Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimana Yosafat menguatkan rakyatnya untuk maju berperang?
Apa yang dilakukan oleh orang-orang yang diangkat untuk menyanyikan pujian bagi Tuhan?
Apa yang dilakukan Tuhan saat mereka bersorak sorai dan memuji Tuhan?
”Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem!
Percayalah kepada Tuhan, Allahmu, dan kamu akan TETAP TEGUH! Percayalah kepada nabi-nabiNya, dan kamu akan BERHASIL!”.
Itulah yang dikatakan Yosafat untuk mengingatkan orang Israel sebelum maju menghadapi musuh mereka.
Seruan tersebut perlu kita dengar dan katakan juga hari ini.
Mengapa?
Karena ada banyak orang ketika mengalami masalah, justru menjauhkan diri dari hadiratNya, menjauhkan diri dari komunitas, bahkan lari dari otoritas.
Tetapi sesungguhnya inilah yang kita butuhkan, tetap bersama untuk saling menguatkan dan mendengarkan firmanNya.
Ketika kita percaya, kita akan tetap teguh!
Ketika kita mau mendengar firman dan nasehat dari hamba-hambaNya, kita akan berhasil!
Orang Yehuda keluar dengan nyanyian pujian dan sorak-sorai.
Yang luar biasa, para penyanyi ditempatkan di depan orang-orang bersenjata!
Secara akal budi, Ini bukan posisi yang tepat dalam peperangan.
Apa yang bisa dilakukan oleh para penyanyi tanpa senjata di garis depan?
Ada satu prinsip penting disini, yaitu menempatkan ucapan syukur dan pujian di depan segala sesuatu yang kita lakukan.
Itu arti dari mengandalkan Tuhan dan berserah penuh kepadaNya.
Kita perlu belajar untuk menyanyikan syukur bagi Tuhan sekalipun belum beroleh kemenangannya, bahkan tidak tahu bagaimana cara Tuhan akan membebaskan kita!
Ketika kita percaya penuh dan bersorak-sorai, Tuhan melakukan mujizat.
Saudara, mari kita belajar memuji Tuhan bukan karena kita sudah mendapatkan kemenangan.
Kita memuji Tuhan karena kasih setiaNya.
Kita memuji Tuhan karena percaya Dia melakukan yang terbaik bagi kita.
Dia layak menerima pujian kita dalam keadaan apapun.
Cara-cara Tuhan seringkali tidak terselami, namun kemenangan sudah pasti ada di pihak Tuhan.
Apakah kita mau memilih untuk memandang Dia, tetap maju dan bersyukur kepadaNya melalui puji-pujian dan sikap kita?
Apakah kita mau bersepakat denganNya di tengah-tengah pergumulan sampai kemenangan itu sungguh menjadi bagian kita?
Saudaraku, adakah pergumulan dan kesulitan yang sangat besar bagi Allah?
Serahkanlah seluruhnya kepada Dia, percaya kepadaNya, dan naikkan syukur, maka saudara akan melihat terobosan dan pertolongan Tuhan.
Kapankah terakhir kali saudara menyanyikan pujian penyembahan dengan rasa syukur dari hati?
Lakukanlah lagi sampai saudara berkemenangan di hati.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa petunjuk Tuhan bagi bangsa Israel dalam peperangan?
Apa yang Tuhan janjikan kepada bangsa Israel saat mereka bergerak mengikuti petunjukNya?
Bagaimana respon dari raja Yosafar dan seluruh Yehuda saat mendengar firmanNya?
Mari kita membayangkan situasinya.
Di hadapan orang Israel ada musuh yang jelas jauh lebih kuat, tapi mereka tetap disuruh maju untuk menyerang.
Barangkali ada yang berpikir mengapa tidak Tuhan saja yang langsung menghajar musuh, atau membuat musuh tiba-tiba berbalik dan pergi?
Perintah Tuhan pada saat itu adalah agar orang Yehuda tetap bergerak maju, lalu tinggal berdiri di tempat, dan melihat bagaimana Tuhan memberikan kemenangan.
Tuhan tidak menyatakan secara detail dengan cara bagaimana Ia memberikan kemenangan, Ia hanya meminta mereka untuk maju.
Seringkali kita mengalami hal yang sama. Kita tidak punya bayangan bagaimana bisa menang dan keluar dari suatu situasi.
Lalu Tuhan memberikan petunjuk yang tidak masuk dalam akal pikiran kita.
Kita disuruh untuk tetap maju. Kita disuruh untuk menanti di satu titik tertentu.
Kita disuruh bersyukur dan menyanyikan pujian bagiNya.
Kita disuruh jangan takut dan terkejut.
Semua petunjuk yang mungkin terasa tidak terlalu “jelas” disertai dengan satu janji bahwa Ia yang memberikan KEMENANGAN.
Raja Yosafat dan seluruh Yehuda SUJUD dan PERCAYA kepada janji itu, dan mereka melakukan apa yang diperintahkan Tuhan.
Saudaraku, ada satu prinsip penting disini, yaitu untuk mengikuti arahan Tuhan melalui firmanNya dan untuk tetap melakukan yang benar sekalipun dirasa sangat sulit.
Saat kita melakukan hal yang sama di zaman sekarang, kita akan melihat perkara Ilahi dinyatakan.
Kita akan mengalami pertolongan tepat pada waktunya, kita akan mengalami kemenangan dalam setiap peperangan.
Maukah kita mempercayai Allah dan janjiNya?
Maukah kita tidak membatasi Dia dengan pemikiran dan cara-cara kita sendiri?
Maukah kita tetap maju dan menantikan Dia memberikan kemenangan?
Janji Tuhan apa yang saudara pernah dapatkan dan pegang dalam hidup saudara, namun sekarang janji tersebut terlupakan?
Kembalilah kepada Tuhan dan pegang kembali janji itu, dapatkan janji-janji baru dariNya sampai saudara benar-benar menang dalam setiap pergumulan.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimana situasi yang dialami oleh bangsa Israel saat itu?
Apa yang bangsa Israel lakukan dalam situasi tersebut?
Apa firman Tuhan kepada bangsa Israel saat mereka berseru kepadaNya?
“Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepadaMu.”
Itulah doa Yosafat dan orang-orang Yehuda saat ketakutan menghadapi bani Moab dan bani Amon yang datang untuk menyerang.
Apakah Saudara pernah berada dalam situasi seperti itu?
Begitu tertekan dengan masalah yang ada dan tidak tahu harus bagaimana?
Kebanyakan dari kita tahu dan percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang Maha Kuasa.
Kita juga mungkin percaya bahwa Ia sangat mengasihi kita.
Tapi seringkali yang menjadi beban pergumulan adalah walaupun kita tahu kedua hal tersebut, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap situasi dan masalah yang ada di depan mata kita.
Ada situasi-situasi tertentu di mana rasanya serba salah.
Diam salah, tapi kalau harus melakukan sesuatu pun tidak tahu apa yang bisa dilakukan.
Mungkin seperti itulah situasi yang dialami oleh para isteri ketika harus menghadapi suami atau mertua yang keras dan otoriter, atau orang tua yang harus menghadapi anak remajanya yang sedang berontak, atau karyawan yang sering disalahkan oleh atasan karena dianggap tidak punya inisiatif, padahal ketika berinisiatif ternyata salah juga, atau anak-anak yang melihat papa mamanya sering bertengkar dan saling menyalahkan.
Ada satu sikap yang bisa kita teladani dalam kisah ini, yaitu bagaimana orang Yehuda membulatkan hati mereka di tengah ketakutan dan kebingungan untuk menujukan mata mereka kepada Tuhan.
Mereka sadar, bahwa mereka tidak punya kekuatan untuk menghadapi musuh, tapi mereka bertekad untuk memandang kepada Allah dan bukan kepada musuhnya.
Saat menghadapi pergumulan, seringkali kita cenderung lebih melihat kepada besarnya kesulitan dan lemahnya kita.
Tapi mari kita belajar untuk melihat bukan kepada musuh ataupun kepada diri kita sendiri, melainkan kepada Allah yang dalam kebesaranNya sanggup memberikan pertolongan.
Sekalipun kita mungkin tidak tahu caranya, tetapi ketika kita mempercayai bahwa Dia tahu dan peduli, ketika kita mau terus memandang Dia, maka kita pasti akan menerima pertolongan pada waktunya!
Adakah kelemahan yang saudara lihat pada diri saudara sendiri saat ini?
Bagikanlah kepada pembimbing saudara dan berdoalah bersama untuk mengganti fokus saudara dari diri sendiri kepada Allah!
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang Tuhan bawa ke gunung kudusNya?
Apa yang diberikan Tuhan di rumah doaNya?
Akan disebut sebagai apakah rumahNya?
Apakah kita sering panik atau justru tetap tenang saat menghadapi kesulitan?
Saudara, tindakan atau respon kita terhadap kesulitan dan persoalan, kesesakan ataupun ketakutan, memperlihatkan pribadi kita yang sesungguhnya.
Hari ini kita belajar bagaimana raja Yosafat merespon dengan benar ketika kesesakan datang kepadanya dalam bentuk serangan pasukan yang besar terhadap bangsa Yehuda.
Hal ini sangat menyusahkan hati dan pikiran Yosafat.
Namun, hal yang luar biasa adalah Yosafat tidak menjadi panik dan buru-buru mempersiapkan strategi perangnya.
Ia ingat kepada Allah, yang telah membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dan masuk ke tanah perjanjian.
Yosafat memerintahkan seluruh bangsa Yehuda untuk berpuasa, memimpin mereka berdoa dan berseru kepada Tuhan meminta pertolonganNya.
Saudara, respon kita dalam masa kesesakan sangat penting.
Allah ingin kita datang mencariNya, berpuasa, berdoa kepadaNya, karena Ia ingin menolong kita di setiap kesulitan yang kita hadapi.
Di dalam berdoa, kita mendengar istilah PUSH – Pray Until Something Happens (berdoa sampai sesuatu terjadi).
Prinsip inilah yang dikerjakan oleh raja Yosafat.
Dia berdoa, berseru sampai Allah menjawabnya.
Persoalan apakah yang sedang saudara hadapi saat ini?
Adakah persoalan itu sangat berat dan menyesakkan?
Maukah saudara membawanya kepada Allah dalam doa sampai saudara mendapatkan jawaban dariNya?
Mari kita belajar seperti Yosafat yang tidak panik pada masa kesesakan, namun tetap tenang dan memilih jalan yang benar dengan berpuasa dan berdoa.
Ketika kita berseru kepada Tuhan, sebenarnya bukan supaya Tuhan mendengar karena Ia sudah tahu akan semua yang kita alami, tapi supaya kita bisa mendengar Dia.
Tuhan mau kita mendapatkan arahan dan mengikuti arahanNya tersebut.
Allah kita adalah Bapa yang baik dan setia, yang selalu ada bagi semua anak-anakNya.
Sebagaimana dahsyatnya Ia menjawab doa Yosafat, begitu pula Ia akan menjawab doa kita.
Ia adalah Allah yang akan melepaskan kita dari segala kesesakan yang kita hadapi dengan cara yang tak akan pernah terpikirkan oleh kita, dan kita pun akan takjub dan memuliakan Dia.
Amin.
Hal apakah yang seringkali menghalangi saudara berseru kepada Allah ketika menghadapi kesulitan?
Diskusikanlah dengan saudara seiman agar saudara mendapatkan jalan keluar sehingga dapat merespon dengan benar.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : II TAWARIKH 20:1-6
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah II Tawarikh 20:3.
Bangsa apakah yang datang berperang melawan Yosafat? Dan sebagai apakah posisi Yosafat saat itu?
Bagaimana perasaan Yosafat ketika bangsa-bangsa tersebut datang berperang melawan mereka?
Apa yang dilakukan oleh Yosafat sebelum berperang melawan bani Amon dan bani Moab?
Yosafat adalah raja Yehuda dan ketika bani Amon dan bani Moab datang untuk berperang terhadap mereka maka Yosafat menjadi takut.
Namun sebagai seorang pemimpin dia memiliki nilai hidup yang ilahi yaitu mencari Tuhan, memahami arahan Tuhan untuk meresponi intimidasi dari musuh-musuhnya.
Sikap untuk mencari Tuhan itu adalah berdoa dan berpuasa.
Dan ketika mereka berdoa dan berpuasa mereka dapat melihat kuasa dan keperkasaan Tuhan sehingga mereka tidak takut untuk melawan dan berperang terhadap bani Amon dan bani Moab.
Bahkan mereka mengalami pembelaan Tuhan di mana tanpa berperang Tuhan sendiri yang berperang terhadap musuh-musuh mereka.
“Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.”(II Tawarikh 20:22).
Sebagai seorang pemimpin, Yosafat telah memberikan respon yang benar terhadap intimidasi dari musuh yaitu dengan mencari Tuhan melalui doa dan puasa.
Doa puasa penting karena membuat dia mendapatkan arahan Tuhan yang tepat untuk melawan bani Amon dan bani Moab dan pujian penyembahan dapat menghancurkan musuh-musuh mereka, disamping itu doa dan puasa dapat mengalahkan si jahat.
“Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.” (Matius 17:21).
Oleh karena itu marilah kita menjadi pemimpin yang memberikan teladan bagi jemaat dalam berdoa dan berpuasa.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara hidup menjadi teladan bagi orang lain dalam berdoa dan berpuasa.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : MAZMUR 149:6-9
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Mazmur 149:6.
Hal apakah yang selalu ada dalam kerongkongan umat Tuhan? Dan apakah yang harus ada di tangan kita?
Menurut saudara apakah hubungan antara pujian pengagungan Allah yang ada dalam kerongkongan kita dengan pedang bermata dua yang di tangan kita?
Dipakai untuk apakah senjata-senjata tersebut di dalam kehidupan umat Tuhan?
Musuh terbesar kita adalah si jahat.
Namun Yesus sudah mengalahkan kepala si jahat dengan kematian-Nya di kayu salib, Yesus sudah menghancurkan benih dosa dan kuasa si jahat.
Tetapi iblis tidak tinggal diam dan ia selalu menipu, mengintimidasi umat Tuhan.
Itulah sebabnya Tuhan memberikan senjata kepada kita untuk melawan si jahat, dan senjata itu adalah pujian penyembahan, karena ada kuasa dalam pujian penyembahan dimana Allah bersemayam di atas pujian umat-Nya.
“Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”(Mazmur 22:4).
Tuhan ingin agar pujian pengagungan Allah ada di dalam kerongkongan kita, maksudnya adalah bahwa pujian dalam penyembahan kepada Tuhan harus menjadi gaya hidup kita, sehingga dalam segala situasi dan keadaan, susah ataupun senang kita selalu memuji dan menyembah Tuhan.
Mengapa Tuhan ingin agar pujian dan penyembahan kepada Tuhan menjadi gaya hidup kita?
Sebab banyak pujian penyembahan tersebut merupakan Firman Tuhan, karena pujian penyembahan yang rohani selalu diangkat dari Firman Tuhan yaitu Firman Tuhan yang dipakai untuk memuji dan menyembah Tuhan.
Apalagi lagu-lagu rohani sekarang semuanya selalu diambil dari Firman Tuhan.
Dan Firman itu merupakan pedang bermata dua di tangan kita untuk melawan segala tipu muslihat si jahat.
Itulah sebabnya kita dapat melakukan pembalasan terhadap si jahat, membelenggu si jahat sehingga hidup kita senantiasa berkemenangan.
Diskusikanlah di dalam komunitas bagaimana saudara berkemenangan ketika mempraktekkan pujian penyembahan dalam kehidupan sehari-hari.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : ROMA 6:11-14
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 6:11.
Bagaimanakah hubungan kita terhadap dosa? Dengan demikian untuk siapakah kita hidup?
Karena kita sudah mati terhadap dosa, maka bagaimana kita bersikap terhadap tubuh kita?
Apakah yang tidak dapat berkuasa lagi dalam hidup kita?
Kita harus memiliki pandangan yang benar terhadap dosa supaya kita dapat hidup berkemenangan atas dosa dan kuasa dosa bahwa kita telah mati terhadap dosa dan kita hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus karena kita telah mati bersama kematian Yesus dan bangkit serta hidup bersama kebangkitan dan kehidupan Yesus.
Maksud dari mati terhadap dosa adalah manusia lama kita sudah disalibkan bersama kematian Yesus sehingga dosa benar-benar tidak berkuasa lagi dalam hidup kita dan kita memiliki hidup yang baru yaitu hidup bagi Allah.
Namun iblis sering menipu kita sehingga kita gagal dan membuat kita terintimidasi karena kegagalan tersebut.
Oleh sebab itu, beberapa hal yang harus kita pahami agar kita senantiasa mengalami realita hidup yang berkemenangan.
Pertama kita harus mengisi pikiran kita dengan Firman Tuhan sehingga Firman Tuhan memperbaharui pikirian kita yang dulu sudah dirusak oleh si jahat.
Dan ketika Firman Tuhan mengisi pikiran kita sekaligus memperbarui pikiran kita, maka kita memahami akan identitas dan jati diri kita.
Dengan dasar keyakinan yang baru inilah kita dapat menghancurkan segala tipu muslihat iblis yang ingin menjatuhkan kita.
Misalnya, ketika orang lain mencoba membangkitkan amarah dalam diri kita dan karena manusia lama kita telah mati maka kita tidak akan meresponi orang lain dengan amarah tetapi dengan kesabaran karena manusia baru kita adalah orang yang sabar dan bukan pemarah.
Selain seluruh pikiran kita diperbarui dengan Firman Tuhan, maka kita harus menyerahkan seluruh anggota tubuh kita kepada Tuhan sehingga anggota tubuh kita dipakai sebagai senjata kebenaran untuk melayani Tuhan dan merepresentasikan karakter Yesus dan menghidupi kebenaran bahwa dulu kita sudah mati bagi dosa dan sekarang hidup bagi Yesus.
Diskusikan dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat memahami dalam kehidupan sehari-hari bahwa saudara sudah mati terhadap dosa dan hidup bagi Yesus.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : FILIPI 3:10-14
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:10.
Sebutkan empat hal yang menjadi kerinduan Rasul Paulus terhadap Allah?
Mengapa Rasul Paulus ingin menjadi serupa dengan Yesus dalam kematian-Nya?
Pengenalan akan Tuhan merupakan pewahyuan yang Bapa berikan kepada kita. Namun coba sebutkan upaya dari kita yang menunjukkan bahwa kita lapar dan haus untuk mengenal Tuhan?
Rasul Paulus sangat menikmati pertobatan yang sejati dalam mengikut Tuhan.
Dari latar belakang seorang yang membenci Jalan Tuhan dan akhirnya dia betul-betul menjadi pengikut Yesus yang sangat total.
Ada empat hal yang menjadi komitmennya sehingga dia berhasil dalam pengenalan akan Tuhan.
Pertama, dia menghendaki untuk mengenal Yesus,
kedua mengenal kuasa kebangkitan Yesus,
ketiga mengalami persekutuan dalam penderitaan Yesus, dan
keempat menjadi serupa dengan Yesus dalam kematian-Nya. Untuk mengenal Tuhan kita harus mati terlebih dahulu terhadap segala sesuatu tentang diri kita supaya Kristus yang nampak dalam kehidupan kita.
Diantaranya mati terhadap kedagingan, mati terhadap berbuat dosa, mati terhadap ambisi dan cita-cita pribadi dan membiarkan Yesus yang hidup di dalam diri kita.
“Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:19-20).
Namun iblis sering menggoda kita agar kehidupan lama menguasai kehidupan kita, tetapi kita harus senantiasa menyalibkan keinginan tersebut dan juga memikul salib sebagai konsekuensi iman kita kepada Yesus, supaya kehidupan kita setiap saat selalu dan senantiasa mengalami kebangkitan Yesus sehingga berkemenangan dalam menjalani kehidupan setiap hari dan pengenalan kita akan Tuhan menjadi berhasil karena dalam kematian pasti ada kebangkitan seperti kehidupan Yesus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana kematian Yesus bekerja dalam hidup saudara sehingga menghasilkan kebangkitan dalam segala hal.
Renungan Harian Kita Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini : YESAYA 53:3-6
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yesaya 53:6.
Siapakah yang dihina, menderita kesakitan bahkan dihindari banyak orang?
Hal-hal apakah dari perbuatan kita yang ditanggung oleh Yesus dan bagaimana dengan kejahatan kita?
Apakah tujuan dari Yesus melakukan hal-hal tersebut bagi kita?
Firman Tuhan mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dan sebagai akibatnya maka manusia menuju maut.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”(Roma 3:23).
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”(Roma 6:23).
Dosa yang dimaksud adalah segala kejahatan kita, pemberontakan, termasuk juga sakit penyakit, dan kesengsaraan kita akibat dari segala kejahatan yang telah kita perbuat.
Namun karena kasih Allah yang besar dan tidak terbatas maka Allah telah memberikan Yesus kepada kita yang rela menaggung segala kejahatan dan dosa-dosa kita, sehingga segala kesalahan kita telah ditimpakan kepada Yesus oleh karena kehendak Allah.
Itulah sebabnya Yesus sangat menderita sengsara baik secara emosi, perasaan termasuk secara fisik di mana Dia dihina, dihindari banyak orang, penuh sengsara, menderita kesakitan, dan orang-orang menutup mukanya terhadap Yesus dalam arti tidak dianggap sama sekali, kena tulah, dipukul dan ditindas bahkan ditikam sehingga mati di kayu salib.
Seharusnya kita yang disalibkan karena dosa dan pemberontakan kita dan hidup kita menuju maut.
Tetapi kematian Yesus di kayu salib telah menggantikan posisi kita di salib, sehingga kita menjadi orang yang dibenarkan oleh Tuhan, disembuhkan dan diselamatkan dari maut.
Tuhan ingin agar kita memiliki pemahaman yang benar tentang karya Yesus di kayu salib sehingga kita tidak mau berbuat dosa lagi dan hanya mau hidup untuk mencintai dan melayani Yesus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana dalam kehidupan saudara ketika saudara memahami bahwa kesalahan saudara telah ditimpakan kepada Yesus.
Renungan Harian Kita Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini : 1 KORINTUS 15:51-58
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi Ketika nafiri terakhir dibunyikan saat kedatangan Tuhan Yesus kedua kali?
Apa yang dimaksud mengenakan yang tidak akan binasa?
Tubuh kemuliaan yang akan kita kenakan bersifat kekal. Maut tidak berkuasa lagi.
Saudara, Tuhan Yesus telah memberikan kita kemenangan atas maut.
Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, kita sekarang terbebas dari maut selama-lamanya.
Saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, dalam sekejap tubuh lama kita digantikan dengan tubuh yang tidak binasa.
Sedangkan mereka yang sudah mati, mereka juga akan mengenakan juga tubuh yang tidak binasa.
Kita nanti tidak hanya terdiri dari roh saja, tetapi juga akan memiliki tubuh yang mulia, tubuh yang kekal, tubuh yang surgawi.
Betapa mulianya hidup kita di dalam Kristus.
Tidak ada lagi kematian.
Maut sudah kehilangan sengatnya.
Saudara, saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, selain menerima tubuh yang tidak binasa, kita juga akan memerintah bersama Tuhan Yesus selama 1000 tahun!
Itu terjadi sebelum langit baru dan bumi baru tiba.
Itulah sebabnya Paulus dalam I Korintus 15:58 menasihatkan supaya kita giat dalam pelayanan; “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”
Paulus memperlihatkan kemuliaan yang akan diterima orang-orang percaya, supaya mereka teguh dan giat melayani Tuhan.
Oleh karena itu, marilah kita juga memandang masa depan yang tersedia dari Allah di dalam Yesus, kita teguh dan semakin giat melayani Dia.
Upah yang besar menantikan kita.
Diskusikan dalam kelompok PA, apakah janji kemuliaan yang akan datang memberikan motivasi untuk teguh dan giat melayani?