Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang diberitakan Paulus kepada orang yang telah matang rohaninya?
Apa yang disediakan Allah bagi kemuliaan kita?
Apa yang disediakan Allah untuk orang-orang yang mengasihi Allah?
Kita menerima Roh yang dari Allah, untuk tujuan apa?
Hidup dalam perkataan yang diajarkan oleh Roh Allah adalah sebuah keharusan bagi kita orang yang percaya.
Sayangnya, mengenali dan mendapatkan perkataan yang diajarkan oleh Roh Allah ini tidaklah mudah.
Hal ini tidak dapat dimengerti dan dipahami oleh dunia ini.
Beruntungnya kita sebagai orang yang percaya, ialah bahwa Allah mengaruniakan kepada kita, roh-Nya sendiri.
Roh itu yang mengajarkan kita tentang kebijaksanaan Allah yang tersembunyi dan yang rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, disediakan bagi kemuliaan kita.
Roh Allah ini juga menyadarkan kita tentang karunia-karunia yang Allah berikan kepada kita.
Tapi terkadang, perkataan yang diajarkan oleh Roh Allah ini dianggap menjadi kebodohan bagi dunia ini.
Kita dipanggil untuk hidup dalam perkataan yang diajarkan oleh roh Allah.
Hal inilah yang membuat hidup kita mengalami realita kehadiran Tuhan.
Mengalami pengalaman-pengalaman rohani yang seru bersama dengan Roh Allah setiap saat.
Yang telah memilih kita menjadi alat di tangan-Nya untuk memberitakan hikmatNya yang tersembunyi bagi generasi ini sampai generasi selanjutnya.
Tuhan Yesus memberkati.
Diskusikanlah dalam kelompok PA saudara, seperti apa perkataan-perkataan yang diajarkan oleh Roh Allah di dalam kita setiap hari? Berikan contohnya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Amsal 4:6.
Bagaimanakah caranya agar kita hidup dan senantiasa memperoleh hikmat?
Menurut saudara apakah hikmat itu? Darimanakah kita dapat memperolehnya? Apakah yang kita peroleh melalui hikmat?
Bagaimanakah sikap hati kita terhadap hikmat yang Tuhan berikan kepada kita?
Tuhanlah yang memiliki hikmat dan orang-orang yang memiliki Allah pastilah mereka menjadi orang-orang yang memiliki hikmat dan hidup dalam pertimbangan dan pengertian.
”Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.” (Ayub 12:13).
Hikmat itu adalah Allah sendiri yang kita kenal melalui anak-Nya Yesus Kristus dan setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah, itulah sebabnya pemazmur mengatakan: “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.”(Mazmur 19:7).
Itulah sebabnya dari mulut kita dapat keluar perkataan-perkataan hikmat: ”Mulut orang benar mengucapkan hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum; Taurat Allahnya ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidak goyah.” (Mazmur 37:30-31).
Bahkan kita memiliki terang Tuhan dan mata yang bercahaya dimana selalu berjalan dalam jalan-jalan Tuhan. ”Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati;perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.”(Mazmur 19:8).”Firman-Mu itu pelita bagi kakikudan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105).
Kita harus membangun sikap hati yang haus dan lapar akan Firman Tuhan dengan cara mencondongkan hati kita kepada Firman Tuhan.
”Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba.” (Mazmur 119:36).
”Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir.” (Mazmur 119:112).
Tujuannya adalah agar kita tidak meninggalkan hikmat, karena Salomo memiliki hikmat Allah yang luar biasa namun pada akhirnya dia melihat kesia-siaan dari apa yang dia peroleh karena dia telah meninggalkan hikmat.
”Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir.” (1 Raja-raja 4:29-30).
”Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.” (Pengkhotbah 12:8).
Tuhan ingin agar hikmat yang Dia berikan kepada kita bertumbuh semakin mengenal Tuhan dan senantiasa hidup dalam takut akan Tuhan, sehingga kita tidak sedikitpun menjadi sombong dan meninggalkan hikmat seperti yang tertulis dalam Pengkhotbah 12:13”Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun sikap hati yang benar terhadap Firman tuhan sehingga tidak meninggalkan hikmat dari Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Korintus 1:30.
Menurut ukuran manusia bagaimanakah keberadaan orang-orang Korintus ketika mereka dipanggil oleh Tuhan?
Siapakah yang membuat jemaat di Korintus mengalami perubahan sehingga mereka memiliki hikmat Allah?
Apakah tujuan Allah melakukan transformasi bagi jemaat di Korintus melalui Kristus Yesus?
Jemaat di Korintus ketika dipanggil oleh Tuhan menurut ukuran manusia keadaan mereka tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh dan tidak banyak orang yang terpandang.
Namun ketika mereka percaya kepada Yesus Kristus maka mereka memiliki hikmat Allah karena keberadaan Yesus itu menjadi hikmat bagi mereka.
Akibatnya hidup mereka mengalami perubahan yang melampaui perubahan yang dialami orang-orang dunia yang mengandalkan hikmat dunia ini untuk mengalami perubahan.
Tujuannya adalah supaya dunia tahu bahwa hikmat dunia ini tidak ada yang bisa diandalkan tetapi hikmat Allahlah yaitu Yesus Kristus yang harus diandalkan yang membuat orang-orang bodoh menjadi berhikmat dan hikmat itu akan membawa mereka kepada pengenalan akan Tuhan dan pengenalan akan Tuhan itulah yang membuat mereka berubah.
Ketika kita berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita sehingga kita dibenarkan oleh Dia, dikuduskan dan ditebus oleh Dia.
Karena itu agar mengalami perubahan hidup maka kita perlu memiliki pemahaman yang sangat mendasar tentang Yesus Kristus bagi hidup kita dimana:
Melalui kematian dan kebangkitan Yesus maka kita pindah dari mati kepada hidup yang kekal, dosa diampuni dan kita menjadi milik-Nya karena kita telah ditebus oleh Yesus (1 Petrus 1:18-19).
Melalui kematian dan kebangkitan Yesus maka kutuk kemiskinan, kutuk kebodohan dan kutuk kegagalan telah dihancurkan sehingga kita memiliki hidup yang diberkati (Galatia 3:14, 2 Korintus 8:9);
Melalui kematian dan kebangkitan Yesus maka kita beroleh kesembuhan dari sakit penyakit dan kelemahan tubuh sehingga memiliki tubuh yang sehat (1 Petrus 2:23-24).
Dengan pemahaman yang benar terhadap Yesus Kristus inilah yang dapat membuat hidup kita berubah dan kita betul-betul menjadi ciptaan baru dan yang lama sudah menjadi baru, mengalami transformasi bahkan pengenalan kita terhadap Allah semakin bertumbuh sehingga hidup kita menjadi sama seperti Yesus, bertumbuh dari satu kemuliaan kepada kemuliaan.
”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”(2 Korintus 5:17).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana Yesus telah menjadi hikmat bagi hidup saudara sehingga saudara mengalami perubahan hidup dalam segala hal.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Daniel 2:22.
Siapakah yang menyingkapkan kepada Daniel tentang mimpi dari Nebukadnezar?
Hal-hal apa sajakah yang Allah singkapkan bagi Daniel tentang mimpi Raja Nebukadnezar?
Dalam bentuk apakah rahasia tersebut disingkapkan Allah bagi Daniel?
Tuhan memiliki hikmat dan kekuatan yang tidak terbatas dan hikmat-Nya itu diberikan kepada setiap orang yang percaya.
Hikmat tersebut untuk menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi karena di dalam Allah tidak ada kegelapan tetapi terang ada pada-Nya.
Hikmat Tuhan itu dapat dinyatakan-Nya lewat penglihatan dan mimpi.
Dan memang Tuhan telah berjanji bahwa hikmat-Nya itu akan dinyatakan kepada umat-Nya.
“Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.” (Yoel 2:28).
Dan Tuhan menggenapinya ketika Dia mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada murid-murid-Nya.
Dan saat ini hal itu dapat kita alami ketika kita mengalami baptisan Roh Kudus.
Dan pengalaman baptisan Roh Kudus tersebut membuat kita dapat mengerti apa yang Tuhan karuniakan kepada kita.
”Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita” (1 Korintus 2:12), bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah yang Maha mengetahui itu dapat kita pahami.
”Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.”(1 Korintus 2:10), sehingga hal-hal yang supranatural akan Tuhan singkapkan bagi kita melalui Roh Kudus-Nya.
”Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Korintus 2:9).
Jadi tidak ada hal-hal yang tersembunyi yang tidak disingkapkan Allah bagi kepentingan kita dan gereja-Nya, tentang hidup kita, gereja dan bangsa kita dan dunia ini.
Tuhan ingin agar kita semakin mengasihi Dia karena hanya kepada orang-orang yang mengasihi Dialah Allah akan menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan rahasia seperti yang dialami oleh Daniel dan kerajaan Babel sehingga di tengah kegoncangan dunia ini kita dapat memahami maksud-maksud Allah lewat tanda-tanda zaman dan tentang kesudahan dunia ini sehingga kita tidak menjadi orang yang bodoh tetapi penuh hikmat Tuhan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami penyingkapan hal-hal tersembunyi dari Allah melalui pekerjaan Roh Kudus-Nya yang ada dalam diri saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Korintus 2:5.
Dengan hikmat siapakah yang dibawa oleh Rasul Paulus ketika ia menghadapi dan menasehati jemaat di Korintus?
Menurut saudara apakah isi dari hikmat Allah tersebut?
Mengapa kita melayani, menasehati orang lain serta membangun rumah Kabar Baik harus dengan hikmat Allah?
Dalam membangun dan menghadapi jemaat di Korintus seringkali Rasul Paulus mengalami ketakutan dan kegentaran.
Hal ini disebabkan karena jemaat di Korintus merasa mereka memiliki pengetahuan dan hikmat yang luar biasa.
Namun Allah menolong Rasul Paulus untuk menghadapi jemaat Korintus sehingga fokus daripada Rasul Paulus bukan kepada jemaat di Korintus tetapi fokus kepada Yesus Kristus yang sudah disalibkan.
Akibatnya dia memiliki hikmat Allah dalam membangun jemaat Tuhan di Korintus dan dalam menyampaikan kesaksian kepada orang-orang yang dilayaninya.
”Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!” (Kisah Para Rasul 18:9).
Jadi Rasul Paulus tidak bergantung dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan dari kemanusiaannya tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Allah dan Roh Kudus sehingga iman dari jemaat di Korintus tidak bergantung kepada hikmat manusia tetapi kepada kekuatan Allah.
Hal ini yang membuat jemaat Tuhan di Korintus semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan.
Cara yang terbaik agar kita dapat berjalan dengan hikmat Allah dan bukan dengan hikmat manusia adalah senantiasa bergantung dengan Bapa serta dengar-dengaran akan instruksi Bapa seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus.
”Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.” (Yohanes 12:49-50).
Itulah sebabnya kita harus lebih dalam lagi bersekutu dengan Firman Tuhan dan juga dengan Roh Kudus dengan cara menyediakan waktu bagi Tuhan serta membawa hati yang lemah lembut untuk dipenuhi oleh Firman Tuhan dan hati yang lapar dan haus akan Firman Tuhan.
Akibatnya kita menjadi pribadi yang mudah untuk dipimpin dan dipakai oleh Tuhan untuk berkata dan berjalan dengan hikmat Allah sehingga orang-orang yang berjumpa dengan kita dapat bertemu dan mengalami kasih Tuhan lewat perkataan, kesaksian serta pelayanan kita.
”Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.” (I Yohanes 1:3).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat berkata-kata dengan hikmat Allah dalam melayani orang dan dalam memberitakan Injil.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 2 Petrus 1:10.
Bagaimanakah sikap kita terhadap panggilan dan pilihan Tuhan bagi kita?
Apakah yang akan kita peroleh jika bersungguh-sungguh dalam panggilan Tuhan?
Apakah yang harus dilakukan oleh Rasul Paulus bagi jemaat Tuhan agar panggilan Tuhan dapat diselesaikan dengan baik?
Ketika kita masih hidup dalam dosa, Yesus telah mati untuk kita agar kita masuk dalam panggilan Tuhan.
Pada saat kita mengalami kelahiran kembali maka kita sepenuhnya menjadi milik Allah dan masuk serta hidup dalam panggilan Tuhan.
”Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus 1:18-19).
”Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” (1 Petrus 1:23).
Hal yang menjadi panggilan Tuhan bagi kita sehingga Dia memilih kita adalah:
Hidup kita menjadi sama seperti Yesus Kristus dalam segala hal. Pikiran dan perasaan kita, tujuan hidup, perkataan dan perbuatan kita menjadi sama seperti Yesus. ”Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” (Roma 8:29);
Hidup kita untuk menceritakan perbuatan yang besar dan menjadikan bangsa-bangsa murid Yesus. ”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (1 Petrus 2:9). ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”(Matius 28:19).
Dalam perjalanan untuk mengerjakan dan menyelesaikan panggilan Allah ada banyak hal yang dapat mengalihkan perhatian kita, baik persoalan dan pergumulan pribadi, penderitaan, dan lain-lain, namun kita harus mengingat dan saling mengingatkan agar panggilan Allah bagi kita dapat kita selesaikan selama kita masih di dunia ini seperti nasehat Rasul Petrus kepada jemaat pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil, dan Bitinia.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana caranya saudara senantiasa mengingat akan panggilan Tuhan sehingga rencana Allah semakin digenapi dalam hidup saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kalau Allah sudah memberikan yang paling berharga, yaitu Tuhan Yesus, apakah mungkin Dia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita?
Apakah ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah?
Allah di pihak kita, adakah yang dapat melawan kita?
“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:38-39).
Saudara, ketika Paulus menyatakan dia yakin, ini bukanlah keyakinan yang alamiah, atau keyakinan karena hasil analisa logika yang dalam.
Yakin yang dimaksud Paulus adalah keyakinan yang ditumbuhkan karena Allah yang sudah mempengaruhinya.
Bukan keyakinan kaleng-kaleng, atau keyakinan semu tetapi keyakinan karena Allah yang sudah menaruhkan dalam hatinya.
Keyakinan Rasul Paulus itu sudah tertanam dengan kepastian.
Oleh karena itu, kita perlu memiliki keyakinan seperti Rasul Paulus.
Keyakinan seperti itu lahir dari persekutuan yang intim dengan Allah disertai perubahan pola pikir yang sungguh-sungguh.
Rasul Paulus memiliki keyakinan yang kokoh, bahwa Allah ada di pihak dia, dan bahwa Allah yang sudah menyerahkan yang paling berharga kepada kita, bagaimana mungkin tidak mengaruniakan yang lain-lain.
Saudara, kita tidak dapat dipisahkan oleh apapun juga dari kasih Allah.
Kasih Allah akan terus menerus tercurah bagi kita, apapun keadaan kita.
Seterpuruk apapun hidup saudara, tidak sedetikpun kasih-Nya berhenti mengalir.
Seperti sungai yang tidak pernah berhenti mengalir, demikian kasih Allah kepada kita.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Dalam Alkitab Bahasa Yunani, kasih Allah dinyatakan dalam bentuk kata kerja, bukan kata benda seperti dalam Alkitab bahasa Indonesia.
Jadi kasih Allah adalah tindakan aktif Allah yang sudah terjadi dan pasti dampaknya sampai saat ini dan masa depan.
Kasih Allah terus bekerja sampai hari ini, bukan hanya mendatangkan keselamatan bagi setiap orang percaya, tetapi juga mendatangkan permbaruan yang terus menerus.
Saudara, apapun keadaanmu hari ini, ingatlah kasih Allah terus mengalir.
Teruslah berharap kepada kasih Allah, sekalipun sepertinya tidak ada jalan keluar.
Kalau Allah di pihak kita, siapakah yang dapat mengalahkan saudara?
Kalau kasih-Nya terus tercurah, apakah ada permasalahan yang lebih besar dari kasih Allah? Teruslah berharap.
Renungkanlah, apakah kasih-Nya pernah berhenti mengalir ? kalau tidak berhenti, teruslah berharap.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah maksudnya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu?
Apakah tujuan Allah bekerja dalam segala sesuatu?
Kebaikan seperti apa yang Allah janjikan dalam penderitaan?
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28).
Rasul Paulus menyatakan dengan sebuah kepastian dari pengalamannya, bahwa Allah selalu dan terus menerus secara aktif bekerja dalam kehidupan orang Kristen.
Kitapun pasti sepakat dengan Rasul Paulus, berdasarkan firman Tuhan dan pengalaman pribadi kita, bahwa Allah selalu campur tangan dalam kehidupan kita, sekalipun terkadang baru menyadarinya setelah lama berlalu.
Oleh karena itu, seperti Rasul Paulus, frasa “kita tahu sekarang” atau kita sudah mengetahuinya, seharusnya menjadi perkataan kita juga.
Kita memiliki pengetahuan firman yang dalam dan pengalaman menghidupi firman itu dalam kehidupan sehari-hari.
Saudara, dalam kalimat Allah turut bekerja, Paulus menggunakan kalimat present indikatif aktif.
Jadi, Allah pasti dan terus menerus bekerja.
Jadi bukan hanya pernah terjadi atau akan terjadi, tetapi sekarang dan yang akan datang Allah pasti turut bekerja dengan sangat perhatian dalam segala sesuatu yang terjadi pada kita.
Maksud segala sesuatu, ya segala yang terjadi pada kehidupan kita, baik yang mendatangkan sukacita ataupun dalam penderitaan, saat sehat ataupun sakit, saat dipuji ataupun saat direndahkan.
Pokoknya dalam segala keadaan Allah turut bekerja.
Tujuan Allah memberikan perhatian yang dalam kehidupan kita dan turut bekerja atau campur tangan mempunyai tujuan, yaitu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
Apapun yang sedang kita alami, apakah penderitaan karena perbuatan baik, atau penderitaan karena kesalahan kita, Allah pasti campur tangan.
Dia mengubahkan segala sesuai menjadi baik. Yang sudah baik menjadi lebih baik, dan yang tidak baik Allah jadikan kebaikan untuk kita.
Inilah pengharapan kita yang pasti dalam penderitaan.
Ketika ada orang yang melempar kita dengan batu, Allah sanggup mengubahkan batu menjadi roti.
Ketika ada orang yang memfitnah kita, Allah sanggup mengubahkannya menjadi pujian bagi kita.
Ketika ada orang yang merugikan kita, Allah sanggup mengubahkannya menjadi hikmat keuangan bagi kita.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana supaya memiliki kepastian atau keyakinan penyertaan Allah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang dimaksud dengan prajurit Kristus?
Mengapa seorang prajurit harus mengalami penderitaan?
Penderitaan apa yang harus dialami prajurit?
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2 Timotius 2:3-4).
Rasul Paulus memberikan perintah kepada anak rohaninya untuk ikut Yesus dengan sungguh-sungguh, seperti dia sudah mengikuti Tuhan Yesus.
Pertama dia memberikan contoh seperti seorang prajurit, yang harus menderita.
Kedua seperti olahragawan dalam hal disiplin. Dan bekerja keras seperti seorang petani.
Mengapa seorang prajurit harus menderita? Seorang prajurit yang sedang berperang tidak boleh terganggu oleh hal-hal pribadi, termasuk kepentingan keluarga yang ditinggalkannya saat maju ke medan perang.
Prajurit harus konsentrasi sepenuhnya pada perintah komandannya.
Kegagalan dia dalam konsentrasi kepada perintah komandan dapat membahayakan nyawanya sendiri dan nyawa prajurit lainnya.
Oleh karena itu, sekalipun ada anggota keluarga sedang mengalami sakit di rumah, prajurit di medang perang harus melupakan sementara.
Hidupnya sepenuhnya harus diatur oleh sang komandan.
Bukan hanya itu, dia harus siap sedia berkorban saat diperintahkan maju menyerang musuh.
Saat tidak berperang pun seorang prajurit juga harus terus disiplin berlatih, supaya selalu fit untuk berperang.
Saudara, menjadi pengikut Yesus mirip menjadi seorang prajurit.
Kita harus mengikuti sepenuhnya arahan komandan kita, Tuhan Yesus.
Kita harus rela menanggalkan segala kepentingan atau agenda pribadi supaya Dia disenangkan.
Kita harus rela mendisiplinkan kehidupan rohani kita, supaya senantiasa siap sedia saat dibutuhkan untuk melayani.
Latihan ibadah adalah Latihan yang terus menerus harus dilakukan.
Sementara teman-teman kita bisa bersenang-senang dengan hidupnya, kita harus melatih hidup kita supaya menjadi prajurit Kristus yang selalu siap melayani perintah komandan kita.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, contoh-contoh prajurit Kristus mendisiplinkan diri.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud penderitaan karena berbuat baik?
Apakah penderitaan disebabkan oleh dosa?
Mengapa penderitaan karena berbuat baik disebut kasih karunia?
“Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.” (1 Petrus 2:20).
Rasul Petrus menyebutkan bahwa menderita karena berbuat baik atau karena nama Tuhan adalah kasih karunia.
Tidak semua orang Kristen menderita aniaya karena nama Tuhan.
Kalaupun harus menderita, itu adalah kasih karunia.
Seperti Tuhan Yesus yang telah memberikan teladan, Dia mengalami penderitaan untuk kita.
Bahkan Murid-murid Tuhan Yesus juga mengalami penderitaan, bahkan mereka mati sebagai martir, kecuali Yohanes.
Saudara, penderitaan menurut Rasul Petrus ada dua jenis: penderitaan yang disebabkan karena dosa dan penderitaan karena buat baik.
Penderitaan karena dosa, misalnya karena seseorang terlilit hutang karena gaya hidup yang boros.
Akibatnya harus berhadapan dengan penagih hutang.
Penderitaan karena berbuat baik, misalnya karena pemberitaan Injil.
Menderita karena berbuat baik bukan hanya aniaya karena Injil.
Kalau saudara mengorbankan harta karena Tuhan untuk kepentingan pelayanan misi, dan karena itu harus hidup dengan segala kekurangan, itupun bagian dari penderitaan baik.
Penderitaan yang demikian menurut Rasul Petrus layak dipuji.
”Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.”(Filipi 1:29).
Diskusikan dengan pembimbingmu, sekiranya ada penderitaan karena kesalahan yang harus segera diperbaiki.