TUHAN YANG MEMBERI KEMENANGAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ZEFANYA 3:16-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Yerusalem tidak perlu lagi takut, dan Sion tidak boleh menjadi lemah?
  2. Siapa yang memberikan kemenangan?
  3. Apa yang menyebabkan timbulnya rasa bercela?
  4. Apa yang sedang terjadi pada Israel saat ini?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, sebagai konsekuensi dari perkataan-perkataan nenek moyang orang Yahudi saat mereka menyalibkan Yesus Kristus, yaitu Mesias yang dijanjikan, maka bangsa Israel mengalami penderitaan yang sangat berat dari zaman ke zaman.

Sejak tahun 70 Masehi, Israel hilang dari peta sejarah setelah Jenderal Titus menghancurkan kota-kota di Israel, terutama Yerusalem.

Matius 27:25 ”Dan seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!”

Nubuatan Yesus tentang Yerusalem terjadi pada tahun 70 Masehi, ketika tidak ada satu batu pun tersisa bertumpuk di reruntuhan Bait Allah.

Lukas 21:6 “Apa yang kamu lihat di situ–akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”

Bait Allah yang dibangun oleh Herodes sebagai pengganti Bait Allah Salomo adalah bangunan yang sangat megah karena dilapisi emas.

Ketika Jenderal Titus menghancurkannya, bangunan itu dibakar sehingga lapisan emas meleleh dan masuk ke celah-celah batu yang dipakai membangun Bait Allah.

Setelah bangunan tersebut hancur dan api padam, para tentara Romawi mencungkil setiap batu untuk mengambil lelehan emas yang masuk ke celah-celah batu itu sehingga benar-benar setiap batu dipisahkan oleh tentara-tentara itu untuk mendapatkan emasnya.

Kota Yerusalem yang megah itu hancur dan selama berabad-abad menjadi kota sunyi tanpa penghuni.

Seluruh negeri berubah menjadi gurun tandus karena Tuhan Allah benar-benar memakai bangsa-bangsa asing untuk menghancurkannya.

Tuhan menggunakan bangsa-bangsa asing sebagai sarana melampiaskan murka-Nya terhadap bangsa Israel karena penyembahan berhala terjadi di seluruh negeri, bahkan di Bait Allah menjadi tempat penyembahan kepada dewa-dewa yang disebut Tentara Langit.

Menurut Alkitab, Israel Utara yang dikenal sebagai kaum dari suku Efraim, anak Yusuf, bersekutu dengan sepuluh suku, sedangkan Yehuda hanya dihuni oleh dua suku, yaitu suku Yehuda dan suku Benyamin.

Nabi Zefanya telah menubuatkan bahwa akan ada masa pemulihan bagi negeri Israel, dan hal itu telah terjadi sejak tahun 1948, ketika Republik Israel didirikan.

Sejak saat itu, bangsa itu mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Zefanya 1:4-6 “Aku akan mengacungkan tangan-Ku terhadap Yehuda dan terhadap segenap penduduk Yerusalem. Aku akan melenyapkan dari tempat ini sisa-sisa Baal dan nama para imam berhala, juga mereka yang sujud menyembah di atas sotoh kepada tentara langit dan mereka yang menyembah dengan bersumpah setia kepada TUHAN, namun di samping itu bersumpah demi Dewa Milkom, serta mereka yang berbalik dari pada TUHAN, yang tidak mencari TUHAN dan tidak menanyakan petunjuk-Nya.”

Saudara, kita belajar bagaimana penyembahan berhala membuat Tuhan Allah sangat muak terhadap orang-orang Yahudi, khususnya suku Yehuda.

Tuhan begitu sebal melihat kota Yerusalem, dimana Bait Allah berada di dalamnya ternyata ada penyembahan berhala yaitu penyembahan kepada dewa langit yang disebut Tentara Langit.

Hal-hal inilah yang menyebabkan Tuhan Allah ingin agar negeri itu menjadi tandus dan ditinggalkan.

Sejak tahun 70 Masehi, orang-orang Yahudi mulai berdiaspora, keluar dari negeri mereka.

Banyak dari mereka dibenci oleh bangsa-bangsa lain, seperti bangsa Jerman dan bangsa Iran.

Lebih dari seribu tahun bangsa ini terbuang ke seluruh dunia dan meninggalkan negeri mereka.

Namun Tuhan Allah Yahwe yang disembah oleh Abraham, Ishak, dan Yakub, tetap menjadi Tuhan bagi bangsa Yahudi.

Ia adalah Tuhan yang panjang sabar, maha pemurah, pengampun, dan kasih-Nya tidak terbatas.

Pada abad ke-20, Inggris dan Prancis mulai menggagas pembentukan Negara Israel, yang diproklamasikan pada tahun 1948.

Sejak negara ini berdiri, Israel telah terlibat beberapa kali dalam perang karena negara-negara Arab di sekitarnya ada yang tidak ingin negara ini bangkit kembali.

Namun, negeri ini adalah bangsa yang dicintai oleh Tuhan Jehova, suatu kaum yang sengaja dibentuk oleh Tuhan untuk memperkenalkan diri-Nya.

Israel identik dengan bangsa penyembah Allah yang menyebut diri-Nya adalah “Aku adalah Aku. Tuhan yang tidak bernama, itulah Tuhan Allah, Yahwe.”

Pada saat perang, mereka selalu mengatakan bahwa peperangan mereka adalah peperangan Tuhan melawan musuh-Nya.

Dan nubuatan Zefanya:

Zefanya 3:20 ”Pada waktu itu Aku akan membawa kamu pulang, yakni pada waktu Aku mengumpulkan kamu, sebab Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka,” firman TUHAN.”

Saudara, nubuatan ini telah terjadi sejak tahun 1948, dan bangsa ini sudah eksis sebagai negara yang sangat maju.

Teknologinya berkembang pesat meskipun negara ini tergolong muda, namun sangat disegani karena persenjataannya.

Apa yang dinubuatkan oleh Zefanya sedang berlangsung yaitu negara ini memiliki nama yang dikenal dan sering dipuji, tetapi juga merupakan negara yang tidak disukai oleh negara-negara di sekitarnya.

Saat ini, orang-orang Yahudi sedang kembali pulang dari semua tempat dimana mereka berada sejak tahun 70 Masehi.

Bagi Yahudi, Tuhan adalah Tuhan yang memberi kemenangan dan sepatutnya anak-anak Tuhan juga memiliki pandangan yang sama, yaitu bahwa Tuhan adalah Tuhan yang selalu memberikan kemenangan.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa ada anak-anak Tuhan yang selalu mengeluh dan hidup seperti pecundang dan selalu merasa kalah?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 16-18