Sabtu, 2 September 2023

PERJUANGAN BERAT DALAM MEMBERITAKAN INJIL

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 TESALONIKA 2:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Sebelum sampai di Tesalonika di kota manakah Paulus memberitakan Injil hingga mengalami aniaya?
  2. Apakah yang memotivasi Paulus untuk memberitakan Injil di Tesalonika?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Paulus jauh sebelum dia menjadi rasul, ia adalah penganiaya jemaat. Sebagai seorang muda yang sangat cerdas, pintar dan dididik untuk mempelajari hukum dan teologi oleh “Profesor” Gamaliel.

Sehingga sangat sulit bagi Saulus -nama Paulus sebelum bertobat- untuk mempercayai Yesus sebagai Anak Allah.

Saulus menganggap ajaran Yesus sebagai ajaran sesat dan oleh karenanya dia pergi dari kota ke kota untuk menganiaya para pengikut Kristus.

Dan Saulus juga turut menyaksikan ketika Stefanus yang menceritakan dengan detail kisah kehidupan leluhur bangsa Yahudi mulai dari Abraham hingga Allah mengutus Putera Tunggal-Nya.

Kisah tentang Abraham dan para nabi, Saulus tahu dan dia mempercayai sejarah leluluhurnya itu.

Tetapi ketika Stefanus menceritakan Yesus dengan mengatakan: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”

Saulus dan para pemuka Agama Yahudi menjadi tidak tahan, mereka menyeret Stafanus dan melemparinya dengan batu hingga mati.

Tetapi setelah dia mengalami pertobatan yang dramatis, Paulus menjadi pembela jalan Tuhan yang mungkin paling militan.

Paulus menjadi rasul yang paling sering bepergian untuk memberitakan Injil.

Oleh anugerah Allah, Paulus menjadi penulis kitab yang paling banyak dalam Alkitab.

Karena kesibukannya yang sangat luar biasa, Paulus bahkan tidak sempat untuk memikirkan kebutuhannya pribadi, yaitu dengan sadar dia memilih untuk tidak memiliki isteri dan keturunan.

Jika dikatakan kehidupan adalah kumpulan dari berbagai pilihan.

Paulus telah memilih hal-hal yang sangat baik dan mulia, sejak dia menerima Kristus hingga dia ditangkap, dipenjarakan, diadili dan dihukum mati.

Tuhan tidak memanggil kita untuk menjadi seperti Paulus, tetapi Tuhan menghendaki kita untuk bertumbuh menjadi dewasa di dalam Tuhan.

Kita tidak hanya menjadi dewasa dan menjadi tua secara biologis.

Tetapi yang lebih penting, apakah kita juga menjadi semakin dewasa di dalam Tuhan.

Efesus 4:13  ”sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,”

Efesus 4:13 (terjemahan Amplified Biblesampai kita semua mencapai kesatuan dalam iman dan dalam pemahaman tentang pengetahuan [penuh dan akurat] tentang Anak Allah, agar [kita dapat mencapai] kedewasaan yang sesungguhnya (kelengkapan kepribadian yang tidak kurang dari standar tinggi dari kesempurnaan Kristus sendiri), ukuran perawakan dari kepenuhan Kristus dan kesempurnaan yang ditemukan di dalam Dia.”

Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hubungan antara penderitaan dan kedewasaan rohani.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yehezkiel 13-15

Kamis, 31 Agustus 2023

KEMENANGAN YANG MENGALAHKAN DUNIA

Penulis : Aris Handoko & Team

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 5:2-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah tandanya bahwa kita mengasihi anak-anak Allah?
  2. Apakah tandanya bahwa kita mengasihi Allah?
  3. Apakah yang mengalahkan dunia?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ketika kita mengikut Kristus, penderitaan dan penganiayaan tidak dapat kita hindari.

Saat itu terjadi, dari manakah kekuatan kita untuk bertahan? Bukan dari kemampuan kita, tapi dari Roh Kudus lewat iman kita kepada Allah.

Iman timbul dari pendengaran akan Firman Allah.

Matius 28:20 berkata bahwa Yesus menyertai kita murid-muridNya sampai kepada akhir zaman.

Artinya, tidak ada sedetik pun Tuhan meninggalkan kita, termasuk dalam masa-masa kesukaran ketika kita dianiaya karena namaNya.

Oleh karena itu, kita percaya bahwa selalu ada kekuatan dan pertolongan dari Tuhan ketika kita dianiaya karena Kristus.

Kita bisa belajar dari Petrus dan Yohanes bagaimana mereka menghadapi berbagai kesulitan dengan iman yang luar biasa ketika memberitakan Injil.

Petrus dan Yohanes mampu untuk tetap bersaksi di hadapan orang banyak, terlebih di hadapan imam-imam, kepala pengawal Bait Allah dan orang-orang Saduki.

Sekalipun mereka ditangkap dan ditahan, mereka beriman bahwa Allah menyertai dan akan menolong serta melepaskan mereka dari kesesakan -Kisah Para Rasul 4.

Paulus sangat sering mengalami penganiayaan dan penderitaan (dipukul, dipenjara, dilempari batu, karam kapal, dan lain-lain) dalam pemberitaan Injil, namun ia tetap kuat dan terus memberitakan Injil sampai akhirnya banyak orang percaya non Yahudi di Asia kecil (Mediterania) karena imannya bahwa Allah selalu menyertai dan menolongnya -2 Korintus 11.

Stefanus, dengan kuasa dan karunia Allah, mengadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak serta mampu untuk tetap bersaksi dan memegang teguh imannya dalam Kristus ketika di hadapan sidang Mahkamah Agama, bahkan sampai mati dirajam, karena ia percaya bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah, dan ia pun menerima kehormatan untuk menyaksikan kemuliaan Allah di langit sebelum ia mati -Kisah Para Rasul 7.

Dan masih banyak lagi pahlawan iman yang luar biasa yang bisa kita teladani hidup dan imannya, termasuk dari masa perjanjian lama seperti Abraham, Musa, dan lain-lain.

Melalui teladan para rasul kita dapat melihat bahwa iman mereka kepada Allah tidak pernah sia-sia.

Allah tidak pernah lalai akan janjiNya. Dia pasti akan menepatinya.

Apapun penganiayaan dan penderitaan oleh karena Kristus yang kita alami hari-hari ini, ketahuilah, Saudara, itu sepadan dengan janji Tuhan kepada kita.

Allah akan selalu menyertai kita, menolong kita, bahkan membukakan jalan ketika semuanya tampak seperti jalan buntu. Tetap bergerak beritakan Injil bagi banyak orang sekalipun banyak penganiayaan dan penderitaan.

Lihatlah bagaimana Tuhan berkarya dan memakai hidup kita di masa kini. Amin.

Bagaimanakah Saudara dapat hidup berkemenangan dengan iman saudara? Diskusikanlah dengan rekan pemuridan saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yehezkiel 5-8

Rabu, 30 Agustus 2023

DINISTA KARENA NAMA KRISTUS

Penulis : Aris Handoko & Team

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 PETRUS 4:14-17

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa kita disebut berbahagia ketika dinista karena nama Kristus?
  2. Apakah alasan seharusnya kita menderita?
  3. Dari mana penghakiman dimulai?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, menjadi seorang Kristen yang sejati itu sesungguhnya berpadanan dengan penderitaan.

Jika hari-hari ini kita kekristenan terlihat mewah dan keren dengan gedung-gedung gereja yang megah, konser praise and worship yang meriah, dan lain-lain, itu semua boleh kita nikmati hari ini karena penderitaan dan penganiayaan yang dialami rasul-rasul Kristus di generasi-generasi awal ketika mereka memberitakan Injil.

Kita harus berterima kasih kepada Petrus, Paulus, dan semua murid Kristus lainnya yang telah menderita dan menyerahkan nyawanya agar kita beroleh keselamatan dan menjadi murid Kristus juga.

Namun, dengan semua kenyamanan beribadah hari-hari ini, apakah kita tidak perlu lagi menderita karena nama Tuhan?

Justru pada hari-hari ini penderitaan akan lebih menyakitkan karena dosa semakin bertambah hari demi hari dan sejatinya, itu akan semakin berlawanan dengan kita anak-anak Tuhan yang terus hidup dalam kekudusan Allah.

Dua kutub yang saling berlawanan.

Itulah sebabnya Tuhan berkata “sangkal diri, pikul salib, ikut Aku”.

Mengikut Kristus berarti kita harus mematikan keinginan daging kita yang selalu ingin berbuat dosa dan memilih hidup di luar kebenaran Firman Tuhan.

Selain itu, kita juga harus menghadapi penganiayaan yang berasal dari luar, yaitu dunia yang menolak kita karena kita memilih ikut Kristus.

Lambang salib pada masa kini seringkali diidentikkan dengan kekristenan.

Namun, pada masa Yesus hidup di bumi, salib berarti kematian.

Jika seseorang memikul salib, maka sudah dipastikan dia akan mati pada salib itu.

Pikul salib dan ikut Yesus berarti memikul penderitaan dan kematian karena mengikut Kristus.

Dunia tidak suka dengan Kristus, karya penebusanNya, kekudusan, dan kebenaran FirmanNya.

Jadi ketika kita hidup sesuai Firman Tuhan, adalah wajar orang tidak akan menyukai kita, bahkan seringkali itu dimulai dari lingkungan terdekat kita seperti keluarga, teman, tetangga, dan lain-lain.

Penganiayaan itu tetap ada bagi kita anak-anak Tuhan karena nama Kristus.

Namun, kita tidak sendiri. Para rasul di masa-masa awal pun mengalaminya.

Tetapi kita tidak perlu takut, karena Allah selalu mengaruniakan kekuatanNya melalui Roh Kudus kepada kita sehingga kita tetap kuat ketika dianiaya dan menderita karena namaNya.

Dan kita pun akan bersukacita karena memahami bahwa menderita karena Kristus adalah suatu kehormatan dari Tuhan, sebab kita “telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus” seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 5:41. Amin.

Renungkanlah apakah saudara mengalami penderitaan karena nama Kristus atau saudara selama ini berkompromi sehingga tidak perlu menderita? Diskusikanlah dengan pembimbing saudara!

Pembacaan Alkitab Setahun

Yehezkiel 1-4

Selasa, 29 Agustus 2023

MENDERITA SENDIRIAN

Penulis : Aris Handoko & Team

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 PETRUS 5:7-10

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa kita perlu menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan?
  2. Mengapa kita perlu sadar dan berjaga-jaga?
  3. Bagimana kita bisa melawan iblis dengan iman yang teguh?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Setiap orang punya masalah dan penderitannya sendiri.

Tapi seberat apapun masalah tersebut, seringkali kita masih bisa dikuatkan kalau memiliki sistem pendukung (support system) di sekitar kita.

Support system itu bisa keluarga, sahabat, teman persekutuan, kakak pembimbing, dan lain-lain.

Mereka adalah orang-orang yang mendukung kita, sekalipun mungkin mereka tidak bisa langsung memberikan jalan keluar atau menggantikan kita menanggung masalah tersebut.

Namun, ketika kita mulai merasa sendirian dan tidak ada orang yang mengerti, di situlah benih depresi muncul dan menggerogoti kita.

Kita mulai bermental korban, menutup diri, dan semakin terpuruk.

Kadang-kadang perasaan kesendirian ini bahkan menjadi lebih berat masalahnya daripada masalah semula yang dihadapi.

Nabi Elia mengalami hal ini.

Dikisahkan bagaimana Elia melawan para baal dengan kuasa Allah yang ajaib -1 Raja-raja 18-19, namun tidak lama setelah ia jatuh ke dalam depresi berat sampai ingin mati.

Dalam keputusasan, Elia berkata kepada Tuhan bahwa Ia sudah giat bekerja bagi Tuhan, tapi sekarang ia sendirian dan ketakutan karena ancaman pembunuhan oleh Izebel.

Saudara, bukan tidak mungkin kita pun mengalami hal ini.

Sekalipun kita sudah melihat kuasa Tuhan di masa lalu, sudah pernah menang dalam peperangan rohani, namun kita terpuruk karena pandangan kita tidak lagi tertuju kepadaNya di saat ini.

Elia tidak tahu bahwa masih ada nabi-nabi lain yang hidup.

Ia terlalu fokus kepada kesendiriannya dan ancaman akan dibunuh, padahal sebelumnya baru saja ia melawan dan membunuh 450 nabi baal!

1 Petrus 5:8-9 berkata “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”

Melalui kisah Elia dan nasihat Rasul Petrus, kita diingatkan bahwa sesungguhnya kita tidak sendirian dalam mempertahankan kebenaran.

Ada banyak Saudara-saudara kita di seluruh dunia yang menanggung penderitaan yang sama.

Kita belajar bahwa memahami hal ini akan menolong kita dari mental korban dan keputusasaan.

Saudaraku, bacalah dan dengarlah kisah-kisah kesaksian mereka yang bertahan dalam iman mereka agar itu menjadi kekuatan bagi Saudara.

Berdoalah agar saudara dipertemukan dengan orang-orang yang tepat, yang juga pernah atau sedang mengalami penderitaan yang sama dengan saudara, sehingga saudara bisa berbagi dan meminta nasihat dari mereka.

Mari Saudara, berjuanglah dalam pertandingan iman.

Lawanlah iblis dengan iman yang teguh. Allah sumber segala kasih karunia akan melengkapi, meneguhkan, mengokohkan, dan menguatkan saudara.

Carilah kesaksian orang-orang yang mengalami penderitaan karena imannya, tariklah pelajaran dari kesaksian tersebut dan bagikanlah dengan sahabat saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ratapan 3:37-5:22

Senin, 28 Agustus 2023

BERBAHAGIA KETIKA DIANIAYA

Penulis : Aris Handoko & Team

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 5:10-12

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Yesus berkata orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran itu berbahagia?
  2. Karena siapakah kita bisa berbahagia sekalipun kita dicela, dianiaya dan difitnah?
  3. Apakah perintah, janji, dan hal yang Tuhan mau kita ingat ketika kita dianiaya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebetulnya ada yang aneh dari khotbah Yesus di bukit dalam Matius 5 disebut dengan “Ucapan Bahagia”.

Karena, kalau kita perhatikan antara judul Bahagia dengan isinya sepertinya nggak nyambung.

Bagaimana bisa orang yang sedang miskin, berdukacita, lapar, dianiaya bisa berbahagia?

Bukankah mereka yang bermurah hati, lemah lembut, membawa damai, dan menjaga kesucian pun seringkali menanggung penderitaan karena dimanfaatkan oleh orang lain dan dianggap lemah.

Kali ini kita akan fokus kepada ucapan Yesus tentang “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.”

Ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari:

  1. Kita hanya akan bisa berbahagia jika memang penyebab kita dianiaya adalah karena kebenaran. Artinya jika penyebab kita dianiaya adalah karena kebodohan dan kesalahan kita sendiri, maka janji ini tidak berlaku. Karena itu, jangan sampai kita menganggap sedang menderita bagi kebenaran padahal yang kita lakukan adalah ketidakbenaran. Contohnya ketika kita berusaha menginjili orang hanya dengan kata-kata tapi tidak menunjukkan perbuatan. Ada anak-anak yang berusaha mengkhotbahi orang tuanya, sementara di rumah tidak pernah membantu dan berkomunikasi dengan baik. Ada para isteri yang berusaha menasihati suaminya agar pergi ke gereja, tapi cara mengajaknya tidak dengan hormat. Ada karyawan yang seringkali izin ke perusahaan untuk kegiatan rohani, tapi kinerjanya buruk.
  2. Kita perlu memahami bahwa ada resiko kita disalahpahami dan dianiaya ketika melakukan kebenaran. Tidak ada jaminan bahwa kalau kita taat pada Firman Tuhan, maka hidup kita akan bebas dari masalah. Yang Tuhan janjikan adalah kita bisa tetap berbahagia di tengah masalah. Inilah yang perlu kita perhatikan sehingga kita tidak kecewa ketika menghadapi penderitaan.
  3. Yesus berkata bahwa kita yang melakukan kebenaran memiliki kerajaan sorga. Kerajaan Sorga tidak berbicara tempat, tapi pemerintahan. Dimana Yesus memerintah, disitu ada kuasa, damai sejahtera, sukacita, dan buah Roh. Ini bukanlah janji di masa yang akan datang saja ketika kita meninggal, tapi di masa sekarang dan saat ini juga dimanapun kita berada.

Saudara, adakah penderitaan yang sedang kau alami? Dapatkah Saudara memeriksa apakah penderitaan itu karena kebenaran? Dan apakah saudara dapat berbahagia?

Evaluasilah hidup saudara saat ini berdasarkan ketiga hal dalam renungan ini. Apakah ada hal yang perlu Saudara ubah atau justru Saudara dikuatkan untuk tetap melakukan kebenaran? Bagikanlah dengan rekan persekutuan saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ratapan 1:1-3:36

Minggu, 27 Agustus 2023

PENDERITAAN PAHLAWAN IMAN

Penulis : Aris Handoko & Team

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 11:24-40

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah sesungguhnya iman itu?
  2. Menurut Saudara mengapa tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah?
  3. Bagaimana contoh iman dari para pahlawan iman di Ibrani menginspirasi Saudara?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Mungkin kita pernah bertanya-tanya, mengapa ada orang yang sudah beriman tapi hidupnya begitu menderita, atau bahkan merasa kecewa karena merasa sudah beriman tapi nyatanya apa yang diimani belum juga terjadi, bahkan semakin jauh dari yang diharapkan.

Bila saudara pernah berpikir seperti itu, maka saudara tidak sendiri. Alkitab mencatat bagaimana para saksi iman juga mengalami penderitaan.

Jika kita baca dan perhatikan satu per satu, kita akan menemukan bahwa para pahlawan iman itu mengalami banyak hal yang berbeda oleh karena iman mereka.

Ada yang mengalami mujizat, ada juga yang disiksa, bahkan menderita sampai mati.

Hasil yang berbeda, namun komitmen, pengharapan, iman, dan upah mereka sama karena Allah memberikan kekuatan kepada setiap orang yang berseru kepadaNya.

Jadi, ternyata kita tidak bisa mengukur iman seseorang hanya dari peristiwa yang sedang dialaminya.

Oh, kalau doanya terjawab berarti lebih beriman.

Oh kalau dia diberkati secara finansial berarti lebih beriman. Oh, dia sakit-sakitan terus, mungkin karena kurang beriman.

Namun kita bisa belajar dari ayat 34 yang berkata, ”Mereka telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan.”

Dari situ kita bisa belajar, bahwa bukan hak kita untuk menentukan seseorang beriman atau tidak.

Bahkan kita perlu belajar kalau bagaimana seseorang berproses dalam penderitaannya itulah yang terpenting.

Apapun penderitaan yang hari ini Saudara sedang alami, berfokuslah kepada karya Salib Kristus.

Yesus menderita bagimu, dan Dia menderita bersamamu.

Berikan dirimu untuk menjalani proses bersamaNya, dan kemudian lihatlah karyaNya yang mulia dalam hidup Saudara.

Diskusikanlah renungan hari ini dengan pembimbing saudara bagaimana Saudara bisa berproses dalam penderitaan yang dialami dengan memandang salib Kristus.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 51-52

Sabtu, 26 Agustus 2023

JANGAN KAMU MENJADI LEMAH DAN PUTUS ASA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 12:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Ibrani 12:3.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal-hal apa sajakah yang harus kita tanggalkan agar kita menang dalam perlombaan iman setiap hari?
  2. Kepada siapakah mata kita tertuju agar dapat berkemenangan dalam kesulitan yang kita hadapi?
  3. Apakah yang Yesus lakukan bagi kita ketika hati kita selalu tertuju kepada Dia?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam pertumbuhan rohani yang kita lalui Tuhan akan membawa kita mengalami perlombaan iman agar kita dapat naik level secara rohani.

Demikian juga memiliki kapasitas rohani yang semakin meningkat yang sama dengan kapasitas Yesus karena Tuhan sendiri yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.

Itulah sebabnya seringkali Tuhan membawa kita melalui penderitaan, baik secara jiwa maupun fisik, baik pergumulan-pergumulan dan masalah-masalah yang harus kita hadapi namun Tuhan telah menyediakan jalan keluar sehingga kita tidak putus asa dan menjadi lemah dan akhirnya kita hidup mati terhadap dosa karena penderitaan yang kita alami.

Untuk mencapai kemenangan tersebut maka ada beberapa hal yang harus kita pahami, diantaranya: pertama, kita harus menanggalkan semua beban dan dosa yang merintangi jalan kehidupan rohani kita sehingga tidak ada beban menghalangi kita untuk berlomba dalam iman.

”Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” (Ibrani 12:1).

Yang kedua adalah bahwa mata kita selalu tertuju kepada Yesus karena Dia sudang memenangkan setiap pertandingan iman dan berkemenangan.

”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).

Yang ketiga, kita terus belajar kepada Yesus dan mengambil beban untuk melayani Tuhan dan bukan beban dosa. ”Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (Matius 11:29-30).

Dengan demikian, dalam penderitaan yang Tuhan izinkan, kita tidak menjadi lemah dan putus asa tetapi kita semakin naik level dan berkemenangan dalam setiap perlombaan iman.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana dalam perlombaan iman yang diwajibkan bagi saudara, tidak ada putus asa dan menjadi lemah.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 49-50

Jumat, 25 Agustus 2023

KITA LEBIH DARIPADA ORANG-ORANG YANG MENANG

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 8:35-39

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:37.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah ada hal-hal yang kita alami yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, termasuk maut?
  2. Siapakah yang telah mengasihi kita sehingga kita dibela dari segala yang buruk?
  3. Apakah yang kita alami dari setiap pekerjaan yang jahat melalui kasih Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Bagi setiap orang percaya merupakan anugerah dari Tuhan jika kita harus menderita sebagai pengikut Tuhan.

”Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24).

”Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,” (Matius 24:9).

”Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 10:22).

Janji Tuhan bagi kita yang mengalami penderitaan baik secara jiwa dan fisik agar kita bertahan, tabah dan kuat karena Allah akan menolong kita dalam penderitaan dan selalu keluar sebagai pemenang.

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.” (1 Petrus 5:10).

Sebab itu ada beberapa hal yang harus kita pahami agar kita berkemenangan menghadapi penderitaan.

Pertama, kita harus percaya bahwa dalam setiap penderitaan yang kita alami bahwa Yesus adalah pembela kita karena Dia sudah menang atas maut dan penderitaan secara fisik dan jiwa dan Dia sangat mengasihi kita.

”Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:36-37).

Kedua, kita harus percaya bahwa kasih Kristus bagi kita terlalu besar sehingga apapun yang kita derita tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.

”Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:38-39).

Itulah sebabnya dalam penderitaan seberat apapun kita lebih dari pemenang.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana dalam penderitaan yang saudara alami saudara tetap berkemenangan bahkan lebih dari pemenang.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 46-48

Kamis, 24 Agustus 2023

PERSEKUTUAN DALAM PENDERITAANNYA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 3:7-10

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:10.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal apakah yang menjadi fokus bagi kehidupan Paulus sehingga dia menganggap hal yang dulu merupakan keuntungan baginya sekarang dianggap rugi?
  2. Kebenaran berdasarkan apakah sehingga Paulus mengambil keputusan seradikal itu?
  3. Coba sebutkan hal-hal yang diinginkan oleh Paulus setelah dia mengalami anugerah keselamatan dalam Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Rasul Paulus memiliki kerinduan yang besar untuk mengenal Tuhan dengan sangat mendalam setelah dia mengalami iman dan perjumpaan dengan Tuhan Yesus.

Kerinduannya dalam mengenal Tuhan itu dinyatakan melalui keinginannya untuk mengenal kuasa kebangkitan Yesus, mengalami kemahabesaran kematian Yesus dan persekutuan dalam penderitaan Yesus.

Penderitaan yang dialami oleh Yesus sampai Dia mati di kayu salib adalah penderitaan dalam semua aspek yaitu hati, pikiran, perasaan dan emosi bahkan juga secara fisik, itulah sebabnya Dia mati di kayu salib.

Persekutuan dalam penderitaan-Nya yang dirindukan oleh Paulus adalah penderitaan fisik seperti yang dialami oleh Yesus dimana Paulus memiliki kematian bukan hanya secara fisik saja tetapi mati dari kedagingan yang ingin berbuat dosa, sehingga pada akhirnya Paulus tidak berbuat dosa lagi sama seperti Tuhan Yesus.

”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, –karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa–,” (1 Petrus 4:1).

Tuhan ingin agar kerinduan Paulus untuk mengalami persekutuan dalam penderitaan Yesus sehingga dia serupa dengan kematian Yesus adalah merupakan kerinduan kita juga sebagai umat Tuhan sehingga kita tidak hidup lagi untuk berbuat dosa tetapi kita hidup bagi Kasih dan dosa tidak berkuasa lagi atas kita.

”Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” (Roma 6:10-12).

Itulah sebabnya kita perlu mengalami persekutuan dalam penderitaan-Nya agar kita mati terhadap dosa setiap hari.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami persekutuan dalam penderitaan Yesus sehingga saudara mati terhadap berbuat dosa.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 42-45

Rabu, 23 Agustus 2023

YESUS DIMAHKOTAI OLEH KEMULIAAN DAN HORMAT

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 2:7-9

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Ibrani 2:9.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dialami oleh Yesus ketika Bapa membuat Dia lebih rendah dari malaikat-malaikat?
  2. Apakah yang diberikan oleh Bapa kepada Yesus setelah Ia merendahkan dalam penderitaan maut?
  3. Siapakah yang telah ditaklukkan dibawah kaki Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ketaatan Yesus kepada Bapa membuat Bapa memuliakan Yesus diantara segala sesuatu, dimana segala sesuatu telah ditaklukkan dibawah kaki Yesus.

Yesus taat kepada Bapa karena Ia memahami kehendak Bapa bahwa Ia harus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dan hal tersebut dilakukannya melalui penderitaan maut.

”Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.” (Ibrani 2:9).

Hal yang sama juga dijelaskan dalam Filipi 2:6-8 ”yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

Dan karena ketaatan Yesus kepada Bapa dalam penderitaan-Nya maka Bapa meninggikan Dia, memberikan kemuliaan dan hormat serta nama diatas segala nama.

”Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:9-11).

Tuhan ingin agar kita punya pemahaman dan pengalaman yang sama seperti Yesus dimana ketika kita mengalami penderitaan karena kebenaran maka kita juga akan dimuliakan oleh Bapa, sehingga kita mau taat dalam penderitaan yang Tuhan Izinkan.

”Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” (Roma 8:17).

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat bertekun dalam penderitaan yang akhirnya saudara mengalami kemuliaan dan hormat dari Bapa.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 38-41