Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kemana Roh membawa Yesus setelah melakukan puasa selama 40 hari?
Apa yang dikatakan Iblis tentang jati diri Yesus?
Apakah Yesus bisa mengubah batu menjadi roti?
Mengapa Dia tidak melakukannya? Apa jawabNya kepada Iblis?
Sebagian besar pergumulan manusia adalah soal bagaimana mereka dapat hidup dengan kebutuhan primer dan sekunder yang memadai.
Namun perlu diketahui bahwa tidak hanya orang-orang yang belum percaya, kita sebagai orang percaya juga seringkali masih mengalami pergumulan akan kebutuhan primer dan sekunder.
Pergumulan ini bisa terkait bagaimana kita memenuhinya atau sebaliknya bagaimana kita mengendalikannya agar tidak berlebihan karena mengikuti keinginan daging.
Salah satu tipuan iblis yang digunakan untuk mencobai Yesus dan sampai saat ini masih digunakan juga untuk menyesatkan orang-orang percaya adalah bagaimana fokus memenuhi kebutuhan primer dengan meragukan keberadaan kita.
Bila Yesus diingatkan mengenai keberadaannya sebagai sebagai Anak Allah, maka kita juga dicobai dengan hal yang sama.
Iblis mencoba memfokuskan kita kepada kebutuhan primer yang harus dipenuhi, bahkan bila perlu menggunakan kuasa yang Tuhan berikan kepada kita.
Tidak ada yang salah dengan memenuhi kebutuhan makanan, apalagi pada waktu itu Yesus sudah selesai melakukan doa dan puasa, namun Yesus tahu bahwa manusia tidak hidup dari roti saja melainkan juga dari Firman Tuhan.
Setidaknya ada 2 hal yang perlu kita perhatikan bersama agar kita tetap kuat menghadapi pencobaan dari iblis.
Pertama, kita harus ingat bahwa manusia tidak hanya hidup dari makanan jasmani saja tetapi kita juga perlu makanan rohani yaitu Firman Tuhan.
Iblis mencoba memfokuskan kita kepada kebutuhan jasmani sehingga manusia terus bergumul selama hidupnya dengan persoalan makanan.
Ada yang kekurangan memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga sibuk bekerja dan lupa untuk melayani Tuhan melalui pekerjaan atau studi.
Sebagai manusia rohani kita juga harus hidup dari perkataan-perkataanNya yang kita renungkan dan lakukan dalam seluruh kehidupan kita.
Kedua, seperti Yesus yang menyadari tipu daya iblis, kita harus ingat bahwa tidak ada masalah dengan mengubah batu menjadi roti, persoalannya adalah siapa yang memerintahkan atau mengingatkan kita.
Pada waktu Yesus dicobai, iblis yang menyodorkan “tantangan” kepada Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkan supaya batu ini menjadi roti”.
Yesus tentu saja dengan mudah dapat mengubah batu menjadi roti, namun dia tidak melakukannya karena Bapa tidak berfirman kepadaNya agar mengubah batu menjadi roti.
Kita perlu hidup dengan mendengarkan dan melakukan apa yang diperintahkan Bapa kepada kita, bukan sekedar memenuhi kebutuhan makanan, meskipun kita bisa melakukannya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dikatakan Yesus kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya?
Apa yang kita alami, jika Anak atau Tuhan Yesus memerdekakan kita?
Perkataan Yesus ayat 31b-32: “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Perkataan tersebut dilatarbelakangi, pada masa itu banyak orang Yahudi yang belum percaya kepada Yesus dan seiring dengan perjalanan waktu, banyak orang Yahudi sudah percaya kepadaNya.
Kebenaran apakah yang Yesus maksud? Dan Firman manakah yang Yesus maksud?
Yang Yesus maksudkan adalah pengertian tentang kematian di atas kayu Salib, yang membawa kepada penebusan dosa manusia.
Sedangkan kemerdekaan yang dimaksudkan ayat diatas adalah kebebasan terhadap belenggu dosa.
Saat ini kita telah menjadi umat yang percaya kepada Yesus Kristus, artinya kita menyadari bahwa dosa kita telah diampuni, dan Tuhan ingin kita tetap dalam FirmanNya dengan menjadi murid Kristus.
Secara manusia, untuk tetap di dalam Firman dan sungguh-sungguh menjadi murid Kristus tidaklah mudah.
Namun kesadaran bahwa kita lemah dan butuh pertolongan dari Allah akan mendorong kita untuk mempercayakan hidup kita seluruhnya kepadaNya, serta setia untuk melakukan Firman Tuhan dengan pimpinan dan kekuatan Roh Kudus, disitulah kuasa Tuhan akan nyata dan terus memerdekakan kita.
Pengertian tentang kebenaran yang dimaksud diatas, tentu saja tidak berhenti hanya kepada pengertian tentang Yesus mati di kayu salib yang membawa kepada penebusan dosa manusia.
Namun kebenaran tersebut bisa diartikan dengan lebih dalam dan luas, salah satunya kita memiliki pikiran yang benar, berbicara yang benar dan bertindak yang benar sesuai dengan Firman Tuhan.
Jika orang mengaku percaya tidak setia untuk melakukan hal-hal tersebut maka sesungguhnya dia bukanlah pengikut Kristus yang sejati.
Oleh karena itu, kita butuh pertobatan untuk kembali kepada Firman Tuhan.
Dan jika kita setia melakukan seluruh kebenaran sesuai dengan Firman Tuhan, maka kebenaran tersebut yang akan memerdekakan kita.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, Bagaimana caranya agar kita terus konsisten melakukan setiap kebenaran firman Tuhan dalam hidup kita? Dan apa dampaknya bagi kita?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dikatakan oleh bangsa Israel terhadap Allah? (ayat 27b)
Siapa yang memberikan kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya? (ayat 29)
Apa yang dialami atau didapatkan oleh orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan?
Sejarah Israel menjadi bangsa yang dipilih oleh Tuhan sejak menjadi budak di Mesir sampai dengan masuk ke tanah Kanaan, merupakan sejarah yang sangat panjang.
Mujizat demi mujizat, pertolongan dan penyertaan Tuhan Allah selalu dialami oleh bangsa Israel, bahkan di saat bangsa Israel memberontak, bebal dan tidak taat kepada Tuhan pun, pertolongan dan penyertaan Tuhan tetap ada untuk mereka.
Akibat ketidaktaatan, ketidaksetiaan serta kedegilan hati mereka pula yang menyebabkan mereka mengalami masa pembuangan di tanah Babel setelah sekian lama menduduki tanah perjanjian.
Atas peristiwa pembuangan tersebut, nabi Yesaya melihat dan mendengar bahwa bangsa Israel, betul-betul mengalami keputusasaan.
Yesaya 40:27“Mengapakah engkau berkata demikian hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari Tuhan dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”
Dengan keluhan tersebut, seolah-olah bangsa Israel lupa, bahwa Tuhan sudah sering kali menyertai mereka.
Bercermin dengan keadaan Israel di atas, ketika kita diperhadapkan dengan masalah dan pergumulan, seperti: masalah studi, masalah pekerjaan, bisnis, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya.
Kita banyak mengalami pertolongan, penyertaan bahkan mujizat Tuhan yang luar biasa terjadi kepada kita sehingga kita merasakan kelegaan.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, ketika kita kembali diperhadapkan dengan masalah dan pergumulan yang sama, yang pernah kita alami sebelumnya, respon kita sering salah, bahkan sebagian kita pernah berucap: kenapa Tuhan itu tidak ada dan kenapa DIA tidak menolong kita?
Kita seolah-olah lupa bahwa Tuhan Allah yang pernah menolong, menyertai dan membuat mujizat waktu itu.
Kali ini kita merasa bahwa Tuhan “sepertinya” tidak sanggup menolong kita.
Sebab menurut kita masalah dan pergumulan kita saat ini jauh lebih berat dibanding masalah dan pergumulan kita waktu itu.
Hari ini kita diingatkan kembali, bahwa Tuhan Allah yang dahulu pernah melepaskan, menolong dan menyertai bangsa Israel dari tanah Mesir sampai kepada tanah Kanaan, bahkan pada saat Israel dalam masa pembuangan adalah Tuhan Allah yang sama yang terus akan menolong, menyertai kita.
Nantikanlah DIA setiap waktu dan teruslah percaya bahwa Tuhan akan memberi kekuatan kepada yang lemah, seperti yang ditulis di kitab Yesaya 40:31“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru; mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, yaitu pada saat kita mengalami masalah dan pergumulan dan kita berhasil melaluinya. Seiring dengan perjalanan waktu, ketika kita kembali diperhadapkan dengan masalah yang sama, kenapa respon kita berbeda? Kita cenderung mengeluh bahkan putus asa, seolah-olah lupa bahwa Tuhan Allah yang pernah menolong kita?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Adakah orang yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus?
Hal apa yang bisa menyebabkan kita menjadi lebih dari yang menang?
Roma 8:37, “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”
Lebih dari pada orang yang menang, artinya jika dalam suatu pertandingan, pemenangnya adalah yang mendapatkan juara pertama, maka lebih dari pemenang, adalah memperoleh juara yang lebih tinggi dari Sang Juara.
Ada banyak kisah dalam Perjanjian Lama tentang Tuhan yang membawa kemenangan ajaib bagi orang Israel.
Secara logika, Israel bukanlah tandingan musuh-musuhnya. Namun Tuhan mengatakan agar mereka tidak perlu takut, karena Dia akan berperang demi mereka.
Tuhan meminta Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir dan pesan Allah pada Musa, “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”(Keluaran 14:14).
Ada peristiwa menarik yang dialami oleh bangsa Israel dalam zaman nabi Elisa dalam Kitab 2 Raja-raja 7.
Bagaimana seluruh pasukan Aram melarikan diri dari perkemahan mereka ketika Tuhan membuat mereka mendengar suara kedatangan pasukan besar.
Bangsa Israel yang dilanda kelaparan akhirnya menjarah perkemahan musuh yang ditinggal kosong.
Mereka tidak hanya diselamatkan dari pasukan yang berusaha menyerang, namun mereka juga mendapat manfaat dari ancaman tersebut, yaitu makanan dan jarahan lainnya.
Bukankah hal itu berarti mereka “lebih dari sekedar pemenang”.
Menjadi lebih dari pemenang berarti ketika kita menghadapi kesulitan, tekanan, cobaan hidup, kita memiliki keyakinan bahwa kita tidak sendirian.
Kita mempunyai Roh Kudus sebagai Penolong.
Ketika kita mendekati lembah kekelaman kita tetap mengetahui bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat terjadi pada kita tanpa izin dari Bapa kita yang mengasihi kita.
Bagaimana kita bisa mencapai tingkat keyakinan, tingkat iman yang demikian.
Itu tidak akan datang dengan tiba-tiba.
Lukas 16:10“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.”
Tuhan akan mempercayakan kepada kita hal-hal yang mulia, iman yang lebih tinggi, mengalami hal-hal yang lebih besar jika kita setia, taat, konsisten untuk melakukan hal-hal yang jauh lebih sederhana.
Analoginya seperti seorang yang bekerja di sebuah perusahaan.
Pemilik perusahaan akan memberikan kepercayaan yang lebih besar jika pegawainya tersebut mampu melakukan hal-hal yang lebih sederhana.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang makna “setia pada perkara kecil”.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan mencobai Tuhan?
Peringatan apakah yang ditujukan bagi yang merasa kuat?
Ada perbedaan yang nyata antara pencobaan dan ujian.
Ujian: Allah dapat menguji seseorang dengan tujuan untuk membawa orang tersebut untuk naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi.
Misalnya, Allah menguji ketaatan Abraham dengan meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak.
Dan ketaatan Abraham teruji, sehingga dia disebut sebagai Bapa orang beriman. Ayub diijinkan Tuhan untuk diuji iman dan kesetiaannya.
Dan Ayub berhasil melalui masa ujian yang begitu dramatis, hingga Allah memulihkan apa saja yang sempat hilang dalam kehidupan Ayub -Ayub 42:10.
Dalam kasus Abraham, ujian adalah inisiatif Tuhan dan dalam kasus Ayub, ujian adalah inisiatif Setan dengan seijin Tuhan.
Lalu bagaimana dengan pencobaan?
Yakobus 1:13,14“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”
Fakta yang penting: Pencobaan bukan berasal dari Allah, Allah tidak mencobai siapa pun.
Manusia dicobai oleh keinginannya sendiri, ia diseret dan dipikat olehnya.
Daud dicobai oleh keinginannya ketika dia sedang bersantai dan melihat perempuan mandi.
Daud gagal dan jatuh dalam dosa, sekali pun kemudian dia bertobat dan menyesali perbuatannya.
Yusuf digoda juga oleh isteri Potifar, dan Yusuf tidak jatuh ke dalam dosa.
Iblis akan mencobai seseorang dengan memberikan godaan, rayuan, penawaran.
Jenis-jenis godaan tergantung dengan kecenderungan seseorang untuk tertarik. Ada pepatah luhur yang mengingatkan kita untuk tidak tergiur pada Tiga Ta, yaitu: HarTA, TakhTA dan WaniTA.
Dan nasehat itu sesungguhnya masih aktual hingga saat ini.
Jika Daud yang sangat mengasihi Tuhan bisa jatuh karena TA yang ketiga, kita semua juga tidak kebal pada godaan, bujukan, rayuan Iblis yang menggunakan berbagai cara untuk menyebabkan orang jatuh dalam dosa.
Tergoda bukanlah dosa.
Dosa adalah apa yang terjadi ketika seseorang menyerah pada pencobaan.
Berulang kali, Alkitab menantang para pengikut Yesus untuk menolak godaan dengan memberi kita apa yang kita butuhkan untuk mengatasi godaan yang kita hadapi.
Sekali pun kita memiliki segudang kelemahan yang bisa disusupi Iblis untuk menggoda kita.
Tetapi Allah adalah Allah yang setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita.
Pada waktu kita dicobai Ia akan memberikan kepada kita jalan ke luar, sehingga kita dapat menanggungnya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan pengalamanmu digoda oleh Iblis dan bagaimana engkau mengatasinya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah bukti kita mengasihi Allah?
Apakah yang dapat mengalahkan dunia?
1 Yohanes 5:4“Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.”
Mengalahkan dunia adalah pernyataan yang sangat kuat.
Jika ini diucapkan oleh atlet, artinya atlet tersebut ingin mengalahkan semua lawan dalam pertandingan tingkat dunia!
Jika ini diucapkan oleh pemilik atau pemimpin perusahaan, maka dia ingin perusahaannya menjadi nomor satu di bidangnya.
Keinginan untuk menjadi yang terbaik, tentu hal yang patut dihargai.
Motivasi seperti itu kerap mendorong seseorang untuk meraih apa yang dicita-citakan.
Lalu apa yang dimaksud dengan Mengalahkan dunia dalam ayat di atas?
Maknanya jelas, oleh iman kepada Tuhan, maka seseorang bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
Iman itu sangat powerful, bahkan iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung! -Matius 17:20.
Dalam kehidupan nyata tentu kita tidak bisa menginginkan semua hal dan berharap dapat memiliki iman untuk memenuhi keinginan tersebut.
1 Korintus 13:13“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
Firman Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa dari tiga hal tersebut, maka yang paling besar, paling utama adalah Kasih, baru kemudian Pengharapan dan terakhir adalah Iman.
Kasih harus mendahului pengharapan dan iman.
Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama harus mendahului harapan dan iman.
Sehingga sebelum keinginan dan harapan atas apa pun, termasuk untuk “mengalahkan dunia”, maka filter pertama adalah, apakah keinginan dan harapan kita itu tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan?
Karena kalau hal itu bertentangan, jelas kita tidak sedang mengasihi Allah.
Dan jika kita sedang tidak mengasihi Allah, maka keinginan dan harapan yang coba kita wujudkan dengan iman, itu keliru!
Misalnya sebagai seorang pegawai dan di kantor sedang ada penawaran untuk promosi.
Sangat wajar jika kita ingin memenangkan persaingan dalam promosi tersebut, dalam hal ini kita mungkin belum “mengalahkan dunia”, tetapi baru dalam tahapan mengalahkan rekan di kantor atau perusahaan.
Dengan demikian, filter pertama adalah: Kasih. Ini untuk memeriksa motif kita, apakah kesempatan ini semata hanya untuk memuaskan keinginan daging, sebagai pembuktian bahwa kita “hebat”.
Jika seperti itu alasannya, maka sebenarnya kita tidak sedang mengasihi Tuhan, tetapi semata untuk memuaskan nafsu dan keinginan saja.
Sehingga bisa jadi untuk memenangkan persaingan, kita bisa melakukan dengan curang, misalnya kasak kusuk dengan bagian HRD atau SDM (Sumber Daya Manusia), agar nilai kita dinaikkan.
Dan jika ini yang kita lakukan, tentu kita sedang mendukakan Roh Kudus.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan pengalamanmu dalam memenuhi keinginan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa umat Tuhan diberi peringatan untuk tidak menolak Kristus?
Mengapa Allah disebut sebagai api yang menghanguskan?
Ketika Salomo meninggal dunia, Rehabeam, anak laki-lakinya menjadi raja.
Tidak lama sesudah itu, sepuluh suku di utara memberontak melawan raja dan membentuk kerajaan mereka sendiri, yaitu Kerajaan Israel.
Suku Yehuda dan Benyamin di selatan selanjutnya dikenal sebagai Kerajaan Yehuda.
Para raja di Yehuda, berasal dari keturunan Daud, tetapi di Israel yang menjadi raja berasal dari para pemimpin suku atau mereka yang berasal dari pemimpin pasukan.
Ibu kota Yehuda tetap di Yerusalem di mana orang Yehuda tetap beribadat kepada Tuhan di Bait Allah.
Di Israel, Samaria kemudian menjadi ibu kota Israel.
Dan jika membaca dengan teliti, maka kinerja dari kerajaan sangat bergantung kepada apa yang dilakukan oleh para raja mereka.
Raja-raja di Kerajaan Yehuda banyak yang takut akan Tuhan sehingga usia Kerajaan Yehuda lebih lama dibandingkan usia Kerajaan Israel.
Pada abad ke tujuh sebelum Masehi, orang Asyur menyerang Samaria dan mengalahkan Raja Hosea, orang Israel dibawa ke Asyur sebagai tawanan.
Lebih kurang dua ratus tahun kemudian raja dari Babel menyerang Yerusalem.
Raja Zedekia buta dan dibawa bersama dengan orang Yehuda ke pembuangan di Babel.
Kisah para raja di Israel dan Yehuda adalah fakta sejarah, bagaimana raja-raja yang mengandalkan Tuhan, Tuhan memberkati kerajaannya.
Sebaliknya raja yang jahat, usia kerajaannya relatif lebih pendek dan nasib kerajaannya pun tragis.
Kita umat percaya yang hidup di masa kini, sepatutnya belajar bahwa hanya Tuhan saja yang patut kita andalkan.
Dengan mengandalkan Tuhan, maka secara rohani kita hidup di dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan.
Allah tidak pernah berubah, dahulu, sekarang hingga selama-lamanya.
Dengan hidup mengandalkan Tuhan, maka kita sedang hidup dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan.
Yeremia 17:5-7“Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana dampak ketaatan dan ketidaktaatan umat Tuhan terhadap kehidupannya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah harapan Paulus kepada Timotius, khususnya tentang iman dan pengajaran?
Apakah Paulus memandang bahwa berolahraga itu hal yang baik?
Paulus meminta agar Timotius tidak dipandang rendah karena ia masih muda, apakah hal ini tidak membuat Timotius menjadi tinggi hati?
Timotius adalah anak rohani Rasul Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani, sedangkan ibunya adalah seorang Yahudi. Timotius sejak kecil diajar oleh neneknya Lois dan ibunya Eunike tentang iman Kekristenan.
Oleh Paulus, Timotius diajar dan diberikan contoh atau teladan, bagaimana agar Timotius menjadi seorang yang dewasa rohani dan menjadi pelayan Tuhan.
Firman Tuhan jelas menyatakan agar umat Tuhan bertumbuh semakin dewasa di dalam Tuhan, jangan pernah berpuas diri karena sudah memperoleh keselamatan jiwa.
Kepada Timotius, Paulus memberikan nasehat-nasehat yang penting untuk dijakani dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bertumbuh dalam iman kepada Kristus dengan belajar pada ajaran yang benar. Berlatih menjadi seorang dewasa yang saleh, dengan mulai melayani orang lain. Ajarkan apa yang telah dipelajari.
Menjadi teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih, dalam kesetiaan dan dalam kesucian.
Bertekun dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
Mempergunakan karunia yang ada padanya. Awasi diri dan awasi ajaran yang dia sampaikan ke orang lain.
Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian Timotius akan menyelamatkan dirinya dan semua orang yang mendengar pengajarannya.
Itu adalah hal-hal yang Timotius lakukan sebagai pelayan Kristus.
Bukankah itu juga adalah hal-hal yang sangat baik, yang bisa kita teladani dari kehidupan Timotius?
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu dalam melayani orang lain, misalnya ketika memberitakan Injil, atau menjadi petugas di persekutuan atau ibadah di gereja.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dilakukan oleh seorang hamba yang memiliki 5 talenta dari tuan-nya?
Dan apa pula yang dilakukan oleh seorang hamba yang memiliki 2 talenta dari tuan-nya?
Apa yang dilakukan oleh hamba yang memiliki 1 talenta itu?
Ketika tuan-nya datang, apa respon tuan terhadap hamba yang memiliki 5 dan 2 talenta?
Ketika tuan-nya datang, apa respon tuan terhadap tindakan yang dilakukan hamba yang memiliki 1 talenta?
Teman-teman,
Tuhan Yesus mengajarkan sebuah perumpamaan mengenai hamba dan talentanya.
Hamba 5 talenta yang menerima 5 talenta, mengusahakan semuanya sehingga mendapat laba 5 talenta.
Hadiahnya adalah diberikan gelar hamba yang baik dan setia sehingga masuk dan ikut serta dalam kebahagiaan tuan.
Hamba 2 talenta yang menerima 2 talenta, mengusahakan semuanya sehingga mendapat laba 2 talenta.
Hadiahnya adalah diberikan gelar hamba yang baik dan setia sehingga masuk dan ikut serta dalam kebahagiaan tuan.
Hamba 1 talenta yang menerima 1 talenta, tidak mengusahakan semuanya, menguburnya, sehingga tidak memperoleh laba.
Hadiahnya adalah diberikan gelar hamba yang jahat dan malas, talenta-nya diambil, dilemparkan ke tempat yang paling gelap.
Saudara, talenta adalah sejumlah besar uang, bukan satu mata uang logam (ukuran satuan uang).
Setiap orang dipercayakan sejumlah modal sesuai dengan kemampuannya berbisnis, dan ia diharapkan dapat berdagang dengan modal tersebut.
Masa depan orang tersebut bergantung kepada caranya menggunakan apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya dalam hidup ini.
Tuhan Yesus membawa kita masuk ke bisnis kerajaan Allah.
Tuhan berikan kita modal untuk melayani.
Tuhan berikan kita talenta dan karunia rohani untuk tujuan memperlengkapi kita dalam pelayanan bagi kerajaan-Nya.
Tuhan ingin kita juga memultiplikasikan talenta dan karunia untuk makin setia melayani sehingga kerajaan-Nya semakin diperluas, semakin banyak orang dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa berdiri di hadapan anak Domba dan menyembah-Nya.
Di zaman akhir ini, banyak jiwa-jiwa yang terhilang, jiwa-jiwa yang tersesat, tidak punya pengharapan, tidak tahu membedakan yang baik dan benar, tidak mencari Tuhan.
Siapa yang akan datang pada mereka, melayani dan menjawab kebutuhan mereka, kalau bukan kita yang dikasih hati-Nya dan belas kasihan-Nya.
Jadi, mari kita sebagai orang percaya yang terus antusias, semangat dan semakin setia dalam melayani dengan apa yang Tuhan percayakan kepada kita.
Sampai pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali, Tuhan akan bilang kepada kita baik sekali perbuatan kita hai hamba yang baik dan setia, dan kita dibawa masuk ke dalam kebahagiaan Tuhan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah Saudara sadar apa talenta dan karunia saudara yang diberikan-Nya kepada kita untuk melayani? Sudahkah kita dengan setia melayani dengan talenta dan karunia rohani itu? Kalau belum, apa komitmen Saudara untuk itu dan bagaimana memultiplikasikannya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Hal apakah yang tidak dibawa oleh gadis-gadis bodoh ketika menyongsong mempelai laki-laki?
Dan hal apakah yang dibawa oleh gadis-gadis bijaksana ketika menyongsong mempelai laki-laki?
Apa permintaan gadis-gadis bodoh kepada gadis-gadis bijaksana ketika mempelai datang? Lalu apa respon gadis-gadis bijaksana dengan permintaan itu?
Sementara gadis-gadis bodoh pergi membeli minyak, apa yang menjadi bagian dari gadis-gadis bijaksana ketika mempelai datang?
Apa respon mempelai kepada gadis-gadis bodoh yang mengetuk dan meminta untuk pintu dibukakan?
Teman-teman,
Tuhan Yesus mengajarkan sebuah perumpamaan mengenai gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh.
Gadis-gadis bijaksana membawa pelita dan minyak dalam buli-buli mereka.
Sehingga api terus menyala. Hadiahnya adalah masuk bersama-sama dengan mempelai laki-laki ke perjamuan kawin.
Gadis-gadis bodoh membawa pelita dan tidak membawa minyak sehingga api padam.
Hadiahnya adalah ditinggal, pintu ditutup, dan tidak dikenal oleh mempelai laki-laki.
Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya bisa terjadi sewaktu-waktu.
Dan pada saat hal ini terjadi pada suatu hari kelak, akan habis waktunya bagi semua orang, dan kesiapan diri untuk saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, merupakan persoalan pribadi.
Hal ini tidak dapat dipinjam dari orang lain.
Baiklah kita menjadi gadis-gadis bijaksana yang:
Menjaga pelita yaitu menjaga hidup untuk hidup dengan kekudusan di dalam kebenaran.
Menjaga minyak yaitu menjaga pengurapan yang ada di dalam kita. Hal ini biasanya didapat ketika kita terus menjaga hubungan intim kita denganNya.
Menjaga api yaitu menjaga gairah dan semangat untuk mengasihi-Nya dan menjadi saksiNya dimanapun kita berada
Firman Tuhan berkata biarlah Roh kita menyala-nyala dan layanilah Dia -Roma 12:11 seperti gadis-gadis yang bijaksana.
Sehingga ketika mempelai pria yaitu Yesus Kristus datang kedua kalinya, kita adalah mempelai wanita yang tepat yang dibawa masuk dalam perjamuan kawin, karena kita bertindak seperti gadis-gadis bijaksana.
Tuhan Yesus memberkati.
Menurut saudara, Saudara termasuk ke dalam kualifikasi gadis-gadis yang bijaksana kah? Apa alasan Saudara? Sharingkanlah hal ini kepada pembimbing atau saudara PA Saudara.