Senin, 26 Agustus 2024

ROH PENGENALAN DAN TAKUT AKAN TUHAN

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YESAYA 11:1-3

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yesaya 11:2!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Menurut saudara siapakah yang dimaksud dengan tunas yang akan keluar dari tunggul Isai?
  2. Sebutkan Roh apa sajakah yang ada pada Yesus?
  3. Apakah kesenangan yang dimiliki oleh Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yesaya menubuatkan bahwa seorang anak akan lahir ke dunia melalui keturunan Isai.

Namanya adalah Yesus.

Di dalam Yesus ada Roh Tuhan, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan.

Itulah sebabnya Yesus disebut sebagai Allah.

“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.” (Yesaya 9:6-7).

Yesus memiliki Roh Pengenalan dan Takut akan Tuhan dan bagi kita yang percaya dan memiliki Yesus sebagai Tuhan, maka kita pun memiliki Roh Pengenalan dan Takut akan Tuhan.

Pengenalan kita akan Tuhan akan membuat kita memiliki rasa hormat, kagum dan takut akan Tuhan.

Dan hal ini terjadi ketika Yesus memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya berdiam di dalam hati kita.

”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:15-17).

Tuhan memberi jaminan bagi kita bahwa kita mengenal pribadi Roh Kudus.

Karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran maka Ia akan membawa kita dari satu kebenaran kepada kebenaran yang lain yang akan memerdekakan hidup kita dari dosa dan kepada kemerdekaan yang sejati yang membuat kita menjadi sama seperti Yesus.

”Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:17-18).

Keberadaan Yesus dan Roh Kudus dalam diri kita membuat kita memahami siapa diri kita dan siapa Tuhan bagi kita yang membuat kita memiliki rasa takut dan hormat akan Tuhan yang berasal dari Roh takut akan Tuhan.

Oleh karena itu kita harus senantiasa haus dan lapar akan Tuhan sehingga kita bertumbuh dalam pengenalan dan takut akan Tuhan yang akan membuat semakin nyata otoritas dan pemerintahan Allah dalam hidup kita.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan karena bekerjanya Roh Pengenalan dan Takut akan Tuhan di dalam diri saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 49-50

Minggu, 25 Agustus 2024

ENGKAU HARUS TAKUT AKAN TUHAN

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ULANGAN 6:10-15

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Ulangan 6:13!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang akan diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel saat mereka masuk ke tanah perjanjian?
  2. Apakah nasehat dari Tuhan agar bangsa Israel tetap mencintai Tuhan dan tidak mencintai berkat-berkat Tuhan?
  3. Mengapa bangsa Israel harus hidup di dalam takut akan Tuhan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Allah berjanji bahwa di dalam Yesus Kristus, Dia telah menyediakan berkat rohani kepada kita di dalam sorga dan berkat itu adalah pribadi Yesus sendiri.

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.”  (Efesus 1:3).

Jika berkat rohani telah dikaruniakan kepada kita, maka kita percaya berkat jasmani juga mengikuti dan dikaruniakan kepada kita.

”Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”  (Roma 8:32).

”Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”  (2 Korintus 8:9).

Namun tanpa kita sadari kita dapat menjadi pribadi yang bukan mencintai Tuhan tetapi mencintai berkat-berkat Tuhan. Bahkan berkat Tuhan kita jadikan sebagai berhala, misalnya kekayaan, uang, rumah dan harta benda yang lain sehingga Tuhan memperingatkan kita agar tidak mencintai dunia ini.

”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (1 Yohanes 2:15-16).

Oleh sebab itu Tuhan ingin agar kita berhati-hati terhadap dunia ini dan hidup dalam takut akan Tuhan. Hal-hal yang dapat membuat kita hidup dalam takut akan Tuhan adalah:

  1. Memahami bahwa Tuhan adalah pemilik kehidupan kita dan kita harus menguduskan diri hanya bagi-Nya sehingga tidak ada pribadi yang lain dalam hidup kita kecuali Tuhan. ”Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.” (Imamat 20:26). ”Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.”  (1 Petrus 1:17);
  2. Kita harus berjalan dan taat di dalam Firman Tuhan sehingga kita tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri tetapi tetap tertuju kepada Tuhan. ”Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”  (Mazmur 119:11).

Dengan berjalan dengan Firman Tuhan maka kita tetap hidup dalam takut akan Tuhan.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara hidup berkemenangan dalam takut akan Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 46-48

Sabtu, 24 Agustus 2024

YESUS DATANG BUKAN UNTUK DILAYANI

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MARKUS 10:42-45

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Markus 10:45!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Dalam pola Tuhan setiap orang yang ingin agar menjadi besar maka mereka harus menjadi apa?
  2. Dan jika kita ingin menjadi terkemuka maka kita harus menjadi apa?
  3. Apakah tujuan dari Yesus datang ke dunia?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam pola dunia ini, sebagai pemerintah bangsa-bangsa mereka akan memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas rakyatnya.

Tetapi Yesus melakukan tugas dan tanggungjawabnya terhadap Bapa dengan cara memberi diri dan bahkan nyawa-Nya untuk melayani dan bukan untuk dilayani.

”Yesus berkata kepada mereka: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.” (Lukas 22:25).

”Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45).

Oleh sebab itu jika kita ingin menjadi yang terbesar diantara banyak saudara maka kita harus menjadi pelayan bagi banyak saudara.

Dan jika kita ingin menjadi orang yang terkemuka, terkenal dan dihargai diantara banyak saudara maka kita harus menjadi hamba bagi banyak saudara-saudara yang lain.

Jika kita tidak memiliki pandangan seperti Yesus maka ada banyak orang-orang yang kecewa dalam gereja dan pelayanan karena mereka merasa tidak dihargai, tidak dipakai atau dihormati, sehingga mundur dari pelayanan dan gereja.

Atau akan menjadi orang yang sombong karena memiliki kemampuan dan kepintaran dalam melayani Tuhan, merasa lebih dari yang lainnya.

Hal-hal diatas akan merusak rumah Tuhan juga pribadi-pribadi yang terlibat di dalamnya.

Belajar meneladani Yesus agar kita melayani dengan pola yang benar, maka kita harus memiliki mentalitas bahwa kita ada bukan untuk dilayani tapi untuk melayani bahkan memberi seluruh diri kita bahkan nyawa kita untuk melayani.

Hal-hal yang harus kita miliki dan pahami dalam melayani Tuhan dan orang lain adalah:

  1. Kita harus mengosongkan diri kita dari segala hal yang kita miliki dan merendahkan diri seperti seorang hamba yang tidak berguna. “Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:6-8)
  2. Hidup kita bukan milik kita lagi melainkan milik Kristus sehingga hanya kesukaan Yesuslah yang kita kerjakan. Kita mati terhadap kepentingan diri sendiri. “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20).

Dengan mengosongkan diri dan mati terhadap diri sendiri maka kita dapat hidup seperti Yesus bahwa kita datang bukan untuk dilayani tetapi melayani bahkan memberi nyawa kita.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat hidup seperti Yesus bahwa kita ada bukan untuk dilayani melainkan melayani.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 42-45

Jumat, 23 Agustus 2024

MENGASIHI MUSUH DAN BERDOA BAGI YANG MENGANIAYA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 5:43-47

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 5:44!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah perintah Tuhan bagi kita terhadap musuh kita?
  2. Dan bagi orang yang menganiaya kita apakah yang harus kita lakukan?
  3. Mengapa kita harus mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dunia mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama manusia, namun membenci musuh kita.

Tetapi bagi orang percaya seperti yang diajarkan oleh Yesus maka kita harus mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang-orang yang menganiaya kita karena musuh kita adalah sesama kita juga.

“Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.” (Imamat 19:18).

Kita mengasihi musuh kita karena Allah mengasihi orang yang baik dan orang yang jahat, maka kita pun harus memiliki sikap dan pandangan yang demikian terhadap musuh kita, sehingga kita merepresentasikan Allah Bapa yang mengasihi setiap orang.

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:45-48).

Tuhan Yesus pernah mengajarkan kepada murid-murid-Nya agar mereka mengasihi sesama mereka termasuk musuh mereka.

Dalam Lukas 10:30-37 dituliskan dimana ada seorang yang jatuh ke tangan penyamun dan dipukul hingga setengah mati.

Ada seorang imam yang melihat orang tersebut tetapi tidak menolong orang tersebut, demikian juga seorang Lewi.

Padahal Imam dan Lewi adalah pelayan Tuhan, orang yang dinilai dekat dengan Tuhan, yang dipastikan memiliki hati untuk melayani orang yang sedang menderita.

Karena Imam dan Lewi tidak menganggap bahwa orang yang menderita itu adalah sesama mereka.

Namun ketika orang Samaria lewat dimana mereka tidak bergaul dengan orang Yahudi, orang Samaria tersebut menolong, mengobati dan membayar uang pengobatan bagi orang Yahudi tersebut, walaupun musuhnya.

Yesus mengajarkan kepada kita bahwa musuh kita juga adalah sesama kita.

Hal yang kita perlukan agar kita dapat mengasihi musuh kita dan berdoa buat mereka adalah belas kasihan, seperti yang dimiliki oleh Yesus.

”Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” (Lukas 10:36-37).

Marilah kita mengasihi musuh kita dan berdoa untuk mereka dengan belas kasihan dari Bapa sampai mereka mengalami kasih Bapa, khususnya bagi orang-orang yang memusuhi kita karena Injil yang kita beritakan.

Diskusikanlah pengalaman saudara dalam komunitas saudara bagaimana saudara berkemenangan untuk mengasihi musuh saudara dan berdoa buat mereka.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 38-41

Kamis, 22 Agustus 2024

MENGASIHI BUKAN DENGAN PERKATAAN SAJA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 3:14-18

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Yohanes 3:18!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah bukti dari kehidupan kita yang sudah pindah dari maut ke dalam hidup?
  2. Sama dengan siapakah kita ketika tidak mengasihi saudara-saudara kita?
  3. Coba tuliskan beberapa sikap yang membuktikan bahwa kita mengasihi saudara-saudara kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Perintah utama dari Tuhan bagi setiap orang yang percaya adalah mengasihi Tuhan dan sesama manusia.

”Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37-39).

”Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” (Markus 12:33).

”Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” (Lukas 10:28).

Tuhan juga menginginkan agar kita mengasihi saudara-saudara kita dengan segenap hati, segenap jiwa dan akal budi.

Itulah sebabnya kita harus mengasihi saudara-saudara kita tidak hanya dengan perkataan atau lidah tetapi juga dengan perbuatan dan dalam kebenaran, sehingga ketika saudara-saudara kita menderita kekurangan maka kita harus membantu dan menolong mereka.

Hal itu harus kita lakukan karena Yesus telah memberikan teladan bagi kita dimana Ia telah memberikan nyawa-Nya bagi kita, maka kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita tanpa menuntut balas kepada mereka, sehingga di tengah-tengah jemaat Tuhan tidak ada yang kekurangan dan menjauhkan umat Tuhan dari egois dan mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mementingkan orang lain.

Begitu pentingnya perintah Tuhan dalam hal mengasihi sesama maka setiap orang yang membenci saudaranya, mereka akan disebut sebagai pembunuh manusia dan setiap pembunuh saudara tidak akan memiliki hidup yang kekal.

Dan ketika kita hidup dalam mengasihi saudara-saudara yang lain maka hal tersebut sebagai bukti bahwa kita sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup dan membuktikan bahwa kita telah beroleh hidup yang kekal.

Oleh karena itu Tuhan ingin agar di tengah jemaat kita tidak menyimpan kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah termasuk kejahatan dalam bentuk apapun terhadap saudara kita.

Tetapi kita harus hidup saling mengampuni dan penuh kasih mesra.

”Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:31-32).

Dan wujud mengasihi dalam perbuatan adalah hidup dalam saling bertolongan dan selalu berbuat baik.

”Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Galatia 6:2,10).

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mewujudkan kasih saudara kepada saudara seiman dengan perbuatan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 35-37

Rabu, 21 Agustus 2024

MENGANGGAP YANG LAIN LEBIH UTAMA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:1-8

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah nasihat Paulus untuk kehidupan bersama?
  2. Apakah contoh yang digunakan Rasul Paulus sebagai dasar hidup bersama?
  3. Apakah akibat dari merendahkan diri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:1-4).

Dalam dunia yang semakin individualistis, mengutamakan kepentingan orang lain adalah tindakan yang tidak mudah. Ini bukan tindakan yang populer.

Banyak orang lebih mencintai dirinya sendiri,  seperti yang diingatkan Rasul Paulus kepada Timotius tentang manusia pada akhir zaman: “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama” (2 Timotius 3:2).

Sifat individualistis bertentangan dengan gaya hidup orang Kristen, yang harus mengutamakan kepentingan orang lain.

Ada sebuah kisah sangat menarik saat perang dunia,  tentang perjalanan tiga orang  dalam musim dingin/salju yang tebal menuju suatu tempat.

Dalam perjalanan tersebut satu orang sudah sangat lemah dan tidak mampu berjalan lagi karena sakit yang dideritanya.

Kedua orang yang masih sehat berdebat untuk menggendong atau meninggalkan orang sakit tersebut.

Akhirnya Satu orang memutuskan untuk membiarkan orang yang sakit itu dan meninggalkannya.

Sedangkan satu orang lagi memutuskan untuk menggendong orang sakit itu.

Dalam perjalanan yang perlahan karena menggendong temannya yang sakit mereka menemukan teman yang berjalan sendiri mati di tengah jalan karena kelelahan dan kedinginan.

Sedangkan dua orang ini akhirnya tiba di tempat dengan selamat. Orang yang menggendong temannya yang sakit itu selamat karena tubuh mereka saling menghangatkan.

Orang yang tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri akhirnya selamat.

Saudara, Rasul Paulus mengajarkan jemaat di Filipi untuk memiliki cara hidup seperti Tuhan Yesus, yang memikirkan nasib orang-orang berdosa yang akan binasa.

Tuhan Yesus rela menanggalkan Keilahiannya untuk menebus manusia berdosa.

Demikian juga jemaat diajarkan memiliki cara hidup seperti Tuhan Yesus dalam hidup berjemaat, yaitu mengutamakan kepentingan orang lain.

Hal tersebut juga dipraktikkan oleh jemaat mula-mula; “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. (Kisah Para Rasul 4:32).

Mereka saling membantu karena mereka tidak menganggap diri mereka lebih penting dari yang lainnya.

Saudara, untuk memiliki cara hidup yang mau mementingkan orang lain dimulai dari belajar hidup seperti Tuhan Yesus.

Semakin mengenal Dia dan kasih-Nya, semakin kita mau merendahkan diri dan tidak mementingkan diri sendiri.

Renungkanlah, apakah saudara sudah menjadi pribadi yang mau mementingkan kepentingan orang lain.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 32-34

Selasa, 20 Agustus 2024

JANGAN MENCARI KEPENTINGAN SENDIRI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 2:5-8

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Rasul Paulus sedang membicarakan siapa dalam suratnya tersebut?
  2. Apakah hukuman bagi orang yang berdosa?
  3. Apakah ciri orang berdosa yang belum mengenal Allah?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman”. (Roma 2:6-8).

Dalam ayat-ayat di atas, Rasul Paulus sedang membicarakan orang-orang berdosa yang akan dibinasakan karena mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.

Salah satu ciri orang berdosa atau mereka yang belum mengenal Allah adalah hidup mencari kepentingan sendiri atau individualistis atau serakah.

Saudara, sifat individualistis  atau keserakahan adalah ciri hidup orang berdosa yang harus kita matikan.

Sekalipun kita sudah lahir baru, masih mungkin memiliki cara hidup individualistis.

Oleh karena itu kita harus secara aktif mematikan cara hidup tersebut: “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala” (Kolose 3:5).

Manusia lama kita harus ditanggalkan.

Mematikan cara hidup lama saja belum cukup, Rasul Paulus meminta jemaat untuk mengenakan (memakai) cara hidup yang baru.

Jadi, perubahan hidup adalah pilihan yang harus dipilih terus menerus.

Harus diusahakan, seperti kita mengenakan pakaian setiap hari.

“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian”. (Kolose 3:12-13).

Saudara, ciptaan baru kita memiliki kemampuan untuk memilih cara hidup yang berkenan kepada Allah, salah satunya tidak mementingkan diri sendiri. Hal tersebut dalam dimulai dalam keluarga dan gereja lokal.

Mulailah belajar untuk melihat kepentingan saudara yang sedang kekurangan atau membutuhkan bantuan.

Doakan dan bertindaklah.

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 30-31

Senin, 19 Agustus 2024

MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI AWAL KEKACAUAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YAKOBUS 3:13-17

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud hikmat dari atas?
  2. Apakah yang dimaksud hikmat dunia?
  3. Apakah hasil dari hikmat dari atas?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat”. (Yakobus 3:16).

Secara umum surat Yakobus pada mulanya ditujukan untuk orang-orang Kristen Yahudi, orang-orang yang pertama bertobat di Yerusalem.

Setelah Stefanus mati syahid dan penganiayaan atas orang-orang Kristen terjadi, mereka kemudian terserak ke berbagai tempat.

Melalui suratnya, Yakobus menguatkan mereka yang sedang teraniaya, memperbaiki pemahaman tentang iman yang menyelamatkan dan hasil-hasil  praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan baik.

Ayat-ayat yang menjadi renungkan kita adalah bagian dari praktis iman Kristen yang baik, terutama terkait menghindari hikmat dunia yang menyebabkan hidup dengan mementingkan diri sendiri.  

Hikmat menurut Yakobus ada dua, hikmat dari Tuhan dan hikmat dari dunia ini.

Hikmat dari dunia ini menghasilkan iri hati dan mementingkan diri sendiri, yang pada akhirnya menghasilkan kekacauan dan segala macam kejahatan.

Sedangkan hikmat yang benar berasal dari Tuhan, murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.

Supaya saudara tidak menimbulkan kekacauan dalam hidup, janganlah mau menggunakan hikmat dunia ini dan janganlah bersandar kepada hikmat dunia.

Kejarlah hikmat yang berasal dari Tuhan, hikmat yang mendatangkan berkat.

Saudara, bagaimana cara memperoleh hikmat yang berasal dari Tuhan? Pertama, miliki sikap hati takut akan Tuhan.

Karena permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan.

Kemudian mintalah kepada Tuhan : “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, –yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit–,maka hal itu akan diberikan kepadanya(Yakobus 1:5).

Hikmat dari Tuhan juga sangat dibutuhkan untuk sebuah kebangunan rohani.

Seperti yang terjadi dalam zaman Salomo: “Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya(1 Raja-raja 10:24).  

Berbagai bangsa datang kepada Salomo, untuk melihat hikmat Tuhan.

Hiduplah senantiasa dalam takut akan Tuhan, dan mintalah hikmat Tuhan setiap hari.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana mendapatkan hikmat Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 26-29

Minggu, 18 Agustus 2024

MENGASIHI SESAMA SEPERTI DIRI SENDIRI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 22:36-40

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Dengan siapakah Yesus sedang berbicara?
  2. Apakah yang menjadi jawaban Yesus?
  3. Apakah maksud mengasihi diri sendiri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 22:37-40).

Ayat-ayat di atas adalah jawaban Yesus kepada orang Farisi yang bertanya tentang hukum yang terutama, dengan tujuan untuk menguji Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus lalu menjawab mereka dan mengutip dari Bilangan 6:5  untuk hukum yang pertama dan Imamat 19:18 untuk hukum yang kedua.

Lalu Tuhan Yesus menyimpulkan bahwa seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi  bergantung kepada dua hukum itu.

Kedua hukum tersebut adalah esensi dari hukum Taurat dan kitab para nabi.

Markus 12:32-34 menambahkan bahwa ahli Taurat berkata, “Baiklah Guru, engkau mengatakan yang sebenarnya;” dan mereka menyetujui apa yang telah Yesus katakan, dan mengakui bahwa mengasihi Tuhan dan manusia, ini lebih dari sekedar korban bakaran dan pengorbanan; lebih bernilai atau penting.

Yesus, sebagai jawabannya, mengatakan kepada orang Farisi bahwa mereka “tidak jauh dari kerajaan surga;” dengan kata lain, melalui jawaban tersebut mereka telah menunjukkan bahwa siap untuk menerima Injil.

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Ternyata Mengasihi diri sendiri sangat penting.

Sebab kemampuan mengasihi diri sendiri menjadi ukuran untuk mengasihi sesama.

Orang yang tidak mampu mengasihi diri sendiri, tidak memiliki ukuran untuk mengasihi sesamanya.

Contoh orang yang tidak mengasihi dirinya sendiri; orang yang memaksakan dirinya bekerja melebihi kapasitasnya, sehingga akhirnya jatuh sakit, orang yang memaksakan diri mengendarai motor dalam keadaan hujan, akhirnya sakit, orang yang merokok padahal tahu rokok itu merusak paru-paru.

Mengasihi diri sendiri berarti mengupayakan yang terbaik untuk dirinya, supaya tetap sehat dan  bersukacita.

Mengasihi diri sendiri bukanlah sikap mementingkan diri sendiri, atau sikap menyerah kepada keadaan.

Mengasihi diri sendiri berarti menginginkan yang terbaik untuk dirinya.

Kalau kita ingin yang terbaik untuk diri kita, maka kita juga menginginkan yang terbaik untuk orang lain.

Kalau menginginkan diri kita sejahtera, keinginan itu juga muncul untuk mensejahterakan orang lain.

Kalau kita sudah selamat, kita inginkan juga orang lain selamat.

Saudara, mengasihi dalam perjanjian Baru adalah tanpa syarat.

Mengasihi sesama, tidak berdasarkan apa yang mereka sudah lakukan  atau beri untuk kita, tetapi apa yang sudah Tuhan lakukan untuk kita.

Kita mengasihi sesama, karena Tuhan terlebih dahulu sudah mengasihi kita.

Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah ada konsep mengasihi diri sendiri yang keliru.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 23-25

Sabtu, 17 Agustus 2024

BUAH ROH PENGUASAAN DIRI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

GALATIA 5:22-24

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud penguasaan diri?
  2. Mengapa harus menguasai diri?
  3. Sebagai buah Roh, apa yang harus dilakukan supaya dapat menguasai diri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya”. (Galatia 5:22-24).

Rasul Paulus dalam kitab Galatia membedakan antara keinginan daging dan keinginan Roh -Galatia 5:16-18.

Kemudian Rasul Paulus memberikan contoh nyata kepada jemaat di Galatia mengenai perilaku yang muncul dari setiap keinginan tersebut -Galatia 5:19-23 dan mengingatkan mereka bahwa di dalam Kristus mereka telah “menyalibkan daging” -Galatia 5:24.

Mereka sekarang harus hidup sesuai dengan itu, di dalam Roh -Galatia 5:25-26.

Dalam Galatia 5:19-21 Meskipun Paulus berpendapat bahwa perbuatan daging seharusnya “jelas” -Galatia 5:19, dia tetap memberikan daftar contohnya kepada jemaat di Galatia. (Daftar ini tidak lengkap, karena Paulus menutup daftarnya dengan “hal-hal seperti ini.”)

Karena perilaku-perilaku ini adalah bukti bahwa orang yang melakukannya mengikuti keinginan daging -Galatia 5:16, bukan keinginan Roh -Galatia 5:17, orang itu tidak akan mewarisi Kerajaan Allah -Galatia 5:21b. (Perhatikan hubungan Paulus antara warisan dan Roh dalam Galatia 3:14-18; Galatia 4:1-7)

Dalam Galatia 5:22-23 Setelah memperingatkan jemaat di Galatia mengenai perbuatan daging, Paulus kini menasihati mereka untuk bertindak dengan buah Roh, dan memberi mereka daftar contoh lainnya (kali ini positif!).

Ia juga menegaskan bahwa hukum tidak menentang buah Roh.

Buah Roh artinya hasil dari pekerjaan Roh Kudus di dalam diri orang percaya.

Hasil dari persekutuan dengan firman Tuhan dan Roh Kudus, menghasilkan perbuatan yang sejalan dengan Roh Kudus, salah satunya adalah pengendalian diri.

Pengendalian diri adalah kemampuan untuk menundukkan keinginan daging yang memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa.

Pengendalian diri mencakup berbagai hal;  membatasi makanan dan minuman demi kesehatan, penggunaan uang, hasrat seksual, hobi dan hal-hal lain yang mungkin dilakukan secara berlebihan.

Saudara, untuk dapat mengendalikan diri, pertama-tama harus memperbaharui pikiran dengan firman Tuhan.

Sebab Setiap tindakan dihasilkan dari pikiran.

Kita harus membaca dan merenungkan firman Tuhan secara konsisten.

Kedua, jagalah pikiran kita dari hal-hal yang jahat; tontonan  atau bacaan yang buruk dan pergaulan yang buruk.

Janganlah membersihkan pikiran tetapi mengizinkan yang buruk masuk dalam pikiran kita. 

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana cara membaharui pikiran setiap hari?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 18-22