Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Pada zaman apa hari-hari terakhir itu datang?
Siapa yang akan menjadi hamba uang?
Siapa yang tidak dapat mengekang diri?
Siapa yang diikuti oleh banyak orang, hawa nafsunya atau Allah?
Saudara, pada masa akhir zaman akan datang masa-masa sukar, dimana orang-orang akan menjadi egois, hanya memikirkan kebutuhan sendiri dan tidak peduli dengan orang lain.
Dalam kehidupan, banyak orang semakin jahat dan tidak memiliki keinginan untuk mengasihi orang lain.
Bagaimana keadaan akhir zaman ini mempengaruhi keadaan anak-anak Tuhan? Sebenarnya, keadaan sukar ini sudah banyak dirasakan oleh banyak orang.
Masyarakat sedang mengalaminya, namun memang tidak bagi kebanyakan anak-anak Tuhan.
Hal itu sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi pada masa yang silam dan dahulu kala.
Bahkan Yesaya mengatakan dengan jelas:
Yesaya 60:1-2”Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.”
Kegelapan dan kekelaman sedang terjadi, dan Tuhan Allah, Bapa kita, meminta agar kita bangkit menjadi terang karena terang itu telah ada atas kita, yaitu terang Roh Kudus.
Mari kita bersaksi menceritakan perbuatan Allah yang Maha Kasih itu dan mari kita nyatakan kuasa-Nya yang sedang bekerja atas hidup kita.
Inilah waktunya kita menjadi terang Tuhan, bersaksi menceritakan kebesaran Tuhan, Juru Selamat dan Penebus kita, Yesus Kristus.
Dalam masa sukar ini, mari kita hidup dengan peduli kepada orang-orang miskin di sekitar kita, terutama mereka yang miskin rohani.
Saudara, akan banyak orang yang egois.
Mari kita keluar dari zona nyaman kita dan melihat begitu banyak orang di luar gereja yang mengalami kekurangan karena kemiskinan.
Mereka butuh bantuan kita supaya mereka bisa melihat kebaikan hati Bapa melalui kita, anak-anak Bapa, murid-murid Yesus Kristus.
Dalam kondisi seperti ini, begitu mudah bagi orang-orang tersulut amarah karena keadaan yang sangat buruk pada masa-masa akhir zaman ini.
Keadaan ini akan menjadi semakin parah menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
Oleh karena itu, mari kita saling mengasihi dan waspada karena musuh kita sedang mencari mangsa sebanyak-banyaknya untuk dibinasakan.
Ibrani 10:24”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.”
1 Petrus 5:8”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”
Yohanes 10:10”Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Saudara, mari kita memperhatikan saudara seiman kita, jemaat Tuhan Yesus, apakah mereka sedang sadar atau sedang terlena.
Mari kita menyadarkan mereka supaya mereka tidak terpengaruh oleh kesusahan akhir zaman yang menimpa dunia ini, sehingga mereka terlarut dan terdampak.
Mari kita menyadarkan saudara seiman kita, supaya kita mengetahui kebenaran yang memerdekakan kita.
Bahkan Tuhan mau supaya kita bangkit dan mengandalkan kasih Bapa yang tak terbatas itu.
Mari kita menghampiri Tuhan dan berseru agar janji-Nya yang menyediakan hidup berkelimpahan terjadi atas kita pada masa-masa sukar ini supaya kita tidak terkena akibat masa sukar itu, sehingga tidak menjadi stres dan tertekan oleh keadaan zaman ini.
Mari kita berlari kepada Yesus dan berseru kepada-Nya supaya Yesus menganugerahkan pertolongan-Nya kepada kita.
Ibrani 4:16”Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
Mari Saudara, dengan sadar kita menghadapi keadaan ini dan berharap supaya Roh Kudus memimpin kita menghadapi keadaan akhir zaman ini supaya kita bisa mengekang diri dan bersabar menghadapi keadaan buruk pada akhir zaman ini.
Kita bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita yang mengalami kegelapan dan kekelaman pada akhir zaman ini.
Bangkitlah menjadi terang karena Roh Kudus ada bersama kita.
Jadilah saksi Kristus dan nyatakanlah kasih Bapa melalui pekerjaan baik yang dapat kita kerjakan, supaya banyak orang tertolong melalui perbuatan kasih dan perbuatan baik yang kita lakukan, sehingga menjadi berkat bagi banyak orang yang mengalami kesusahan.
Saudara, jangan terpengaruh oleh keadaan di sekitarmu, jadilah terang Kristus:
Galatia 6:9”Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”
Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat Kristus di Roma, dan nasihat itu sangat relevan untuk menghadapi hari-hari sulit pada akhir zaman ini:
Roma 12:9-21”Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”
Saudara, akan ada masa dimana kita memperoleh anugerah penderitaan karena firman Allah atau karena nama Yesus Kristus.
Dalam keadaan menderita seperti itu, kita patut bersyukur karena kita memperoleh kasih karunia Allah yaitu menderita karena nama Yesus:
Filipi 1:29”Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”
Pada masa kesulitan akhir zaman ini, marilah kita senantiasa bersyukur dan terus mengarahkan hati kita kepada Yesus Kristus, yang telah lebih dulu mengalami penderitaan untuk menebus kita.
Inilah waktunya kita keluar untuk melakukan kebenaran, menjadi saksi Kristus dan tidak jemu melakukan kebaikan.
Kita mengalahkan kejahatan dengan melakukan perbuatan kasih dan perbuatan baik, supaya dunia tahu bahwa kita adalah murid-murid Yesus yang selalu berbuat baik.
Bahkan dalam masa sulit, kita dibekali oleh Bapa untuk melakukan yang baik karena Bapa kita adalah Bapa yang baik.
Kita adalah anak-anak-Nya yang diperlengkapi untuk berlaku baik.
2 Timotius 3:16-17”Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
Mari dengan sadar dan waspada, kita memperhatikan kawan-kawan kita sehingga kita bisa saling mendorong untuk melakukan kasih dan kebaikan kepada semua orang.
Dengan demikian, masyarakat dapat melihat bahwa kita adalah murid-murid Yesus Kristus.
Bahkan dalam kesulitan, kita tetap sadar dan waspada agar tidak dikalahkan oleh kejahatan, melainkan mengalahkan kejahatan dengan melakukan kebaikan.
Dengan cara ini, kita tetap bisa mengekang diri dalam masa-masa sulit di akhir zaman.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Mengapa banyak orang gusar pada masa sulit sehingga mereka tidak bisa menahan diri mereka, marah, berbantah-bantah bahkan berkelahi?
PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN
Penulis : Anang Kristianto
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MALEAKHI 3:6-12
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Tuhan firmankan tentang diriNya dan apa kata Tuhan tentang bani Yakub?
Apa yang Tuhan janjikan bila bangsa Israel kembali kepada Tuhan?
Apa yang Tuhan ingin mereka bawa ke dalam rumah perbendaharaan Tuhan?
Siapakah yang Tuhan janjikan akan menjadi bangsa yang berbahagia dan menjadi negeri kesukaan?
Segala persembahan termasuk persembahan persepuluhan pada dasarnya dimaksudkan Tuhan untuk melatih kita agar tetap mengutamakan dan mengandalkan Tuhan dalam memenuhi kebutuhan kita.
Persembahan kita berikan karena menyadari bahwa semuanya berasal dari Tuhan, diberkati Tuhan dan pada akhirnya dikembalikan untuk Tuhan.
Tuhan ingin kita lebih mengasihi Dia daripada apa yang Tuhan berikan dan percayakan kepada kita.
Sekalipun yang Tuhan percayakan kepada kita semakin besar namun Dia ingin agar kita tetap ingat dan bergantung kepada Sang Pemberi, bukan kepada apa yang diberikanNya kepada kita.
Kecenderungan manusia untuk mengandalkan materi lebih dari Tuhan sangat mudah terjadi karena kita masih hidup di dunia ini.
Mulai dari kebutuhan primer makanan hingga pakaian dan tempat tinggal membutuhkan uang agar kita dapat memilikinya dan memeliharanya.
Tidak hanya itu, kita perlu pendidikan agar kita semakin bertambah pengetahuan yang juga memerlukan uang.
Belum lagi dunia ini memberikan gaya hidup yang semakin meningkat dan mengeluarkan banyak materi untuk hal yang tidak berguna dan berdampak kekal.
Semakin banyak uang yang kita miliki semakin kita leluasa mendapatkan seluruh materi yang kita inginkan, bila kita tidak berjaga-jaga dapat membuat kita semakin mengandalkan materi daripada Tuhan.
Sebaliknya ada juga yang tidak memiliki banyak uang sehingga menjadi kuatir akan hidupnya dan bila dikuasai oleh kekuatirannya akan menjadi takut bila uangnya berkurang karena diberikan untuk persembahan.
Semua kondisi punya risiko untuk menjauh dari Tuhan.
Persepuluhan dan berbagai persembahan lainnya melatih hati kita tidak hanya untuk senantiasa bersyukur tetapi juga mengingatkan bahwa kita lebih mengandalkan Tuhan daripada materi yang dipercayakanNya.
Entah ketika masih dipercayakan sedikit uang maupun ketika dipercayakan semakin banyak, kita tetap mengandalkan Tuhan dalam segala pergumulan.
Oleh sebab itu, pemberian secara persentase membuat kita dapat memberikan semakin banyak ketika kita dipercayakan lebih daripada sebelumnya.
Bagaimana dengan hidup Saudara, mari kita berlatih memberikan persepuluhan dan setia mulai dari kecil hingga nanti Tuhan mempercayakan lebih banyak lagi.
Tuhan menghendaki kita memberikan dengan iman dan sukacita karena Tuhan senang dengan pemberian tersebut.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Berapa talenta yang dibawa kepada tuannya oleh hamba yang dipercayakan 5 talenta?
Berapa talenta yang dibawa kepada tuannya oleh hamba yang dipercayakan 2 talenta?
Apakah yang dikatakan oleh tuannya bagi hamba yang dipercayakan 2 dan 5 talenta?
Berapa talenta yang dibawa oleh hamba yang dipercayakan 1 talenta?
Pada hari ini kita akan merenungkan kembali perumpamaan tentang talenta yang dipercayakan.
Setelah tuannya pulang seperti kita ketahui dia mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
Seluruh hamba yang dipercayakan talenta datang untuk mempertanggungjawabkan milik tuannya.
Ada dua pelajaran penting yang kita dapat kan mengenai upah yang diberikan oleh tuan mereka.
Pelajaran pertama, baik yang mengelola 2 atau 5 talenta semua mendapat pujian yang sama: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”(Matius 25:21,23).
Kita belajar dari perkataan ini bahwa Tuhan tidak melihat laba talenta mana yang lebih banyak, tetapi Tuhan menilai apakah talenta itu sudah kita kembangkan sesuai jumlah yang Tuhan percayakan.
Hal ini berbeda dengan hamba yang dipercayakan satu talenta, tuan itu berkata: “Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,….” (Matius 25:26).
Bila kita pikirkan sebenarnya hamba yang dipercayakan 1 talenta seharusnya memiliki tanggung jawab yang lebih ringan, dia cukup menghasilkan laba 1 talenta dan pasti tuanya akan memuji seperti hamba-hamba lainnya yang berhasil memberikan laba dua kali lipat.
Namun tepat seperti apa yang dikatakan tuannya, hamba dengan satu talenta ini tidak hanya jahat tetapi juga malas.
Pelajaran kedua adalah ketika hamba-hamba ini setia dengan tanggung jawab yang kecil maka tuannya berjanji akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar.
Saudara, setiap talenta atau apapun yang Tuhan percayakan kepada kita, Tuhan ingin itu dikembangkan, tidak selamanya tetap seperti semula ketika Tuhan mempercayakannya kepada kita.
Belajar dari perumpamaan ini, tidak mungkin Tuhan memberikan kepada kita tanggung jawab yang besar bila kita tidak bisa bertanggung jawab kepada perkara kecil yang Tuhan percayakan.
Kita berdoa untuk banyak orang boleh datang kepada Tuhan sebagai orang percaya, namun mari kita introspeksi bagaimana dengan orang-orang yang Tuhan percayakan saat ini?
Bagaimana dengan kelompok pemuridan yang Tuhan percayakan kepada kita, bagaimana dengan persekutuan yang Tuhan percayakan kepada kita?
Bagaimana dengan materi yang Tuhan percayakan kepada kita? Sudahkah kita melipatgandakannya? Siapkah kita mempertanggungjawabkan kepada Bapa?
Mari kita setia dengan tanggung jawab sekecil apapun yang Bapa percayakan.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sesuai perikop yang kita baca hari ini, seperti apa Kerajaan Sorga dapat diumpamakan?
Apa yang dikerjakan oleh hamba-hamba yang diberikan 2 dan 5 talenta?
Apa yang dikerjakan oleh hamba yang diberikan 1 talenta?
Apa yang dilakukan oleh tuan itu setelah pulang dari bepergian ke luar negeri?
Perumpamaan yang diberikan oleh Tuhan Yesus pada perikop yang kita baca hari ini sesungguhnya memberikan banyak pengertian kepada kita.
Salah satu hal penting yang dapat kita renungkan hari ini adalah menjadi hamba yang bertanggung jawab untuk mengelola harta yang dipercayakan.
Seorang tuan yang ingin mempercayakan hartanya sudah tentu mempertimbangkan kemampuan dari hamba-hamba yang dipanggilnya.
Tuan itu mengetahui bahwa hamba yang diberikan 5 talenta pasti sanggup untuk mengelola 5 talenta, begitu juga dengan hamba yang dipercayakan dengan talenta yang lebih sedikit, tuan ini tidak ragu memberikan karena kepercayaan kepada hamba-hambanya.
Mari kita renungkan beberapa poin penting mengenai perumpamaan ini.
Pertama, ketika dipercayakan harta untuk dikelola, hamba itu menerima berapapun yang dipercayakan kepadanya. Hamba-hamba itu menyadari bahwa berapapun jumlah talenta yang diterimanya itu adalah hak dari tuannya dalam menilai kemampuan mereka.
Mereka menyadari bahwa itu adalah talenta milik tuannya bukan milik mereka, jadi hal yang segera mereka lakukan adalah pergi untuk menjalankan talenta itu.
Mereka tidak menyianyiakan waktu karena suatu saat tuan itu akan datang kembali dan mereka harus mengembalikan kepada tuannya.
Kedua, tidak disebutkan dalam perumpamaan ini tuan itu memberikan target sampai seberapa besar hartanya harus dilipatgandakan.
Namun kita membaca bahwa tuannya meminta pertanggungjawaban atas talenta yang diberikan kepada mereka.
Pertanggungjawaban adalah konsekuensi dari suatu kepercayaan yang diberikan, semakin banyak kepercayaan yang diberikan semakin besar tanggung jawab yang harus diberikan.
Saudara, semua yang Tuhan percayakan kepada kita hari ini sejatinya bukanlah milik kita.
Bahkan tubuh kita sendiri bukanlah milik kita lagi, karena kita percaya bahwa tubuh kita telah dibeli dan lunas dibayar oleh darah Kristus.
Semua yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini termasuk harta bukanlah milik kita, entah itu sedikit entah itu banyak semuanya adalah milik Bapa yang dipercayakan kepada kita.
Bapa ingin kita dapat dipercaya untuk mengelolanya dan suatu saat harus dipertanggungjawabkan kembali kepada Bapa.
Persoalannya bukan sedikit atau banyak tetapi apakah kita mengelolanya dengan baik untuk dipertanggungjawabkan atau kita hanya menyimpannya saja.
Mari kita menjadi hamba yang dapat dipercaya untuk mengelola milikNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dikatakan Yesus kepada kita semua, orang percaya? (ayat 25)
Siapakah dari kita, yang dapat menambah sehasta (+/- 45.7cm) pada jalan hidup kita, jika kita masih kuatir?
Kepada makhluk apa saja, yang kita harus perhatikan dan pelajaran apa yang kita bisa ambil dari contoh mahluk-mahluk tersebut?
Pernahkah Saudara mendengar ada nyanyian rohani dengan syair “Kurenungkan masalahku siang dan malam”?
Jelas pasti tidak ada ayat dan nyanyian rohani yang berkata demikian.
Namun dalam realitanya, banyak anak-anak Tuhan lebih sering merenungkan masalah atau pergumulannya tiap hari, daripada merenungkan Firman dan janji Tuhan siang dan malam.
Sebagai akibatnya banyak anak-anak Tuhan masih saja berkutat dengan masalah yang membuat mereka tidak bisa menjadi “umat pemenang”.
Kekuatiran memberikan dampak psikologis yang banyak seperti tidak bisa tidur nyenyak, sakit kepala, hidup dalam ketakutan, frustasi, stress, mental illness, asam lambung naik, mual dan muntah-muntah, bahkan ada orang yang mencoba mengakhiri hidup.
Hidup di dalam kekuatiran yang berlebihan adalah salah satu pergumulan yang tidak mudah dikalahkan oleh anak-anak Tuhan.
Banyak anak-anak Tuhan melihat pergumulan dan kekuatiran hidup seperti “melihat gunung atau tembok” yang tidak bisa dilalui.
Perlu kita ketahui, jika hidup kita masih dikuasai oleh kekuatiran, itu artinya kita berdosa kepada Dia, karena kita sedang meragukan kehebatan dan kemahakuasaan Allah sebagai penolong kita.
Dengan kata lain, kita menganggap bahwa Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, tidak akan sanggup menolong, melepaskan kita dari pergumulan dan kekuatiran hidup yang kita hadapi.
Saudara, solusi yang terbaik agar dapat keluar dari kekuatiran dan menang menghadapi pergumulan adalah mengenal Dia yang telah mengasihi kita secara pribadi.
Kita perlu menyediakan waktu yang spesial untuk berdiam diri membaca dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam sampai kita mendapatkan pewahyuan tentang siapa Allah kita yang besar itu.
Teruslah mengucap syukur dalam segala hal, karena itu yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan.
Perkatakan atau deklarasikan Firman Tuhan itu setiap hari sampai hati kita mendapat kelegaan, kelepasan, peneguhan, sukacita, damai sejahtera dan juga timbul iman yang kuat dan teguh yang berasal dari Allah.
Perjumpaan dengan Tuhan, sering sekali membuat Iman percaya kita terus bertambah, optimis menghadapi hidup dan tidak kuatir apalagi takut, jika kita nantinya kembali menghadapi segala tekanan hidup, karena Dialah sumber kekuatan kita.
Biarlah damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal terus memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Amin.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, pergumulan apakah yang membuat saudara masih berkutat dengan kekuatiran hingga hari ini? Bagaimana cara kita untuk mengenal siapa Tuhan yang sanggup melepaskan kita dari rasa kekuatiran?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Adakah yang kita bawa kedalam dunia? Dan adakah yang kita bisa bawa keluar? (ayat 7)
Apa resiko yang akan di tanggung, oleh mereka yang ingin kaya?
Menurut ayat 10, Betulkah cinta uang adalah akar dari segala kejahatan? Jika Ya, apa alasannya?
Hari-hari ini banyak orang, mungkin salah satunya kita, berusaha sedemikian rupa dengan bekerja keras, membanting tulang, ‘gila-gilaan’ dan memforsir diri untuk terus mencari uang.
Demi mencukupkan “saldo”, karena jika “saldo keuangan kita tidak cukup, bahkan kurang,” maka akan menimbulkan “kemacetan” dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Bagi sebagian orang, bekerja keras untuk mencukupkan kebutuhan hidup adalah hal wajar untuk dilakukan.
Bahkan jika kita baca 2 Tesalonika 3:10 secara singkat dapat dikatakan “Jika kita tidak mau bekerja, jangan makan” artinya kita harus bekerja dan tidak boleh malas, kalau kita mau mendapatkan makanan.
Ayat di 2 Tesalonika 3:10 sepertinya paradoks dengan judul renungan kita hari ini “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”
Bila tidak kita pahami dengan baik sepertinya ayat tersebut mengatakan bahwa “kita tidak perlu capek bekerja, tidak perlu berambisi memiliki hidup berkelimpahan, apalagi kerja keras membanting tulang dalam bekerja atau mencari nafkah.”
Santai-santai saja, tidak perlu diforsir, berusaha sekedar dan secukupnya saja. Tentu TIDAK!
Ayat tersebut dimaksudkan agar kita tidak memiliki motivasi hidup hanya fokus kepada “saldo atau cinta uang.”
Bagi mereka uang adalah segala-galanya, bahkan karena fokus kepada uang membuat sebagian anak-anak Tuhan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
Mereka tidak menyadari bahwa iman mereka mulai menyimpang dan membuat mereka semakin stres.
Tidak sedikit mereka sampai sakit-sakitan karena khawatir akan hidupnya yang selalu kurang dan tidak pernah ada kata cukup.
Renungan kita hari ini, mengajak kita kembali untuk berpikir dan merenung, betul kita perlu “saldo atau uang” untuk mencukupkan segala kebutuhan kita, baik itu kebutuhan sandang, pangan dan papan, namun hendaknya motivasi kita bukanlah uang sebagai segala-galanya.
Mungkin kita sering mendengar kata-kata bijak berkata bahwa “Uang bisa membeli kasur, tetapi tidak bisa membeli rasa tidur yang pulas; uang bisa membeli jam mahal, tetapi tidak bisa membeli waktu; uang bisa membeli buku, tetapi tidak bisa membeli ilmu; uang bisa membeli obat, tetapi tidak bisa membeli kesehatan.
Jadi marilah saudara, janganlah hendaknya kita diperbudak oleh uang, apalagi menjadi hamba uang.
Ingat! Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, apakah Tuhan melarang kita orang percaya, menjadi orang yang berkelimpahan dalam banyak hal, termasuk dalam hal keuangan? Apakah judul renungan kita hari ini, “asal ada makanan dan pakaian”, membuat kita tidak perlu bekerja keras, bahkan malas untuk mencukupkan kebutuhan kita?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Alkitab katakan tentang harta duniawi?
Seberapa pentingkah mata baik secara tubuh maupun secara rohani?
Jika kita membaca Alkitab, maka kita akan melihat bahwa Tuhan dengan tegas memberikan pemisahan antara: pria dan wanita; terang dan gelap; hidup dalam kebenaran, hidup dalam dosa; hidup dipimpin Roh, hidup dipimpin daging; panas dan dingin.
Allah menentang yang ada di antara kedua kutub tersebut.
Misalnya ada orang yang mengaku bukan pria dan bukan wanita; atau yang mengaku tidak hidup dalam gelap tapi juga tidak hidup dalam terang; atau yang mengaku hidup dalam kebenaran tetapi sering kompromi melakukan hal yang berdosa; mengaku hidup dipimpin oleh Roh tapi bersikap kompromi dengan melakukan hal-hal yang mendukakan Roh; hakekatnya hidupnya ada di tengah alias suam-suam.
Wahyu 3:16 ”Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Tuhan menghendaki agar umat-Nya, “panas” dan bukan suam-suam.
Panas, dalam mengasihi Tuhan dan melakukan kehendak-Nya.
Hal-hal tersebut dapat terwujud oleh anugerah Tuhan dan hal-hal yang harus disengaja untuk kita lakukan.
Ada bagian Tuhan, yaitu Kristus yang sudah disalibkan dua ribu tahun yang lalu, Roh Kudus yang memberikan kekuatan dan keyakinan untuk kita hidup berkemenangan.
Dan kita pun melakukan bagian kita: bersedia untuk hidup oleh Roh dan dipimpin Roh Kudus.
Kita menyerahkan kehendak kita untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Kristus.
Dengan demikian pilihan kita hanya mengabdi kepada Tuhan. Tuan kita adalah Tuhan dan bukan yang lain.
“….Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24).
Ini adalah pilihan yang mutlak. Kita hanya dapat mengabdi kepada Tuhan.
Mamon atau uang, harta dan kekayaan dunia tidak boleh menjadi pilihan atau prioritas utama dalam hidup kita.
Kalau oleh anugerah Tuhan kita dilayakkan untuk memiliki uang dan harta, maka dengan sadar kita memahami bahwa itu semua wajib digunakan untuk kemuliaan Tuhan.
Ada banyak ayat Alkitab yang memberikan peringatan bagi umat Tuhan, agar jangan menjadi cinta akan uang dan kekayaan dunia.
1 Timotius 6:10 ”Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Pengkhotbah 5:9 ”Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.”
Pengkhotbah 5:12 “Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang seperti apakah kehidupan yang memiliki makna Ilahi.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah arti seorang hamba?
Saat ini posisi orang percaya sebagai hamba apakah?
Firman Tuhan memberikan dikotomi yang jelas antara kebenaran dan dosa.
Roma 6:18“Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.”
Ayat ini merangkum perubahan kehidupan dari orang yang terikat oleh dosa menjadi orang yang dimerdekakan dari dosa dan hidup untuk kebenaran.
Ya, perubahan seperti itu tidak mungkin dilakukan oleh manusia sendiri.
Kematian Kristus di kayu salib, yang telah menghancurkan kuasa Iblis atas manusia.
Hal itu lah yang akan membuat siapa pun yang percaya kepada kuasa kebangkitan-Nya, dan bersedia untuk hidup dipimpin oleh Roh Tuhan, akan mampu untuk hidup berkemenangan, menjadi hamba kebenaran dan bukan hamba dosa.
Roma 8:2-3 “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.”
Ketika kita membaca hukum Taurat, baik perintah dan larangannya, maka sekuat apa pun usaha manusia untuk melakukannya, mereka tidak akan bisa untuk melakukannya secara konsisten.
Karena hal itu memang tidak mungkin dilakukan. Hanya semata oleh anugerah dan kemurahan Tuhan maka kita dapat hidup berkemenangan.
Itulah sebabnya maka kita berpaling kepada kebenaran Firman: “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.”
Pertama, kita bersyukur atas apa yang Kristus telah lakukan di kayu salib, yaitu menebus dosa kita.
Kedua, kita terima dengan iman bahwa Roh Kudus yang ada di dalam batin kita, telah memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut.
Ketiga, kita belajar terus menerus untuk hidup oleh Roh Kudus dan hidup dipimpin oleh Roh.
Bagaimana caranya? Dengan terus menerus sengaja untuk membangun persekutuan yang erat dengan Tuhan, melalui doa, penyembahan dan membaca serta merenungkan Firman.
Galatia 5:24-25 ”Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan makna: “hidup oleh dan dipimpin Roh Kudus”?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan Mamon?
Bagaimana sikap umat Tuhan yang sepatutnya terhadap Mamon?
Kata Mamon berasal dari kata Yunani mammonas.
Akar kata yang serupa ada dalam bahasa Ibrani, Latin, Aram dan Kasdim.
Semuanya diterjemahkan menjadi “uang, kekayaan, dan harta benda.”
Dalam pemahaman di Alkitab, kata Mamon sering kali mengandung konotasi negatif.
Kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan semua nafsu: kerakusan, keserakahan, dan keuntungan duniawi yang tidak jujur.
Pada akhirnya, Mamon menggambarkan berhala materialisme, yang bahkan menurut ukuran dunia pun dipandang sebagai sesuatu yang berlebihan atau negatif.
Firman Allah menunjukkan kontras yang kuat antara penyembahan pada kekayaan dunia dan penyembahan kepada Tuhan.
Lukas 16:13 ”Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Uang, harta, kekayaan dunia itu bisa memberikan kesenangan dan sekaligus bisa menjadi sumber kepedihan, misalnya jika harta warisan menjadi sumber konflik dalam keluarga.
Lukas 16:11 (BIS) “Jadi, kalau mengenai kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan kepadamu kekayaan rohani?”
Tuhan ingin agar kita menjadi orang yang dapat dipercaya, orang yang tidak silau terhadap harta dan kesenangan duniawi.
Agar kita dapat dipercayakan kekayaan rohani.
Apa saja kekayaan rohani, hidup kita berbuah Roh yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Kita menjadi semakin dewasa di dalam Tuhan, kita menjadi berkat bagi banyak orang melalui apa yang kita lakukan kepada banyak orang.
Sekali lagi, peringatan Tuhan bagi orang yang cenderung untuk mengumpulkan harta duniawi:
Matius 6:19-21 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan makna: “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Berapa persenkah laba yang diperoleh dari orang yang pertama?
Berapa persenkah laba yang diperoleh dari orang yang kedua?
Berbeda dengan perumpamaan tentang talenta, dimana seoarang Tuan memberikan kepada tiga orang berdasarkan kesanggupannya, ada yang diberi lima, dua dan satu -Matius 25:15.
Dalam perumpamaan di Kitab Lukas ini, Sang Raja memberikan mina kepada sepuluh orang, tiap-tiap orang diberikan satu mina.
Orang yang pertama memperoleh laba sembilan ratus persen, sehingga satu keping mina menjadi sepuluh keping mina.
Sedang orang yang kedua memperoleh laba empat ratus persen, sehingga satu keping mina, menjadi lima keping mina.
Satu talenta setara dengan upah 15 tahun, sedangkan satu mina setara dengan upah tiga bulan kerja.
Talenta yang sering dimaknai sebagai bakat dan karunia, yang diberikan kepada tiap-tiap umat Tuhan sangatlah besar.
Bahkan yang diberi satu talenta, itu setara dengan upah 15 tahun bekerja.
Sedang jika dilihat dari sudut pandang “mina” atau modal yang diberikan untuk mengembangkan talenta dan bakat, Tuhan memberikannya sama, yaitu masing-masing satu mina.
Persamaan dari kedua kisah tersebut adalah bagaimana sikap orang dalam menjalankan kepercayaan yang diberikan.
Tuhan ingin agar kita menjadi orang yang bertanggungjawab dengan apa pun yang Tuhan berikan, baik itu bakat, karunia, waktu, kesempatan untuk berkarya.
Kepada orang yang bertanggung jawab, maka Tuhan akan memberikan kepadanya tanggung jawab yang lebih besar.
Dan saya percaya bahwa prinsip ini berlaku baik di bidang rohani maupun sekuler.
Di sekuler, bos kita akan memberikan kepercayaan kepada mereka yang lebih bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan.
Di dalam pelayanan, Tuhan melalui para senior di dalam pelayanan juga akan mempromosikan orang yang lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Tuhan ingin kita melayani dengan motif karena kita mengasihi Tuhan, oleh karenanya apa pun yang menjadi tanggung jawab kita, kecil atau besar, kita laksanakan dengan sungguh-sungguh.
Lalu apakah kita boleh menjadi orang yang ambisius.
Jawabannya tidak, karena makna ambisius adalah: istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemauan yang kuat untuk mencapai keberhasilan bahkan jika harus dilakukan dengan cara yang kurang layak dan mengorbankan atau merugikan orang lain.
Keberhasilan kita adalah anugerah Tuhan dan karena kasih kita kepada Tuhan, bukan karena kemauan kita yang kuat sehingga kita menghalalkan segala cara.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang nilai-nilai Alkitab dan sekuler dalam meraih prestasi.