan Tuhan dapat kita bangun dengan cara membangun kehidupan doa.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana caranya saudara bersungguh-sungguh hati kepada Tuhan serta mengalami kelimpahan kekuatan dari Tuhan.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : I TESALONIKA 4:1-10
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah I Tesalonika 4:1.
Apakah nasihat dari Rasul Paulus terhadap jemaat Tesalonika supaya dilakukan dengan lebih bersungguh-sungguh lagi?
Coba sebutkan beberapa gaya hidup yang harus mereka bangun dalam membangun kehidupan yang berkenan kepada Tuhan?
Sikap hati yang bagaimanakah yang harus mereka bangun sebagai bukti bahwa mereka harus melakukan yang lebih lagi?
Ketika kita dibenarkan oleh Yesus Kristus maka kita berkenan di mata Tuhan sehingga untuk membangun rumah doa, hidup kita sendiri berkenan bagi Tuhan.
“Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.” (I Petrus 2:5).
Namun kita harus senantiasa membangun kehidupan dimana selalu kita melihat perkenanan Tuhan.
Bahkan kita harus lebih sungguh-sungguh lagi melakukan hal tersebut karena yang kita lakukan itu menyenangkan bagi Tuhan.
Hal-hal yang kita harus bangun agar kehidupan kita terus berkenan dimata Tuhan adalah hidup dalam kekudusan dengan cara menjauhi segala bentuk percabulan yang dapat merusak hubungan suami dan isteri dalam keluarga sehingga tidak terjadi perselingkuhan, perceraian dalam keluarga yang mana terjadi kehidupan yang saling melukai, membenci bahkan kecemaran dalam rumah tangga.
Percabulan yang dimaksud adalah hawa nafsu pornografi, hawa nafsu dalam pikiran dan perbuatan serta perkataan yang dapat merusak kekudusan dalam rumah tangga.
Bukan hanya sebagai keluarga saja, namun sebagai anak muda kita juga harus membangun kehidupan yang kudus, menjauhi segala bentuk percabulan dan pornografi sehingga kita hidup dalam kekudusan yang memperkenankan hati Tuhan.
Diskusikan dalam komunitas saudara bagaimana saudara tetap konsisten membangun kekudusan dengan menjauhkan diri dari percabulan agar senantiasa menikmati perkenanan Tuhan.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : YAKOBUS 5:15-18
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yakobus 5:17.
Coba sebutkan ciri-ciri dari doa orang yang benar yang menghasilkan kuasa?
Siapakah yang telah memberikan contoh bagaimana berdoa dengan bersungguh-sungguh?
Coba ceritakan bukti dan kesungguhan dari Elia berdoa?
Tuhan sangat menghargai doa-doa orang benar yang dengan sungguh dipanjatkan kepada-Nya, dikatakan bahwa besar kuasanya membuat terjadinya mukjizat dan terobosan.
Kita adalah orang benar yaitu orang-orang yang dibenarkan oleh Tuhan ketika kita percaya kepada Tuhan, namun kita harus hidup dalam kebenaran sebagai bukti atau buah dari kehidupan kita sebagai orang benar.
Beberapa sikap hati atau kehidupan yang harus kita bangun sebagai orang benar yang bersungguh-sungguh dalam berdoa diantaranya adalah doa yang penuh dengan iman maksudnya berdoa dengan didasari kebenaran Firman Tuhan dari setiap hal yang kita doakan, sehingga doa-doa kita penuh dengan kepercayaan dan tidak ada keragu-raguan sedikitpun.
“Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” (Matius 17:20).
Kesungguhan dalam berdoa dengan iman itu menunjukkan bahwa Tuhan sanggup menjawab dan melakukan perkara besar lewat doa-doa kita. Doa dengan sungguh-sungguh juga kita tunjukkan dengan sikap berdoa dengan segenap hati sebagai bukti tidak ada kebimbangan dan keragu-raguan dimana dibuktikan dengan tidak adanya dosa kepada Tuhan maupun kepada orang lain.
Hati kita hanya tertuju kepada Tuhan seperti yang dilakukan oleh Elia.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana doa dengan bersungguh-sungguh tersebut saudara praktekkan dan mengalami kuasa Tuhan!
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : IBRANI 12:14-17
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Ibrani 12:14.
Dalam membangun rumah doa, salah satu sikap hati yang harus kita kejar adalah kekudusan. Mengapa?
Sebagai aplikasi hidup dalam kekudusan, kehidupan yang bagaimanakah yang harus kita bangun terhadap semua orang?
Selain berusaha hidup damai terhadap semua orang, hal-hal apakah yang harus kita jaga dalam hubungan dengan orang lain?
Dalam membangun rumah doa, hal yang utama harus dibangun adalah keintiman dengan Tuhan, roh kita dapat bersekutu dengan Allah bahkan kita dapat memandang Allah muka dengan muka.
Untuk bersekutu dengan Bapa kita harus hidup dalam kekudusan sebab tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat dan berdoa kepada Allah.
Oleh karena darah Yesus maka kita disebut sebagai orang kudus, namun Allah ingin agar kita senantiasa hidup di dalam kekudusannya Tuhan.
Kudus dalam perkataan, perbuatan dan dalam pikiran, termasuk hubungan kita terhadap orang lain.
Dan dalam bacaan diatas, Tuhan ingin agar kita hidup kudus dalam hubungan dengan orang lain yaitu dengan cara hidup damai dengan orang lain bahkan dengan semua orang.
Hal itu meneguhkan Firman Tuhan dalam Matius 5:23-24: “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Karena itu kita harus menjaga kasih persaudaraan terhadap orang lain, saling memperhatikan, mengasihi dan mengampuni.
Dan aplikasi hidup dalam kekudusan dalam hubungan dengan orang lain adalah dengan menjaga saudara seiman agar tidak menjauhkan diri dari kasih karunia Allah sehingga menimbulkan akar pahit juga jangan sampai saudara seiman meninggalkan iman mereka dengan demikian dalam pertemuan doa kita maka kita mengalami realita kehadiran Tuhan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara hidup dalam kekudusan terhadap saudara seiman sehingga pertemuan doa saudara mengalami realita kehadiran Tuhan.