MENGEJAR KEKUDUSAN

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 12:12-15

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah yang dimaksud dengan yang memiliki tangan yang lemah dan lutut yang goyah?
  2. Apa yang harus dilakukan agar yang pincang tetap dapat berjalan lurus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ibrani 12:14 ”Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”

Tuhan ingin agar kita hidup damai dengan semua orang, tetapi bukan damai yang dikarenakan kita mengkompromikan iman dan kebenaran.

Misalnya kita “berdamai” dengan atasan, karena tidak mau konflik sehingga apa pun yang diminta atasan, kita bersedia lakukan, sekali pun itu salah.

Berdamai, artinya kita tetap memegang nilai kebenaran dan menolak untuk melakukan yang melanggar Firman.

Kalau terjadi “ketidakdamaian” alias pertengkaran, itu bukan karena kita yang ngotot, tetapi lebih karena orang yang ingin memaksakan kehendaknya yang salah.

Tentang kekudusan, Firman Tuhan menyatakan dengan jelas: “Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan kita tidak akan dapat melihat Allah”.

Tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat dan merasakan kehadiran Allah, kuasa-Nya yang memimpin hidup kita, kasih-Nya yang menaungi dan memberikan arahan atas kehidupan kita.

Dan tanpa itu semua, bukan kah kita akan mengalami kerugian besar, pertama kerugian secara rohani, tetapi tidak tertutup kemungkinan kerugian secara jiwa atau mental dan tubuh, misalnya kita menjadi sakit.

Kekudusan harus dikejar, artinya diupayakan untuk dicapai hari demi hari. Lawan dari kekudusan adalah: kecemaran, kenajisan, tindakan tidak bermoral, tindakan asusila, pikiran yang kotor, pornografi, dusta, tidak jujur dan lain sebagainya.

Kenali apa yang menjadi kelemahan kita, kalau kita temukan, akui itu di hadapan Tuhan, mohon pengampunan-Nya, mohon kekuatan-Nya.

Jauhi segala godaan atau pencobaan yang mengarah kepada apa yang menjadi kelemahan kita tersebut.

Tindakan prefentif terhadap itu semua adalah: berjaga-jaga, jangan lengah.

Sama seperti ke lima gadis yang bijaksana, yang menyiapkan minyak dan pelita.

Artinya mereka hidup dalam kewaspadaan atau berjaga-jaga. Mereka tetap menjaga hidup mereka kudus di hadapan Tuhan.

Bukan seperti ke lima gadis yang bodoh, yang tidak bersedia untuk berjaga-jaga.

Artinya mereka tidak menjaga kehidupan mereka dengan benar. -Matius 25:1-13.

Matius 25:13  “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

Kita semua patut berjaga-jaga, kita bersedia untuk hidup mengejar kekudusan, tidak kompromi dengan dosa!

Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan kepada pembimbingmu, apa yang menjadi pergumulanmu, khususnya kalau itu adalah kelemahan moral misalnya, agar engkau di doakan dan dipulihkan.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 9-11