HIDUP DALAM TERANG

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 2:9-11

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang terjadi jika orang saling mengasihi?
  2. Apa yang terjadi jika orang saling membenci?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

1 Yohanes 2:9  ”Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.”

Rasul Yohanes menceritakan tentang orang yang mengatakan bahwa dia hidup dalam terang, orang tersebut mencoba untuk mengatakan bahwa dia adalah orang yang baik, sudah berusaha untuk hidup secara transparan alias tidak ada yang dia tutupi.

Tetapi jika dia masih memiliki persoalan dengan saudara seiman, masih memiliki perasaan benci kepada paling tidak kepada satu orang saudara di dalam Kristus.

Rasul Yohanes mengatakan bahwa orang tersebut sedang berada di dalam kegelapan.

Benci adalah lawan kata dari kasih. Allah adalah Kasih, dan Allah ingin umat-Nya juga saling mengasihi.

Kata benci tidak boleh dikaitkan dengan perasaan benci kepada saudara seiman. Kita boleh benci kepada dosa, malah harus, tetapi kita tidak boleh benci kepada umat Allah.

Karena mereka juga adalah orang yang telah ditebus oleh darah Kristus.

Bagaimana kalau faktanya orang tersebut seorang yang menyebalkan, egois dan perilaku buruk lainnya.

Tentang hal ini peringatan Tuhan terdapat pada kitab Matius 7:1,3  “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Memberikan stempel kepada seseorang adalah bentuk penghakiman kepada orang tersebut, dan bukan hak kita untuk menghakimi.

Tetapi kalau kita yakin bahwa orang tersebut salah, maka yang boleh kita lakukan, datangi orang tersebut, tegur secara empat mata.

Jadi tujuannya adalah agar orang tersebut menyadari kesalahannya, dan bertobat.

Jadi bukan menegur keras dengan tujuan untuk mempermalukan.

Prinsip dasarnya adalah kasih, mengasihi, bukan menghakimi atau membenci.

Apakah menegur dengan kasih itu mudah untuk dilakukan, dalam praktiknya tidak mudah.

Tetapi salah satu tanda orang yang dewasa secara rohani, adalah mereka yang dapat menegur bukan karena benci tetapi karena kasih.

Bagi orang yang ditegur, bersyukurlah kalau ada saudara seiman yang masih menegur Saudara.

Jangan kita menjadi seperti Bileam yang harus ditegur oleh keledai tunggangannya -Bilangan 22:28.

Keledai dipakai oleh Tuhan untuk menegur Bileam yang sedang berjalan menuju kesalahan yang fatal.

Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan apakah engkau pernah menegur orang karena benci?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 7-8