MENGANGGAP YANG LAIN LEBIH UTAMA
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini :
FILIPI 2:1-8
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Apakah nasihat Paulus untuk kehidupan bersama?
- Apakah contoh yang digunakan Rasul Paulus sebagai dasar hidup bersama?
- Apakah akibat dari merendahkan diri?
“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:1-4).
Dalam dunia yang semakin individualistis, mengutamakan kepentingan orang lain adalah tindakan yang tidak mudah. Ini bukan tindakan yang populer.
Banyak orang lebih mencintai dirinya sendiri, seperti yang diingatkan Rasul Paulus kepada Timotius tentang manusia pada akhir zaman: “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama” (2 Timotius 3:2).
Sifat individualistis bertentangan dengan gaya hidup orang Kristen, yang harus mengutamakan kepentingan orang lain.
Ada sebuah kisah sangat menarik saat perang dunia, tentang perjalanan tiga orang dalam musim dingin/salju yang tebal menuju suatu tempat.
Dalam perjalanan tersebut satu orang sudah sangat lemah dan tidak mampu berjalan lagi karena sakit yang dideritanya.
Kedua orang yang masih sehat berdebat untuk menggendong atau meninggalkan orang sakit tersebut.
Akhirnya Satu orang memutuskan untuk membiarkan orang yang sakit itu dan meninggalkannya.
Sedangkan satu orang lagi memutuskan untuk menggendong orang sakit itu.
Dalam perjalanan yang perlahan karena menggendong temannya yang sakit mereka menemukan teman yang berjalan sendiri mati di tengah jalan karena kelelahan dan kedinginan.
Sedangkan dua orang ini akhirnya tiba di tempat dengan selamat. Orang yang menggendong temannya yang sakit itu selamat karena tubuh mereka saling menghangatkan.
Orang yang tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri akhirnya selamat.
Saudara, Rasul Paulus mengajarkan jemaat di Filipi untuk memiliki cara hidup seperti Tuhan Yesus, yang memikirkan nasib orang-orang berdosa yang akan binasa.
Tuhan Yesus rela menanggalkan Keilahiannya untuk menebus manusia berdosa.
Demikian juga jemaat diajarkan memiliki cara hidup seperti Tuhan Yesus dalam hidup berjemaat, yaitu mengutamakan kepentingan orang lain.
Hal tersebut juga dipraktikkan oleh jemaat mula-mula; “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. (Kisah Para Rasul 4:32).
Mereka saling membantu karena mereka tidak menganggap diri mereka lebih penting dari yang lainnya.
Saudara, untuk memiliki cara hidup yang mau mementingkan orang lain dimulai dari belajar hidup seperti Tuhan Yesus.
Semakin mengenal Dia dan kasih-Nya, semakin kita mau merendahkan diri dan tidak mementingkan diri sendiri.
Renungkanlah, apakah saudara sudah menjadi pribadi yang mau mementingkan kepentingan orang lain.
Pembacaan Alkitab Setahun
Yeremia 32-34