MENGASIHI SESAMA SEPERTI DIRI SENDIRI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 22:36-40

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Dengan siapakah Yesus sedang berbicara?
  2. Apakah yang menjadi jawaban Yesus?
  3. Apakah maksud mengasihi diri sendiri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 22:37-40).

Ayat-ayat di atas adalah jawaban Yesus kepada orang Farisi yang bertanya tentang hukum yang terutama, dengan tujuan untuk menguji Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus lalu menjawab mereka dan mengutip dari Bilangan 6:5  untuk hukum yang pertama dan Imamat 19:18 untuk hukum yang kedua.

Lalu Tuhan Yesus menyimpulkan bahwa seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi  bergantung kepada dua hukum itu.

Kedua hukum tersebut adalah esensi dari hukum Taurat dan kitab para nabi.

Markus 12:32-34 menambahkan bahwa ahli Taurat berkata, “Baiklah Guru, engkau mengatakan yang sebenarnya;” dan mereka menyetujui apa yang telah Yesus katakan, dan mengakui bahwa mengasihi Tuhan dan manusia, ini lebih dari sekedar korban bakaran dan pengorbanan; lebih bernilai atau penting.

Yesus, sebagai jawabannya, mengatakan kepada orang Farisi bahwa mereka “tidak jauh dari kerajaan surga;” dengan kata lain, melalui jawaban tersebut mereka telah menunjukkan bahwa siap untuk menerima Injil.

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Ternyata Mengasihi diri sendiri sangat penting.

Sebab kemampuan mengasihi diri sendiri menjadi ukuran untuk mengasihi sesama.

Orang yang tidak mampu mengasihi diri sendiri, tidak memiliki ukuran untuk mengasihi sesamanya.

Contoh orang yang tidak mengasihi dirinya sendiri; orang yang memaksakan dirinya bekerja melebihi kapasitasnya, sehingga akhirnya jatuh sakit, orang yang memaksakan diri mengendarai motor dalam keadaan hujan, akhirnya sakit, orang yang merokok padahal tahu rokok itu merusak paru-paru.

Mengasihi diri sendiri berarti mengupayakan yang terbaik untuk dirinya, supaya tetap sehat dan  bersukacita.

Mengasihi diri sendiri bukanlah sikap mementingkan diri sendiri, atau sikap menyerah kepada keadaan.

Mengasihi diri sendiri berarti menginginkan yang terbaik untuk dirinya.

Kalau kita ingin yang terbaik untuk diri kita, maka kita juga menginginkan yang terbaik untuk orang lain.

Kalau menginginkan diri kita sejahtera, keinginan itu juga muncul untuk mensejahterakan orang lain.

Kalau kita sudah selamat, kita inginkan juga orang lain selamat.

Saudara, mengasihi dalam perjanjian Baru adalah tanpa syarat.

Mengasihi sesama, tidak berdasarkan apa yang mereka sudah lakukan  atau beri untuk kita, tetapi apa yang sudah Tuhan lakukan untuk kita.

Kita mengasihi sesama, karena Tuhan terlebih dahulu sudah mengasihi kita.

Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah ada konsep mengasihi diri sendiri yang keliru.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 23-25