Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Lukas 8:10.
Karunia apakah yang Tuhan berikan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya?
Apakah ciri-ciri orang yang tidak memhamai rahasia tentang Kerajaan Allah?
Coba sebutkan sikap hati yang dimiliki oleh kebanyakan orang dan sikap hati yang manakah sebetulnya yang Tuhan inginkan agar kita dapat mengerahui rahasia Kerajaan Allah?
Bagi setiap orang yang percaya, Tuhan memberikan karunia untuk memahami tentang Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah adalah tentang pemerintahan Allah yang tidak tergoncangkan.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman dan kita harus memprioritaskan Kerajaan Allah.
”Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” (Roma 14:17).
”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33).
”Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.” (Ibrani 12:28).
Kita juga tidak hanya menerima Injil keselamatan tetapi Injil Kerajaan Allah dimana ketika kita percaya kepada Yesus maka bukan hanya keselamatan yang kita peroleh tetapi juga dibebaskan dari kutuk sakit penyakit dan kelemahan tubuh serta dibebaskan dari kutuk-kutuk kemiskinan sehingga hidup kita dibarkati dalam segala hal.
Dan Tuhan ingin agar kita juga tidak hanya mengabarkan Injil keselamatan tetapi Injil Kerajaan Allah yaitu pemerintahan Allah.
Namun untuk memahami rahasia Kerajaan Allah maka kita harus membangun rasa lapar dan haus akan kebenaran supaya Kerajaan Allah bertumbuh dalam hati dan kehidupan kita serta berbuah 30x, 60x bahkan 100x lipat.
Kita harus membuang sikap hati yang tidak lapar akan kebenaran sehingga kebenaran Firman Tuhan dimakan oleh si jahat karena kita tidak mengerti Firman Tuhan.
Juga pengotor-pengotor dalam hati kita harus disingkirkan yaitu tanah hati yang berbatu-batu, hati yang keras, merasa sudah tahu dan tidak menerima Firman dengan lemah lembut.
Juga tanah hati yang bersemak belukar harus disingkirkan yaitu ketidakpercayaan terhadap Firman Tuhan, kekuatiran, ekspektasi yang belum tercapai ketika kita menerima dan percaya pada Firman Tuhan sehingga trauma untuk percaya.
Ketika kita bangun hati kita dengan benar maka karunia untuk memahami rahasia Kerajaan Allah akan mengalir dalam hidup kita.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun sikap hati yang benar sehingga saudara dapat memahami rahasia Kerajaan Allah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 2 Korintus 4:13.
Apakah dasar dari Roh Iman yang ada di dalam diri kita?
Terhadap siapakah kita percaya sehingga kita memiliki Roh Iman dan apakah yang telah dilakukan-Nya bagi kita?
Apakah akibat dari karena kita memiliki Roh Iman dan apakah tujuannya?
Bagi setiap orang percaya ketika mereka lahir baru, percaya kepada Yesus sebagai Juru Selamat, bahwa Yesus telah mati dan bangkit dari kematian-Nya maka kita memiliki Roh Iman.
Sama seperti yang dialami oleh Rasul Petrus dalam Matius 16:16-17:“Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”
Dan Roh Iman yang kita miliki itu adalah benar-benar merupakan karya dari Roh Kudus sendiri bagi kita sebagai anugrah.
Roh Iman yang Tuhan berikan kepada kita agar kita dapat berkata-kata tentang iman kita kepada Yesus Kristus atau tentang apa yang Yesus telah perbuat bagi kita, bahwa Ia telah mati dan bangkit dari kematian-Nya agar Dia menebus dosa-dosa kita sehingga kita berpindah dari maut dan masuk kepada hidup yang kekal, sehingga kita memiliki Kabar Baik.
Roh Iman yang Tuhan berikan kepada kita dapat senantiasa berkata-kata tentang Kabar Baik yaitu perbuatan besar dari Tuhan yang telah menebus kita.
”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:” (1 Petrus 2:9).
Agar Roh Iman kita tetap berkabar-kobar maka fungsi kita sebagai imam harus berjalan, dimana sebagai imam setiap hari harus memiliki Firman Tuhan dan mendengar suara Tuhan sehingga kita dapat berjalan dengan iman dan selalu memiliki roh iman yang membuat kita berkemenangan dan tetap berkata-kata tentang Kabar Baik sekalipun dalam penderitaan dan tertindas, seperti yang dialami oleh Daud dalam Mazmur 116:10: “Aku percaya, sekalipun aku berkata:”Aku ini sangat tertindas.”
”Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” (1 Yohanes 5:4-5).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun diri setiap hari agar memiliki roh iman agar dapat berkata-kata tentang Kabar Baik.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:8.
Dimanakah Firman Iman yang Tuhan berikan kepada orang-orang yang percaya kepada Dia?
Apakah dasar pengakuan kita sehingga kita memiliki Firman Iman dalam hati dan mulut kita?
Apakah tujuan Tuhan memberi kepada kita Firman Iman?
Ketika kita mengaku dengan mulut kita bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dengan cara menerima Yesus di dalam hati kita bahwa Yesus telah mati dan bangkit dari kematian-Nya, maka kita mengalami keselamatan yang kekal.
Dan Yesus yang tinggal dalam hati kita itu adalah Firman Iman, itulah sebabnya dikatakan bahwa Firman itu dekat pada kita karena Dia ada di di dalam mulut kita dan di dalam hati kita.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” (Yohanes 1:1-4).
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1:12-13).
Firman Iman itu harus diberitakan, yaitu tentang Yesus dan apa yang telah Dia perbuat di kayu salib.
Firman itu menyelamatkan setiap orang yang percaya, membebaskan manusia dari kutuk-kutuk kemiskinan untuk hidup yang diberkati dan membebaskan kita dari kutuk-kutuk kelemahan tubuh dan sakit penyakit sehingga kita beroleh kesembuhan.
Firman Iman itu akan menjadikan apa yang Firman Tuhan katakan menjadi nyata dan berwujud.
”Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14).
Ketika Firman Iman itu diberitakan maka setiap orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan dan menerima Fiman Iman tersebut maka mereka akan diselamatkan.
Oleh karena itu, marilah kita antusias dan bersemangat untuk menyampaikan Kabar Baik agar keselamatan dari Tuhan sampai kepada bangsa-bangsa.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pemahaman saudara tentang Firman Iman sehingga Firman Iman tersebut senantiasa saudara beritakan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa bangsa Israel melawan Allah?
Apakah pengalaman rohani mereka menjadikan mereka setia?
Pernahkan saudara berkata-kata melawan Tuhan?
“Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.” Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.” (Bilangan 21:5-6).
Saudara, bangsa Israel yang berkata-kata melawan Allah bukanlah tanpa kesaksian yang luar biasa.
Mereka telah melihat tangan Allah atas Mesir saat mereka di bebaskan dari perbudakan.
Mereka telah melihat laut terbelah dan mereka berjalan dengan dinding air di kiri kanannya.
Mereka menyaksikan banyak mujizat Tuhan.
Mereka melihat tiang awan dan tiang api.
Pengalaman rohani tersebut tidak menjadi jaminan mereka akan menjadi orang-orang yang setia kepada Tuhan.
Setelah mendengar kesaksian dari 10 pengintai, mereka ragu kepada janji Tuhan.
Mereka abaikan kesaksian Kaleb dan Yosua yang dianggap kabar minoritas.
Bahkan karena masalah makanan mereka mulai melawan Allah.
Ya, karena masalah perut mereka melawan Allah.
Padahal mereka setiap hari makan makanan dari sorga, yaitu manna.
Tetapi mereka bosan. Mereka malahan mengingat makan di mesir.
Saudara, pengalaman rohani dengan berbagai mujizat yang kita alami bukanlah jaminan kita akan setia kepada Tuhan dan tidak melawan Tuhan.
Kesetiaan kita kepada Tuhan adalah buah dari pengenalan akan Dia secara benar dan persekutuan yang intim dengan Dia setiap hari.
Semakin kita mengenal kasih-Nya, semakin intim dengan Tuhan, maka semakin cinta kita kepada Tuhan.
Cinta kita kepada akan dinyatakan dalam bentuk ketaatan kepada perintah-perintah-Nya.
Seperti dicatat dalam 1 Yohanes 5:3“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat”.
Saudara jangan mengejar mujizat, karena itu biasanya terjadi saat krisis, tetapi mintalah berkat setiap hari seperti yang telah dijanjikan-Nya.
Kejarlah pengenalan akan Allah setiap hari dalam persekutuan dengan Dia melalui perenungan firman Tuhan dan doa, saudara akan terhindar dari dosa melawan Tuhan.
Renungkanlah, mengapa pengalaman mengalami berbagai mujizat tidak menjamin kesetiaan seseorang.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa orang Israel bersungut-sungut?
Cara orang Israel bersungut-sungut?
Apakah bersungut-sungut termasuk sifat memberontak?
“Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: “Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!” (Bilangan 14:2).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, arti kata bersungut-sungut adalah menggerutu.
Bangsa Israel menggerutu kepada Musa dan Harun karena kabar buruk yang di bawa 10 pengintai.
Padahal mereka sudah melihat banyak mujizat saat mereka dibawa Tuhan ke luar dari Mesir, tetapi mereka tidak percaya kepada janji Tuhan.
“Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku” (Bilangan 14:22).
Bangsa Israel tercatat 10 kali mencobai Tuhan, puncaknya saat mereka ingin kembali ke Mesir karena terpengaruh kabar buruk yang di bawa 10 pengintai.
Saudara, lawan kata bersungut-sungut adalah senang hati.
Bersungut-sungut lahir karena kurang percaya atau tidak percaya kepada janji Tuhan, sebaliknya orang yang percaya kepada janji Tuhan akan mengalami hati yang senang atau sukacita.
Kita harus merenungkan dan menyimpan janji Tuhan, sekalipun janji-Nya belum digenapi.
Sekalipun fakta yang kita lihat berbeda dengan janji Tuhan, tetapi apabila janji itu tertanam dalam hati kita, kita akan tetap bersukacita.
Kadangkala kita lupa ada proses untuk menghasilkan buah. Kita ingin buah yang instan atau segera.
Ketika kita tidak mendapatkannya, kita menjadi kecewa dan bersungut.
Saudara, benih firman Tuhan itu harus di tabur di hati yang subur, jagalah supaya tidak dicuri setan melalui banyak kekuatiran.
Sirami benih firman itu dengan sesering mungkin merenungkannya.
Maka firman itu akan menghasilakan buah dalam kehidupan kita.
Saudara, jagalah lidah kita dari sungut-sungut.
Ketika melihat fakta tidak sesuai dengan janji tetaplah naikkan ucapan syukur, karena Tuhan tahu waktu yang paling tepat.
Tuhan tidak mungkin terlambat menggenapi janji-Nya, kita yang seringkali tidak sabar menantikan waktunya Tuhan.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana tetap bersukacita saat janji-Nya belum tergenapi.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang berbahagia menurut ayat 25?
Mengapa ibadah dapat menjadi sia-sia dihadapan Tuhan?
Apakah ibadah yang murni itu?
“Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” (Yakobus 1:26).
Dalam ayat ini lidah diibaratkan hewan yang perlu dikendalikan (dikekang).
Dalam Bahasa Yunani, mengekang adalah upaya secara aktif dan terus menerus yang melibatkan diri seseorang.
Jadi mengekang lidah bukanlah kegiatan yang tergantung keadaan sekitar atau perasaan, tetapi upaya orang Kristen untuk secara aktif, dan bersifat terus menerus mengendalikan lidahnya.
Saudara, lidah atau perkataan kita adalah komponen utama dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sesama.
Melalui lidah atau perkataan kita dapat membuat orang bersemangat atau orang menjadi putus asa.
Perkataan kita dapat membuat orang bahagia atau sedih.
Perkataan kita dapat membuat orang marah atau bersukacita.
Oleh karena itu, kita harus belajar menundukkan lidah kita supaya tidak membuat kekacauan.
Salah satu senjata untuk mengendalikan lidah adalah kesabaran.
Kesabaran adalah buah Roh, buah dari keintiman dengan Tuhan.
“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi “ (Amsal 10:19).
Ayat ini mengingatkan kita supaya jangan terlalu banyak bicara dan berbicara dengan berpikir lebih dahulu.
Pergunakan akal budi, bukan hanya perasaan.
Tentu saja ini bukan hal yang mudah.
Kita perlu belajar setiap hari.
Belajarlah untuk mendengarkan dengan sabar lawan bicara, kemudian pikirkan perkataan-perkataan yang tepat sebagai responnya.
Mungkin saudara dianggap lamban dalam berkomunikasi, tetapi itu lebih baik daripada cepat dana banyak bicara tetapi didalamnya ada pelanggaran.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana berlatih mengekang lidah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mungkinkah seorang anak Tuhan menghina Tuhan?
Adakah contoh bentuk penghinaan kepada Tuhan?
Siapakah yang dirugikan karena penghinaan itu?
“TUHAN berkata, “Kata-katamu sungguh menghina Aku.” “Tetapi kamu bertanya, ‘Apa yang kami katakan tentang Engkau?’ Kamu berkata, ‘Percuma saja berbakti kepada Allah. Apa gunanya melakukan kewajiban kita terhadap TUHAN Yang Mahakuasa, atau menunjukkan kepada-Nya bahwa kita menyesali kesalahan kita?Kita lihat sendiri bahwa orang-orang sombong bahagia. Orang jahat tidak hanya bertambah makmur, tetapi kalau mereka menguji kesabaran Allah dengan berbuat jahat, mereka luput juga.” (Maleakhi 3:13-15 BIS).
Ayat-ayat di atas sering terjadi kepada anak-anak Tuhan.
Ketika sedang mengalami penderitaan, apakah itu sakit penyakit atau kekurangan, kadang kita membandingkan kehidupan dengan mereka yang bukan anak Tuhan.
Kita merasa bahwa hidup kita lebih sulit dari mereka yang tidak mengenal Tuhan. Mazmur 73 juga mencatat hal yang sama:
“Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.” (Mazmur 73:3-8).
Sekalipun kita sedang mengalami kesulitan, jangan pernah bandingkan hidupmu dengan kondisi mereka yang tidak mengenal Tuhan.
Ingatlah, akhir hidup mereka berbeda dengan kita.
Sekalipun mereka memiliki kekayaan berlimpah dan sepertinya mereka sukses, tetapi akhir hidup mereka di tempat kegelapan yang kekal.
Sedangkan kita, sekalipun selama di bumi ini mungkin mengalami banyak persoalan, tetapi akhir hidupnya jelas, hidup dalam surga yang mulia.
Ketika kita membandingkan kondisi kita dengan mereka yang di luar Tuhan, dan merasa Tuhan tidak adil, kita sedang menghina Tuhan.
Saudara, Ketika kita dalam persekutuan dengan Tuhan, kita akan menyadari kenyataan, bahwa mereka yang kita anggap mujur, akhir hidupnya sungguh menyakitkan, seperti dicatat dalam Mazmur 73:
“Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!” (Mazmur 73:16-19).
Saudara, dalam kesulitan tetaplah berdoa dan terus mengucapkan syukur.
Melalui doa, kita menyerahkan hidup kepada Tuhan dan melalui pengucapan syukur kita sedang mengakui bahwa Dia adalah Allah yang berdaulat.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana menghindari sikap hidup yang menghinakan Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kabar apa yang diberitakan oleh 10 orang pengintai?
Apakah akibat kabar negatif yang dibawa 10 pengintai?
Apakah kabar yang dibawa oleh Kaleb dan Yosua?
“Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.” (Bilangan 13:31).
Terkadang suara mayoritas belum tentu benar.
Kisah 12 pengintai yang kita baca dan renungkan adalah salah satunya.
10 orang pengintai itu lebih percaya kepada penglihatan mereka daripada percaya kepada janji Allah.
Sebaliknya Kaleb dan Yosua lebih percaya kepada janji Allah daripada kepada penglihatan mereka.
Mereka menceritakan kondisi yang dialami selama pengintaian dan menyimpulkan sendiri tanpa peduli kepada janji Tuhan.
Sebagai akibatnya, 10 orang ini mencemari seluruh bangsa Israel. Bangsa Israel memberontak kepada Allah.
Saudara, akibat pemberitaan 10 orang ini fatal.
Allah menghukum bangsa Israel selama 40 tahun berkeliling di padang gurun, dan mereka tidak pernah masuk ke tanah perjanjian, kecuali keturunan mereka dan 2 orang pengintai yang benar, Kaleb dan Yosua.
Sungguh menyedihkan, bangsa Israel memilih suara mayoritas dari pada mendengar penjelasan Kaleb dan Yosua.
Janji Tuhan mereka abaikan karena mendengar berita dari 10 orang ini.
Saudara, dalam era pasca modern saat ini dunia mengalami juga era post-truth, dimana kebenaran dipelintir sedemikian rupa, sehingga orang tidak menyadarinya sudah disesatkan.
Kebohongan terus menerus diviralkan, sampai masyarakat percaya kepada bahwa itulah kebenaran.
Orang-orang jahat berupaya membangun opini menggunakan media sosial, untuk mengambil keuntungan dari masyarakat.
Saudara, kalau ada kabar-kabar yang melemahkan iman, berhati-hatilah.
Iblis adalah bapa segala pendusta saat ini gencar menyerang iman Kristen.
Iblis ingin mencuri damai sejahtera dan membuat kita tidak hidup dalam panggilan Allah.
Jangan mudah ikut mengirimkan kabar-kabar yang tidak jelas sumbernya.
Janganlah hidup seperti 10 pengintai, tetapi teladanilah Kaleb dan Yosua.
Mereka menempatkan firman Tuhan di atas fakta yang mereka lihat secara fisik.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya kabar buruk yang dibawa 10 pengintai itu melemahkan iman bangsa Israel.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang disaksikan oleh seorang saksi yang setia?
Siapakah yang disebut saksi dusta?
Mengapa si pencemooh disebut sia-sia ketika dia mencari hikmat?
Apa yang mudah diperoleh orang yang berpengertian?
Mengapa harus menjauhi orang bebal?
Saudara, ketika Roh Kudus turun atas hidup kita, maka kita diberi kuasa untuk menjadi saksi Kristus.
Dan kita memiliki tugas dan panggilan sebagai saksi Kristus.
Saksi Kristus adalah orang-orang yang telah mengalami Tuhan dalam hidupnya.
1 Yohanes 1:1-4”Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup–itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.”
Saudara, sebagai saksi yang setia, maka hendaklah kesaksian kita merupakan pengalaman ketika kita bersama Dia, Yesus Kristus yang telah ada di dalam hidup kita, Dia hidup dalam hati kita dan karena itu kita menjadi bahagian tubuh Kristus.
Sebagai tubuh Kristus maka kita mengalami kehidupan bersama dengan Yesus Kristus.
Pengalaman inilah yang patut kita ceritakan dan beritakan kepada orang yang belum ikut bersekutu dengan Bapa, Anak-Nya dan Roh Kudus-Nya.
Sudah sepatutnya kita menyaksikan atau bersaksi tentang Dia kepada orang-orang yang di luar persekutuan dengan Bapa, Anak-Nya Yesus Kristus.
Apa yang seharusnya kita saksikan tentang Kristus kepada orang-orang yang belum bersekutu dengan Bapa dan Yesus?
Yang perlu kita saksikan adalah tentang kasih Bapa yang telah kita rasakan, kita alami dan beberapa hal yang kita dengar atau baca dari Kitab Suci.
Bersaksi tidak perlu membesar-besarkan fakta yang telah kita alami, rasakan dan nikmati.
Membesarkan atau mengecilkan fakta-fakta yang kita alami merupakan kebohongan, sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh seorang saksi Kristus.
Jika itu terjadi, maka hal itu bisa disebut kesaksian palsu, saksi dusta dan bisa disebut saksi yang tidak setia, sehingga sepatutnya itu tidak kita lakukan.
Hal itu terjadi ketika kita tidak dipimpin oleh Roh Kudus. Itu bisa terjadi ketika kita ingin membesarkan diri karena kesombongan, ingin dianggap besar oleh orang lain yaitu sikap duniawi yang sepetutnya sudah tidak ada lagi dalam hidup orang percaya yang telah lahir kembali.
Roh Kudus tidak mengajar kita untuk berdusta karena iblislah bapak dusta.
Jika ada anak Tuhan yang berdusta, hal itu mungkin terjadi karena kebodohannya terpengaruh oleh roh dusta iblis dan setan-setan pengikutnya.
Oleh karena itu, rendahkanlah dirimu dan jangan congkak supaya jangan di pengaruhi roh-roh jahat pendusta dan roh kesombongan, sehingga kita berdusta dalam kesaksian-kesaksian kita.
Roh Kudus ingin memimpin orang percaya bersaksi dan Roh Kudus akan mengajarkan bagaimana kita memuliakan Bapa, Yesus Kristus, dengan tidak menambahkan sesuatu yang tidak ada, sesuatu yang tidak terjadi, sesuatu yang imajiner dan wacana serta keinginan sebagai sesuatu yang nyata.
Itu adalah kebohongan, sesuatu yang tidak pantas lagi kita lakukan.
Marilah kita menyaksikan apa yang kita lihat dengan mata kepala kita, dengarkan dan rasakan apa yang kita alami dalam hidup kita, supaya apa yang kita alami setelah kita lahir kembali yaitu pengalaman dalam pelayanan kita sehingga tidak perlu atau membesar-besarkan keadaan yang sebenarnya.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen.
Apa penyebab ada anak Tuhan bahkan para pengkhotbah yang bercerita melebih-lebihkan fakta yang sebenarnya? Adakah itu, mengapa itu terjadi?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dahulu sering dilakukan oleh orang-orang percaya di Kolose?
Apa yang harus di buang dari kehidupan jemaat Kolose?
Apa yang jangan lagi dilakukan oleh karena kita sudah menjadi manusia baru?
Apa yang terjadi dengan manusia baru kita?
Saudara, karena kita sudah mengalami kelahiran kembali, maka kita sekarang menjadi manusia baru di dalam Kristus.
Karenanya, maka kita oleh pekerjaan Roh Kristus kita akan mengalami pembaharuan dan pemulihan dari hari ke hari, rasul Paulus mengatakan dalam tulisannya:
Efesus 3:17”sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”
Galatia 2:19b-20”Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Saudara, oleh Roh Kudus atau Roh Kristus itu, maka kita mengalami pembaharuan dari ke hari.
Rasul Paulus juga menuliskan apa yang pernah dituliskan oleh Nabi Yehezkiel pada Perjanjian Lama yaitu apa yang Tuhan Allah Yahwe akan lakukan dalam hidup orang percaya.
Roma 8:26-30”Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”
Oleh Roh Kristus itu, maka kita mengalami pemulihan, penyucian dan pembenaran dan kita mengalami kemerdekaan oleh kebenaran yang menjadikan kita kudus.
Oleh karena itu, marilah kita membuang kata-kata kotor yang sudah tidak patut lagi keluar dari mulut kita.
Yakobus 3:9-12”Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.”
Oleh karena Roh Kristus itu ada di dalam kita, sudah tidak patut lagi kita berbicara dengan kata-kata kotor yang keluar dari mulut kita dan sudah sepatutnya kata-kata yang baik dan benar yang keluar dari mulut kita.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen.
Apakah mungkin anak-anak Tuhan berbicara kotor? Apa sebabnya?