KASIH PERSAUDARAAN YANG TULUS IKHLAS
Penulis : Pramadya Wisnu
Pembacaan Alkitab Hari ini :
1 PETRUS 1:22-25
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Bagaimana kita dapat menyucikan diri?
- Seperti apakah kita dilahirkan kembali?
Setelah kita dilahirkan kembali, dan Tuhan ingin agar kita terus bertumbuh semakin dewasa.
Dan untuk mendukung pertumbuhan rohani ini, kita memerlukan lingkungan yang baru, komunitas yang baru agar kita bisa saling menguatkan.
Komunitas itu bisa kita dapatkan di persekutuan, di gereja dan tentu di rumah, jika banyak anggota keluarga yang telah dilahirkan kembali terlebih dulu.
Tetapi perlu dipahami bahwa komunitas baru ini bukan berarti bahwa kita menjadi eksklusif dengan tidak bergaul sama sekali dengan lingkungan atau orang yang belum menerima Kristus sebagai Juru Selamat.
Kita tetap bergaul dengan mereka tetapi bukan untuk menikmati kesenangan bersama mereka.
Karena jika ini yang menjadi tujuan, maka kita akan sukar untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan, mengingat nilai-nilai yang berbeda yang kita percayai dan lakukan dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Ingat apa yang Firman Tuhan katakan: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 13:33).
Dalam komunitas umat Allah dimana kita berada, Firman Tuhan menyatakan agar kita hidup dalam persaudaraan yang tulus, seperti yang diungkapkan Rasul Petrus: “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.” (1 Petrus 1:22).
Dalam komunitas umat Tuhan yang heterogen, maka akan ada laki-laki dan perempuan, orang yang berbeda secara sosial.
Ada orang yang memiliki harta yang banyak ada juga yang memiliki harta yang secukupnya, malah mungkin tidak memiliki harta sama sekali.
Ada yang berasal dari lingkungan pejabat negara, dan yang lain umumnya dari lingkungan yang bukan pejabat.
Karena heterogenitas ini, maka bisa saja seseorang bisa tidak tulus dalam bergaul.
Misalnya, orang memperlakukan secara istimewa saudara seiman yang seorang pejabat karena dia ingin diberi kemudahan atau akses untuk menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan.
Atau orang memperlakukan orang yang kaya atau berharta sangat banyak dengan berlebihan agar orang kaya tersebut bisa memberikan bantuan keuangan kepadanya.
Atau ketika ada seseorang yang sangat cantik, maka banyak pemuda yang kemudian berebut untuk mencari perhatian.
Bagi kita yang memiliki keistimewaan, apakah karena posisi penting dalam pemerintahan, atau kekayaan yang berlimpah atau wajah yang rupawan, entah itu sangat cantik atau sangat tampan.
Maka kita harus tetap rendah hati, tidak sombong dan tetap mengandalkan Tuhan saja.
Sedangkan, kita yang berada dalam posisi yang sebaliknya, kita harus tetap bisa mengasihi dengan tulus, bukan dengan motif yang tidak murni.
Kita mengasihi bukan karena berharap memperoleh dari orang tersebut, tetapi kita mengasihi karena dia adalah saudara seiman yang perlu dikasihi dan didoakan.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan apa yang terbaik yang bisa dilakukan dalam menjalin pertemanan di kampus, di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal.
Pembacaan Alkitab Setahun
Yohanes 1-2