KERAJAAN YANG TIDAK TERGONCANGKAN

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 12:25-29

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa umat Tuhan diberi peringatan untuk tidak menolak Kristus?
  2. Mengapa Allah disebut sebagai api yang menghanguskan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ketika Salomo meninggal dunia, Rehabeam, anak laki-lakinya menjadi raja.

Tidak lama sesudah itu, sepuluh suku di utara memberontak melawan raja dan membentuk kerajaan mereka sendiri, yaitu Kerajaan Israel.

Suku Yehuda dan Benyamin di selatan selanjutnya dikenal sebagai Kerajaan Yehuda.

Para raja di Yehuda, berasal dari keturunan Daud, tetapi di Israel yang menjadi raja berasal dari para pemimpin suku atau mereka yang berasal dari pemimpin pasukan.

Ibu kota Yehuda tetap di Yerusalem di mana orang Yehuda tetap beribadat kepada Tuhan di Bait Allah.

Di Israel, Samaria kemudian menjadi ibu kota Israel.

Dan jika membaca dengan teliti, maka kinerja dari kerajaan sangat bergantung kepada apa yang dilakukan oleh para raja mereka.

Raja-raja di Kerajaan Yehuda banyak yang takut akan Tuhan sehingga usia Kerajaan Yehuda lebih lama dibandingkan usia Kerajaan Israel.

Pada abad ke tujuh sebelum Masehi, orang Asyur menyerang Samaria dan mengalahkan Raja Hosea, orang Israel dibawa ke Asyur sebagai tawanan.

Lebih kurang dua ratus tahun kemudian raja dari Babel menyerang Yerusalem.

Raja Zedekia buta dan dibawa bersama dengan orang Yehuda ke pembuangan di Babel.

Kisah para raja di Israel dan Yehuda adalah fakta sejarah, bagaimana raja-raja yang mengandalkan Tuhan, Tuhan memberkati kerajaannya.

Sebaliknya raja yang jahat, usia kerajaannya relatif lebih pendek dan nasib kerajaannya pun tragis.

Kita umat percaya yang hidup di masa kini, sepatutnya belajar bahwa hanya Tuhan saja yang patut kita andalkan.

Dengan mengandalkan Tuhan, maka secara rohani kita hidup di dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan.

Allah tidak pernah berubah, dahulu, sekarang hingga selama-lamanya.

Dengan hidup mengandalkan Tuhan, maka kita sedang hidup dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan.

Yeremia 17:5-7 “Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”

Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana dampak ketaatan dan ketidaktaatan umat Tuhan terhadap kehidupannya.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ayub 5-7