Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang terjadi jika seseorang mengikatkan diri dengan Tuhan?
Apakah dosa-dosa percabulan di masa kini?
Apakah yang sepatutnya kita lakukan dengan tubuh kita?
Setelah seseorang menerima Kristus sebagai Juru Selamat, sesungguhnya ada perubahan besar yang terjadi secara rohani.
Kita tidak hanya dijanjikan untuk memperoleh keselamatan kekal, tetapi Tuhan juga memberikan benih baru dalam diri kita, yang memungkinkan kita untuk menjadi manusia baru.
Roh kita telah diperbarui karena kita turut menjadi bait Roh.
Oleh anugerah Tuhan, jiwa kita juga akan diperbarui, jiwa yang terdiri dari pikiran, perasaan atau emosi dan tekad atau kehendak itu semua akan diperbarui.
Pembaruan jiwa ini membutuhkan respon dari kita, ketika Roh Kudus mengingatkan kita—melalui pikiran kita—untuk kita melakukan hal-hal yang Tuhan kehendaki.
Misalnya, ketika kita menjadi sombong dengan memamerkan usaha (kedagingan) kita dan Roh mengingatkan.
Dan jika kita menyadari bahwa hal itu adalah teguran dari Tuhan dan kita mau bertobat, maka kita sedang memperbarui jiwa kita untuk menjadi semakin serupa Kristus.
Lalu bagaimana dengan tubuh kita? Tubuh adalah bagian yang paling rawan untuk dicobai oleh Setan.
Tubuh memiliki panca indera: mata untuk melihat; telinga untuk mendengar; kulit untuk meraba; hidung untuk mencium bebauan dan lidah untuk berbicara dan mencecap rasa.
Mata kita bisa digunakan untuk melihat hal-hal yang mulia, tetapi mata yang sama juga dapat digunakan untuk melihat hal-hal yang najis.
Hal yang najis seperti pornografi, atau melihat perilaku yang asusila.
Telinga bisa digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang mulia seperti musik dan pujian yang memuliakan Tuhan.
Telinga juga bisa digunakan untuk mendengar dengan sabar keluhan orang dalam sesi konseling, kemudian kita mohon hikmat Tuhan untuk memberikan kata-kata penguatan dan penghiburan.
Tetapi telinga yang sama juga dapat digunakan untuk mendengarkan perkataan kotor, gosip.
Lidah bisa digunakan untuk mengucapkan hal-hal yang baik dan mulia: berdoa, memuji Tuhan, mengucapkan kata-kata yang positif untuk menasehati, menguatkan orang lain.
Tetapi lidah yang sama juga dapat digunakan untuk mengucapkan kata-kata negatif.
Itu sebabnya Rasul Yakobus mengatakan: “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.” (Yakobus 3:5-6).
Mari kita muliakan Tuhan dengan tubuh kita dan segenap panca indera kita.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk memuliakan Tuhan dengan panca indera kita.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang datang melihat bayi Yesus?
Dan apa yang mereka lakukan?
Selain kepada para gembala, berita tentang kelahiran Yesus juga disampaikan kepada orang majus.
Lalu siapakah yang dimaksud dengan orang majus? Alkitab mencatat bahwa orang majus berasal dari Timur Yerusalem, mungkin dari Persia atau Iran di masa kini.
Disebut orang majus karena mereka adalah orang yang bijaksana, orang pandai.
Dan orang majus ini melihat dari kejauhan, bintang yang akhirnya menuntun mereka hingga tiba di Betlehem.
Tetapi sebelum mereka tiba di Betlehem, mereka bertanya-tanya kepada penduduk Yerusalem tentang seorang raja yang baru lahir.
Pertanyaan orang majus ini menjadi viral hingga didengar oleh seluruh penduduk Yerusalem, termasuk raja Herodes.
Herodes yang merasa tersaingi dengan kelahiran seorang raja dengan tanda-tanda yang begitu ajaib, berusaha untuk mencari dan membunuh bayi Yesus.
Tetapi malaikat Tuhan yang mengetahui niat jahat Herodes, segera meminta Yusuf, Maria dan bayi Yesus untuk mengungsi ke Mesir.
Bagi Herodes, berita kelahiran Yesus menyebabkan ketakutan dan kekawatiran.
Tetapi bagi orang majus, kelahiran Yesus memberikan sukacita besar.
Karena sukacita, ketika bertemu dengan Yesus, merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Saat ini, berita atau kabar baik yang disampaikan Kristus akan disambut dengan sukacita besar bagi mereka yang haus dan lapar akan kebenaran.
Tetapi bagi mereka yang masih dibutakan oleh si Jahat, kabar baik atau Injil keselamatan itu akan mereka cibir, ejek atau bahkan hina.
Sehingga adalah tugas kita orang yang sudah percaya, agar lebih banyak lagi orang yang dapat mendengar Injil Keselamatan dan menjadi percaya.
Ketika seseorang menjadi percaya, maka akan nada sukacita sejati yang mereka rasakan.
Sukacita yang hanya dapat dipahami dan dirasakan oleh mereka yang secara pribadi dipindahkan dari maut kepada hidup yang kekal.
Peter Wagner menyatakan bahwa ada sepuluh gradasi orang yang menolak Injil hingga mereka siap untuk menerima Injil.
Orang yang atheis, mereka yang sama sekali tidak percaya akan Allah berada pada posisi minus sepuluh (-10).
Dan mereka yang siap untuk menerima Injil ada pada posisi nol (0).
Ketika kita memberitakan Injil, mungkin mereka tidak langsung menerima Kristus sebagai Juru Selamat, tetapi sangat mungkin mereka sudah mulai terbuka, itu artinya mereka sudah berpindah dari minus yang besar ke minus yang semakin kecil.
Jadi tidak ada usaha pemberitaan Injil yang sia-sia. Harapan kita adalah agar semakin banyak orang yang mendengar Injil keselamatan dan mengalami kelahiran baru.
Mereka dipindahkan dari nol ke positif satu (+1).
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk memberitakan Injil Keselamatan kepada mereka yang kita kenal atau pun orang asing.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kepada siapa Allah berjanji akan tinggal di antara mereka?
Apa yang Allah akan lakukan ketika Allah ada di antara mereka?
Zefanya 3:16 ”Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.”
Firman Tuhan ini secara spesifik memang ditujukan kepada Yerusalem, lebih spesifik kepada Sion sebagai penghuni Yerusalem.
Dengan demikian Sion juga bisa berarti manusia penduduk Yerusalem.
Dan kita sebagai umat percaya di Perjanjian Baru, kita juga bisa mempercayai bahwa kita juga adalah Sion-Sion rohani, yaitu umat yang sudah ditebus oleh darah Kristus.
Menurut Firman di atas, Tuhan mengatakan agar tangan kita jangan menjadi lemah lesu, mengapa? Jawabannya ada di ayat 17-20.
Zefanya 3:17“TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,…”
Ya, kita tidak perlu lemah dan lesu oleh karena Tuhan ada bersama dengan kita.
Dan karena Tuhan ada bersama dengan kita, maka sesuai ayat 17 hingga 20, Ia menjanjikan:
Memberi kita kemenangan
Ia bergirang karena kita
Ia memperbarui kita dengan kasih-Nya
Ia bersorak karena kita
Ia akan mengangkat malapetaka dari kita
Ia akan bertindak kepada orang yang menindas kita
Ia akan menyelamatkan yang pincang
Jika ada yang mendapat malu, maka Tuhan akan ubahkan itu menjadi kepujian
Ia akan membuat kita menjadi kepujian dan menjadi ternama.
Semua janji itu tentu tidak berlaku secara otomatis, janji Tuhan itu akan terwujud jika kita menerimanya dengan iman dan selanjutnya kita bertindak sesuai tuntunan dan arahan Tuhan.
Lalu darimana kita tahu tuntunan dan arahan Tuhan? Kita akan semakin peka untuk mengenali tuntunan Tuhan jika kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.
Hubungan dengan Tuhan bisa terwujud jika kita memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan yang bisa kita wujudkan melalui doa, pujian dan penyembahan, melalui pembacaan dan perenungan Firman Tuhan.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk mengenal suara Tuhan, pimpinan Roh dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang berbicara kepada para gembala?
Apakah pesan utama yang disampaikan?
Sebelum Yesus lahir di bumi, Allah memberikan petunjuk tentang rencana kedatangan-Nya.
Dan Alkitab mencatat dengan jelas bahwa pesan itu disampaikan oleh malaikat dan disampaikan kepada para gembala.
Dan apa yang disampaikan oleh malaikat kepada para gembala, sesungguhnya itu adalah penegasan atas apa yang dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama.
Misalnya apa yang disampaikan oleh nabi Yesaya.
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”(Yesaya 7:14).
Atau apa yang dinubuatkan oleh nabi Mikha.
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”(Mikha 5:1).
Yang menjadi pertanyaan, mengapa ketika Yesus sudah lahir, malaikat menyatakannya kepada para gembala, bukan kepada para imam, nabi atau raja?
Mengapa bukan kepada raja, karena raja juga berfungsi sebagai tokoh politik dan Yesus datang sama sekali tidak ada hubungan dengan politik.
Mengapa bukan kepada imam dan nabi, karena berita yang disampaikan adalah peristiwa yang sudah terjadi, bukan yang akan terjadi, jadi ini bukan nubuatan.
Lalu mengapa kepada para gembala?
Pertama, karena gembala adalah orang yang biasa bertanggung jawab dengan tugasnya, yaitu menggembalakan hewan.
Dan gembala adalah salah satu pekerjaan yang paling awal dicatat di Alkitab.
Kita tentu ingat bahwa Habel mempersembahkan kambing domba kepada Allah, itu karena dia adalah seorang gembala.
Alasan kedua, Yesus sendiri kelak akan menjadi seorang gembala, bukan gembala hewan, tetapi sebagai Gembala umat manusia seperti ditulis dalam Yohanes 10:11“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”
Berita tentang kelahiran Yesus disebut sebagai kesukaan yang besar.
Karena Yesus datang, bukan hanya memberikan janji tetapi Dia juga adalah bukti tentang kasih Allah kan dunia.
Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Yesus adalah penggenapan dari kasih Allah.
Dan kepada mereka yang percaya pada perkataan-Nya, maka jiwanya akan diselamatkan, hidupnya akan diubahkan.
Bukankah itu berita yang sangat luar biasa? Berita yang menjadi kesukaan besar bagi seluruh orang yang percaya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu ketika pertama kali engkau mendengar berita Injil Keselamatan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Bagaimanakah kita harus mempersembahkan tubuh kita?
Apakah yang seharusnya kita alami ketika tidak menjadi serupa dengan dunia ini?
Apa yang dinasihatkan oleh penulis kitab Roma agar tidak kita lakukan?
Tidak terasa kita sudah di penghujung tahun 2023 dan akan segera memasuki tahun 2024.
Mungkin sebagian dari kita sedang berlibur atau masih sibuk bekerja mengejar ketertinggalan target tahun 2023.
Mungkin sebagian dari kita sudah mulai membuat target dan resolusi tahun 2024.
Apapun yang sedang direncanakan untuk dilakukan hari ini, kita sadar bahwa tahun 2023 akan segera berlalu dengan seluruh pengalaman dan emosi yang dirasakan.
Ada keberhasilan dan kegagalan yang kita alami.
Ada pengalaman yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.
Bagaimana caranya kita bisa mengakhiri tahun ini dengan sukacita dan hati yang tertuju kepada Tuhan?
Setidaknya ada 3 hal yang diingatkan bagi kita melalui pembacaan Alkitab hari ini :
Persembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah. Hidup adalah anugerah dan ketika kita mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah, itu menjadi ibadah yang sejati dan akan mendatangkan sukacita.
Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi, sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah. Jangan lagi mau dikenakan kuk perhambaan dengan mengikuti standard dunia karena Yesus sudah menebus semuanya di kayu salib. Kehendak Allah selalu mendatangkan kebaikan bagi kita, inilah yang menjadi pengharapan bagi kita.
Janganlah memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan. Kuasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kita secara special.
Selama kita hidup akan selalu ada tantangan dan masalah yang perlu dihadapi, dan sebenarnya di tengah semua hal itu juga ada berkat dan sukacita yang bisa dirasakan.
Namun seringkali kita lebih berfokus kepada hal-hal yang negatif.
Kita mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi, menyesali hal-hal yang tidak bisa diubah, dan mengharapkan sesuatu terjadi di luar sana daripada di dalam diri.
Kita memikirkan hal-hal yang terlalu tinggi dan tidak patut kita pikirkan. Inilah yang membuat kita terjebak dalam kekhawatiran dan stress bahkan depresi.
Biarlah nasihat dari rasul Paulus ini menolong kita untuk mengakhiri tahun 2023 dan mengawali tahun 2024.
Tuhan Yesus memberkati!
Berbagilah dengan pembimbing dan rekan-rekan Saudara apa yang Saudara rasakan di akhir tahun ini dan buatlah satu komitmen untuk melakukan apa yang ada dalam renungan hari ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah orang yang disebut berbahagia?
Apakah ada yang dapat disejajarkan dengan Tuhan?
Hal apakah yang memperkenan dan tidak memperkenan hati Tuhan?
Saudara, pernahkah Saudara memperhatikan anak kecil dengan semangatnya untuk melihat dan menceritakan hal-hal baru?
Anak kecil bisa mengagumi hal-hal yang menurut orang dewasa biasa saja.
Contohnya ketika mereka melihat hewan-hewan di kebun binatang, mengamati daun dan bunga beraneka jenis, mengejar kupu-kupu, atau memandang bintang.
Lihatlah bagaimana anak kecil dengan pandangan mata berbinar memanggil-manggil bahkan memaksa orang tuanya untuk ikut melihat hal yang ajaib bagi mereka.
Mungkin itu sebabnya Tuhan menyuruh kita untuk menyambut kerajaanNya seperti seorang anak kecil -Markus 10:15.
Kira-kira kita lebih sering memposisikan diri sebagai anak kecil yang bersemangat atau orang dewasa yang menanggapi seadanya dan biasa saja?
Daud berkata, “Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya Tuhan Allahku, perbuatanMu yang ajaib dan maksudMu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.” (Mazmur 40:6).
Kita tahu bahwa bersaksi adalah bagian dari roda pertumbuhan rohani.
Namun, banyak orang Kristen yang ragu-ragu untuk bersaksi karena menunggu harus ada “peristiwa besar” untuk disaksikan.
Akhirnya kita menjalani hidup sehari-hari dengan biasa saja.
Bahkan seringkali kita bingung harus bicara apa ketika diberi kesempatan untuk bagi berkat di persekutuan atau kelompok PA.
Bagaimana kalau kita mulai memikirkan udara yang bisa kita hirup dengan bebas karena paru-paru kita sehat dan bisa bekerja secara otomatis bahkan tanpa diperintahkan?
Bagaimana dengan kasih dan perhatian yang ditunjukan oleh keluarga atau orang lain melalui kebaikan-kebaikan “kecil” sehari-hari?
Bagaimana dengan ayat sederhana yang tiba-tiba teringat dan membuat kita berhenti mengeluh?
Sesungguhnya banyak sekali peristiwa ajaib di sekitar kita, yang Allah kerjakan di dalam kita yang tidak kita sadari.
Ada istilah dalam bahasa Inggris yang menyatakan hal ini, yaitu “Take it for granted”, yang artinya “Anggap sebagai gratisan” yang dampaknya tidak mensyukuri keberadaan seseorang atau sesuatu karena kita berpikir itu adalah sesuatu yang wajar dan akan selalu ada.
Orang seringkali tidak sadar betapa berharganya udara yang bebas dia hirup sampai ia mengalami sakit dan kesulitan bernafas.
Orang tidak sadar betapa berharganya seseorang sampai ia terpisah jauh.
Mari Saudara, kita meminta kasih karunia Tuhan untuk membuka mata kita sehingga kita bisa melihat dan mengalami keajaibanNya dalam hidup kita sehari-hari seperti seorang anak kecil.
Barulah saat itu kita bisa berkata seperti Daud, bahwa sungguh perbuatan Allah yang ajaib itu tidak bisa terhitung dan semangat untuk menceritakannya akan mengalir.
Setiap tindakan penyembahan kita, bukan menjadi korban bakaran yang biasa tapi mengalir dari hati yang kagum dan rindu kepadaNya.
Diskusikanlah dengan keluarga atau komunitas Saudara tentang hal-hal ajaib yang seringkali terlupakan dan mulailah menunjukkan penghargaan atas hal tersebut.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang menyebabkan puji-pujian Daud keluar dalam perikop ini?
Mengapa Tuhan layak dipuji?
Bagaimana seharusnya kita menyembah Tuhan?
Daud, adalah tokoh Alkitab yang dikenal dengan istilah “A man after God’s own heart”.
Kisah Para Rasul 13:22 menyatakan “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hatiKu dan yang melakukan segala kehendakKu.”
Alkitab dengan terbuka menceritakan kisah-kisah kemenangan maupun kejatuhan Daud.
Mazmur Daud menjadi gambaran isi hati Daud. Perasaan dan pikirannya dituangkan disana tanpa ditutupi.
Saat-saat dia merasa takut, bersukacita, hancur hati, dan beriman.
Ada satu hal yang jelas di tengah semua gejolak kehidupan Daud, yaitu kerinduanNya untuk mengenal Tuhan, kecintaanNya kepada Taurat, dan kepercayaannya kepada Allahnya.
Itulah sebabnya ia di sebut A man after God’s own heart oleh Allah sendiri.
Setelah Daud menjadi raja dan berhasil membawa Tabut perjanjian Allah ke Yerusalem, ia begitu bersukacita.
Ia memastikan ada pelayan Tuhan dari suku Lewi yang senantiasa memasyhurkan Tuhan dengan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagiNya.
Perjalanan membawa tabut perjanjian ini bukanlah mudah.
Ada insiden sebelumnya, dimana Uza melanggar kekudusan Tuhan dan mati -1 Tawarikh 13.
Daud menjadi begitu marah dan takut sehingga menghentikan proses pemindahan tersebut.
Baru tiga bulan setelahnya Daud kembali memindahkan tabut Allah dengan cara yang benar sesuai perintah Tuhan.
Begitu rindunya Daud untuk menyediakan tempat yang terbaik bagi Tabut perjanjian Tuhan sehingga tidak ada yang bisa menghentikannya.
Ia mencari Tuhan dengan segenap hati, sehingga nyanyian pengagungan bagi Tuhan senantiasa mengalir dalam hatinya.
Menceritakan kemulian Tuhan adalah tujuan hidup Daud karena ia merasakan sendiri betapa ajaibnya Tuhan.
Ketika hidup kita mengalami berbagai goncangan dan ketidaknyamanan.
Ketika kita lemah dan jatuh. Ketika kita tidak mengerti maksud dan rencana Allah.
Apakah Saudara tetap mencari Dia dengan segenap hati seperti Daud?
Apakah Saudara dengan jujur mencurahkan isi hati kepadaNya?
Kabar keselamatan adalah berita yang sangat luar biasa dan penuh kuasa, apalagi ketika dibagikan oleh seseorang yang mengalami keselamatan itu sendiri.
Bukan hanya keselamatan ketika kita lahir baru dan beroleh jaminan hidup bersama Allah setelah kematian, tapi keselamatan saat ini ketika kita hidup di dunia dengan segala tantangannya.
Saudara, kuasa Salib Kristus telah menyelamatkan kita dari kematian, kutuk, dan segala kelemahan.
Tidak ada sakit yang tidak ditanggungNya baik itu sakit fisik maupun jiwa.
Tidak ada luka yang tidak ditanggungNya. Tidak ada rencana musuh yang belum dipakukannya di kayu Salib.
Maka, menjadi normal jika setiap kali kita “diselamatkan”, kita menceritakannya kembali kepada orang lain.
Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara, keselamatan dari Tuhan yang seperti apa yang sedang dialami Saudara hari ini? Berdoalah agar saudara senantiasa mencari Tuhan dengan segenap hati dan menceritakan perbuatanNya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah umat yang kudus yang dipilih oleh Allah?
Mengapa bangsa Israel dipilih?
Bagaimanakah karakter Allah yang telah memilih bangsa Israel?
Musa menegaskan kembali kepada bangsa Israel, bahwa mereka adalah bangsa yang dipilih Tuhan.
Kata “memilih” pada ayat 6 bahkan ditegaskan ulang pada ayat 7.
Ini menunjukkan bahwa hal ini sangatlah penting untuk diingat oleh bangsa Israel.
Apalagi pada masa itu, orang-orang yang dibawa Tuhan keluar dari Mesir sudah tinggal sedikit karena banyak yang mati di padang gurun.
Jadi, Musa memandang penting bahwa generasi yang baru ini tetap mengetahui dan mengingat bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan. Mereka dipilih bukan karena jumlah mereka yang besar.
Jika melihat jumlah, Allah tidak akan memilih bangsa Israel yang jumlahnya paling sedikit dibandingkan bangsa-bangsa lain.
Apalagi, pada masa itu, kekuatan suatu bangsa ditentukan oleh banyak atau sedikitnya jumlah penduduk di dalamnya. Semakin banyak jumlah penduduknya, semakin kuat bangsanya.
Allah memilih Israel menjadi bangsa pilihanNya adalah murni karena kasihNya kepada bangsa Israel dan karena Ia setia akan janjiNya kepada hamba-hambaNya yang adalah nenek moyang mereka (Abraham, Ishak dan Yakub).
Kita juga beroleh status menjadi bangsa Israel rohani karena dipilih oleh Allah untuk menjadi bagian dari kerajaanNya.
Tuhan memberikan anugerah itu bukanlah berdasarkan apa yang kita lakukan atau miliki, melainkan semata-mata karena kasihNya yang besar untuk menebus kita.
Bahkan seharusnya kita tidak masuk hitungan, karena secara lahiriah kita bukanlah bangsa Israel.
Syukur kepada Allah, Dia menganugerahkan keselamatan itu kepada semua bangsa tanpa terkecuali, termasuk kita.
Maka, kita pun yang berada di luar Israel beroleh kesempatan yang sama untuk menikmati anugerah keselamatan yang Tuhan sudah berikan melalui Yesus Kristus.
Kita pun menjadi bangsa pilihan Tuhan, bersama dengan Israel jasmani, menjadi umat kesayanganNya.
Saudara, mari kita sadari kehormatan menjadi bangsa pilihanNya ini dan hidup kudus sesuai Firman Tuhan.
Jangan sampai menjadi sombong, karena kita tidak dipilih berdasarkan siapa kita, tetapi semata-mata karena kasih karuniaNya.
Kita adalah pendosa dan orang hukuman.
Hanya karena Ia membeli kita dengan darahNya mahal, kita menjadi berharga dan menjadi bangsa pilihanNya.
Ceritakanlah kebaikan dan perbuatanNya yang besar dan ajaib kepada semua orang, sehingga mereka pun beroleh keselamatan dan tergabung menjadi umat kesayanganNya bersama dengan kita.
Muridkan mereka, agar mereka pun bersaksi kepada lebih banyak orang lagi dan semua orang beroleh keselamatan dan tergabung ke dalam sekumpulan besar umat kesayangan Tuhan, bangsa pilihanNya yang dikhususkan hanya bagi Dia.
Dengan demikian, Kerajaan Sorga diperluas di atas bumi, dan nama Tuhan semakin dipermuliakan. Amin.
Berdoalah dan ambil waktu di minggu ini untuk bisa menceritakan kebaikan Tuhan dan memberitakan kebesaranNya kepada seseorang di sekitar Saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah kita menurut Rasul Petrus?
Untuk apakah kita dipilih?
Bagaimanakah keadaan kita dahulu dan sekarang?
Saudara, bagaimana rasanya jika Anda, yang bukan bangsa Inggris, tiba-tiba dipanggil dan dipilih keluarga Kerajaan Inggris (The Royal Family) menjadi anak dan anggota keluarga kerajaan?
Selain kaget, kebanyakan orang akan mengalami rasa bangga dan terhormat.
Mereka yang menerimanya tentu akan sangat senang dan berusaha menjaga kehormatan tersebut.
Demikian jugalah halnya dengan kita, bahkan lebih dahsyat lagi, ketika Tuhan semesta alam memilih dan menetapkan kita menjadi bangsa pilihanNya.
Saudara, kita tidak sekedar dipilih oleh orang terkenal seperti The Royal Family, melainkan oleh penguasa langit dan bumi yang sesungguhnya, yaitu Tuhan sendiri.
Kehormatan itu datang karena Yesus, mau lahir di dunia kita yang fana ini untuk menebus kita dari dosa dan mengangkat kita menjadi anakNya, menjadi bagian dari Kerajaan Sorga.
Lalu, seperti apa menjalani hidup yang menjaga kehormatan yang Tuhan sudah beri ini?
Sewajarnya hidup dalam kekudusan sesuai FirmanNya, dan menceritakan segala kebaikan Tuhan kepada banyak orang.
Dari kesaksian hidup kita, akan ada yang diselamatkan dan menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Sorga, sama seperti kita.
Mereka harus dimuridkan agar mengerti bahwa Tuhan memilih mereka bukan hanya untuk diri sendiri saja, melainkan juga untuk orang lain.
Dengan demikian mereka juga akan pergi memberitakan Injil, dan menyatakan kebaikan Tuhan kepada lebih banyak orang lagi.
Saudara, semua orang yang meresponi panggilan dari Tuhan menjadi bangsa pilihan dan umat kepunyaanNya.
Status itu yang tadinya hanya milik bangsa Israel, sekarang dianugerahkan juga kepada kita yang adalah bangsa-bangsa lain.
Suatu kehormatan yang tiada tara dari Tuhan bagi kita. Kita menjadi “bangsa Israel rohani” di mata Tuhan.
Saudara, anugerah yang besar telah menetapkan kita menjadi bangsa pilihanNya, sehingga status kita adalah “Keluarga Kerajaan”.
Iblis tidak bisa sembarang lagi meremehkan kita. Kita perlu menjaga kehormatan ini dengan segenap hati dan kekuatan kita.
Sudah semestinya kita hidup kudus sesuai Firman Tuhan dan memberitakan perbuatanNya yang besar dan ajaib kepada semua orang.
Sehingga kerajaanNya semakin diperluas, dan nama Yesus Kristus semakin dipermuliakan. Amin.
Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara bagaimana Saudara bisa hidup sebagai bangsa yang terpilih dan menyatakannya kepada sebanyak mungkin orang.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Keluaran 19:6.
Apakah janji Tuhan kepada bangsa Israel jika mereka sungguh-sungguh mendengarkan Firman Tuhan dan berpegang pada perjanjian Tuhan?
Selain hal diatas menjadi apakah bangsa Israel menurut janji Tuhan?
Perjanjian antara siapakah yang diterima oleh Musa?
Perjanjian antara Allah dan bangsa Israel yang disampaikan oleh Musa di gurun Sinai menjadikan bangsa Israel menjadi harta kesayangan Tuhan sendiri dari antara segala bangsa, mereka juga menjadi kerajaan imam dan menjadi bangsa yang kudus.
Namun karena ketidakpercayaan bangsa Israel, tepatnya ketidaktaatan bangsa Israel maka Allah juga memanggil dan mengatakan kepada bangsa-bangsa lain termasuk kita.
”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” (1 Petrus 2:9-10).
Kita berperan sebagai imamat yang rajani, yaitu imam-imamnya Tuhan yang berkerajaan dan pastikan bahwa sebagai seorang imam kita memahami dan menjalankan tugas kita seperti seorang imam dalam Perjanjian Lama:
Pastikan bahwa lampu pada kandil bercabang 7 selalu menyala dimana sumbunya tetap bersih, dimana jiwa dan hati kita selalu bersih dan tahir dari dosa dan kehidupan duniawi, mau dikoreksi, mau belajar dan bebas dari ganjalan-ganjalan dan konflik batin sehingga roh kita selalu menyala-nyala;
Pastikan ada mezbah dupa berisi ukupan yang harum saat dibakar. Kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan lewat doa, pujian dan penyembahan dan persembahan hidup kepada Tuhan sehingga kita selalu mengalami realita kehadiran Tuhan;
Pastikan bahwa ada roti sajian yang selalu diganti dari roti yang lama menjadi roti yang baru. Kita memiliki kehidupan yang merenungkan Firman Tuhan dan mendengar suara Tuhan, kita hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah, dengan demikian kita benar-benar hidup oleh iman dan iman itu yang selalu membawa kita kepada kemenangan.
Dengan memastikan kehidupan dan tugas imam itu selalu kita lakukan maka kita akan mengalami serta menikmati kekudusan Tuhan setiap saat.
Hal inilah yang menjadikan kita sebagai bangsa yang kudus.
Ketika tugas imam-imam yang berkerajaan itu hidup di dalam kita, maka perbuatan yang besar dari Tuhan akan kita ceritakan kepada dunia ini karena kita selalu mengalami Tuhan di dalam kerajaan-Nya.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana fungsi dan tugas seorang imam dipastikan selalu berfungsi dalam kehidupan saudara.