DAMAI SEJAHTERA KARENA MENINGGALKAN PERBUATAN GELAP
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini :
ROMA 13:8-12
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 13:12.
Perbuatan-perbuatan apa sajakah yang harus kita tinggalkan dan sebaliknya, apakah yang harus kita kenakan?
Coba sebutkan perbuatan-perbuatan kegelapan yang harus kita tinggalkan?
Dan senjata terang apakah yang harus kita kenakan?
Damai sejahtera yang Tuhan berikan kepada kita untuk membuat kita bebas dari konflik-konflik batin, emosi negatif serta trauma-trauma masa lalu yang menghalangi pertumbuhan rohani kita diantaranya sulit untuk mengampuni dan memaafkan orang lain, dendam, yang mengakibatkan orang-orang hidup dalam perbuatan gelap yaitu berzinah, membunuh, mencuri dan mengingini milik orang lain dengan cara yang tidak benar, yang intinya adalah perbuatan jahat terhadap orang-orang lain.
Bagi kita yang percaya kepada Yesus maka Yesus telah membebaskan kita dari semua kutuk dan kuasa dosa dan hal ini ditegaskan dalam Galatia 3:13-14: ”Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.”
Dosa tidak dapat berkuasa atas hidup kita, sehingga kita dapat menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan sekaligus kita juga memiliki senjata dari Roh Kudus agar kita hidup berkemenangan dan diantaranya adalah damai sejahtera.
Jadi Kristus serta karya Roh Kudus menyebabkan kita memiliki semuanya itu.
Namun agar kita senantiasa terus berkemenangan atas dosa maka kita harus mengenakan Kristus selama-lamanya, agar dengan kita fokus kepada Kristus maka kita dikuatkan dan diteguhkan bahwa Kristus telah menyelesaikan semua kegelapan hidup kita dan terus senantiasa mengalirkan damai sejahtera-Nya kepada kita.
”Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:14).
Dan damai sejahtera dari Allah itulah yang dapat membuat kita tenang dan tidak berbuat dosa terhadap orang lain tetapi mengasihi orang lain seperti Kristus mengasihi semua orang.
Diskusikan dalam komunitas saudara bagaimana damai sejahtera yang dari Tuhan membuat saudara dapat meninggalkan perbuatan kegelapan sehingga dapat mengasihi orang lain!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Efesus 4:29.
Perkataan yang bagaimanakah yang tidak boleh keluar dari mulut kita?
Kalua begitu, perkataan yang bagaimanakah yang harus keluar dari mulut kita? Dan apakah tujuannya?
Siapakah yang berduka ketika perkataan yang buruk keluar dari mulut kita?
Allah mengajarkan kepada kita agar dari mulut kita tidak keluar perkataan yagn tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Mungkin bagi banyak orang bertanya-tanya apakah mungkin tidak ada perkataan kotor yang keluar dari anak-anak Tuhan sementara dalam kenyataannya masih banyak anak-anak Tuhan yang mengeluarkan perkataan yang sembarangan dari mulut mereka diantaranya fitnah, gosip, amarah, caci maki, dan lain-lain.
Alkitab berkata dalam Matius 15:11: “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”
Sehingga perkataan yang sembarangan itu dapat menyakiti dan melukai serta menjatuhkan orang lain.
Dan sumbernya adalah di dalam hati kita.
Bagi setiap anak-anak Tuhan untuk berkata dengan perkataan yang baik dan benar harus dimulai dari pemahaman bahwa di dalam hati kita tidak ada lagi sumber dosa, karena manusia lama kita telah turut disalibkan bersama Yesus.
Firman Tuhan berkata dalam Roma 6:6-7: ”Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.”
Dengan disalibkannya manusia lama kita maka kita tidak lagi memiliki kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah dan segala bentuk kejahatan yang lainnya dan akibatnya kita memiliki dan mengenakan manusia yang baru yaitu keramahan, kasih mesra dan pengampunan, sehingga kita dapat mengekspresikan manusia baru kita lewat perkataan dan perbuatan kita, di mana dimulai dari hati kita yang telah diperbarui.
Akibatnya kita mulai memiliki perkataan yang baik, tidak ada lagi perkataan yang kotor, sehingga orang-orang yang mendengarkan perkataaan kita dapat dibangun dan beroleh kasih karunia.
Dengan pemahaman yang benar bahwa kita memiliki manusia baru, maka kita tidak jatuh bangun dalam perkataan kita tetapi berkemenangan.
Diskusikan dalam komunitas saudara bagaimana saudara memiliki perkatan yang baik karena menyadari bahwa saudara tidak mempunyai manusia lama tetapi memiliki manusia baru!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 15:11.
Menurut ajaran Yesus, hal apakah yang dapat menajiskan orang lain?
Mengapa hal yang keluar dari mulut kita yaitu perkataan kita dapat menajiskan orang?
Jika demikian, bagaimana caranya kita mewaspadai hati dan perkataan kita agar dapat memberkati orang lain?
Ketika kita memiliki hati yang senantiasa melekat kepada Tuhan dan FirmanNya, maka hati kita selalu dipenuhi dengan damai sejahtera dari Tuhan walaupun sekeliling kita ada situasi yang kurang menyenangkan, tidak gelisah, tidak cemas, tidak khawatir dan tidak panik sehingga respon kita terhadap situasi tersebut menjadi benar lewat perkataan dan perbuatan kita.
Itulah sebabnya kita harus menjaga hati kita dengan memenuhinya dengan Firman Tuhan supaya senantiasa dipenuhi oleh damai sejahtera.
Seperti yang dikatakan dalam Amsal 4:23: ”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Hati yang dipenuhi oleh damai sejahtera dapat mengalirkan kehidupan yang dapat memberkati orang lain lewat perkataan dan perbuatan kita.
Oleh karena itu kita juga harus berhati-hati dengan perkataan kita, seperti Firman Tuhan yang tertulis dalam Amsal 18:21: ”Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” dan Yakobus 1:19: ”Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.”
Kita harus memenuhi hati kita dengan Firman Tuhan sehingga perkataan kita dapat terkendali oleh damai sejahtera yang memenuhi hati kita sehingga perkataan kita adalah perkataan yang benar, membangun serta memberkati orang lain seperti yang Rasul Paulus ajarkan dalam Efesus 4:29: ”Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.”
Dengan perkataan yang memberkati ini kita dapat menolong orang yang dalam kesusahan, pergumulan, penderitaan, pencobaan sehingga mereka mengalami pemulihan dan kebangkitan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara senantiasa memiliki perkataan yang benar dan memberkati orang lain karena melekat kepada Firman Tuhan.
DI MANA ADA KEBENARAN DI SITU TUMBUH DAMAI SEJAHTERA
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini :
YESAYA 32:17-20
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yesaya 32:17.
Dalam kehidupan yang bagaimanakah akan tumbuh damai sejahtera?
Apakah akibat dari hidup yang dibangun diatas kebenaran?
Apakah janji Tuhan bagi bangsa yang hidup di dalam kebenaran Tuhan?
Tuhan menyatakan bahwa untuk hidup dalam damai sejahtera maka kita harus hidup dalam kebenaran, maksudnya bukan hanya tahu kebenaran tetapi hidup dan melakukan kebenaran.
Dalam Yohanes 14:6 Yesus berkata bahwa Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup.
Berarti yang dimaksud dengan hidup dalam kebenaran adalah hidup yang berfokus kepada Yesus dan Firman-Nya.
Itulah sebabnya untuk hidup dalam damai sejahtera kita harus fokus keapda Yesus dan Firman-Nya.
Dalam Yohanes 14:27 dikatakan bahwa: ”Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Karena Yesus adalah damai sejahtera maka ketika kita fokus kepada Yesus maka damai sejahtera dari Allah akan memenuhi seluruh kehidupan kita.
Demikian juga dalam Yakobus 1:25 dikatakan bahwa: ”Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”
Sehingga ketika kita hidup senantiasa tinggal dalam Firman serta melakukannya, maka kita akan hidup dalam damai sejahtera, penuh kebahagiaan.
Jadi dengan hidup berfokus kepada Yesus dan Firman-Nya maka kita akan senantiasa tinggal dalam damai sejahtera.
Hal ini penting kita pahami karena ditengah keguncangan dunia saat ini dalam ekonomi, keamanan, politik dan moral maka ketika kita hidup dalam kebenaran kita senantiasa akan diselimuti oleh damai sejahtera Tuhan sehingga kita tidak mudah terguncangkan, tidak takut, tidak gentar menghadapi dunia ini.
Oleh sebab itu marilah kita hidup berfokus kepada Yesus yang adalah kebenaran serta melakukan Firman-Nya.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara fokus kepada Yesus dan kebenaran-Nya sehingga senantiasa hidup dalam damai sejahtera!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah tanda-tanda akhir zaman?
Apakah tanda-tanda akhir zaman sudah kelihatan saat ini?
Apakah yang harus dilakukan anak-anak Tuhan melihat ciri-ciri akhir zaman?
“Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.” (Markus 13:7).
Berita atau kabar tentang akhir zaman ditanggapi berbeda-beda.
Pertama, apatis, dan tidak peduli.
Kedua, ditanggapi dengan ketakutan.
Ketiga, ditanggapi dengan damai sejahtera.
Tanggapan pertama dan kedua, tentu saja bukanlah tanggapan orang-orang percaya.
Tuhan Yesus sengaja memberitahukan tanda-tanda keadaan menjelang akhir zaman kepada murid-murid untuk membuat hati mereka tidak gelisah (damai sejahtera).
Saudara, Tuhan Yesus meminta dengan sungguh-sungguh supaya murid-murid tidak gelisah terkait keadaan menjelang akhir zaman.
Kalimat janganlah kamu gelisah, secara gramatikal adalah perintah untuk terus menerus tidak mengalami gelisah, bingung, galau atau stres.
Alasan untuk tidak gelisah adalah karena Tuhan sudah memberitahukan terlebih dahulu keadaan yang akan terjadi dan akhir dari semuanya adalah kedatangan Tuhan Yesus.
Orang-orang yang menantikan kedatangan Tuhan Yesus akan memandang peristiwa yang mendahuluinya sebagai bagian dari kedaulatan Allah.
Analogi sederhana ini mungkin dapat membantu.
Karena pekerjaan atau pelayanan, kita tidak dapat menonton siaran langsung pertandingan tim Sepakbola Indonesia melawan tim Vietnam.
Dalam pertandingan itu tim Indonesia menang dengan 2 gol, kemudian besoknya kita menonton rekaman pertandingan tersebut.
Tentu saja kita tidak gelisah apakah tim Indonesia akan menang atau kalah, karena kita sudah tahu pemenangnya.
Berbeda apabila menonton langsung, hati kita gelisah kalau-kalau Indonesia kalah.
Kita sudah tahu Tuhan Yesus pasti datang dan kita sudah diberitahukan tanda-tanda yang menyertainya, jadi tidak perlu gelisah.
Saudara, kita hidup di dunia yang semakin merosot.
Kita menantikan langit baru dan bumi yang baru.
Oleh karena itu, janganlah mencintai dunia ini, tetapi persiapkanlah dirimu untuk langit baru dan bumi yang baru.
“Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:17).
Renungkanlah, apakah saudara mengenali tanda-tanda akhir zaman, dan bagaimanakah sikap saudara seharusnya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah perbedaan damai sejahtera dari Allah dan dunia ini?
Bagaimana cara mendapatkan damai sejahtera?
Apakah saudara dapat terus menerus mengalami damai sejahtera?
“Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian! Amin.” (Roma 15:33).
Peperangan selalu mendatangkan ketakutan, kesedihan, kehancuran dan kematian.
Perhatikanlah negara-negara yang sedang berperang, banyak rakyat yang menderita karena kehilangan keluarga dan harta kekayaan.
Banyak pula yang meninggalkan negaranya dan menjadi pengungsi di negara lain. Peperangan biasanya di awali oleh permusuhan.
Tahukah saudara, bahwa manusia berdosa adalah musuh Allah?
“Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,” (Kolose 1:21).
Dapat dibayangkan betapa mengerikannya hidup sebagai musuh Allah!
Apakah yang dapat dilakukan manusia menghadapi hukuman Allah?
Apakah manusia dapat melarikan diri dari Hukuman Allah?
Syukur kepada Allah, kita sudah diperdamaikan dengan Allah melalui korban Tubuh Yesus di kayu salib.
“sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.” (Kolose 1:22).
Sekarang kita tidak hidup dalam ketakutan, tetapi hidup dalam damai sejahtera Allah.
Sekarang kita memiliki damai sejahtera.
Saudara, damai sejahtera yang sejati bersumber dari Allah.
Dunia terus mencoba menciptakan pengganti damai sejahtera Allah.
Dunia menawarkan damai sejahtera semu.
Jangan kejar damai sejahtera semu yang mudah tergoncangkan, karena saudara sudah memiliki sumber damai sejahtera yaitu Tuhan Yesus.
Dia yang sudah memberikan damai itu kepada kita, dan damai terus mengalir di dalam kita melalui kehadiran Roh Kudus.
Jangan gantikan damai sejahtera dari Allah dengan damai sejahtera dari dunia ini.
Kalau saudara sudah memiliki Tuhan Yesus, saudara memiliki damai sejahtera, bahkan sumber damai sejahtera itu ada dalam hati kita, amin.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana supaya terus menerus mengalami damai sejahtera.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah arti damai sejahtera?
Bagaimana caranya mengalami damai sejahtera?
Apakah perbedaan damai sejahtera dari Tuhan dan dari dunia?
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”. (Yohanes 14:27).
Ada dua jenis damai sejahtera.
Pertama, damai sejahtera Tuhan Yesus yang adalah damai sejahtera sejati, kedua damai sejahtera dari dunia ini.
Kedua jenis damai sejahtera tersebut sama-sama diberikan, yang berbeda adalah siapa yang memberikannya.
Damai sejahtera dari dunia diberikan dunia, sedangkan damai sejahtera sejati datang dari Allah.
Tuhan memberikan, dunia juga memberikan.
Kata memberi secara gramatikal berarti tindakan yang dilakukan sekarang, terus menerus dan mengindikasikan kepastian terjadi.
Dunia setiap hari terus menerus menawarkan damai sejahtera, melalui kekayaan, ilmu pengetahuan, jabatan, ketenaran dan lainnya, namun damai sejahtera yang diberikan adalah damai sejahtera palsu, yang akan lenyap, hilang atau berkurang.
Damai sejahtera dari Allah tidak ditentukan oleh apapun yang ada di dunia.
Damai sejahtera dari Allah tidak akan hilang atau berkurang saat kita kehilangan kekayaan, saat kita tidak memiliki uang, atau saat kita mengalami penderitaan.
Damai sejatera dari Allah tidak akan tergoncangkan apapun di dunia ini.
Damai sejahtara (dalam Bahasa Yunani Eirene) memiliki beragam arti, di antaranya adalah; kerukunan, tidak ada perang lagi, keamanan, keselamatan, kemakmuran, kebahagiaan.
Damai sejahtera yang utama adalah saat kita diperdamaikan dengan Allah, setelah itu kita mengalami keselamatan, keamanan dan kebahagiaan.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana caranya Tuhan memberi damai sejahtera
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang akan dialami orang yang berlindung pada Tuhan?
Apakah bentuk perlindungan Tuhan?
Apakah yang dimaksud dengan sukacita?
“Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.” (Mazmur 5:12).
Daud menuliskan Mazmur-nya tentu karena Ilham dari Allah dan pengalamannya.
Salah satu akibat dari berlindung kepada Tuhan adalah sukacita.
Selain itu mereka akan menyatakan sukacitanya dengan bersorak-sorai.
Jadi sukacita itu bukan hanya ada di dalam hati/perasaan, tetapi juga dapat terlihat atau dirasakan orang lain.
Sukacita dapat dimanifestasikan.
Saudara, sukacita dalam alkitab Bahasa Yunani xaírō (dari akar kata xar-, “bersikap baik, condong ke arah” dan serumpun dengan xáris, “rahmat”) – untuk bergembira dalam kasih karunia Allah (“bersukacita”) – secara harfiah, mengalami kasih karunia Allah (nikmat) , sadar (senang) atas karunia-Nya.
Jadi sukacita secara arti kamus adalah mengenal dan mengalami kasih karunia Allah.
Orang yang mengenal dan mengalami kasih karunia Allah akan selalu berlindung kepada Allah, dan mengandalkan Allah dalam hidupnya.
Jadi semakin jelas, bahwa sukacita tidak terkait dengan apa yang ada di dunia ini (kekayaan, posisi, ketenaran, jabatan, kesehatan) tetapi terletak di dalam Yesus Kristus.
Apabila Tuhan menjadi perlindungan kita dan Tuhan menaungi kita, maka tidak ada apapun di dunia ini yang dapat mengguncangkan kita.
Tidak ada satu kuasa apapun yang dapat mengalahkan kita.
Apabila kita ada dalam naungan-Nya, maka kita akan menikmati sukacita senantiasa.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana mengalami sukacita yang berasal dari Tuhan Yesus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan sukacita?
Apakah yand dimaksud dengan damai sejahtera?
Apakah saudara sudah mengalami sukacita dan damai sejahtera?
“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” Roma 15:13.
Saudara, sukacita dan damai sejahtera yang dimaksudkan ayat di atas adalah sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah dan sangat berbeda dengan yang berasal dari dunia.
Seperti dicatat dalam Yohanes 14:27 “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”.
Dunia juga terus menawarkan sukacita dan damai sejahtera.
Sukacita dan damai sejahtera dari dunia ini sumbernya bisa dari kekayaan, jabatan, gelar, hiburan dan lainnya.
Kata “memenuhi”secara gramatika Bahasa Yunani memiliki pengertian bahwa Allah telah memenuhi dan sebagai akibatnya terus aktif membuat penuh atau berlimpah.
Jadi, Allah-lah yang menghendaki kita berlimpah sukacita dan damai sejahtera, dan Allah telah melakukannya dan ingin kita mengalami terus menerus.
Sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah sudah ada di dalam kita, dan terus dialirkan secara aktif melalui Roh Kudus.
Oleh karena itu, sukacita dan damai sejahtera adalah bagian dari buah Roh, Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu”.
Sepanjang kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus, maka sukacita dan damai sejahtera akan terus berlimpah.
Oleh karena itu, kita perlu menyadari perbedaan sukacita dan damai sejahtera dari Allah dan yang berasal dari dunia ini.
Yang berasal dari dunia akan mudah diguncangkan, sedang yang berasal dari Allah tidak akan terguncangkan.
Lihatlah jemaat Tesalonika, sekalipun mereka ada dalam penganiayaan, sukacita mereka tetap melimpah.
“Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.”(2 Korintus 8:2).
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya supaya tetap bersukacita dalam penderitaan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Seperti siapa Yesus mengasihi kita?
Bagaimana caranya kita bisa tinggal di dalam kasih Yesus?
Bagaimana caranya supaya sukacita Yesus tinggal di dalam kita?
Apakah perintah Yesus Kristus?
Saudara yang kekasih, Kerajaan Allah adalah tentang kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Damai sejahtera yang Yesus miliki yang diberikan kepada kita.
Sukacita oleh Roh Kudus adalah merupakan sukacita yang akan memenuhi kita.
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-KU Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu, Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”(Yohanes 14:27).
Yang Yesus berikan adalah sumber damai sejahtera yaitu Roh Kudus.
Roh Kudus juga sumber sukacita, dan Roh Kudus juga sumber kebenaran.
Jadi ketika kita menerima kasih Allah Bapa, kasih dari Yesus Kristus dan juga kasih dari Roh Kudus, semua berasal dari satu sumber yaitu dari Bapa kita, yang menganugerahkan FirmanNya menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, dan menganugerahkan Roh KudusNya, yaitu Roh Allah Bapa.
Ketika kita menerima kasih Yesus Kristus, kita juga menerima kasih dari Bapa dan dari Roh Kudus.
“Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”(Roma 14:17).
Jadi ketika kita bersukacita karena Roh Kudus, maka sebenarnya kita juga sedang bersukacita karena Allah Bapa dan karena Yesus, Tri Tunggal Yang Esa.
Ketika kita saling mengasihi dengan sesama teman seiman, maka akan timbul sukacita.
Itulah sukacita yang berasal dari Tri Tunggal Yang Esa, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga hadir ketika kita saling melayani dalam kasih.
Mari kita saling mengasihi supaya kasih Bapa tinggal di antara kita!
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Mengapa banyak komunitas anak-anak Tuhan, merasakan garing, dan tidak harmonis?