Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang perlu kita lakukan terhadap mereka yang menimbulkan perpecahan dan godaan?
Apa nasihat Paulus bagi jemaat yang sudah taat?
Siapakah yang menghancurkan pekerjaan iblis?
Sedari awal dunia diciptakan, iblis tidak pernah tinggal diam untuk merusak semua yang Allah jadikan.
Hal itu terekam dengan jelas saat Allah baru saja menyelesaikan penciptaan dengan begitu sempurna.
Iblis langsung menargetkan kita, manusia, yang segambar dan serupa dengan Allah, untuk jatuh ke dalam dosa.
Syukur kepada Allah, Tuhan juga tidak tinggal diam dengan semua kerusakan yang iblis buat di dunia.
Kedatangan Kristus ke dunia serta karya salibNya membalikkan keadaan dan menghancurkan pekerjaan iblis.
Kematian digantikan dengan kehidupan kekal.
Kesesatan dan dusta iblis digantikan dengan kekudusan dan kebenaran Kristus.
Kita yang seharusnya mati karena dosa menjadi hidup karena keselamatan yang Tuhan bawa ke dunia melalui pengorbananNya di kayu salib.
Tuhan membuat pemulihan total, sesuatu yang sebelumnya mustahil bagi manusia untuk terjadi.
Oleh sebab itu, Saudara, Tuhan menginginkan kita anak-anakNya, yang telah Dia tebus dengan nyawaNya sendiri, melanjutkan dan terus menyelesaikan pekerjaanNya, yaitu dengan hidup dalam ketaatan, bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat.
Hanya dengan karya Kristus itulah semua pekerjaan iblis di dunia ini dapat dihancurkan.
Dan ketika kita dengan tekun mengerjakan pekerjaan Tuhan, Roh Kudus akan bekerja dengan leluasa atas semua orang yang kita layani.
Mereka bertobat, hidupnya dipulihkan, pekerjaan iblis atas mereka dihancurkan dan nama Tuhan semakin dimuliakan di atas bumi.
Haleluya, Amin.
Pekerjaan iblis apakah yang perlu dihancurkan hari ini oleh Saudara? Ambilah langkah iman untuk taat dan mengizinkan Roh Kudus berkarya dalam hidup Saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang hendak ditunjukkan Allah kepada kita di masa yang akan datang?
Karena apakah kita diselamatkan?
Untuk apa kita diciptakan dalam Kristus Yesus?
Saudara, jika kita melihat kembali ke awal mula penciptaan dunia dan segala isinya, Tuhan membuat segala sesuatunya baik adanya.
Semua memiliki fungsinya masing-masing dan berjalan dengan sempurna.
Pada puncaknya, Tuhan menjadikan manusia yang segambar dan serupa denganNya, untuk menguasai bumi dan segala isinya yang sudah Tuhan ciptakan.
Segala ciptaan, bahkan terlebih lagi manusia, Tuhan ciptakan dan jadikan begitu sempurna, sampai akhirnya dosa datang dan merusak semuanya.
Dosa masuk pertama kali lewat ketidaktaatan Adam dan Hawa kepada Tuhan tentang perkara yang sederhana, yaitu buah yang tidak boleh dimakan.
Meskipun itu adalah perkara yang sederhana, pelanggaran yang dilakukan menjadi sangat fatal karena itu adalah pemberontakan terhadap Allah.
Ketidaktaatan berarti pemberontakan terhadap Allah.
Bagaimanapun bentuknya, dosa membawa kerusakan pada segala hal yang telah Tuhan bangun.
Mulai dari hubungan Allah dengan manusia yang terputus, roh manusia mati, hingga hati dan pikiran yang dikuasai oleh kejahatan semata.
Namun, syukur kepada Allah, semuanya Tuhan pulihkan lewat kematian dan kebangkitanNya, lewat tubuh dan darahNya yang tercurah di kayu salib, suatu harga yang begitu mahal demi menebus kita semua dari dosa.
Kita semua dikembalikan lagi kepada tujuan semula kita diciptakan, yaitu untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya.
Tuhan mau, supaya pekerjaan baik itu kembali menjadi gaya hidup kita.
Dan ketika itu terjadi, semakin banyak orang yang akan diberkati melalui hidup kita.
Mereka pun akhirnya bertobat dan dipulihkan, pekerjaan iblis dihancurkan, pekerjaan Tuhan dinyatakan dan nama Kristus semakin dipermuliakan di manapun kita berada. Amin.
Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara pekerjaan baik apa yang nyata dan bisa dikerjakan oleh Saudara saat ini untuk memuliakan nama Tuhan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yeremia 29:11!
Siapakah yang mengetahui rancangan Ilahi seluruh kehidupan kita?
Seperti apakah rancangan Ilahi yang Tuhann sudah rancangkan dalam kehidupan kita?
Bagaimanakah caranya agar kita dapat mengetahui rancangan Ilahi tersebut serta dapat kita wujudkan?
Allah memiliki rancangan Ilahi untuk kehidupan setiap umat Tuhan dan rancangan tersebut adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan.
Rancangan itu dimulai di dalam dan melalui Yesus Kristus.
Itulah sebabnya kita harus memulainya serta membangunnya di dalam Yesus.
”Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya; sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.”(Efesus 1:4-5,7).
”Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan — kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.” (Efesus 1:11).
Bukan hanya sebelum dunia ada Tuhan sudah menetapkan rancangan Ilahi buat kehidupan kita tetapi juga ketika kita di dalam kandungan ibu kita.
”Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat,
dan jiwaku benar-benar menyadarinya.”(Mazmur 139:13-14).
”Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.”(Mazmur 139:16).
Oleh sebab itu, untuk memahami rancangan Ilahi tersebut serta mewujudkannya maka kita perlu berdoa dan bertanya kepada Tuhan agar kita berjalan dalam tuntunan Tuhan dan tidak salah melangkah untuk mewujudkan rancangan Ilahi yang Tuhan berikan sehingga hari-hari yang telah ditetapkan Tuhan dapat kita jalani dengan cara-cara Tuhan.
Melalui perenungan Firman Tuhan dan doa dalam keintiman dengan Bapa maka kita dapat memahami dan mewujudkan rancangan Ilahi dari Bapa.
”Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.”(Yeremia 29:12-13).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat memahami rancangan Ilahi yang Tuhan berikan dan mewujudkannya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 6:10!
Dalam Doa Bapa Kami apakah yang ingin Bapa datangkan ke bumi ini?
Jika Kerajaan Allah datang ke bumi maka kehendak siapakah yang harus jadi di muka bumi?
Coba sebutkan hal-hal yang akan kita alami untuk kehendak Allah dimanifestasikan melalui hidup kita?
Tuhan ingin agar bumi ini penuh dengan kemuliaan-Nya dimana orang-orang penuh dengan pengenalan akan Tuhan.
”Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam,
seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:1-3).
”Sesungguhnya, bukankah dari TUHAN semesta alam asalnya, bahwa bangsa-bangsa bersusah-susah untuk api dan suku-suku bangsa berlelah untuk yang sia-sia? Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.” (Habakuk 2:13-14).
”Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus,
sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.”(Yesaya 11:9).
Namun Tuhan membutuhkan kita untuk membuat kehendak-Nya dinyatakan di bumi sama seperti Yesus datang untuk menyatakan kehendak Bapa.
”Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.”(Kisah Para Rasul 4:27-28).
Untuk memanifestasikan kehendak Tuhan di bumi maka kita harus memahami kehendak Tuhan bagi kita selama di bumi yaitu kita harus menjadikan seluruh bangsa menjadi murid Tuhan, orang-orang yang memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan sehingga bumi ini dipenuhi dengan orang-orang yang mengalami keserupaan dengan Kristus.
Dan kita juga harus membuat musuh-musuh Yesus diletakkan di bawah kaki Yesus.
Hal itu dapat diwujudkan melalui keberadaan umat Tuhan di bumi lewat pekerjaan, rumah tangga, serta sekolah dan kuliah kita serta pelayanan yang kita kerjakan.
”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”(Matius 28:19).
”Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!” (Roma 16:20).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara memanifestasikan kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:37!
Oleh karena Yesus telah mengasihi kita maka hal apakah yang Dia berikan kepada kita dalam menghadapi segala situasi yang kita alami?
Coba sebutkan kekuatan serta kekuasaan apakah yang akan menghambat kehidupan kita di dalam Tuhan?
Adakah kekuatan dan kuasa yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah?
Tuhan menjadikan kita Rumah-Nya yang kuat dan berkarakter Kristus yang tidak dapat dihentikan.
Hal ini direalisasikan melalui setiap janji-janji Tuhan bagi kita.
Ada banyak hal yang kita alami yang dapat menghentikan kita baik pergumulan-pergumulan hidup, dosa, bahkan kuasa si jahat.
Tetapi Tuhan memberi jaminan bahwa kita lebih dari pemenang.
”Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”(1 Korintus 10:13).
”TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”(Mazmur 37:23-24).
”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:37)
Kunci kemenangan kita terhadap setiap hal yang ingin menghentikan kita adalah kasih Allah yang melimpah kepada kita.
Kita harus memahami bahwa Allah sangat mengasihi kita dengan kasih yang tidak terbatas sehingga tidak ada ketakutan, kekuatiran terhadap apapun yang kita alami baik pencobaan, kuasa si jahat termasuk dosa sekalipun.
Kasih Allah yang memenuhi kita memampukan kita untuk menang terhadap persoalan yang kita hadapi.
”Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”(2 Timotius 1:7).
”Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” (1 Yohanes 4:18).
Selain kita memahami bahwa kasih Allah melimpah kepada kita, kita juga harus hidup yang senantiasa memiliki Firman Tuhan dalam setiap persekutuan kita dengan-Nya karena Firman Tuhan yang kita terima dan deklarasikan akan menghasilkan iman dan iman yang Tuhan berikan membuat kita dapat mengalahkan dunia ini sehingga hidup kita tidak terhentikan.
”Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?”(1 Yohanes 5:4-5).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara senantiasa hidup dalam nilai kehidupan yang tidak dapat dihentikan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Petrus 3:15!
Hal apakah yang harus kita bangun di dalam hati kita untuk mendeklarasikan bahwa Yesus adalah Tuhan?
Jika kita menguduskan Kristus di dalam hati kita maka hati yang bagaimanakah yang selalu terpancar dari kehidupan kita?
Bagaimana sikap perbuatan dan perkataan kita jika kita selalu menguduskan Kristus dalam hati kita?
Untuk menjadi Rumah Tuhan yang kuat dan berkarakter Kristus, maka kita harus membangun nilai hidup dalam kekudusan.
Dan kekudusan dimulai dari dalam hati kita, dimana hati kita sepenuhnya dimiliki oleh Kristus dimana ketika lahir baru kita memiliki hati yang bersatu dengan Roh Tuhan.
”Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.”(1 Korintus 6:17).
Hati kita menjadi tempat bersemayamnya Tuhan pencipta langit dan bumi dan Dia satu-satunya pemiliki kehidupan kita, sehingga kita senantiasa memiliki hati nurani yang murni.
Oleh karena itu kita tidak boleh menodai hati kita dan senantiasa menjaga hati kita.
”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”(Amsal 4:23).
Kita dapat menjagai hati kita dengan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan sehingga kita tidak berbuat dosa dan tetap hidup dalam kekudusan Allah.
”Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”(Mazmur 119:11).
Ketika kita senantiasa membangun nilai kekudusan yang dimulai dari hati kita maka kita akan memancarkan kekudusan hidup terhadap orang lain baik melalui perkataan maupun perbuatan.
”Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.”(1 Petrus 3:15).
”Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.”(1 Petrus 2:12).
Hal inilah yang Tuhan inginkan karena rumah Tuhan harus merepresentasikan kekudusan Allah yang dapat dilihat oleh semua orang bahkan dunia melihat Allah sendiri di dalam kehidupan kita.
”Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”(1 Petrus 1:14-16).
Kekudusan akan memancarkan terang Kristus dan terang Kristus membawa kita hidup saling mengasihi yang merupakan wujud kehadiran Tuhan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun nilai kekudusan untuk menjadi Rumah Tuhan yang kuat dan berkarakter Kristus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Yohanes 1:7!
Sebagai orang yang beriman maka persekutuan terhadap siapakah yang paling utama yang harus kita bangun?
Bagaimanakah kehidupan kita jika kita memiliki persekutuan dengan Allah Bapa dan Anak dan Roh Kudus?
Jika kita hidup di dalam terang dan bukan dalam kegelapan maka terhadap siapakah kita beroleh persekutuan?
Membangun hubungan adalah inti di dalam Kekristenan termasuk juga kehidupan di dalam Rumah Tuhan, karena hubungan merupakan sifat Allah yang tertinggi dalam konteks kasih.
Dan Tuhan ingin agar kita membangun dan memiliki nilai hubungan untuk menjadi Rumah Tuhan yang sesuai dengan keinginan Tuhan.
Dalam membangun nilai hubungan dalam Rumah Tuhan harus dimulai dari hubungan setiap jemaat kepada Tuhan.
Dan pada dasarnya memang Tuhan ingin agar kita memiliki kesatuan dengan Dia.
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”(Yohanes 17:21).
”Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”(1 Yohanes 1:3).
Bukti dari bahwa kita memiliki hubungan dan persekutuan dengan Tuhan adalah bahwa kita hidup di dalam terang, karena di dalam Tuhan tidak ada kegelapan; tidak ada dosa dan tidak menyimpan dosa dalam bentuk apapaun, hidup di dalam kekudusan, baik di dalam pikiran, perasaan, kehendak juga perkataan dan perbuatan.
”Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.”(1 Yohanes 1:6).
Ketika kita memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan maka kita dapat memiliki hubungan yang benar terhadap orang lain, dan hal inilah yang Tuhan inginkan terbangun di dalam Rumah Tuhan dimana setiap jemaat Tuhan memiliki hubungan yang benar satu dengan yang lain dan kita memiliki kuasa persekutuan yang membuat hidup kita selalu mengalami hadirat Tuhan serta berkat Tuhan yang melimpah.
”Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”(1 Yohanes 1:7).
Dengan demikian untuk dibangunnya nilai hubungan yang benar di dalam Rumah Tuhan haruslah dibangun kasih yang dalam kepada Tuhan dan kasih yang dalam kepada sesama kita dengan demikian kita memenuhi hukum kasih seperti dalam Matius 22:37-39.
Diskusikanlah di dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun nilai hubungan dalam persekutuan di dalam membangun rumah Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan anggota keluarga Allah?
Apakah dasar hubungan keluarga Allah?
Apakah contoh praktis keluarga Allah?
“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” (Efesus 2:19-20).
Dalam kamus Bahasa Indonesia keluarga memiliki arti “ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah, orang seisi rumah yang menjadi tanggungan; sanak saudara; kaum kerabat, satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat”.
Kalau disimpulkan dengan satu kata, keluarga berarti hubungan sangat dekat, atau hubungan darah.
Sedangkan kekeluargaan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah perihal (yang bersifat, berciri) keluarga.
Nilai kekeluargaan berarti mengandung ciri atau sifat keluarga.
Salah satu nilai dari GKKD Bandung Pusat adalah kekeluargaan.
Artinya, jemaat GKKD harus bercirikan atau bersifat kekeluargaan.
Hubungan kekeluargaan ini diperoleh dari Allah, karena kita ditebus dengan darah yang sama, memiliki Allah yang sama, memiliki Bapa yang sama.
Sekarang secara rohani kita satu keluarga, keluarga Allah.
Hubungan ini seharusnya minimal sama dengan hubungan keluarga sedarah.
Saudara, dalam keluarga Allah kita haruslah melakukan: “…kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3:12-13).
Inilah cara hidup dalam keluarga Allah menurut Kolose 3:12-13.
Secara khusus kesabaran diulangi bukan tanpa maksud. Kesabaran berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengampuni.
Sabar ketika mengalami hal yang tidak enak dari saudara, berkaitan dengan hati yang penuh dengan pengampunan.
Kasih Allah dinyatakan dalam pengampunan dosa manusia (pendamaian), “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”. (1 Yohanes 4:10).
Wujud kasih yang utama adalah kesediaan mengampuni.
Demikian juga dalam hubungan keluarga Allah, kita harus memiliki hati yang berlimpah dengan pengampunan.
Kalau setiap anggota keluarga hatinya penuh dengan pengampunan, maka tidak akan ada kepahitan dan dendam dalam keluarga.
Inilah dasar penting nilai kekeluargaan, suka mengampuni.
Renungkanlah, apakah kita memiliki hari yang penuh dengan pengampunan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang harus dilakukan Timotius terkait kebenaran?
Apakah kegunaan Alkitab?
Apakah kegunaan mempelajari Alkitab?
“Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:16-17 TB2).
Kalimat “Segala tulisan yang diilhamkan Allah” dalam Alkitab Bahasa Indonesia Terjemahan Baru berubah menjadi “Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah”dalam TB2.
Perubahan ini disebabkan pada terjemahan sebelumnya tersirat bahwa dalam Alkitab ada yang tidak diilhamkan Allah.
Pada terjemahan TB2 dikoreksi.
Ini sejalan dengan versi Bahasa Yunani yang tidak ada kata “yang”.
Sedangkan penyebutan istilah Alkitab ada dalam Markus 15:28 dan Lukas 4:16.
Alkitabiah menurut kamus Bahasa Indonesia berkenaan dengan kitab.
Dalam Bahasa Inggris, alkitabiah adalah Biblical, yang menurut Merriam webster dictionary memiliki arti “berkaitan dengan Alkitab atau sesuai dengan Alkitab”.
Dapat disimpulkan Alkitabiah adalah seluruh aspek (kehidupan) harus sesuai dengan Alkitab.
Oleh karena itu, setiap orang Kristen harus mempelajari Alkitab dengan benar supaya dapat dijadikan dasar kehidupan.
Alkitab adalah ilham Allah kepada si penulis, namun ditulis dengan bahasa dan budaya setempat.
Oleh karena itu saat mempelajari Alkitab, kita sangat memerlukan Roh Kudus untuk memahaminya.
Namun demikian, karena Alkitab ditulis dalam budaya dan bahasa tertentu, kita juga perlu mempelajari sejarah kitab-kitab yang akan kita baca tersebut, sehingga kita tidak kehilangan konteks.
Saudara, Alkitabiah dimulai dengan pemahaman Alkitab yang benar dan pengajaran yang benar, dan pada akhirnya akan menjadi praktik hidup yang benar.
Untuk itu kita perlu menyediakan waktu dan pikiran untuk mempelajari Alkitab, dan membangun pola pikir yang sesuai Alkitab.
“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:2).
Kata pikirkan dalam Bahasa Yunani memiliki pengertian “berpikir yang mendalam sampai menjadi opini pribadi dan dilakukan atau bertindak dengan opioni tersebut”.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membangun pola pikir alkitabiah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah latar belakang doa Musa meminta penyertaan Allah?
Mengapa Musa berdoa demikian?
Apakah yang dimaksud Israel “dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini”?
“Berkatalah Musa kepada-Nya: “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” (Keluaran 33:15-16).
Peristiwa sebelum Keluaran 33 adalah peristiwa pemberontakan bangsa Israel.
“Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” (Keluaran 32:8).
Bangsa Israel membuat lembu emas dan menyembahnya.
Hal tersebut membuat Allah murka.
“Lagi firman TUHAN kepada Musa: “Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk”Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar”. (Keluaran 32:9-10).
Namun Musa membela bangsa Israel dan mencoba melunakkan hati Allah.
“Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: “Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?”(Keluaran 32:11).
Saudara, ketika Allah menyuruh bangsa Israel untuk pergi, Musa meminta penyertaan Allah.
Musa tahu, tanpa penyertaan Allah perjalanan yang akan mereka lakukan sangatlah berbahaya.
Banyak musuh-musuh bangsa Israel yang siap membinasakan mereka.
Dalam kondisi bangsa Israel baru saja memberontak kepada Allah dengan menyembah lembu emas, Musa menjadi ragu untuk membawa Israel pergi.
Oleh karena itu, Musa meminta penyertaan Allah lagi.
Musa mengingatkan Allah bahwa yang membedakan Israel dari bangsa-bangsa lain adalah penyertaan Allah.
Saudara, yang membedakan kita dari orang-orang lain yang belum mengenal Allah adalah penyertaan Allah.
Pada zaman Musa, penyertaan Allah atas Israel dapat dilihat oleh bangsa-bangsa lain.
Mereka dapat melihat tiang awan dan tiang api.
Secara rohani, seharusnya orang bisa “melihat” penyertaan Allah atas hidup kita.
Kehadiran Allah dalam hidup kita seharusnya dapat dirasakan oleh orang-orang disekitar kita.
Christ in me, powerful and wonderful.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana penyertaan Tuhan itu terlihat dalam hidup kita.