Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan emas, perak, batu permata, kayu, jerami?
Apakah maksudnya Yesus sebagai dasar bangunan?
Apakah saudara sedang membangun kehidupan rohani dengan emas atau yang lain?
“Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1 Korintus 3:12-15).
Jemaat di Korintus sedang mengalami berbagai persoalan, pengajaran palsu, perpecahan, perzinahan dan masalah hukum antar jemaat.
Paulus menggunakan analogi terkait pengajaran yang baik dalam gereja di Korintus dengan emas, perak, dan batu-batu berharga.
Ini adalah doktrin-doktrin yang murni dan bermanfaat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kayu, jerami, dan jerami, adalah doktrin-doktrin palsu; seperti yang pada waktu itu berlaku di Gereja Korintus; misalnya, tidak percaya ada kebangkitan tubuh; bahwa seorang laki-laki boleh secara sah menikahi ibu tirinya setelah ayahnya meninggal; bahwa penting untuk memasukkan sebagian besar hukum Musa ke dalam Injil; dan, mungkin hal-hal lain, yang juga merupakan pengecualian, sehubungan dengan pernikahan, pergundikan, percabulan, menghadiri festival-festival kafir, dan memakan daging yang telah dipersembahkan sebagai kurban kepada berhala; dan masih banyak hal lainnya.
Saudara, supaya kita bertumbuh dengan sehat, maka kita perlu mendapatkan pengajaran yang benar atau Alkitabiah.
Seluruh aspek kehidupan kita harus didasarkan pengajaran di dalam Alkitab.
Aspek kehidupan seperti pengelolaan keuangan, pergaulan, rumah tangga, cara bekerja dan lain sebagainya harus berlandaskan pengajaran Alkitab atau firman Allah.
Itulah bangunan yang dibangun dengan emas, perak dan permata.
Saudara, salah satu nilai dari GKKD BP adalah Alkitabiah.
Setiap jemaat perlu memahami bagaimana cara memahami atau menafsirkan Alkitab.
Tentu saja harus bergantung kepada Roh Kudus dan menggunakan akal budi yang Tuhan sudah berikan.
Alkitab ditulis dalam kurun waktu 1500 tahun, dari tahun 1500 oleh 35 penulis selama lebih dari 35 generasi, dari segala lapisan masyarakat.
Alkitab ditulis di berbagai tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda-beda. Alkitab ditulis dalam dua bahasa yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dasar untuk memahami alkitab, dimulai dari pemahaman latar belakang penulisan (sejarah dan budaya setempat), tujuan penulisan, jenis tulisan, bahasa asli dan lain sebagainya.
Dalam era digital, sudah banyak alat bantu berbentuk aplikasi Handphone yang memudahkan kita belajar Alkitab secara bertanggung jawab.
Semuanya bisa ada dalam genggaman kita.
Untuk mengetahui latar belakang dan tujuan penulisan, saudara dapat menggunakan aplikasi “AlkitabPEDIA”.
Untuk mengetahui tafsiran para teolog, kita dapat men-download aplikasi “Tafsiran”, bagi yang memahami bahasa Ingggris dapat juga menggunakan aplikasi alkitab lengkap “E-Sword”.
Masih banyak sumber-sumber pembelajaran lain yang dapat menolong kita belajar Alkitab dengan bertanggung jawab.
Mari kita maksimalkan handphone kita untuk belajar Alkitab dengan tekun.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana belajar Alkitab dengan baik dan bertanggung jawab.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan kawan sewarga dari orang-orang kudus?
Apakah yang dimaksud dengan batu penjuru?
Apakah saat membangun kehidupan rohani memperhatikan batu penjuru?
“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan” (Efesus 2:19-22).
Dalam Alkitab, istilah “batu penjuru” digunakan secara metaforis untuk mewakili elemen dasar atau penting. Konsep batu penjuru sering dikaitkan dengan Yesus Kristus, yang disebut sebagai “batu penjuru” dalam Perjanjian Baru.
Di sini, Yesus digambarkan sebagai batu penjuru di mana gereja dibangun, melambangkan peran sentral dan penting yang dimainkan Yesus dalam iman Kristen.
Batu penjuru adalah batu pertama yang dipasang dalam konstruksi suatu bangunan, dan menentukan posisi semua batu lainnya dalam struktur tersebut.
Dalam pengertian rohani, Yesus dipandang sebagai landasan dan kekuatan pemersatu gereja.
Secara keseluruhan, konsep batu penjuru dalam Alkitab mewakili pentingnya Yesus Kristus dalam iman Kristen dan keyakinan bahwa Dialah tokoh sentral yang menjadi landasan segala sesuatu..
Yesus sebagai batu penjuru dari rumah rohani atau gereja lokal, oleh karena itu seluruh proses pembangunannya/program gereja lokal harus mengacu kepada Sang Batu Penjuru.
Kita tidak boleh membangun gereja lokal berdasarkan rancangan pribadi atau mencontoh rancangan yang lain.
Fokus kepada Tuhan Yesus.
Saudara, sebagai bagian dari gereja lokal atau sering juga disebut batu hidup, seharusnya memberikan diri dibangun sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus.
Batu penjuru dalam kepercayaan kuno sering dianggap dapat mendatangkan berkat dan perlindungan.
Batu tersebut diletakkan di penjuru ruangan.
Bagi kita Yesuslah batu penjuru kita, sebagai dasar dan pusat kehidupan kita, yang mengarahkan arah pertumbuhan rohani kita, sekaligus sebagai sumber berkat dan sumber perlindungan kita.
Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah kehidupan rohanimu sudah dibangun sesuai dengan Batu Penjuru.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa tubuh kita disebut bait Roh Kudus?
Mengapa Roh Kudus mau tinggal dalam tubuh kita yang rentan terhadap dosa?
Apakah dampak kehadiran Roh Kudus dalam tubuh kita?
“Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!” (1 Korintus 6:15).
Ketika Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus, mereka sedang mengalami masalah-masalah yang serius.
Masalah tersebut mencakup perpercahan di dalam jemaat, masalah moral terutama perzinahan, dan permasalahan hukum di antara jemaat.
Oleh karena itu, Paulus perlu mengingatkan jemaat, bahwa tubuh tidak boleh digunakan untuk perzinahan, karena tubuh adalah bait Roh Kudus.
Saudara, pada masa itu Bait Allah di Yerusalem masih berdiri kokoh, sekalipun tabirnya sudah terbelah saat Tuhan Yesus mati di kayu salib.
Sebagian orang Kristen Yahudi mungkin masih ada yang beranggapan bahwa Bait Allah sebagai pusat penyembahan, sehingga mereka tidak merasa perlu menjaga kesucian tubuhnya.
Padahal pusat penyembahan sudah berubah dari bangunan yang dibuat oleh manusia, menjadi dalam roh dan kebenaran.
Kita dapat menyembah Tuhan dimana saja, sebab kita adalah bait Allah, tempat kehadiran Allah.
Saudara, sebagai akibat dari tubuh kita sekarang adalah bait Roh Kudus, ada dua perkara yang sangat penting.
Pertama, kita perlu menjaga kesucian tubuh kita, dengan menjauhi segala bentuk dosa perzinahan dan dosa-dosa lainnya.
Kedua, kehadiran Roh Kudus dalam tubuh kita ternyata ada dampak yang luar biasa.
Kita mendapatkan berkat kesehatan dan panjang umur, karena Roh Kudus bekerja menghidupkan tubuh kita yang fana.
Roh Kudus di dalam kita akan mengatasi dampak dosa pada tubuh, yaitu kelemahan tubuh. Kita akan menerima kesehatan Ilahi.
“Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (Roma 8:11).
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya mengetahui karunia rohani.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa Tuhan memanggil kembali mempelai-Nya yang telah diceraikan-Nya?
Mengapa Tuhan menyembunyikan wajah-Nya?
Apa yang Tuhan janjikan pada zaman Nuh?
Apa yang Tuhan janjikan bagi mempelai-Nya pada saat ini?
Saudara, pernyataan Yesaya tentang Tuhan Allah:
Yesaya 54:5-10”Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu. Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu. Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.”
Tuhan Allah disebut sebagai Tuhan yang Maha Kasih, Tuhan yang Maha Tahu, dan Tuhan yang Setia.
Kesetiaan Tuhan itu nyata sekali dari apa yang Tuhan nyatakan dan dituliskan oleh Yesaya.
Yesaya 55:10-11”Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Tuhan yang setia akan melaksanakan semua janji-Nya.
Dia akan melaksanakan janji itu sesuai dengan maksud Tuhan Allah.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan berjanji:
Ibrani 13:5b”Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Tuhan Allah dikenal karena kasih-Nya, kebaikan-Nya, dan kesetiaan-Nya. Tuhan Yesus pernah berkata:
Yohanes 14:18-20”Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.”
Bapa, Anak-Nya Yesus Kristus, dan kita sebagai jemaat-Nya adalah kesatuan dalam tubuh-Nya.
Bapa, Anak-Nya dan Roh Allah diam di dalam tubuh kita sebagai orang percaya.
Tuhan berjanji bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita. Dia menyertai kita sampai akhir zaman.
Tuhan telah berjanji bahwa Dia akan menyertai gerejanya sampai akhir zaman.
Dia akan tetap setia, dan kesetiaan-Nya tidak akan beranjak sampai selama-lamanya.
Roma 8:37-39”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Dan Tuhan Allah yang Maha Kasih dan Maha Baik akan terus menyertai gereja-Nya, jemaat-Nya yang disebut juga Tubuh-Nya.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Apakah bisa bagi seseorang untuk keluar dari Yesus Kristus? Bagaimana caranya?
JEMAAT MENGEMBANGKAN KEMAH MEREKA KE KANAN DAN KE KIRI KARENA MEREKA BERTUMBUH DENGAN PESAT
Penulis : Pdt. Robinson Saragih
Pembacaan Alkitab Hari ini :
YESAYA 54:1-5
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa si mandul akan bersorak-sorai?
Apa yang harus dilapangkan dan apa yang harus dibentangkan?
Mengapa perlu mengembangkan tempat ke bangsa-bangsa?
Apa yang menyebabkan orang mandul tidak akan malu lagi dan para janda tidak akan tersipu-sipu?
Saudara-saudara, menurut ayat-ayat firman Tuhan di atas, kita dapat belajar bagaimana mereka berusaha melebarkan kemah mereka karena pertumbuhan yang pesat.
Apa yang menyebabkan pertumbuhan mereka?
Dalam pertumbuhan ini, terjadi peningkatan jumlah anak-anak Ilahi, bukan anak-anak biologis.
Karena orang yang mandul bisa memiliki keturunan, hal itu terjadi bukan secara biologi, melainkan karena anugerah Allah yang memungkinkan mereka melahirkan anak-anak Ilahi melalui pelayanan mereka, terutama melalui penginjilan, pembaptisan hasil pengabaran Injil, dan pengajaran yang dilakukan kepada mereka yang dihasilkan dari pengabaran Injil sehingga mereka memiliki kemampuan untuk melahirkan secara ilahi.
Pertumbuhan seperti ini akan terjadi melalui pelayanan yang melakukan pemuridan, dan gereja-gereja misioner akan mengalami pertumbuhan yang pesat.
Maka bagi mereka yang bisa memiliki anak tanpa mengalami sakit bersalin, ini adalah anugerah besar.
Pada masa penuaian akhir zaman dimana kuasa Roh Kudus diperagakan, maka pertumbuhan rumah-rumah Rohani akan menjadi pesat.
Anak-anak Rohani dilatih dan dibimbing agar dapat melahirkan anak-anak Ilahi, yaitu anak-anak Rohani.
Rasul Paulus mengajarkan satu prinsip bagi orang tua Rohani dalam:
1 Korintus 4:15”Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.”
Dari pelajaran ini, kita dapat mempelajari tentang sistem pembapaan atau orang tua rohani.
Siapakah yang menjadi bapa atau orang tua rohani kita? Mereka adalah orang yang telah memberitakan Injil kepada kita oleh anugerah Yesus Kristus.
Ada seseorang yang melakukannya, dan melalui pemberitaannya kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita.
Dia adalah bapa atau orang tua rohani kita.
Namun, ada juga cara yang lain, seperti yang dilakukan oleh rasul Paulus dengan Timotius dan Titus.
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada yang menginjili Timotius.
Dia diselamatkan karena rajin membaca Kitab Suci.
Melalui pembacaan Kitab Suci, imannya timbul, dan dia bisa percaya kepada berita itu, sehingga dia lahir baru.
Dia benar-benar menerima manfaat dari tulisan yang diilhamkan oleh Allah, sehingga dia bisa mengenal Tuhan Allah.
2 Timotius 1:5”Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”
2 Timotius 3:15”Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.”
Jadi, dari ayat-ayat firman Tuhan ini kita bisa belajar bagaimana baik laki-laki maupun perempuan yang belum menikah pun bisa memiliki banyak anak-anak ilahi atau anak-anak rohani karena Injil yang mereka beritakan.
Oleh karena itu, Yesaya dengan jelas mengatakan bahwa berbahagialah si mandul dan yang tidak merasakan sakit bersalin, tetapi memiliki banyak anak-anak rohani atau anak-anak ilahi.
Karena Timotius dan Titus tidak memiliki bapa rohani, Paulus menjadi mentor mereka.
Rasul Paulus melayani, mengajar, dan melatih mereka, sehingga akhirnya menjadi bapa rohani atau orang tua rohani bagi Timotius dan Titus.
Ketika seseorang yang menjadi bapa atau orang tua rohani mendorong anak-anak rohaninya untuk melahirkan anak-anak ilahi, maka akan terjadi pertumbuhan yang pesat.
Sehingga apa yang dikatakan oleh Yesaya di atas akan terjadi. Rasul Paulus mendorong Timotius untuk melahirkan anak ilahinya.
2 Timotius 2:1-4”Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”
Oleh karena itu, marilah kita dengan tekun dan semangat untuk terus melayani seperti prajurit Yesus Kristus dalam melaksanakan amanat agung Kristus.
Tujuannya adalah agar apa yang Yesus perintahkan dalam amanat agung Kristus benar-benar terjadi, sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh Yesus dalam:
Wahyu 7:9”Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.”
Oleh karena itu, pertumbuhan yang sedang terjadi saat ini akan menyebabkan pengembangan kemah-kemah atau rumah rohani, supaya semua anak-anak Ilahi atau anak-anak rohani dapat terayomi dalam rumah rohani.
Suatu rumah rohani seharusnya melengkapi anak-anak rohaninya agar mereka dapat berusaha memuridkan orang-orang di sekitar mereka.
Oleh karena itu, rumah tersebut harus diperluas ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang sehingga rumah tersebut semakin luas dan juga melatih anak-anaknya untuk mulai mendirikan rumah bagi anak cucunya.
Jika hal ini terjadi, itulah yang Tuhan Allah rencanakan dan kehendaki.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Apa yang menjadi penghalang sehingga rumah rohani tidak bertumbuh dan mengalami stagnasi pertumbuhan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dikerjakan oleh kesepuluh gadis itu?
Apa yang dilakukan oleh gadis-gadis bodoh dan gadis-gadis bijaksana?
Mengapa mereka mengantuk dan tertidur?
Apa yang dikatakan oleh gadis bodoh itu kepada gadis-gadis bijaksana itu, ketika mempelai datang tengah malam?
Saudara, dalam perumpamaan ini ada sepuluh orang gadis yang mengambil pelita dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Mereka menantikan kedatangan mempelai laki-laki yang akan membawa mempelai perempuan untuk memasuki acara pernikahan mereka.
Kesepuluh gadis ini adalah teman dari mempelai perempuan, dan mereka bersiap-siap menantikan kedatangan mempelai pria.
Ketika tengah malam, terdengarlah pengumuman bahwa mempelai laki-laki sudah datang dan akan memasuki kawasan tempat mempelai perempuan.
Di dalam kegelapan malam itu, kesepuluh gadis tersebut menyiapkan pelitanya.
Ketika menunggu, lima gadis telah menyediakan cadangan minyak agar pelita mereka tetap menyala saat mempelai laki-laki datang, sementara lima gadis lainnya tidak menyediakan cadangan minyak untuk pelitanya.
Oleh karena itu, mereka harus mencari minyak dan pergi membelinya agar memiliki cadangan minyak bagi pelitanya.
Setelah mereka mendapatkan minyak dan mengisinya ke dalam pelitanya, pintu tempat pesta telah ditutup, dan pesta telah dimulai.
Ketika kelima gadis itu mengetuk pintu, mereka mendengar jawaban dari dalam ruangan pesta yang mengatakan:
Matius 25:10-13“Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
Melalui perumpamaan ini, kita dapat belajar agar benar-benar waspada dalam menantikan kedatangan mempelai pria gereja, yaitu Kristus.
Dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, kita harus waspada dan berhati-hati, supaya kita benar-benar mempersiapkan diri.
Rasul Paulus menyarankan agar kita berhati-hati dan waspada dalam kehidupan kita.
Efesus 5:15-21”Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.”
Saudara, marilah kita saling memperhatikan dalam menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali ini, sebagaimana yang dituliskan oleh penulis Kitab Ibrani:
Ibrani 10:24-25”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Marilah kita semakin giat melakukan kebaikan dan pekerjaan kasih, semakin giat menasehati saudara-saudara kita, agar semua saudara dapat terpantau dan tidak ada yang tersesat oleh berbagai angin pengajaran sesat yang saat ini sedang giat-giatnya memasuki gereja Tuhan.
1 Timotius 4:1-2”Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.”
Oleh karena itu, marilah kita semakin giat memperhatikan dan semakin giat menasehati saudara-saudara kita agar tidak sampai tersesat atau murtad. Marilah menjaga hidup kita agar senantiasa penuh dengan Roh Kudus, supaya dapat mengawasi diri sendiri, keluarga, dan teman-teman kita, agar tidak ada yang murtad di antara mereka.
Marilah kita tekun menantikan hari kedatangan Yesus Kristus kembali.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Apa yang dapat membuat kita lalai dalam menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa akibat jika Tuhan menjadi gembala bagi kita?
Apa yang Tuhan lakukan bagi domba-domba-Nya?
Mengapa para domba tidak takut melewati lembah kekelaman?
Apa yang Tuhan sediakan bagi domba-domba-Nya?
Saudara, Pemazmur mengakui bahwa Tuhan Allah adalah gembala-Nya.
Karena itu, Pemazmur merasa nyaman karena Tuhan senantiasa menyediakan makanan, minuman, dan perlindungan melalui penyertaan-Nya yang melimpah.
Pemazmur merasakan kenyamanan yang luar biasa karena sang gembala selalu mendampinginya dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan, dia tidak merasa takut saat melewati lembah bayang-bayang maut karena sang gembala hadir mengayominya, sehingga dia sama sekali tidak merasakan ketakutan yang timbul dari situasi di sekitar lembah bayang-bayang maut tersebut.
Pemazmur juga mengalami pengurapan dengan minyak urapan.
Dalam Perjanjian Lama, pengurapan menggunakan minyak urapan sebagai lambang dari Roh Kudus, sedangkan dalam Perjanjian Baru, orang percaya akan diurapi dengan Roh Kudus, bukan dengan minyak lagi.
Yohanes membaptis dengan air, sedangkan Yesus membaptis pengikut-Nya dengan baptisan Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 1:4-5”Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya — “telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”
Saudara, sebenarnya kita mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Daud (Pemazmur) dalam kehidupan kita sebagai orang percaya.
Kita mengalami pengurapan, Daud dengan minyak, sedangkan kita dengan Roh Kudus.
Saudara, ketika kita percaya kepada Tuhan, Roh Kudus hadir dalam hati kita, menyertai kita dalam semua aspek kehidupan karena Dia hadir dalam hidup kita.
Efesus 3:17”sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”
Oleh karena itu, Roh Allah menyertai dalam hidup kita.
Roh Kudus akan mengajar dan mengingatkan kita akan firman yang telah kita ketahui.
Roh Kudus juga ingin memimpin dalam hidup kita. Seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi Yesaya:
Yesaya 61:1-3”Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan keagungan-Nya.”
Saudara, Tuhan Yesus juga pernah mengatakan bahwa:
Kisah Para Rasul 1:8 ”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Tuhan Allah telah merencanakan agar manusia menerima pengurapan seperti yang dialami oleh Daud.
Yoel 2:28“Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.”
Pernyataan Yoel ini telah direalisasikan pada hari Pentakosta, di mana murid-murid Yesus menerima pencurahan Roh Kudus.
Seratus dua puluh orang murid mengalami kepenuhan Roh Kudus tersebut.
Dalam hal pencurahan Roh Kudus ini, Yesus pernah berkata bahwa:
Yohanes 14:16-17”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”
Jadi hanya orang percaya yang sudah lahir baru yang bisa mengalami kepenuhan Roh Kudus.
Orang dunia yang tidak percaya tidak bisa menerima Roh Kudus, Hanya oleh iman mereka dapat mereka diami oleh Roh Allah karena tanpa iman, tidak ada manusia yang berkenan kepada Allah.
Ibrani 11:6”Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Saudara, Tuhan ingin agar orang percaya kepada-Nya mengalami kuasa Roh Kudus sebagai tanda telah diurapi oleh Tuhan Yesus dan bukti bahwa mereka telah dibaptis oleh Yesus Kristus.
Haleluya, puji Tuhan, Amin!
Apa yang menghalangi seseorang dipenuhi Roh Kudus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa Allah di puji?
Apa yang telah dikaruniakan kepada Jemaat-Nya?
Allah telah memilih kita di dalam siapa?
Apa tujuan Allah memilih kita?
Saudara, Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di Efesus:
Efesus 1:13-14”Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Dari ayat-ayat firman Tuhan ini, kita belajar bagaimana Tuhan Allah menganugerahkan Roh Kudus kepada mereka yang mendengar Injil keselamatan dan percaya kepada Firman itu, sehingga orang percaya itu menjadi Bait Allah.
Tuhan Allah telah memilih kita sejak dunia belum diciptakan.
Dalam Yesus Kristus pilihan itu telah ditentukan dan ditetapkan.
Yohanes 3:16-17”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”
Tuhan Allah mengutus Anak-Nya, Yesus, untuk menganugerahkan keselamatan kepada orang percaya dan menjadikan mereka kudus serta tidak bercacat di hadapan-Nya, sesuai dengan kerinduan Allah sejak dunia belum dijadikan.
2 Korintus 7:1”Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.”
Tuhan Allah, di dalam Kristus, telah merencanakan agar melalui karya Kristus, Allah mendapatkan jemaat yang hidup kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya.
Efesus 5:25-27”Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.”
Rasul Petrus menuliskan kepada jemaat di Asia Kecil, Pontus, Bitinia, Kapadokia, dan Galatia:
1 Petrus 1:13-16”Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
Tuhan Allah menghendaki agar standar kekudusan kita adalah kekudusan Allah Bapa kita dan Yesus Kristus Tuhan kita. Halleluya, puji Tuhan, Amin!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dilakukan oleh Yesus supaya jemaat-Nya menjadi kudus dan tak bercacat?
Jika seorang suami mengasihi istrinya, siapakah sebenarnya yang ia kasihi?
Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya?
Apa yang dimaksud dengan rahasia besar?
Saudara, ketika Rasul Paulus mengajarkan mengenai peranan istri terhadap suami mereka dan peran suami terhadap istrinya.
Dia mengingatkan bagaimana usaha Yesus Kristus untuk mengasihi jemaat-Nya, yang seharusnya menjadi gambaran bagi bagaimana seorang suami seharusnya mengasihi istrinya.
Efesus 5:22-27”Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.”
Saudara, dari ayat-ayat bacaan di atas, kita bisa melihat bagaimana seharusnya hubungan suami istri.
Dan melalui pelajaran tentang fungsi peranan suami terhadap isterinya, kita dapat melihat bagaimana peranan Kristus yang mengasihi istrinya, serta cara hidup yang sangat baik untuk dijadikan contoh oleh para suami dalam mengayomi dan mengasihi istri mereka.
Mengapa istri harus tunduk kepada suami mereka? Bahkan, dalam firman yang lain disebutkan bahwa para istri harus tunduk dan hormat kepada suami mereka.
Jika kita menyimak peranan istri, sejak semula Tuhan Allah telah mengatakan bahwa para istri adalah penolong bagi suami mereka.
Kejadian 2:18”TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Penolong adalah individu yang lebih kuat atau lebih mampu daripada orang yang ditolongnya.
Karena perempuan lebih lemah daripada laki-laki.
Tuhan memerintahkan mereka untuk tunduk dan menghormati suami mereka.
Demikian pula, suami diperintahkan untuk menghormati dan mengasihi istri mereka sebagaimana Kristus sangat mengasihi jemaat-Nya.
Kasih Kristus yang luar biasa terhadap jemaat merupakan gambaran bagaimana suami seharusnya mengasihi istrinya.
Karena kasih yang luar biasa dari suami kepada istrinya, maka wajarlah bagi para istri untuk rela tunduk dan menghormati suami mereka.
Kasih Yesus yang tak terbatas seharusnya menjadi gambaran kasih yang dimiliki seorang suami terhadap istrinya, sehingga pantas bagi mereka untuk menerima penghormatan dan ketaatan dari istrinya.
Ada suatu rahasia besar yang disampaikan oleh Rasul Paulus:
Efesus 5:28-33”Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.”
Saudara, kasih Kristus itu tidak terbatas:
Efesus 3:18”Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,”
Sehingga seorang suami juga sepatutnya memiliki kasih yang tak terbatas terhadap istrinya yang menjadi penolong bagi sang suami.
Bahkan kasih Kristus itu tidak ada yang dapat memisahkan jemaat dari kasih-Nya:
Roma 8:35-39”Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Karena Kasih Kristus begitu besar terhadap jemaat, tidak ada yang dapat memisahkan kasih-Nya dari mereka.
Dialah yang telah menebus kita, bahkan menjadi pembela bagi kita.
Roma 8:33-34”Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”
Kasih Kristus bagi jemaat-Nya begitu besar, sehingga Dia juga memberikan janji:
Ibrani 13:5b”Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Haleluya, puji Tuhan begitu besar kasih Kristus terhadap jemaat-Nya. Amin!
Mengapa ada jemaat yang merasa bahwa Allah tidak memperhatikan dia?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kepada siapa istri harus tunduk?
Siapakah yang di maksud kepala jemaat?
Kepada siapa suami harus mengasihi?
Ayat Firman Tuhan hari ini yang kita baca mengatakan bahwa “Hai istri, tunduklah kepada suamimu sama seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri”.
Namun kenyataan dalam realita sehari-hari kita sering melihat dan mendengar kebalikannya, yaitu suami yang tunduk kepada istri.
Apa penyebabnya? Banyak hal, salah satunya bahwa istri tidak memahami betul kebenaran firman Tuhan tentang posisi suami didalam rumah tangganya, yaitu sebagai kepala keluarga.
Mungkin orang bertanya, enak dong suami bahwa istri yang harus tunduk kepada suami? Ternyata di ayat 25, dikatakan bahwa “Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya (istri)”.
Ayat ini menegaskan bahwa suami berkewajiban penuh mengasihi istri sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tidak pernah orang membeci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya -Kolose 5:28b-29a.
Namun dalam beberapa kasus banyak kita dengar adanya KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang terjadi di sekitar kita, bagaimana istri di perlakukan kasar oleh suaminya, baik itu secara fisik maupun secara verbal.
Apa penyebabnya? Tentu penyebabnya banyak hal, salah satunya karena suami tidak memahami betul tanggung jawab atau kewajiban kepada istrinya dalam keluarga yaitu sebagai orang yang harus dikasihinya.
Ayat-ayat diatas, mengambarkan tentang kehidupan dan hubungan antara suami dan istri di dalam keluarga.
Hal tersebut juga menggambarkan tentang kehidupan dan hubungan antara Kristus dan jemaat.
Jadi jemaat harus tunduk kepada Kristus terlebih dahulu maka akan akan berdampak kepada hubungan antar suami dan istri yang saling mengasihi satu dengan yang lain.
Dan sebaliknya jika jemaat tidak tunduk kepada Kristus, maka akan berdampak disharmonisasi dalam hubungan suami – istri dalam keluarga.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.