Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang tidak akan mengalami penghukuman lagi?
Siapa yang memerdekakan mereka?
Apa yang tidak bisa dilakukan oleh daging?
Apa yang dipikirkan oleh mereka yang hidup dalam daging, dan apa pula oleh mereka yang hidup dalam roh?
Saudara, Rasul Paulus dengan jelas menuliskan bahwa :
ROMA 8:1-2Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
Bagi setiap orang percaya dan telah lahir baru, maka dia di kuduskan oleh Darah Yesus, sehingga dia mendapat anugerah dari Bapa yaitu Roh Kudus sebagai METERAI, kepemilikan-Nya atas orang percaya itu.
Dengan demikian maka orang percaya itu dinyatakan sebagai milik Allah, dan diangkat menjadi anak Allah.
Dan Roh Kudus itu akan bersaksi dalam batin orang percaya itu, mengakui bahwa orang percaya itu adalah anak Allah dan Roh itu akan mengajarkan bahwa kita adalah anak Bapa.
ROMA 8:15Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu Anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru : ”ya, abba, ya Bapa!”
Jadi Roh Kuduslah yang mengajar kita untuk menyebut YESUS adalah TUHAN dan menyebut ALLAH YAHWE atau ALLAH YEHOVA sebagai BAPA KAMI YANG DI SURGA.
Roh KUDUS yang akan mengajarkan kita supaya kita hidup berkenan kepada ALLAH.
YOHANES 14:26Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku. Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Jadi oleh Roh Kuduslah kita belajar hidup berkenan kepada Allah.
Oleh karena itu maka dianjurkan supaya semua orang yang sudah lahir baru atau yang sudah hidup oleh ROH KUDUS, HIDUP DIPIMPIN JUGA OLEH ROH KUDUS.
GALATIA 5:25Jikalau kita hidup oleh ROH, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh ROH.
Ketika kita hidup dipimpin oleh ROH KUDUS, maka Dia akan mengajar kita untuk hidup berkemenangan.
Menang terhadap dosa, kedagingan dan Dia juga yang akan menolong kita untuk terus bergaul dengan Bapa dan kita akan melihat bagaimana Bapa, akan menjadi GEMBALA, dalam hidup kita.
DIA akan menuntun kita hidup dalam kelimpahan yang disediakan oleh YESUS KRISTUS.
Dengan tuntunan ROH KUDUS, kita akan mengalami PERTOBATAN dari semua cara dan gaya hidup masa lalu sehingga pengalaman hidup baru sungguh akan kita alami bersama dengan Roh Kudus.
HIDUP BERKEMENANGAN menyebabkan kita hidup dalam kemerdekaan, karena ROH KUDUS, akan mengajar DAN MEMIMPIN kita kepada SEMUA KEBENARAN yang menyebabkan kita HIDUP DALAM KEMERDEKAAN, ARTINYA KITA tidak lagi akan beroleh penghukuman, namun kita akan mengalami KEMERDEKAAN.
ROH KUDUS yang bisa membawa kita kepada jalan yang BAPA perkenankan, yaitu jalan KEBENARAN, KUDUS, dan MULIA.
Jadi tidak ada lagi penghukumn bagi mereka yang ada di dalam KRISTUS.
HALELUYA, AMEN!
Mengapa banyak orang mengaku percaya kepada YESUS KRISTUS tapi mereka hidup dengan PENUH KETAKUTAN?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa nasihat Petrus kepada jemaat yang percaya kepada Yesus?
Apa tujuan dari memiliki cara hidup yang baik?
Bagaimana sikap kita kepada lembaga-lembaga manusia yang ada?
Mitsuo Fuchida, seorang Angkatan laut Jepang berperan besar dalam pengeboman pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di tahun 1941 yang menyebabkan semakin meluasnya Perang Dunia II.
Pada musim semi tahun 1947, setelah kekalahan Jepang.
Fuchida berkeyakinan bahwa Amerika telah memperlakukan tawanan Jepang dengan cara yang sama seperti Jepang memperlakukan tawanannya.
Ia bertemu tawanan perang Jepang Kazuo Kanegasaki, yang diyakininya telah meninggal.
Ketika ditanya, Kanegasaki bercerita kepada Fuchida bahwa mereka tidak disiksa atau dilecehkan. Kenyataan itu sangat mengejutkan Fuchida.
Kanegasaki kemudian melanjutkan kisahnya mengenai seorang wanita muda yang bernama Peggy Covell, yang melayani mereka selama dalam tawanan perang dengan penuh kasih dan rasa hormat, sekalipun kedua orangtuanya, misionaris, telah dibunuh oleh tentara Jepang di pulau Panay di Filipina.
Cerita Kanegasaki tidak bisa diterima dengan akalnya, karena dalam semangat Bushido, balas dendam bukan hanya diizinkan tetapi juga menjadi sebuah tanggung jawab utama untuk dilakukan guna memulihkan kehormatan.
Bahkan pembunuh orang tua akan menjadi musuh bebuyutan seumur hidup.
Namun demikian ia juga terobsesi untuk memahami mengapa ada orang yang memperlakukan musuh mereka dengan kasih dan pengampunan.
Tidak lama setelah itu, pada musim gugur tahun 1948, Fuchida menerima satu pamflet tentang kehidupan Jacob DeShazer, yang berjudul “Aku Adalah Tawanan Perang Jepang,”.
DeShazer adalah seorang mantan sersan Staf Angkatan Udara Amerika dan awak pesawat pembom, yang mengalami siksaan dari tentara Jepang selama 40 bulan dan bertemu Kristus di penjara melalui Alkitab yang dibacanya.
Ia bertekad untuk mengampuni dan mengasihi orang-orang Jepang yang tadinya sangat dibencinya.
Ia menginjili orang Jepang dan menjadi penginjil seumur hidupnya.
Fuchida sangat kagum dan mencari Alkitab untuk bisa membacanya dan akhirnya bertobat serta menjadi seorang penginjil juga.
Di kemudian hari, Fuchida bertemu dengan DeShazer dan mereka bersahabat.
Dua orang yang tadinya adalah musuh tapi dipersatukan oleh Kasih Kristus.
Pertobatan Fuchida tidak lepas dari kesaksian hidup Peggy Covell dan Jacob DeShazer.
Cara hidup mereka memenangkan bukan hanya Fuchida, tapi juga banyak orang.
Hari ini mungkin kita tidak mengalami perang secara nyata, tapi kita masih mengalami berbagai perang seperti konflik dengan orang lain, baik itu keluarga ataupun orang lain.
Kita masih mengalami berbagai kekesalan dan kebencian akan aturan dan hal-hal yang tidak kita setujui.
Apa yang bisa kita pelajari dari kesaksian di atas?
Adakah kebiasaan yang perlu kita ubah?
Petrus menasihati dalam 1 Petrus 2:12 ”Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.”
Renungkanlah cara hidup seperti apa yang saudara tahu Tuhan inginkan saudara miliki?
Bagikanlah dengan rekan PA saudara agar saudara bisa mengalami kemerdekaan dan menuai saatnya Tuhan melawat orang-orang yang berkonflik dengan saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Menurut Yesus apa yang terjadi dengan orang yang percaya kepadaNya?
Yesus datang ke dunia sebagai terang, untuk apa?
Apa yang terjadi jika seseorang mendengar perkataan Yesus tetapi tidak melakukannya?
Siapa yang menjadi hakim bagi orang yang mendengar perkataan Yesus tetapi tidak melakukannya?
Yesus datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya jangan tinggal dalam kegelapan (ayat 46).
Kalimat “jangan tinggal“ sesuai pernyataan Yesus ini memberikan pengertian bahwa sesungguhnya terang itu telah memberi kesempatan kepada kita untuk dapat dan segera pergi dari kegelapan.
Terang itu memberi kesempatan kepada kaki kita untuk dapat melangkah dengan pasti meninggalkan kegelapan tanpa keraguan.
Ketika terang itu menyinari hati kita maka kita dapat mengambil keputusan dengan lebih baik, dalam kebebasan kita bisa memilih untuk meninggalkan kegelapan kepada terangNya.
Persoalannya adalah ketika terang itu datang banyak orang enggan untuk beranjak dari posisi semula yang terbiasa dalam gelap.
Kecenderungan daging yang sudah terbiasa dalam gelap seringkali membuat orang untuk tetap memilih hidup dalam kegelapan karena terikat dengan “kenyamanan” yang diberikan ketika hidup dalam perhambaan dosa.
Kisah bangsa Israel dalam Perjanjian Lama memberikan pelajaran bagi kita, bagaimana bangsa ini ketika bersiap untuk masuk ke tanah perjanjian lebih memilih untuk kembali ke Mesir menjadi budak daripada “capek-capek” melawan orang-orang Kanaan yang badannya lebih besar daripada mereka.
Kenyamanan palsu Mesir masih ada dalam pikiran mereka sekalipun telah melewati perjalanan panjang penuh keajaiban bersama Tuhan menuju tanah yang dijanjikanNya.
Kita tahu bahwa pada akhirnya orang-orang ini mati di perjalanan dan tidak sampai kepada penggenapan janji Tuhan.
Saudara, mari kita pastikan bahwa sekalipun terang itu telah datang, namun Tuhan menghendaki kita untuk aktif meninggalkan kegelapan.
Ketika hidup dalam kegelapan, kita mengalami kesulitan untuk melihat diri sendiri dan langkah ke depan perjalanan kita, namun ketika terang Yesus datang dan Tuhan katakan “jangan tinggal dalam kegelapan” saat itulah kita mendapat kekuatan untuk pergi meninggalkan kegelapan dan senantiasa terus berjalan mengikuti terangNya sehingga kita dapat mengalami janji-janjiNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang Yesus lihat ketika dalam perjalanan sesuai dengan ayat yang kita baca hari ini?
Apa yang menjadi pertanyaan murid-muridNya?
Menurut Yesus pekerjaan siapa yang harus kita kerjakan?
Siapakah terang dunia?
Yesus datang ke dunia diutus oleh Bapa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa, dalam setiap perkataanNya, Yesus senantiasa konsisten mengatakan bahwa Dia tidak melakukan apa yang Dia kehendaki namun kehendak Bapa.
“Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya“ (Yohanes 4:34), “Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 6:38).
Yesus taat melakukan kehendak Bapa bahkan sampai mati diatas kayu salib untuk menebus dosa kita.
Tugas Yesus telah selesai.
Saat ini kita sebagai orang percaya dan juga sebagai murid-muridNya melanjutkan apa yang menjadi mandat Tuhan untuk kita teruskan.
Roh Kudus sebagai penolong telah diberikan kepada kita sehingga dengan efektif kita menjadi saksiNya.
Seharusnya kita memiliki kuasa yang sama seperti Yesus ketika hidup di dunia, karena Roh yang sama itu sekarang ada pada hidup kita.
Roh Kudus senantiasa memimpin untuk mengerjakan apa yang menjadi kehendak Bapa, maka seharusnya kita tidak lagi mengalami kesulitan untuk menaati perintah Bapa.
Kuasa dan karunia itu sudah diberikan kepada kita, kita memiliki otoritas untuk mengusir kuasa gelap, menumpangkan tangan atas orang sakit agar mengalami kesembuhan, serta dapat mengadakan mukjizat seperti yang Bapa kehendaki.
Satu hal yang harus kita pastikan senantiasa adalah bahwa sama seperti Yesus maka kita harus konsisten untuk taat melakukan dan menyelesaikan kehendak Bapa yang diberikannya kepada kita.
Pastikan bahwa kita bukan menjadi orang yang melayani dengan berbagai mukjizat tetapi ditolak oleh Tuhan karena disebut pembuat kejahatan.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”.
Jadilah muridNya yang melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikannya dengan baik.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah terang dunia itu sesuai dengan perikop yang kita baca hari ini?
Apa yang terjadi bila kita mengikuti Terang itu?
Mengapa kesaksian Yesus tentang diriNya benar?
Siapakah yang tidak tahu dari mana Yesus datang dan kemana Dia akan pergi?
Menjadi terang dunia adalah pernyataan Yesus yang kontroversial pada masa itu, apalagi orang-orang Farisi meragukan kesaksianNya.
Dari suatu referensi, kaum Farisi digambarkan sebagai pengamat dan penegak hukum Taurat yang sangat teliti.
Dalam gulungan naskah-naskah Laut Mati, kaum Farisi dikatakan sebagai kaum yang suka mencari dan memerhatikan hal-hal yang sangat kecil.
Mereka menjadi pengamat pelaksanaan hukum yang sangat teliti, karena mereka memiliki kerangka berpikir bahwa Allah mencintai orang yang taat hukum dan menghukum yang tidak patuh.
Orang Farisi mungkin tidak menyadari bahwa manusia telah hidup dalam kegelapan, sekalipun mereka berusaha menaati hukum Taurat namun seperti Yesus katakan mereka tetap hidup dalam kegelapan.
Orang Farisi menganggap diri mereka sebagai orang yang memahami hukum Allah dengan lebih baik daripada masyarakat umum saat itu, orang Farisi berpikir bahwa mereka paling layak disebut penunjuk jalan (terang) bagi orang-orang agar dapat melaksanakan Hukum Taurat dengan benar.
Orang Farisi memang tidak ada di Indonesia namun kita harus waspada jangan sampai memiliki pola pikir seperti orang Farisi, sekalipun sangat mendetail mendalami Hukum Taurat namun mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka berada dalam gelap.
Yesus datang ke dunia sebagai terang agar manusia tidak hidup dalam kegelapan.
Seseorang bisa saja hidup dalam kegelapan sekalipun secara detail mereka memahami mengenai hukum-hukum kebenaran, itulah pentingnya kita tetap dalam pimpinan Roh Kudus yang ditugaskan menjadi Penolong oleh Bapa setelah Yesus pergi ke Surga.
Bagaimana kondisi saudara saat ini?
Senantiasakah berada dalam terang dalam mengambil setiap keputusan?
Selama kita mau dipimpin oleh Roh Kudus yang tidak hanya tinggal dalam hidup kita, tetapi juga tinggal dalam hidup pemimpin-pemimpin yang Tuhan tempatkan diatas kita maka seharusnya kita tidak akan hidup dalam kegelapan, karena kita ditetapkan Tuhan untuk menjadi terang.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimana reaksi dari ahli Taurat dan orang Farisi setelah mendengar Yesus mengampuni dosa orang?
Apakah yang dikatakan Yesus kepada para ahli Taurat dan orang Farisi ini?
Apa yang terjadi dengan orang lumpuh itu?
Bagaimana respon semua orang setelah melihat mukjizat yang dilakukan Yesus?
Kabar baik tentang Kerajaan Surga yang dilakukan Yesus selalu disertai tanda-tanda ajaib dan mukjizat, tujuan awalnya tentu membawa orang agar mereka menaruh perhatian terhadap apa yang Yesus beritakan dan kerjakan saat itu.
Namun kita tahu bahwa tujuan utamanya adalah semua orang yang mendengar kabar baik menerima keselamatan dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup mereka untuk kemuliaan Tuhan.
Ketika Yesus mengutus murid-muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga tentu Yesus menghendaki agar mereka menggunakan kuasa itu bukan untuk kemuliaan mereka sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan.
Kabar baik yang disertai tanda-tanda mukjizat seperti kesembuhan atas sakit penyakit, kelepasan dari keterikatan kuasa gelap, memang menarik perhatian banyak orang, membuat takjub orang-orang yang mengalaminya, pujian dan penghargaan seringkali juga diberikan kepada kita sebagai hambaNya.
Kondisi ini tentu membuat kita turut bersukacita namun kita harus ingat bahwa kemuliaan hanyalah bagi Tuhan.
Sama seperti Yesus yang selalu taat dan memuliakan Bapa begitu juga kita harus meneladani Yesus, ketika dicaci ataupun disanjung Yesus tetap memuliakan Bapa.
Bagaimana dengan kita saat ini, apakah sedang merasa diabaikan disaat pelayanan yang dilakukan tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting, merasa diabaikan bahkan dalam kondisi benar-benar sangat membutuhkan bantuan, padahal rasanya sudah banyak pelayanan yang sudah dilakukan untuk Tuhan?
Saudara, tetaplah muliakan Bapa dalam segala respon atau situasi yang kita hadapi, entah ketika kita dihormati ataupun ketika kita diabaikan setelah memberitakan kabar baik kepada banyak orang.
Kita percaya bahwa kita hanyalah saluran berkatNya bagi orang-orang yang kita beritakan kabar baik, entah mereka menerima dan menghormati kita ataupun menolak dan menyakiti kita, tugas kita adalah taat kepada apa yang Bapa perintahkan melalui Roh KudusNya yang tinggal dalam hidup kita.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kepada siapa kita harus tunduk karena Allah?
Apa kehendak Allah dengan perbuatan baik yang kita lakukan?
Bagaimana kita menggunakan kemerdekaan yang Tuhan berikan?
Siapa yang harus kita hormati?
Saudara, kita mungkin pernah mendengar suatu kutipan “tindakan kita lebih berbicara daripada perkataan kita”.
Kabar baik yang adalah berita tentang Injil Kerajaan surga yang kita sampaikan tidak akan benar-benar menjadi kabar baik, bila hidup kita sebagai pembawa berita kabar baik tidak membuktikan hal tersebut.
Kita sadar bahwa peran kita bukan hanya sekedar pembawa berita tetapi kita sendiri adalah saksi dari berita itu sendiri.
Perikop yang kita baca hari ini mengingatkan kita semua akan hal ini, mulai dari tunduk kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja (di negara kita dapat diartikan presiden) maupun kepada wali-wali yang diutusnya, hidup sebagai orang merdeka, tidak menyalahgunakan kemerdekaan yang diberikan, menghormati semua orang semuanya itu adalah kehendak Allah bagi kita agar dengan berbuat baik kita membungkam kepicikan orang-orang bodoh.
Ingatlah bahwa iblis tidak suka kabar baik diberitakan melalui hidup kita, dan iblis menggunakan banyak cara agar berita baik itu tidak benar-benar menjadi kabar baik dengan merusak citra kita sebagai orang percaya.
Kegagalan kita untuk berbuat baik seperti yang Tuhan kehendaki seringkali dimulai dari kehidupan yang tidak diubahkan dari waktu ke waktu.
Kita sadar memiliki kelemahan dan kekurangan namun tentu kita juga harus punya komitmen untuk memperbaikinya.
Tidak adanya perubahan dalam karakter kita ke arah yang lebih baik merupakan salah satu hal yang dapat merusak kabar baik yang ingin kita sampaikan.
Kabar baik tentu bukan hanya bagi orang lain, tetapi tentu juga menjadi kabar baik bagi kita bahwa Allah memperbarui hidup kita.
Kehidupan lama kita yang tidak baik berubah menjadi baik karena kabar baik tersebut.
Bagaimana dengan kehidupan saudara?
Senantiasa sudah siapkah membawa kabar baik melalui perkataan maupun perubahan hidup.
Kita percaya bahwa kabar baik itu mengubahkan hidup banyak orang, namun orang dunia yang tidak mengenal Allah juga pasti ingin melihat buktinya dalam hidup kita, mereka perlu bukti bahwa benarkah kabar baik itu berkuasa untuk memulihkan kehidupan orang?
Saudara adalah saksiNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan keinginan daging yang berjuang melawan jiwa?
Apa yang patut kita lakukan dalam kehidupan bermasyarakat: berbangsa dan bernegara?
Setelah seseorang menerima Kristus sebagai Juru Selamat, maka dia menjadi manusia baru, ciptaan baru.
Secara fisik dia masih tinggal di kota, di negara tempat dia hidup, Tetapi secara rohani sesungguhnya dia dan kita semua yang telah menjadi percaya, kita telah menjadi manusia rohani “di tempat yang baru”.
Alkitab menyatakan bahwa hidup kita di dunia ini adalah sementara.
Di bumi di tempat kita tinggal, menjadikan kita sebagai pendatang dan perantau.
Apa pun profesi kita, Tuhan tidak menghendaki kita tenggelam dalam kesibukan atau kenyamanan hidup.
Dunia adalah tempat sementara, dimana Tuhan ingin agar kita tidak semata-mata menjalani kehidupan, tetapi agar melalui kehidupan kita, Tuhan dimuliakan dan ditinggikan.
Itulah sebabnya Tuhan meminta kita memiliki cara hidup yang baik di tengah orang-orang yang belum percaya.
Agar melalui kesaksian kita yang baik, maka orang akan ditarik untuk mengenal Kristus.
Kita diberikan kesempatan untuk menjadi berbeda, tentu bukan asal beda.
Tetapi kita memiliki nilai-nilai yang berbeda dalam menjalani kehidupan.
Nilai-nilai yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Sebagai pelajar atau mahasiswa, adalah biasa untuk berbuat curang ketika melaksanakan ujian misalnya.
Mencontek, bekerjasama dalam ujian yang harusnya dilakukan secara mandiri.
Atau kalau kita adalah seorang pegawai, kadangkala karena tuntutan persaingan yang tinggi, seorang pegawai bisa melakukan cara-cara yang curang agar dapat dipromosikan, misalnya dengan menyuap pejabat yang melakukan penilaian pegawai, atau seorang agen penjualan menyuap bagian pengadaan di perusahaan yang menjadi target penjualan, dengan tujuan barang yang dia jual dapat dibeli oleh perusahaan tersebut.
Itu semua adalah cara-cara yang salah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Alkitab.
Proses untuk mendapatkan apa pun dengan benar jauh lebih penting dibandingkan kecepatan hingga mendapatkannya.
Jadi belum tentu pegawai yang terlambat dipromosikan lebih buruk dibandingkan pegawai yang dipromosikan dengan cepat. Kata kuncinya adalah: prosesnya apakah Alkitabiah, atau sesuai dengan nilai-nilai Alkitab.
Jalan menuju keberhasilan dalam kehidupan tidaklah selalu mulus dan cepat.
Kadang Tuhan ijinkan jalan kehidupan yang kita lalui itu, berliku, berbatu, penuh tantangan dan kesulitan.
Tetapi kalau Tuhan ijinkan kita melalui jalan itu, kita percaya bahwa Tuhan tetap menyertai kita.
Roma 8:32 “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana kita bisa menghadapi tahun yang baru ini dengan keyakinan yang teguh akan penyertaan Tuhan yang sempurna.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Penyakit apa saja yang Yesus telah sembuhkan?
Apakah ada penyakit yang Yesus tidak mampu sembuhkan?
Perjanjian Baru mencatat bahwa Yesus menyembuhkan banyak orang.
Tetapi apakah Dia selalu menyembuhkan orang sakit yang Dia temui?
Jawabannya adalah: tidak.
Beberapa contohnya adalah di kolam Betsaida, Yesus hanya menyembuhkan satu orang dari seluruh orang sakit yang ada di sekitar kolam Betsaida.
Yesus mampu menyembuhkan semua orang sakit, tetapi faktanya Yesus tidak melakukannya.
Karena tujuan utama Yesus turun ke bumi, memang bukan untuk menyembuhkan semua orang yang sakit, tetapi untuk memberitakan Injil keselamatan, yang jauh lebih berharga dibandingkan kesembuhan dari sakit penyakit.
Allah adalah Allah yang berdaulat, tidak selalu kita mampu memahami kehendak Allah.
Karena tidak selalu menjadi kehendak Tuhan, untuk menyembuhkan seseorang secara fisik terlepas dari seberapa banyak mereka berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan itu.
Jika kesembuhan itu tidak sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya, maka tidak akan ada kesembuhan pada saat itu.
Itulah sebabnya penting sekali bagi kita untuk semakin bertumbuh dalam kepekaan untuk mengerti kehendak Tuhan dan berdoa dengan keyakinan yang teguh.
1 Yohanes 5:14 “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.”
Mengerti kehendak-Nya akan menyebabkan kita berani untuk percaya bahwa permohonan doa kita adalah akurat, tepat seperti yang Tuhan kehendaki.
Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus memberikan karunia penyembuhan kepada gereja, dan kita harus sungguh-sungguh menginginkan karunia rohani, 1 Korintus 12:9 “Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.”
Semua kesembuhan dan karunia kesembuhan adalah untuk memuliakan Allah.
Tetapi Allah dapat dan memang akan menjawab doa-doa untuk kesembuhan jika itu sesuai dengan kehendak-Nya!
Dan karunia kesembuhan adalah pemberian Allah, maka itu akan diberikan ketika Allah berkehendak.
Dan kita harus mengakui, bahwa tidak banyak orang yang memiliki kepekaan sedemikan tinggi, sehingga hampir selalu mengerti kehendak Bapa, sehingga hampir semua doanya untuk kesembuhan dijawab.
Salah satu dari sedikit orang tersebut adalah Smith Wigglesworth yang hidup pada akhir abad 19 dan meninggal pada tahun 1947.
Banyak orang yang didoakan dan sembuh dari berbagai penyakit yang berat, bahkan ada juga yang dibangkitkan dari kematian.
Pelayanan Smith Wigglesworth yang disebut sebagai Rasul Iman, telah menginspirasi tokoh-tokoh seperti Kathryn Kuhlman, Benny Hinn dan Kenneth Hagin.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana kita bisa memiliki kepekaan yang semakin tinggi dalam mengenali kehendak Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Perbandingan tentang apakah yang Yesus tanyakan kepada para ahli Taurat?
Sakit penyakit dan penderitaan bersifat universal.
Semua ciptaan menderita: “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.”(Roma 8:22).
Orang kadang kala bertanya dengan putus asa, “Jika Tuhan itu baik, mengapa saya menderita?
Jika Tuhan mahakuasa, mengapa dia tidak membebaskan saya?”
“Saya tidak mengerti mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan dan sakit penyakit.”
Kenyataannya, kita bisa sakit karena kita ceroboh dengan tidak menjaga kesehatan.
Tidak berjaga-jaga di tengah pandemi yang ganas, seperti yang saat ini dunia sedang alami.
Tetapi kadang juga seseorang sakit tanpa dia mengerti penyebabnya, dan itu adalah hal yang wajar.
Tuhan adalah orang tua yang baik dan ingin anak-anaknya tumbuh.
Dia terkadang menggunakan penderitaan untuk mendisiplinkan kita demi keuntungan kita.
“Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?” (Ibrani 12:7)
Alasan lain mengapa seseorang mengalami sakit penyakit, adalah karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Yohanes 9:1-3 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.”
Kabar baiknya adalah, kesembuhan ilahi adalah hal yang kita bisa minta kepada Tuhan dengan iman.
Dan iman datang karena kita percaya pada Firman.
Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Dan ada beberapa janji kesembuhan dalam Firman Tuhan.
1 Petrus 2:24 “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”
Atas dasar janji Firman Tuhan itulah kita percaya dan percaya atau kita jadi memiliki keyakinan yang kuat atas janji, inilah yang akan membuahkan iman.
Bahwa ketika kita sedang sakit, sekali pun kita belum melihat bukti kita sembuh, tetapi kita mengetahui bahwa kita akan sembuh.
Itulah iman, itulah kesembuhan Ilahi yang sedang berlangsung.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan apakah ada yang memiliki pengalaman disembuhkan dari sakit oleh karena doa?