Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Hal apakah yang menajiskan perjanjian nenek moyang melalui perikop ini?
Apa yang dilakukan Yehuda, dan dilakukan dimana hal tersebut?
Apa yang Allah lakukan sebagai akibat dari tindakan itu?
Hal kedua apa yang dilakukan yang menajiskan perjanjian itu?
Apa yang dikehendaki oleh kesatuan daging dan roh?
Teman-teman..
Maleakhi mengecam umat itu karena mereka melakukan pelanggaran ganda yang serius terhadap hukum Allah.
Pertama, mereka menceraikan istri mereka dan Kedua, mereka menikahi wanita kafir-wanita yang Allahnya adalah Allah asing.
Jika kita menghormati Allah dan hukum-hukumNya, kita juga akan menghormati sesama kita.
Ketidakpedulian kita kepada Allah segera terungkap dalam sikap yang tidak ada tenggang rasanya terhadap orang lain.
Dalam perikop ini, orang-orang Yahudi menikah dengan perempuan kafir, padahal sudah dilarang atas dasar perintah Tuhan.
Lagi pula, pria-pria yang lebih tua dengan kejam menyingkirkan istri mereka yang mulai tua dengan perempuan-perempuan asing yang muda dan menarik.
Situasi ini tidak asing terjadi di kondisi hari-hari ini.
Dan ketika hal itu terjadi, yang mengalami masalah dan membawa efek penderitaan pastinya adalah keluarga.
Allah menyatakan bahwa Allah sangat peduli dengan semuanya ini, sehingga Allah menuntut kesetiaan dari umat-Nya.
Kesetiaan kepada Allah, dan kesetiaan dalam hubungan antar manusia.
Dalam Alkitab Perjanjian Baru dicatat untuk orang yang percaya hanya boleh menikahi orang percaya.
Sehingga buah dari kesatuan daging dan roh adalah keturunan ilahi yang percaya kepada satu Bapa.
Seorang percaya yang menikahi orang yang tidak mengabdi kepada Tuhan membuka peluang bagi dirinya untuk terpengaruh agar meninggalkan Tuhan dan mempengaruhi anak-anak untuk tidak mengabdi kepada-Nya.
Biarlah setiap kita yang adalah keluarga Allah boleh hidup dalam kebenaran.
Sehingga lahir keturunan ilahi yang percaya kepada Bapa disurga.
Tuhan Yesus memberkati.
Kebenaran apa yang harus dipegang teguh oleh orang percaya dalam pembelajaran Firman pagi ini? Deklarasikan bersama-sama kebenaran ini dengan orang yang kita temui hari ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:29!
Apakah tujuan Allah menyatakan pekerjaan-Nya bagi orang-orang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya?
Apakah penentuan Tuhan bagi orang-orang yang telah dipanggil dan dipilih oleh Tuhan?
Selain sebagai Tuhan sebagai apakah posisi Yesus bagi kita dalam keluarga Allah?
Ketika Tuhan memanggil dan memilih kita untuk menjadi anak-anak-Nya, maka di dalam pertumbuhannya Allah selalu bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan-Nya kepada kita.
Dan peranan Roh Kudus sangat dominan sekali sehingga kita betul-betul mengalami transformasi, terobosan dan revival ke arah keserupaan dengan Kristus.
”Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”(II Korintus 3:17-18).
Tujuan Allah menjadikan kita serupa dengan Yesus oleh pertolongan kuasa Roh Kudus adalah agar kita menjadi satu keluarga ilahi atau sorgawi dimana Yesus menjadi yang sulung diantara banyak saudara-saudara-Nya di dunia ini.
Yesus adalah kakak tertua dan kita adalah saudara-saudara-Nya.
”Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”(Roma 8:29).
”Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: “Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat.” (Ibrani 2:11-12).
Tuhan mengharapkan kepada kita agar dengan pemahaman bahwa Yesus adalah yang sulung diantara banyak saudara, maka kita harus hidup dalam satu kesatuan, hidup saling mengasihi, saling mengampuni, saling menerima satu dengan yang lainnya, karena Yesus adalah kasih.
Perkataan dan perbuatan kita membuat saudara-saudara kita dibangun dan tdiak bersikap seperti Kain terhadap Habel.
”Kata Kain kepada Habel, adiknya: “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?”(Kejadian 4:8-9).
Marilah kita memiliki kehidupan seperti Yesus yang memiliki kasih yang melimpah dan tidak terbatas yang dinyatakan-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib.
Marilah kita meneladani-Nya dengan mengasihi orang lain.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mewujudkan teladan Yesus sebagai saudara sulung kita dalam hal mengasihi.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Galatia 4:7!
Apakah yang menjadi tujuan Allah untuk mengutus Yesus dan lahir ke dunia?
Siapakah yang diberikan oleh Allah kepada kita sehingga kita dapat memiliki komunitas yang sangat spesial dengan Bapa?
Kita memiliki status anak dari yang semula adalah hamba. Karena kita sekarang adalah anak maka sebagai apakah kita pada akhirnya?
Iblis membuat manusia dikuasai dan takluk kepada dosa dan akhirnya menuju maut, sehingga manusia menjadi hamba si jahat yang selalu berbuat dosa, keserakahan, kebencian bahkan cinta akan uang.
Banyak orang yang menjadi hamba uang, hamba dosa, hamba keserakahan, hamba amarah, dan lain-lain, sehingga manusia tunduk kepada dosa, karena takluk kepada roh-roh dunia ini.
Namun kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib membuat dosa dan maut dihancurkan sehingga barang siapa yang percaya kepada Yesus dimerdekakan dari dosa dan maut dan menjadi hamba Kristus.
Dan sebagai hamba Kristus oleh karena anugerah-Nya kita diangkat menjadi anak.
”Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” (Galatia 4:4-6).
Kita bukan hanya diangkat sebagai anak tetapi juga sebagai sahabat, yaitu orang-orang yang dapat memahami isi hati Tuhan dan kerinduan hati Tuhan serta rencana Tuhan.
”Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.”(Yohanes 15:15).
Bahkan lebih lagi dimana kita dijadikan ahli waris yaitu orang-orang yang berhak untuk memperoleh janji-janji Allah serta menerima semua bagian yang dimiliki oleh Yesus.
Segala hal yang sudah Bapa berikan kepada Yesus hal itu juga yang diberikan kepada kita.
”Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”(Roma 8:17).
”Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.” (Galatia 4:7).
Allah sendiri oleh anugerah-Nya membuat kita diangkat menjadi anak dari hamba yang tidak berguna bahkan menjadi ahli waris dan pada akhirnya akan dimuliakan oleh Bapa sendiri dan kita mengalami transformasi.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami transformasi dari hamba dosa dan menjadi anak bahkan ahli waris.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:15!
Roh apakah yang membuat kita menjadi takut?
Siapakah yang membuat kita menjadi anak Allah sehingga kita tidak perlu takut lagi?
Hal apakah yang kita peroleh karena diangkat menjadi anak-anak Allah?
Karena semua orang sudah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah maka maut berkuasa atas manusia dan akibatnya manusia diperbudak oleh kebinasaan dan membuat manusia mengalami ketakutan.
Namun kuasa Roh Kudus membuat Roh Yesus tinggal dalam hati kita ketika kita percaya kepada Yesus dan karya-Nya di kayu salib. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah.
”Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.”(Galatia 4:4-5).
Agar tidak terjadi keragu-raguan dalam hati kita serta intimidasi dari iblis perihal status kita sebagai anak Allah, maka Roh Kudus bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
”Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” (Roma 8:16).
Kita memiliki hubungan yang dalam kepada Bapa karena kita adalah anak dan Dia adalah Bapa.
Dan Tuhan ingin supaya kita oleh pertolongan Roh Kudus dapat membangun keintiman tersebut melalui doa, doa dalam bahasa Roh, pujian dan penyembahan serta perenungan Firman Tuhan, bahkan kita akan dibawa untuk mengenal Bapa serta mengalami kasih Bapa.
”Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”(Roma 8:15b).
”Yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:17).
”Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.”(I Yohanes 3:1).
”Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” (Efesus 1:17).
Pada akhirnya pekerjaan Roh Kudus yang menjadikan kita anak-anak Allah juga membuat kita dapat bergaul intim dengan Bapa serta mengenal pribadi Bapa.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dengan Roh Allah yang menjadikan saudara anak Allah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Wahyu 21:22!
Pada akhirnya mengapa Bait Suci tidak terlihat?
Kemuliaan siapakah yang menerangi Bait Suci-Nya sehingga tidak memerlukan sinar matahari dan bulan?
Siapakah yang tidak akan masuk ke dalam Bait Suci-Nya yang kekal?
Pada akhirnya Bait Suci yang secara fisik tidak akan nampak lagi sebab Tuhan Yang Maha Kuasa dan Anak Domba sendiri yang menjadi Bait Suci-Nya.
Hidup kita tidak nampak lagi tetapi kemuliaan Tuhanlah yang nampak melalui Bait Suci-Nya yaitu tubuh-Nya.
Hal itu akan terjadi karena pekerjaan Roh Allah yang bebas bekerja di dalam dan melalui hidup kita yang memerdekakan hidup kita dari kehidupan kedagingan dan duniawi karena hal-hal yang najis, kekejian atau dusta tidak akan ada di dalam Bait Suci-Nya.
“Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.”(Wahyu 21:27).
”Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”(II Korintus 3:16-17).
Dan pekerjaan Roh Kudus di dalam hidup kita akan membawa kita dari kemuliaan kepada kemuliaan sampai akhirnya kita diubah menjadi serupa dengan gambaran-Nya dimana dosa dan maut yang membuat kita kehilangan kemuliaan Allah tidak bertahan di dalam kehidupan kita.
”Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”(Roma 3:23).
”Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23).
”Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”(II Korintus 3:18).
Kita yang adalah Bait Suci-Nya tidak nampak lagi tetapi mengalami transformasi ke arah Yesus dan menjadi seperti Yesus, menjadi pribadi yang tidak lagi memiliki kodrat daging dan dunia ini, yaitu iri hati, kebencian, kepahitan, trauma-trauma, kekuatiran, kecemasan, kebimbangan, keraguan, amarah.
Yesus Kristus yang hidup di dalam kita dan kita merepresentasikan pribadi-Nya.
”Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.” (Efesus 1:23).
Satu hal yang Tuhan inginkan agar kemuliaan Bait Suci-Nya dapat diwujudkan dalam hidup kita adalah dengan membebaskan Roh Kudus dan Firman-Nya bekerja dalam hidup kita sehingga kita betul-betul mengalami transformasi.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pekerjaan Roh Kudus dan Firman-Nya bekerja dalam hidup saudara sehingga terjadi transformasi.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Keluaran 33:16!
Siapakah yang membimbing bangsa Israel sehingga bangsa Israel dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?
Coba sebutkan hal-hal yang dialami oleh Musa dan bangsa Israel sebagai bukti bahwa mereka dibimbing oleh Tuhan?
Dari semua hal bimbingan Tuhan kepada bangsa Israel, hal apakah yang sangat dirindukan oleh Musa?
Tuhan menjadikan bagsa Israel dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi.
Dan mereka mengalami perlakuan yang spesial dari Allah dengan cara dibimbing oleh Tuhan, mereka mengalami ketentraman dari Tuhan, Tuhan berjalan bersama-sama dengan mereka, mereka melihat kemuliaan Tuhan, bahkan Musa dapat melihat Tuhan walaupun sangat sulit sebenarnya bagi Musa untuk melihat Tuhan namun Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya kepada Musa.
Namun hal yang paling utama mengapa mereka dibedakan dari segala di muka bumi adalah:
Bangsa Israel dipilih dan dimiliki Allah yang adalah Tuhan. ”Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!”(Mazmur 33:12);
Bangsa Israel memiliki Allah yang adalah Tuhan yang penuh otoritas, kuasa, kedaulatan atas segalanya. ”Berbahagialah engkau, hai Israel; siapakah yang sama dengan engkau? Suatu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN, perisai pertolongan dan pedang kejayaanmu. Sebab itu musuhmu akan tunduk menjilat kepadamu, dan engkau akan berjejak di bukit-bukit mereka.” (Ulangan 33:29);
Demikian juga dengan kita yang percaya kepada Tuhan Yesus maka kita juga dibedakan dari bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan.
Hal itu terjadi karena Tuhan tinggal di dalam batin kita dan kita dimiliki oleh Roh Kudus.
”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”(I Korintus 6:19-20).
Karena Roh Allah tinggal di dalam kita maka Allah akan menyatakan kehadiran-Nya dalam kehidupan kita.
Dan kehidupan kita merepresentasikan kedaulatan, kemuliaan dan otoritas-Nya.
”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (I Petrus 2:9).
Agar kita mengalami realita kehadiran-Nya dan penyertaan-Nya yang sempurna, maka kita harus dipimpin oleh Roh Kudus dengan cara mendengar suara-Nya dan taat sepenuhnya terhadap tuntunan Tuhan sehingga Tuhan membuat kita berbeda dari bangsa-bangsa yang lain bahkan bangsa-bangsa yang lain akan datang melihat Tuhan dalam kehidupan kita.
Diskusikanlah di dalam komunitas saudara perbedaan apa yang Tuhan lakukan di dalam kehidupan saudara yang berbeda dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud rumah yang besar adalah gereja?
Apakah yang dimaksud perabot dari emas, perak dan kayu?
Apakah Saudara seperti perabot emas?
“Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia” (2 Timotius 2:21).
Mungkin saudara pernah bertanya-tanya, mengapa ada orang yang pelayannya luar biasa, sementara ada juga pelayannya yang biasa-biasa saja.
Ada yang dipakai Tuhan dengan berbagai tanda dan mujizat, ada juga yang biasa-biasa saja.
Ada yang jadi perabot dari emas dan digunakan untuk perkara-perkara mulia, ada juga yang seperti perabot kayu, digunakan untuk perkara-perkara yang biasa saja.
Ternyata Tuhan memakai kita untuk pekerjaannya dengan memperhatikan kehidupan pribadi kita, terutama dalam hal menyucikan diri dari hal-hal yang jahat.
Dia akan dikuduskan dan dipandang layak untuk pekerjaan mulia.
Menyucikan diri.
Setiap anak Tuhan sudah diberikan kuasa untuk mampu menyucikan dirinya atau mengalahkan dosa dan mengenakan manusia baru.
Kita dapat mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Tindakan menyucikan diri adalah tindakan terus menerus yang harus dilakukan oleh setiap anak Tuhan.
Jadi bukan tindakan saat beribadah, persekutuan, retreat, atau persiapan pelayanan. Ini tindakan yang harus secara aktif kita lakukan.
Dikuduskan memiliki pengertian dipisahkan untuk fokus melakukan kehendak Tuhan.
Sama seperti seorang atlet bulu tangkis yang dipilih dari ribuan atlet, kemudian masuk pelatihan nasional untuk menjadi juara dunia.
Dia dipisahkan dan mengalami pelatihan yang sangat berat setiap hari.
Sehari-hari mereka menjalani latihan dan makan diatur oleh ahli gizi.
Mereka tidak makan sembarangan, tidur teratur dan menjaga kebugaran tubuh.
Cara hidup mereka berbeda dengan yang diluar pelatnas, mereka tidak seperti orang diluar pelatnas yang bebas makan apa saja dan melakukan apa saja.
Dikuduskan artinya hidup kita difokuskan untuk menyenangkan hati Tuhan, tidak membiarkan dunia mengendalikan hidupnya.
Hidup di dunia tetapi cara hidup berbeda dengan dunia, dan fokus kepada tujuan memuliakan Tuhan.
Saudara, kalau ingin dipakai Tuhan untuk pekerjaan mulia, harus mendisiplinkan diri, seperti dicatat dalam Kolose 3:5 “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,”
Allah sudah memberikan kuasa kepada kita untuk mematikan segala sesuatu yang duniawi dan kuasa dosa.
Renungkanlah, apakah kita sudah berusaha maksimal untuk menyucikan diri terus menerus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan batu hidup?
Mengapa batu itu dibuang manusia?
Apakah saudara sudah menjadi batu hidup juga?
“Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.” (1 Petrus 2:4-5).
Kristus di sini, seperti sering kali di tempat lain, diumpamakan dengan sebuah “batu”.
Rasul Petrus, menggunakan metafora ini, untuk menunjukkan bahwa dia bukanlah batu karang biasa, tetapi Kristus adalah batu karang yang di atasnya gereja dibangun, dan dialah batu fondasi yang di atasnya setiap orang percaya diletakkan; dan terutama sehubungan dengan kegunaan batu dalam bangunan, Kristus disamakan dengan Dia, yang menjadi fondasi dan batu penjuru, serta dalam hal kekuatan dan ketahanan; dan ia disebut yang “hidup”, karena ia mempunyai kehidupan di dalam dirinya, sebagai Tuhan.
Tuhan Yesus diletakkan sebagai fondasi, dan bahwa ia adalah satu-satunya landasan, dan oleh karena itu mereka meletakkan seluruh dasar keselamatan mereka, dan membangun semua harapan kebahagiaan mereka di atasnya; dan sebagai batu hidup, memperoleh rahmat, kehidupan, dan kekuatan darinya; menjalankan iman kepada-Nya atas segala kemurahan, berkat, dan penghiburan dalam kehidupan rohani, dan mengharapkan belas kasihan-Nya untuk kehidupan kekal.
Yesus adalah batu hidup yang dibuang atau ditolak bangsa Israel.
Mereka menolak Dia sebagai Mesias yang dijanjikan Allah sampai hari ini.
Orang Kristen di Israel kurang dari 200.000 orang atau sekitar 2,1 % dari total populasi penduduk Israel.
Bayangkan dengan jumlah orang Kristen di Indonesia sekitar 20 juta orang.
Penolakan Israel menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dunia, termasuk kita di Indonesia.
Saudara, sama seperti Tuhan Yesus sebagai batu hidup, tetapi Dia menjadi fondasi dan penjuru, kita juga harus menjadi batu hidup yang disusun secara rapi bersama batu-batu hidup lain menjadi bangunan yang megah sehingga dunia melihat Kristus nyata.
Kita seperti sekumpulan batu bata yang harus disusun dan direkatkan oleh tukang, menjadi bagian dari bangunan. Tuhan memakai para rasul, para penatua, para hamba Tuhan untuk membangun sesuai dengan rancangan-Nya.
Sebagai batu hidup, kita tidak dapat memilih dimana akan ditempatkan dalam sebuah bangunan, itu sepenuhnya hal pemilik bangunan, yaitu Tuhan.
Bagian kita adalah tunduk pada kehendak Dia, dimana Dia akan memakai kita dalam gereja lokal.
Tuhan sudah memberikan kita talenta dan karunia-karunia Roh Kudus yang akan membuat kita berfungsi dalam gereja lokal.
Saudara, janganlah jadi batu hidup yang tergeletak tanpa ada fungsi.
Izinkanlah direkatkan dengan batu-batu hidup lainnya oleh para pemimpin yang diurapi Tuhan.
Berfungsilah dalam gereja lokal, sekecil apapun fungsinya. Jadilah batu hidup seperti Tuhan Yesus.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membangun pola pikir alkitabiah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan emas, perak, batu permata, kayu, jerami?
Apakah maksudnya Yesus sebagai dasar bangunan?
Apakah saudara sedang membangun kehidupan rohani dengan emas atau yang lain?
“Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1 Korintus 3:12-15).
Jemaat di Korintus sedang mengalami berbagai persoalan, pengajaran palsu, perpecahan, perzinahan dan masalah hukum antar jemaat.
Paulus menggunakan analogi terkait pengajaran yang baik dalam gereja di Korintus dengan emas, perak, dan batu-batu berharga.
Ini adalah doktrin-doktrin yang murni dan bermanfaat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kayu, jerami, dan jerami, adalah doktrin-doktrin palsu; seperti yang pada waktu itu berlaku di Gereja Korintus; misalnya, tidak percaya ada kebangkitan tubuh; bahwa seorang laki-laki boleh secara sah menikahi ibu tirinya setelah ayahnya meninggal; bahwa penting untuk memasukkan sebagian besar hukum Musa ke dalam Injil; dan, mungkin hal-hal lain, yang juga merupakan pengecualian, sehubungan dengan pernikahan, pergundikan, percabulan, menghadiri festival-festival kafir, dan memakan daging yang telah dipersembahkan sebagai kurban kepada berhala; dan masih banyak hal lainnya.
Saudara, supaya kita bertumbuh dengan sehat, maka kita perlu mendapatkan pengajaran yang benar atau Alkitabiah.
Seluruh aspek kehidupan kita harus didasarkan pengajaran di dalam Alkitab.
Aspek kehidupan seperti pengelolaan keuangan, pergaulan, rumah tangga, cara bekerja dan lain sebagainya harus berlandaskan pengajaran Alkitab atau firman Allah.
Itulah bangunan yang dibangun dengan emas, perak dan permata.
Saudara, salah satu nilai dari GKKD BP adalah Alkitabiah.
Setiap jemaat perlu memahami bagaimana cara memahami atau menafsirkan Alkitab.
Tentu saja harus bergantung kepada Roh Kudus dan menggunakan akal budi yang Tuhan sudah berikan.
Alkitab ditulis dalam kurun waktu 1500 tahun, dari tahun 1500 oleh 35 penulis selama lebih dari 35 generasi, dari segala lapisan masyarakat.
Alkitab ditulis di berbagai tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda-beda. Alkitab ditulis dalam dua bahasa yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dasar untuk memahami alkitab, dimulai dari pemahaman latar belakang penulisan (sejarah dan budaya setempat), tujuan penulisan, jenis tulisan, bahasa asli dan lain sebagainya.
Dalam era digital, sudah banyak alat bantu berbentuk aplikasi Handphone yang memudahkan kita belajar Alkitab secara bertanggung jawab.
Semuanya bisa ada dalam genggaman kita.
Untuk mengetahui latar belakang dan tujuan penulisan, saudara dapat menggunakan aplikasi “AlkitabPEDIA”.
Untuk mengetahui tafsiran para teolog, kita dapat men-download aplikasi “Tafsiran”, bagi yang memahami bahasa Ingggris dapat juga menggunakan aplikasi alkitab lengkap “E-Sword”.
Masih banyak sumber-sumber pembelajaran lain yang dapat menolong kita belajar Alkitab dengan bertanggung jawab.
Mari kita maksimalkan handphone kita untuk belajar Alkitab dengan tekun.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana belajar Alkitab dengan baik dan bertanggung jawab.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud dengan kawan sewarga dari orang-orang kudus?
Apakah yang dimaksud dengan batu penjuru?
Apakah saat membangun kehidupan rohani memperhatikan batu penjuru?
“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan” (Efesus 2:19-22).
Dalam Alkitab, istilah “batu penjuru” digunakan secara metaforis untuk mewakili elemen dasar atau penting. Konsep batu penjuru sering dikaitkan dengan Yesus Kristus, yang disebut sebagai “batu penjuru” dalam Perjanjian Baru.
Di sini, Yesus digambarkan sebagai batu penjuru di mana gereja dibangun, melambangkan peran sentral dan penting yang dimainkan Yesus dalam iman Kristen.
Batu penjuru adalah batu pertama yang dipasang dalam konstruksi suatu bangunan, dan menentukan posisi semua batu lainnya dalam struktur tersebut.
Dalam pengertian rohani, Yesus dipandang sebagai landasan dan kekuatan pemersatu gereja.
Secara keseluruhan, konsep batu penjuru dalam Alkitab mewakili pentingnya Yesus Kristus dalam iman Kristen dan keyakinan bahwa Dialah tokoh sentral yang menjadi landasan segala sesuatu..
Yesus sebagai batu penjuru dari rumah rohani atau gereja lokal, oleh karena itu seluruh proses pembangunannya/program gereja lokal harus mengacu kepada Sang Batu Penjuru.
Kita tidak boleh membangun gereja lokal berdasarkan rancangan pribadi atau mencontoh rancangan yang lain.
Fokus kepada Tuhan Yesus.
Saudara, sebagai bagian dari gereja lokal atau sering juga disebut batu hidup, seharusnya memberikan diri dibangun sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus.
Batu penjuru dalam kepercayaan kuno sering dianggap dapat mendatangkan berkat dan perlindungan.
Batu tersebut diletakkan di penjuru ruangan.
Bagi kita Yesuslah batu penjuru kita, sebagai dasar dan pusat kehidupan kita, yang mengarahkan arah pertumbuhan rohani kita, sekaligus sebagai sumber berkat dan sumber perlindungan kita.
Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah kehidupan rohanimu sudah dibangun sesuai dengan Batu Penjuru.