Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah tujuan kematian Yesus diatas kayu salib sesuai dengan ayat firman Tuhan hari ini?
Apa yang dibebaskan Yesus dari kematianNya?
Siapa yang sesungguhnya dikasihi oleh Tuhan?
Kematian Yesus diatas kayu salib pada awalnya tidak pernah dibayangkan sebagai kemenangan atas maut, murid-murid pada masa itu sudah putus asa bahkan karena ketakutannya Petrus sampai menyangkal Yesus sebagai gurunya.
Kita dapat memahami hati murid-muridNya pada saat itu yang kehilangan harapan setelah melihat sang Guru yang selama ini bersama melayani kelepasan, kesembuhan dan berbagai mujizat harus mengalami kematian dengan dianggap sebagai orang berdosa.
Hari ini melalui firman Tuhan yang kita baca mengingatkan kepada kita semua bahwa kematianNya sesungguhnya justru memusnahkan iblis yang berkuasa atas maut. KematianNya membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan iblis oleh karena takutnya kepada maut.
Manusia berdosa tidak lagi terus menerus selama hidup dalam perhambaan, Yesus telah menjadi jawaban atas persoalan mereka.
Saudara, iblis yang telah dikalahkan mengubahkan dominasi kuasa kegelapan yang selama ini menguasai kehidupan manusia.
Kita semua orang-orang percaya tidak lagi hidup dibawah perhambaan, kita memiliki kemerdekaan secara rohani, kita memiliki kuasa untuk menolak intimidasi iblis, kita punya wewenang untuk mengusir iblis yang mencoba mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan kita.
Kita memiliki hikmat dan firman Tuhan untuk melawan tipu daya iblis yang mencoba menyesatkan kita.
Manusia berdosa tidak dapat mengendalikan hawa nafsu kedagingannya namun kita sebagai orang-orang percaya memiliki kuasa untuk mematikan perbuatan daging yang selama ini dikuasai oleh iblis.
Bagaimana dengan kehidupan saudara? Apakah kita mengalami bagaimana kematianNya memusnahkan iblis yang selama ini mendominasi berbagai aspek dalam kehidupan kita?
Mari kita bersyukur untuk egala perubahan yang terjadi dalam hidup kita karena iblis telah dikalahkan.
Namun ingatlah bahwa perjalanan kehidupan rohani kita masih panjang, kita belum sempurna.
Mari kita terus mengingat kebenaran ini dan terus belajar untuk memahami semakin dalam, karena kita tahu bahwa sekalipun iblis telah dikalahkan namun tidak sedikit anak-anak Tuhan yang jatuh karena tipu daya iblis.
Teruslah bertumbuh dalam kedalaman dan jangan tinggalkan komunitas yang mengingatkan kita untuk berjaga-jaga terhadap tipu daya iblis.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kepada siapa Paulus berhutang? Berhutang dalam hal apa?
Apakah keyakinan Paulus tentang injil?
Apa yang nyata di dalam injil?
Orang benar akan hidup oleh apa?
Kekristenan adalah satu-satunya kepercayaan yang memberikan pemahaman bahwa manusia berdosa tidak akan pernah bisa datang kepada Tuhan yang kudus dan menyembahNya dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri.
Ide Tuhan yang yang turun ke bumi sebagai Yesus untuk membawa manusia kepada Bapa tidak akan pernah dipikirkan atau dibayangkan oleh manusia, bahkan ahli Taurat yang pada masa itu dianggap sebagai orang-orang yang mengerti kebenaran, justru menolak kehadiran Tuhan dalam wujud Yesus saat itu.
Kematian Yesus diatas kayu salib bahkan dianggap sebagai kekalahan berita Injil keselamatan yang disampaikan oleh Yesus.
Hari ini kita tahu bahwa Injil adalah kekuatan Allah karena Roh Kudus yang menyingkapkan kepada kita.
Kita tahu kebenaran bahwa tidak mungkin manusia berdosa sampai kepada Bapa tanpa melalui Yesus.
Kematian Yesus diatas kayu salib dan darahNya lah yang menyucikan dan menguduskan kita sehingga persekutuan kita dengan Bapa dipulihkan.
Injil adalah kekuatan Allah yang memberikan kesempatan kepada manusia berdosa ciptaanNya untuk dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru sehingga mengalami kehidupan yang baru di dalam pimpinan Kristus.
Injil adalah kekuatan Allah untuk mengangkat manusia cpitaanNya yang sempurna kembali kepada Bapa.
Sekalipun banyak orang-orang yang menjadi martir, menderita aniaya, mengembara terpisah dari keluarga demi Injil Kerajaan Allah namun itu tidak membuat mundur orang-orang untuk setia dalam iman kepercayaannya.
Pada hari-hari terakhir bahkan Yesaya menubuatkan : “… gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.
Saudara, firman Tuhan hari ini mengingatkan kembali kita betapa dahsyatnya Injil Kerajaan Allah, dimulai dari Kristus dan murid-muridNya dan hari ini kita melihat begitu banyaknya murid-muridNya di muka bumi.
Penganiayaan dan penderitaan dari jaman ke jaman tidak menjadikan surut jumlah murid Kristus.
Bagaimana dengan Saudara? masihkah aktif untuk menjadikan segala bangsa muridNya?
Injil adalah kekuatan Allah tidak hanya untuk mengubahkan hidup kita tetapi juga orang-orang yang kita muridkan bagi Kristus.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang diingatkan Paulus kepada jemaat Korintus tentang Injil?
Apakah kita harus teguh berpegang pada Injil? Mengapa?
Berita apa yang sangat penting harus disampaikan kepada Paulus kepada jemaat Korintus?
Apa yang terjadi tentang Yesus setelah tiga hari dikuburkan?
Apa yang terjadi bila Yesus tidak pernah datang ke dunia untuk menebus dosa kita?
Kita tidak pernah akan mendengar tentang Injil Yesus dan kita semua hidup dalam kematian yang kekal dalam arti mengalami kehidupan yang tidak berarti.
Bila Yesus tidak hadir maka manusia yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah akan mengalami kerusakan karena bertumbuh dan berkembang biak secara liar tanpa karakter ilahi di dalam hidupnya.
Agama yang dibentuk oleh manusia yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah tidak akan pernah ada artinya karena tidak bisa menjangkau Allah yang kudus dengan kekuatan manusia yang rusak karena dosa-dosanya.
Manusia akan menderita sengsara secara mental karena intimidasi iblis ataupun mengalami halusinasi dengan segala kemewahan yang menyenangkan hati tetapi sesungguhnya menjauhkan diri dari kekudusan ilahi yang seharusnya ada dalam diri ciptaan Allah.
Injil yang menyelamatkan tidak hanya memberikan kehidupan yang kekal bagi kita yang percaya, namun hidup kita menjadi berarti dan bermanfaat karena memilki tujuan ilahi sama seperti kehidupan Yesus saat didunia yang berarti karena menggenapi rencana Bapa.
Ada banyak kesaksian yang telah kita dengar bagaimana kehidupan seseorang diubahkan oleh karena Yesus, tidak hanya mengenai kesembuhan jasmani tetapi juga kesembuhan secara mental dan juga perubahan pola pikir yang membuat kita mengenal kebenaran Tuhan yang sesungguhnya.
Perubahan pola pikir ini membuat orang-orang percaya mempengaruhi dunia yang rusak dengan kekuatan ilahi karena pimpinan Roh Kudus yang ada di dalam hidupnya.
Dunia mengenal kebenaran Allah karena apa yang Yesus beritakan dan lakukan dan dilanjutkan oleh kita sebagai murid-muridNya.
Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini, apakah Injil yang menyelamatkan itu telah mengubahkan kehidupan kita sejauh ini?
Bila Injil yang menyelamatkan adalah suatu benih ilahi maka seharusnya benih itu sudah bertumbuh menjadi pohon dan berbuah menjadi berkat bagi banyak orang.
Tuhan tidak ingin benih itu tetap menjadi benih atau tetap menjadi pohon tanpa buah.
Mari kita renungkan bersama, seperti apa kehidupan kita setelah menerima benih ilahi yaitu Injil yang menyelamatkan itu.
Mungkin kita telah menerima keselamatan sudah puluhan tahun yang lalu atau bahkan mungkin itu baru beberapa bulan yang lalu yang penting pastikan bahwa kita telah mengalami perubahan seperti yang dikehendakiNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang diberitakan Paulus dalam pelayanannya?
Apakah yang dialami Paulus akibat pemberitaan Injil?
Ketika Paulus dibelenggu karena injil, apakah Firman Allah ikut terbelenggu?
Mengapa Paulus dapat sabar menanggung penderitaan yang dia alami?
Injil adalah kabar baik, namun tidak semua orang dapat melihat dan mengerti Injil sebagai kabar baik.
Kisah Paulus hari ini mengingatkan kita bahwa Paulus harus mengalami berbagai penderitaan dan dibelenggu layaknya seorang penjahat ketika memberitakan Injil tentang kebangkitan Kristus.
Sejak awal berita tentang kebangkitan Kristus dan pengampunan dosa sudah ditolak oleh banyak orang bahkan oleh orang-orang yang menyebut dirinya paham akan kita Taurat pada masa itu, seperti yang dilakukan oleh ahli Taurat, orang-orang Farisi dan Saduki pada masa jemaat mula-mula.
Paulus rela menanggung semua penderitaan itu bagi orang-orang pilhan Allah pertama karena dia menyadari bahwa kebangkitan Yesus lah yang membuat kita percaya bahwa janjiNya pasti akan digenapi.
KebangkitanNya memberikan harapan kepada kita bahwa ada kehidupan yang kekal yang jauh lebih panjang daripada kehidupan singkat di dunia ini.
KebangkitanNya juga mengingatkan kepada kita bahwa apa yang kita lakukan di muka bumi ini dapat berdampak pada kekekalan ketika kita percaya kepadaNya dan mengikuti apa yang diperintahkanNya.
Hal kedua yang membuat Paulus rela menderita adalah karena Paulus harus memberikan tongkat estafet pemberitaan injil kepada generasi berikutnya agar pada masa yang akan datang ketika Paulus meninggalkan dunia ini masih ada murid-murid Kristus atau orang-orang pilihan Allah yang akan melanjutkan pemberitaan injil ini.
Saudara, hari ini kita telah menjadi orang-orang percaya salah satunya adalah karena kesediaan Paulus untuk menerima panggilan Tuhan dan bekerja keras menggenapinya.
Injil Kerajaan Allah tentang kebangkitan Kristus sudah pasti banyak mengalami rintangan dari jaman ke jaman namun kasih karunia Tuhan membuat berita itu sampai kepada kita hari ini.
Pertanyaan yang harus kita renungkan adalah : “Apakah kita bersedia untuk terus melanjutkan menyampaikan berita injil tentang kebangkitan Kristus?”
Kita hidup pada masa yang jauh lebih nyaman daripada masa Paulus hidup, sekalipun tantangan tidak lebih ringan daripada masa Paulus.
Injil tentang Yesus Kristus masih banyak ditolak hingga hari ini, namun mari kita teladani kehidupan Paulus untuk rela menderita bagi orang-orang pilihan Allah pada masa kini dan masa yang akan datang.
Hidup Paulus sangat berarti karena dia mempersiapkan generasi-generasi baru yang memahami dan percaya akan Yesus.
Pemuridan dan Persekutuan dapat menjadi sarana bagi kita untuk Injil tentang Yesus yang telah bangkit dapat sampai kepada banyak orang pada masa kini dan generasi yang akan datang.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang harus taat kepada tuannya?
Apakah cukup dihadapan tuannya saja seorang hamba harus taat?
Jika kita telah berbuat sesuatu yg baik, adakah upah yg akan kita terima? Dan dari siapa upah itu kita dapatkan?
Suatu ketika seorang pemuda mulai bekerja di sebuah kantor dengan tidak memilik jabatan apapun, pemuda ini dikenal sebagai orang yang baik, patuh dan tulus terhadap pimpinan.
Dia bekerja dengan giat mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan perusahaan.
Lewat waktu setelah sekian lama bekerja dengan baik dan keras pemuda ini merasa bahwa hasil yang didapatkan tidak setimpal, tidak ada perubahan dalam karier dan gajinya.
Hal ini dia rasakan karena teman-teman kantornya yang bekerja dengan seadanya, kerja tidak perlu ekstra, jika pimpinan mereka masuk kantor, maka mereka terlihat pekerja yang baik, tetapi kenyataannya mereka sering telat datang ke kantor dan pulang “tepat waktu” justru naik dalam karir maupun gajinya.
Pemuda tersebut sempat terpikir di benaknya, untuk apa selama ini saya bekerja keras dan patuh atau taat dengan tulus kepada pimpinan dan juga perusahaan, tetapi hal-hal yang baik yang selama ini saya lakukan, tidak diperhitungkan sebagai suatu hal yang positif dimata pimpinan, sebaliknya orang yang bekerja apa adanya justru naik karirnya.
Apakah dengan kejadian tersebut membuat dia tidak perlu lagi berbuat hal-hal yang baik, bekerja dengan maksimal?
Apakah motivasinya dalam berbuat baik, patuh terhadap pimpinan, taat kepada aturan dan bekerja dengan maksimal yang dilakukan selama ini hanyalah semata-mata untuk dilihat pimpinannya?
Saudara, marilah kita kembali kepada ayat firman yang kita baca diatas, bahwa seorang hamba harus taat kepada tuannya dengan tulus hati, sama seperti kita taat kepada Kristus.
Dan dengan rela melakukan pekerjaan kita seperti orang yang sedang melayani Tuhan dan bukan manusia.
Memang tidak gampang untuk berbuat baik dan taat kepada pimpinan yang kita rasakan tidak adil terhadap kita.
Tetapi ingatlah setiap kebaikan yang kita lakukan tanpa melihat dan menilai hidupnya atau juga mengharapkan balasan dari orang tersebut, maka Tuhan sendirilah yang membalas kebaikan itu bagi kita sesuai dengan cara-Nya dan pada waktu-Nya.
Teruslah hidup memancarkan kebaikan bagi banyak orang.
Apakah kita merasa jauh lebih baik daripada orang lain, sehingga sering menilai seseorang dari tindakannya, yang membuat kita tidak tulus hati dalam berbuat baik, apalagi untuk taat bila itu pemimpin kita?
atau sudahkan kita melakukan hal-hal yang baik, taat dan tulus hati secara konsisten untuk pemimpin sama seperti kita lakukan untuk Kristus?
Diskusikan dengan saudara seiman kita, apa yang harus kita perbaiki
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Peringatan apa yang Tuhan berikan bagi orang-orang kaya?
Dan anjuran apa yang Tuhan berikan bagi mereka, orang-orang kaya?
Menjadi seorang kaya, dengan banyak uang dan harta adalah keinginan banyak orang.
Mengapa? karena menjadi kaya akan menyebabkan mereka keluar dari kesukaran dalam memperoleh uang.
Kedua, karena dengan uang mereka akan mampu membeli barang yang mereka inginkan, atau misalnya pergi ke tempat-tempat yang jauh, yang selama ini hanya mampu diimpikan.
Ya, banyak uang adalah banyak kesenangan.
Tetapi apakah ini yang Tuhan inginkan bagi umat-Nya.
Tuhan memang tidak melarang seseorang untuk menjadi kaya, tetapi Tuhan memberikan peringatan bagi orang yang ingin kaya dan orang yang sudah menjadi orang kaya.
1 Timotius 6:10: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Karena gambaran yang indah dan menyenangkan tentang orang yang memiliki banyak uang, ini mendorong orang untuk memburu uang, bekerja keras dengan tujuan utama: mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Sejarah telah membuktikan betapa banyak kejahatan dan penyimpangan yang terjadi oleh karena CINTA uang.
Uang nya sendiri tentu bukanlah dosa, tetapi cinta akan uang telah menyebabkan banyak orang termasuk umat Tuhan menjadi menyimpang dari jalan Tuhan.
Jadi yang salah adalah motif seseorang dalam mengumpulkan uang.
Motif yang benar adalah: “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. (Matius 6:33).
Artinya ketika kita bekerja untuk mendapatkan uang, maka motif yang utama adalah untuk memuliakan Tuhan, dengan demikian kita akan menjalani proses mendapatkan uang dengan benar.
1 Timotius 6:17: “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
Bagi mereka yang sudah menjadi kaya, Tuhan memberikan peringatan agar mereka tidak sombong, mengandalkan kekayaan sehingga merasa bahwa mereka bisa melakukan segala-galanya tanpa pertolongan Tuhan.
Dan bukankah banyak orang kaya yang bersikap demikian? Mereka merasa bisa berbuat apa saja, termasuk mengeksploitasi orang lain untuk kesenangan mereka.
Dan Tuhan memberikan peringatan yang keras bagi mereka yang bersikap demikan.
Yeremia 17:5: “Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!”
Jadi menjadi kaya seperti apa yang Tuhan inginkan? 1 Timotius 6:18: “Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi”.
Tuhan ingin agar kita menjadi kaya dalam kebajikan, senang memberi dan berbagi!
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang keinginan menjadi kaya, dan bagaimana hal itu bisa menyebabkan penyimpangan perilaku.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Tuhan memberikan perintah agar umat-Nya bersukacita, apakah alasannya?
Mengapa Tuhan meminta agar kebaikan hati kita diketahui semua orang?
Tuhan menghendaki agar umat Tuhan bersukacita, bergembira oleh karena kita mengenal dan dikenal oleh Tuhan.
Kita bersukacita karena kita telah mengalami dan merasakan kasih-Nya, anugerah-Nya, kebaikan-Nya.
Dan bersukacita bahkan ditengah situasi yang sulit ini besar kuasanya.
Perasaan bahagia, hati yang gembira ini akan memicu hormon doparmin, oksitosin, serotonin, dan endorfin.
Dan efek dari zat kimiawi ini antara lain akan menyebabkan suasana hati yang positif, membangkitkan optimisme dan gairah.
Jika ini terus berlangsung, bukankah hal ini akan meningkatkan daya tahan tubuh.
Itulah sebabnya Salomo dengan hikmat yang Tuhan berikan dapat mengatakan: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”.(Amsal 17:22).
Orang yang berbahagia, terlebih dalam situasi yang sukar, juga akan membuat orang bertanya-tanya.
Dan bukankah hal ini adalah kesempatan yang baik untuk kita bersaksi.
Karena Tuhan juga menghendaki agar kebaikan kita diketahui oleh semua orang.
Tujuannya tentu bukan supaya kita pamer kebaikan, pamer bahwa kita diberkati Tuhan, khususnya berkat-berkat finansial.
Tuhan ingin agar kita mengabarkan, menceritakan kasih dan anugerah Tuhan yang telah kita alami.
Anugerah Tuhan yang telah membuat kita menjadi ciptaan baru dengan perilaku yang sudah Tuhan ubahkan dan yang sedang Tuhan ubahkan.
1 Timotius 3:7: “Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.”
Ayat ini memang ditujukan sebagai kriteria seorang penilik jemaat.
Artinya ini memang kriteria untuk para pemimpin, khususnya bagi penatua, gembala jemaat, pengkhotbah, pemimpin jemaat.
Tetapi secara umum, sangat baik jika kita juga mempunyai nama baik di luar jemaat.
Artinya kita bukan dikenal sebagai orang yang: pemalas, pemarah, kikir, pembohong dan sifat buruk lainnya.
Tetapi teman kita di kampus atau rekan di kantor atau tetangga, jika ada yang bertanya, maka mereka akan mengatakan bahwa kita adalah orang yang baik, misalnya: suka menolong, murah hati, rajin, di tempat kerja tidak pernah melakukan hal yang tercela.
Jadi, marilah kita berlomba dalam berbuat baik, bukan supaya kita terkenal dan orang memuji kita.
Tetapi supaya kita menjadi berkat bagi orang lain dan nama Tuhan dimuliakan. Sekali lagi, agar nama Tuhan yang ditinggikan, bukan kita yang dipuji.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang arti dari: mencuri kemuliaan Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dilakukan oleh Diotrefes sehingga dia dipandang sebagai orang yang jahat?
Apa tanda orang yang dikenal Allah?
Tuntutan menjadi orang yang baik tidak begitu sering dilontarkan oleh pemimpin Kristen.
Karena menjadi orang yang “baik” juga merupakan anjuran umum dari banyak orang, yang berlaku juga secara umum, untuk semua orang, tanpa memandang agama dan latar belakang.
Lalu kebaikan apa yang membedakan umat Tuhan dengan kebaikan universal yang biasa dipahami oleh masyarakat luas?
Umat Tuhan selayaknya memiliki kebaikan universal yang dipahami oleh masyarakat umum dan yang berpadanan dengan nilai-nilai Alkitab.
Misalnya: rajin, sopan, jujur, disiplin, ulet dalam bekerja, tidak mudah menyerah, ringan tangan dalam menolong sesama yang membutuhkan, berintegritas (apa yang diucapkan sama dengan apa yang dikerjakan).
Lalu sifat-sifat baik apakah yang dapat ditemukan dalam Firman Tuhan, antara lain:
Kisah Para Rasul 11:24: “karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.” Orang baik adalah orang yang penuh dengan Roh Kudus, artinya yang hidupnya dipimpin oleh Roh dan yang bertindak dengan iman. Bukan orang sembrono yang bertindak sembarangan.
Efesus 5:8-9: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.” Orang yang baik adalah orang yang hidup di dalam terang, tidak suka menyembunyikan perbuatan dosa, tidak bersikap munafik atau memakai topeng untuk menyembunyikan kesalahannya.
Titus 2:12: “Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.” Orang baik adalah orang yang tidak hidup dengan nilai-nilai duniawi, misalnya mengejar kekayaan dan kesenangan duniawi. Orang baik dalam pandangan Tuhan, akan memprioritaskan untuk mencari apa yang Tuhan suka, bukan apa yang dia suka. Mereka juga akan hidup bijaksana, bersikap adil, senang beribadah atau bersekutu dengan saudara seiman.
Galatia 6:10: “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Tuhan juga menginginkan agar kita menaruh perhatian khusus kepada saudara seiman, memperhatikan kebutuhan mereka, berdoa bagi mereka.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang pengalamanmu dalam melakukan berbagai kebaikan. Baik di rumah, di gereja, di sekolah/kampus dan di tempat kerja
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Selama kita hidup bermasyarakat, kepada siapakah kita harus tunduk dan hormat?
Apa tujuan Allah sehingga kita perlu berbuat baik?
Allah adalah Allah yang Baik, Allah yang berlimpah kebaikan-Nya.
Dan Dia menginginkan agar umat tebusan-Nya pun menjadi umat yang baik.
Dan kita tentu tidak bisa mengatakan bahwa kita adalah orang yang baik, tanpa ada konfirmasi dari lingkungan dimana kita tinggal, bekerja dan beraktivitas.
1 Petrus 2:13-14 “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.”
Tuhan menghendaki agar kita menjadi warga negara yang baik: tunduk kepada pemerintah, yang memegang kekuasaan eksekutif.
Tunduk kepada aparat penegak hukum: kepolisian, kejaksaan dan semua lembaga yudikatif.
Sekali pun tidak ada lembaga yang ideal, tetapi Tuhan lah yang menetapkan pemerintahan di sebuah negara.
Roma 13:1 “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”
Jadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kita jangan ragu untuk menghormati pemerintah, aparat penegak hukum.
Misalnya, jika sudah bekerja maka kita taat dalam membayar pajak.
Di jalan raya kita taat pada peraturan lalu lintas.
Misalnya tidak menjalankan kendaraan ketika lampu lalu lintas pada posisi Merah, sekali pun lalu lintas sepi di malam hari.
Di sekolah atau di kampus kita menghormati guru dan dosen yang mengajar kita.
Di tempat kerja kita menghormati atasan kita atau pemilik perusahaan dimana kita bekerja.
Efesus 6:5-6 “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah.”
Dan kita tidak boleh lupa untuk menghormati dan mentaati orang tua kita, berbuat baik bagi mereka.
Efesus 6:1-3 “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang pengalamanmu dalam ketaatan terhadap pemerintah dan semua lembaga sekuler: sekolah, kampus, dan sebagainya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Situasi apakah yang dialami oleh petani?
Apakah yang dimaksud dengan jejak yang mengeluarkan lemak?
Membaca ayat-ayat di atas maka kita melihat bahwa Allah adalah yang Baik, Allah yang Pemurah.
Ketika petani membajak sawah, Allah mengairi alur tanah yang dibajak, sehingga tanah menjadi lunak dan lebih mudah dibajak.
Kemudian tanah disiram oleh air hujan, sehingga tunas pun bertumbuh subur.
Sehingga akhirnya petani pun dapat memperoleh panen melimpah, dikatakan “lembah-lembah berselimutkan gandum, semuanya bersorak-sorai dan bernyanyi”.
Ini adalah gambaran bahwa Allah adalah Bapa kita yang sungguh baik, Bapa yang murah hati, Bapa yang melimpahkan berkat bagi anak-anak-Nya.
Siapakah anak-anak-Nya, ya kita, umat yang telah ditebus dengan darah Anak-Nya yang pada bulan yang lalu kita memperingati kematian dan kebangkitan-Nya.
Allah itu baik karena Dia mengasihi kita dan menginginkan yang terbaik untuk kita.
Kebaikannya ditunjukkan melalui tindakannya terhadap kita.
Bahkan, kita melihat bukti kebaikan Tuhan setiap hari. Kita melihatnya pada matahari yang terbit setiap pagi, pada hujan yang turun dari langit, dan pada bunga-bunga yang bermekaran.
Kita sangat patut berterima kasih kepada Tuhan untuk setiap pemberian baik yang kita terima dari-Nya.
Tuhan adalah Bapa yang murah hati, memberikan pemberian yang baik kepada anak-anak-Nya.
Anugerah pemberian ini meliputi kesembuhan, perlindungan, damai sejahtera, sukacita, kekuatan, kebijaksanaan, dan banyak berkat lainnya.
Tuhan telah memberi kita lebih dari yang pantas kita terima.
Dia mengutus Putera-Nya untuk mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita, dan membangkitkan Dia dari kematian.
Ini berarti bahwa kita tidak perlu lagi takut akan hukuman kekal dan kematian.
Sebaliknya, kita dapat hidup dengan keyakinan karena mengetahui bahwa Tuhan akan menjaga kita.
Ada begitu banyak ayat-ayat Alkitab tentang kebaikan Tuhan, selain dari yang sudah kita baca.
Dan oleh karenanya, layaklah bagi kita untuk melayani Bapa yang baik dan penuh kasih, yang setia menyediakan kebutuhan bagi umat-Nya di saat mereka membutuhkan.
Mazmur 103:8: “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.”
Ratapan 3:25: “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang pengalamanmu menerima kebaikan Tuhan.