Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah hal-hal yang praktis yang dapat kita lakukan sebagai perwujudan tindakan kasih?
Jika ada seorang yang memusuhi kita, apa yang harus kita lakukan?
Di Alkitab banyak terdapat nasehat untuk saling mengasihi.
Definisi kasih yang paling terkenal mungkin yang terdapat dalam 1 Korintus 13, seluruh pasal ini secara khusus menguraikan definisi kasih.
Sedangkan di Kitab Roma yang sudah kita baca, Paulus lebih menekankan bagaimana kasih bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Enam hal praktis yang bisa dilakukan, adalah:
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! : Kita mengasihi bukan karena ingin dilihat orang, kita mengasihi karena memang sungguh-sungguh mengasihi!
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat: saling mendahului dalam memberikan salam, ketika bertemu. Saling mendahului memaafkan ketika sedang berselisih paham.
Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Banyak pelayan Tuhan, umat Tuhan yang perlu dibantu khususnya dalam hal keuangan. Dan yang jarang dipraktikkan adalah: memberi tumpangan! Ini dilakukan misalnya untuk memberi tumpangan para hamba Tuhan dari luar kota yang sedang berkunjung ke kota kita. Menyediakan kamar tidur, menyiapkan makanan dan minuman.
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Kasih Allah itu kasih Agape, kasih yang tanpa syarat, unconditional love. Tentu ini bukan hal yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi Tuhan memang menghendaki agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. ”Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.” (Lukas 6:29).
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!Tidak hanya dilarang membalas kejahatan dengan kejahatan, Tuhan ingin agar kita melakukan apa yang baik. Dijauhkanlah dari kita untuk mereka-reka hal yang buruk kepada orang lain, siapa pun itu!
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.Bahkan ketika ada orang yang dengan sengaja melukai kita secara fisik dan psikis, misalnya kita difitnah. Tuhan menghendaki agar kita tidak menuntut balas! Firman Tuhan mengatakan: Pembalasan itu haknya Tuhan!
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, dari berbagai nasehat tentang kasih yang telah kita pelajari, nasehat mana kah yang paling sukar untuk diterapkan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa tubuh kita perlu dipersembahkan kepada Tuhan?
Seberapa pentingkah seseorang untuk mengetahui kehendak Allah?
1 Tesalonika 5:23 ”Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Allah menghendaki agar roh, jiwa dan tubuh kita terpelihara sempurna dengan tak bercacat.
Roh terdapat dalam manusia batiniah kita, dimana Roh Allah juga berada.
Sedangkan jiwa dan tubuh terdapat dalam manusia lahiriah kita. Tubuh adalah tempat dimana roh dan jiwa kita berada.
Di dalam jiwa terdapat pikiran, perasaan dan tekad atau kehendak.
Dan kombinasi dari itu semua terbentuklah kepribadian kita.
Roh penurut tapi daging lemah-Matius 26:41. Manusia batiniah kita penurut, tetapi manusia lahiriah kita lemah.
Itulah sebab, kita perlu untuk mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan dan melatihnya dengan disiplin agar tubuh kita takluk kepada keinginan roh.
Di dalam tubuh kita terdapat panca indra: mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.
Betapa pentingnya kita mempersembahkan itu semua kepada Tuhan, sehingga semua panca indra kita, tidak digunakan untuk hal-hal yang najis yang mengakibatkan pencobaan dan dosa.
Roma 6:6 ”Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
Sebelum kita dilahirkan baru, manusia lama kita akan sangat dominan, tetapi Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, sehingga tubuh dosa kita hilang kuasanya.
Kita adalah ciptaan baru, hal ini lah yang menyebabkan kita mampu untuk hidup kudus dan berkemenangan.
Selain kita mempersembahkan panca indra kita, maka kita juga patut mempersembahkan pikiran, perasaan dan kehendak kita kepada Tuhan.
Pikiran kita hanya memikirkan:semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji -Filipi 4:8.
Emosi kita, kita persembahkan kepada Tuhan dalam pujian, penyembahan dan merespon dengan empati kebutuhan orang lain.
Daud adalah seorang yang mengasihi Tuhan, tetapi dia yang juga adalah raja, Daud tidak malu untuk menari bagi Tuhan.
Dan itu adalah contoh yang benar bagaimana kita merespon kehendak Roh dengan emosi kita.
Selanjutnya, sangat penting bagi kita untuk menyerahkan kehendak atau tekad kita kepada Tuhan.
Sehingga ketika ada konflik dalam batin kita, kita tahu apa yang harus kita putuskan.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, tentang bagaimana praktis dalam mempersembahkan mata, pikiran dan perasaan kita, kepada Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah perbedaan manusia lahiriah dan manusia batiniah?
Apakah yang menjadi alasan atau motivasi Paulus sehingga dia rela untuk menderita?
Watchman Nee dalam bukunya yang berjudul “Remuknya Insan Keluarnya Roh”, menjelaskan dengan sangat jelas apa perbedaan manusia lahiriah dan manusia batiniah.
Dalam buku tersebut, istilah manusia disebut sebagai “insan”.
Di buku tersebut antara lain ditulis, manusia dibagi menjadi manusia batiniah dan manusia lahiriah.
Tempat yang Allah diami adalah manusia batiniah, sedang tempat di luar kediaman Allah adalah manusia lahiriah.
Dengan kata lain, roh kita ada di manusia batiniah, sedang bagian dari manusia yang dapat kita rasakan adalah manusia lahiriah.
Allah telah menaruh Roh-Nya di dalam kita, Allah juga telah menaruh kehidupan-Nya dan kekuatan-Nya di dalam kita, yakni di dalam manusia batiniah kita.
Di luar manusia batiniah ini ada pikiran kita, emosi kita, tekad kita dan yang paling luar adalah tubuh kita.
Manusia batiniah kita menyukai hal-hal yang dari Roh, sebaliknya manusia lahiriah kita menyukai hal-hal yang bersifat kedagingan.
Apa itu sifat daging: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora -Galatia 5:19-21.
Galatia 5:17 ”Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Penghambat sehingga keinginan daging yang tersembunyi dalam manusia lahiriah kita tampak seperti dominan atau sukar ditaklukkan, karena kita tidak senantiasa hidup di dalam Roh dan hidup dipimpin Roh.
Watchman Nee menyatakan bahwa hambatan itu karena manusia batiniah kita, dimana Roh Allah berada tidak dapat keluar.
Karena ada lapisan tebal yang menyelubungi. Hal itu seperti biji gandum yang harus pecah terlebih dulu agar ia dapat berbuah.
Salah satu lapisan tebal penyebab Roh Kudus tidak mampu mengintervensi kehidupan kita yang buruk adalah pikiran, emosi dan kehendak kita yang terlalu kuat.
Kecerdasan dan pengetahuan yang sangat luas, itu bisa menjadikan kita lebih mengandalkan kepintaran kita, dibandingkan mengandalkan Tuhan.
Emosi atau perasaan kita yang terlalu kuat atau terlalu lemah, bisa membuat kita diombang-ambingkan oleh perasaan, sehingga Roh Kudus sukar untuk “berbicara” kepada kita.
Kehendak kita yang terlalu kuat juga bisa membuat ego kita sangat kuat, sehingga kita menjadi tinggi hati dan sulit untuk mendengar suara Roh.
Yohanes 12:24 ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
Marilah kita merelakan Roh Kudus untuk menghancurkan semua penghambat yang menjadi perintang kemajuan rohani kita.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, makna biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dimaksud dengan bejana tanah liat?
Apa yang dimaksud dengan “maut yang bekerja dalam diri kami”?
2 Korintus 4:10 ”Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.”
Terdapat dua hal dalam pernyataan Firman di atas: Kematian dan Kehidupan.
Paulus menyatakan bahwa dia selalu membawa kematian Yesus.
Kematian Yesus di kayu salib adalah lambang kasih-Nya yang sempurna.
Kasih yang menyebabkan Yesus rela hidup sementara di dunia, hingga mati dan terpisah sejenak dengan Bapa.
Oleh karena kematian-Nya, maka kita beroleh penebusan kekal atas dosa kita.
Dengan selalu mengingat kematian Yesus, maka kita diingatkan untuk hidup dalam kasih kepada Tuhan dan kepada sesama.
Kita juga diingatkan atas janji penebusan, janji keselamatan kekal bagi kita yang percaya.
Yesus mati di kayu salib, dan bukankah Firman Tuhan juga menyatakan agar kita juga turut memikul salib-Nya.
Matius 16:24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Memikul salib adalah wujud kerelaan untuk ikut menderita sebagai pengikut Kristus.
Kita bukan menderita karena kita melakukan kejahatan sehingga kemudian dihukum, kita juga bukan menderita karena kecerobohan yang kita lakukan di tempat kerja misalnya, sehingga atasan kita menegur kita dengan keras.
Tetapi kita menderita ketika kita hidup benar, misalnya kita sebagai seorang tenaga pemasaran, menolak melakukan suap kepada calon pelanggan, sehingga sebagai akibatnya kita dimutasi ke luar kota atau ke tempat kerja yang fasilitasnya lebih buruk.
Bagian kedua dari ayat 2 Korintus 4:10 ”…supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.”
Kehidupan Yesus menjadi nyata adalah akibat dari bagian pertama yang kita lakukan, yaitu “membawa kematian Yesus”.
Dengan demikian ada janji yang mulia bagi orang yang bersedia untuk “membawa kematian Yesus”, yaitu buah-buah kehidupannya akan menjadi semakin nyata dan itu adalah buah kehidupan Yesus.
Artinya kita akan diubah menjadi semakin serupa dengan Kristus.
Sekali lagi, jalan menjadi semakin serupa dengan Kristus adalah hasil atau buah kehidupan dari perilaku yang senantiasa “membawa kematian Yesus”.
Saudara, kapan engkau terakhir menderita bagi Yesus sebagai konsekuensi ketika engkau melakukan kebenaran.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang perlu disiapkan agar kita bisa hidup kudus?
Dalam bidang kehidupan yang mana, Tuhan ingin agar kita kudus?
Ada dua sifat yang menggambarkan tentang Allah, pertama Allah adalah kasih dan yang kedua Allah adalah kudus.
Allah yang Kudus karena Ia adalah Allah Pencipta, Allah yang kekal, Allah yang terpisah khususnya dari dosa, Allah yang Agung dan Mulia, Allah yang tidak diketemukan sedikit pun hal yang tercela dalam diri-Nya.
Yesaya 6:3 ”Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!”
Yesaya menegaskan bahwa Allah itu kudus, dengan menyerukan tiga kali kata kudus: Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam.
1 Petrus 1:15,16 ”tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
Allah yang kudus menghendaki umat tebusan-Nya juga menjadi kudus, dengan hidup dalam kekudusan.
Hidup dengan meninggalkan manusia lama, tidak hidup menuruti keinginan daging, dengan kata lain: hidup jauh dari dosa.
Dosa adalah lawan dari kekudusan.
Jika seseorang dengan sengaja memilih untuk berbuat dosa, sesungguhnya dia dengan sengaja sedang melakukan tindakan yang melawan Allah.
Karena dia sedang melakukan hal yang tidak ada dalam diri Allah.
1 Petrus 1:15 “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu…” Allah ingin agar dalam seluruh bidang kehidupan, kita kudus. Di rumah, di sekolah, di kampus dimana pun kita hidup kudus dengan tidak melakukan hal yang berdosa. Dilihat atau tidak dilihat oleh orang lain, kita tetap hidup kudus.
Mulut kita kudus dengan tidak mengucapkan dusta dan perkataan kotor atau kemarahan yang tidak terkendali.
Mata kita kudus dengan tidak melihat hal yang najis, cabul.
1 Petrus 1:14 “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu.” Hidup kudus itu dimulai dengan hidup sebagai orang yang taat kepada Tuhan dan tidak menuruti hawa nafsu!
Saudara, kalau engkau menilai kekudusanmu dari 1 hingga 10, engkau ada di angka berapa. Lalu apa upayamu agar nilai kekudusanmu meningkat?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Paulus dapati di Troas?
Mengapa hati Paulus tidak tenang ? Lalu apa yang dilakukan Paulus?
Apa yang terjadi dengan perantaraan Paulus dan Titus?
Siapakah Paulus dan Titus bagi Allah?
Saudara-saudari,
Beberapa tahun terakhir ini ada berita yang menyebutkan bahwa ada beberapa gereja ditutup di Inggris dikarenakan banyak orang terlebih anak-anak muda yang tidak lagi tertarik dengan hal-hal yang balutannya hal rohani atau berbau kekristenan.
Bahkan di tengah-tengah gereja sendiri ada orang-orang tertentu yang hanya sibuk dengan aktivitas pelayanan gereja tanpa menyadari panggilan hidupnya adalah hidup bagiNya sebagai surat Kristus yang terbuka yang bisa dibaca oleh banyak orang.
Paulus mempunyai kesempatan melayani dengan memberitakan Injil di Troas, karena Paulus merasa pintu terbuka untuk pelayanan ini.
Tetapi, meskipun memiliki kesempatan yang baik untuk melayani di Troas, Paulus merasa gelisah karena tidak menemukan Titus, rekan sepelayanannya, sehingga Paulus berangkat ke Makedonia.
Paulus melanjutkan dengan menyatakan bahwa Paulus dan Titus dibawa ke dalam jalan kemenanganNya dalam pemberitaan Injil mereka, sehingga keharuman pengenalan akan Kristus ada dimana-mana.
Mereka adalah bau yang harum diantara mereka yang diselamatkan maupun mereka yang binasa.
Mereka juga adalah bau yang harum bagi kematian dan bagi kehidupan.
Saudara, panggilan kita sebagai orang yang percaya adalah menyebarkan keharuman pengenalan akan Allah di tengah dunia ini.
Kehidupan kita sebagai surat Kristus yang terbuka yang memancarkan aroma Kristus: kasihNya, kematian dan kebangkitanNya, kehidupan yang baru di dalamNya yang menghasilkan karakter Kristus sehingga orang-orang boleh menikmati aroma keharuman pengenalan akan Allah.
Kemenangan-kemenangan yang dianugerahkanNya dalam hidup kita dan tubuh Kristus lainnya akan menjadi kesaksian yang hidup.
Sehingga dalam setiap aspek hidup kita, kita sebagai alat di tanganNya yang membawa orang-orang mengalami kelaparan dan kehausan untuk mengenal pribadi-Nya lebih dalam lagi.
Keharuman pengenalan akan Allah akan ada dimana-mana: baik bagi yang tua maupun bagi yang muda, baik bagi yang ada di kota maupun bagi yang ada di desa, dan baik di tempat yang jauh maupun di tempat yang dekat.
Tuhan Yesus memberkati.
Apa yang menjadi sukacita terbesar dalam pelayanan penginjilan kita dan tubuh Kristus lainnya? Aroma harum apa yang kita bawa ketika kita melayaniNya dalam setiap aspek hidup kita?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya makin bertambah kasih karuniaNya dalam kita?
Ketika kita dibaptis di dalam Kristus, kita dibaptis juga dalam hal apa?
Ketika kita dikuburkan bersama dengan Kristus, kita akan mengalami apa?
KematianNya adalah kematian terhadap apa?
KehidupanNya adalah kehidupan untuk siapa?
Bagaimana cara kita memandang kematian dan kehidupan?
Saudara saudari..
Pada setiap prosesi pemakaman yang seringkali kita hadiri, kita selalu diperhadapkan dengan pemandangan yang nyata bahwa ada tubuh jasmani yang telah mati dan kembali ke tanah serta tubuh rohani yang hidup dan kembali kepada Allah.
Kematian dan kehidupan yang menjadi misteri bagi manusia yang tinggal di bumi ini, tetapi menjadi keharuman bagi nama Allah sebagai pemilik satu-satunya bumi ini.
Paulus menegaskan bahwa ketika kita sebagai anak Tuhan dibaptis di dalam Kristus, kita turut mati bersama denganNya terhadap dosa, dan akan dibangkitkan bersama denganNya dalam hidup yang baru.
Lewat hal inilah kita semakin menyadari bahwa dosa tidak lagi berkuasa dalam hidup kita sebagai anak Tuhan.
Sebaliknya, kita hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus yang menganugerahkan kepada kita kehidupan yang baru.
Kematian terhadap dosa yang kita sadari adalah dengan meninggalkan kehidupan lama kita yang dikuasai oleh dosa.
Baik itu pikiran yang berdosa, hati yang berdosa, tindakan yang berdosa yang tidak sesuai dengan kebenaran FirmanNya.
Kita tidak lagi terpikat oleh keinginan dosa dan dikuasai olehnya.
Melainkan setiap harinya mengambil keputusan untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusanNya.
Kehidupan yang lama telah berlalu dan kehidupan yang baru telah datang.
Kehidupan bagi Yesus adalah hasil dari keputusan kematian terhadap dosa.
Memberikan hidup ini sepenuhnya untuk hidup terus terhubung dengan Yesus.
Terhubung dan terkoneksi dengan pribadi Yesus melalui FirmanNya.
Hidup dalam kekudusan dan ketaatan penuh terhadap pimpinan Roh KudusNya yang menghasilkan karakter Kristus.
Sehingga hidup yang anak Tuhan jalani sekarang di dalam daging adalah hidup di dalam iman dalam Kristus Yesus.
Hidup kita didalamNya yang selalu memuliakan-Nya, akan membawa keharuman nama-Nya dimanapun kita berada.
Dan melalui kehidupan kita, banyak orang juga boleh mengalami panggilan untuk mempersembahkan hidup kepada Allah, bertumbuh dalam hal yang sama seperti kita; mati bagi dosa dan hidup bagi Allah.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah saat ini saudara masih bergumul untuk mati bagi dosa? Apa tindakan saudara untuk meninggalkannya? Dan bagaimana untuk tetap hidup bagi Allah?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Paulus menegur jemaat Galatia?
Mengapa dengan mengatakan kebenaran, Paulus menjadi musuh jemaat di Galatia?
Sampai kapan Paulus menderita sakit bersalin lagi?
Apa kerinduan Paulus kepada jemaat di Galatia?
Saudara saudari,
Renungan Firman hari ini kita akan belajar dari Rasul Paulus yang menulis kepada jemaat Galatia, menegur mereka karena apa yang terjadi dengan hati mereka, sehingga Paulus mengingatkan untuk membuka hati kepada pengajaran yang benar dan tidak menjadikan Paulus musuh mereka.
Rasul Paulus juga mengingatkan jemaat Galatia bahwa mereka yang mendekat kepada jemaat Galatia punya tujuan menarik jemaat Galatia menjauh dari ajaran yang benar.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat Galatia untuk kembali kepada kebenaran, dan Rasul Paulus akan mengusahakan hal ini sekalipun sampai merasakan sakit bersalin, supaya keserupaan dengan Kristus ada di dalam jemaat Galatia.
Demikianlah halnya dengan kita sebagai anak Tuhan di dalam tubuh Kristus.
Ada pemimpin yang Tuhan tempatkan kepada kita untuk mengajar kita dalam kebenaran.
Didalam kelompok terkecil ada pembimbing PA. Di dalam kelompok yang lebih besar ada ketua persekutuan.
Di dalam kelompok yang lebih besar lagi ada ketua departemen sampai Penatua.
Mereka mengambil peran seperti Paulus yang mengusahakan dengan sepenuh hati, jiwa, dan tenaga, bahkan sampai mengalami sakit bersalin (sakit yang seperti dirasakan oleh seorang ibu ketika akan melahirkan anaknya ke dunia) untuk kita dapat hidup dalam kebenaran melalui Firman Kristus.
Kebenaran itulah yang menjadi bagian depan kita, dan kemuliaan Tuhan menjadi bagian belakang kita.
Supaya nyata bahwa kita semakin serupa dalam Kristus.
Respon kita terhadap pengajaran akan kebenaran yang disampaikan oleh pemimpin kita adalah memiliki hati yang mau terbuka untuk terus diajar.
Hati yang mau terus lapar dan haus untuk mengalami perjumpaan pribadi denganNya melalui firmanNya sehingga kita mengalami pertumbuhan dan melahirkan karakter Kristus.
Karakter Kristus yang ada dalam hidup kita inilah yang akan dilihat dan dibaca oleh banyak orang, sehingga ada banyak orang juga yang akan datang mengenal Tuhan, datang untuk belajar tentang Tuhan, dan memuliakan nama Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
Sebagai umat Tuhan, apakah saudara pernah berbeda pendapat mengenai pengajaran akan kebenaran yang disampaikan oleh pemimpinmu? Apa tindakan saudara terhadap hal itu? Bagaimana respon hati saudara terhadap hal ini?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang memberikan jabatan Rasul, Nabi, Pemberita Injil, Gembala, dan Pengajar kepada sebagian orang?
Apa tujuan diberikannya jabatan itu untuk pelayanan dan tubuh Kristus?
Sampai kapan kita diperlengkapi dalam pelayanan?
Dapatkah kita diombang ambingkan oleh berbagai angin pengajaran dan tipu daya manusia dan kecerdikan yang mengarah pada kelicikan yang menyesatkan?
Bagaimana peran seluruh anggota tubuh dalam jemaat?
Saudara saudari,
Surat Paulus kepada jemaat di Efesus ini mengajarkan bahwa kesatuan Roh dan kesatuan Iman di dalam jemaat dapat dipelihara dan disempurnakan dengan:
Menerima dalam iman pelayanan para rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar.
Bertumbuh dalam kasih karunia dan maju ke arah kedewasaan rohani, bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus dan diperlengkapi dengan segenap kepenuhan Kristus.
Tidak lagi menjadi anak-anak yang menerima “rupa-rupa angin pengajaran”, tetapi yang sebaliknya memiliki pengetahuan akan kebenaran.
Memberitakan kebenaran yang dinyatakan dalam alkitab dengan kasih.
Dan hidup dalam kebenaran dan kekudusan.
Semua kita dalam jemaat memiliki peran dan tanggungjawab yang tidak sama, tetapi setiap kita punya peran dan tanggungjawab yang penting bagi pertumbuhan bersama.
Semua kita sebagai bagian dari Tubuh Kristus ini dipanggil untuk menyadari peran dan tanggungjawab kita masing-masing.
Yesus Kristus memberikan beragam karunia di dalam jemaat, termasuk peran yang unik sebagai rasul, sebagai nabi, sebagai penginjil, sebagai gembala, dan sebagai pengajar untuk memperlengkapi umat Tuhan dan membangun umat Tuhan agar membawa umat Tuhan bertumbuh secara rohani kearah kedewasaan penuh dalam Tuhan.
Perlengkapan yang membawa umat Tuhan tidak terus menjadi anak-anak yang diombang ambingkan oleh angin pengajaran dan tipu daya manusia dan kecerdikan yang mengarah pada kelicikan yang menyesatkan seperti yang hari-hari ini ditawarkan dunia ini, tapi bertumbuh menjadi dewasa dalam Tuhan.
Pertumbuhan yang sehat adalah yang membuat semua kita ke arah keserupaan dengan Kristus.
Kita dipanggil untuk berakar dalam kasih dan kebenaran, bertumbuh dalam kebenaran yang melahirkan karakter Kristus, sehingga hidup kita memuliakan Kristus.
Seperti Kristus memperlengkapi kita dengan segala hal yang kita butuhkan, demikian jugalah kita terus memiliki kelaparan dan kehausan untuk diperlengkapi dalam kasih dan kebenaran di dalam tubuh Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.
Saudara, coba diskusikan dengan rekan PA atau rekan persekutuanmu. Apa peran dan tanggung jawab penting yang Tuhan taruh dalam hidupmu? Bagaimana peran tersebut berguna dalam memperlengkapi tubuh Kristus lainnya untuk bertumbuh bersama dalam Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah pokok anggur yang benar? Dan siapa pengusaha dari pokok anggur yang benar tersebut?
Apa yang dilakukan oleh Bapa terhadap ranting yang tidak berbuah dan terhadap ranting yang berbuah?
Apa yang membuat kita menjadi bersih?
Apa yang membuat ranting bisa berbuah?
Siapa pokok anggur dan siapa ranting-rantingnya? Apa yang dapat membuat kita berbuah dan apa yang membuat kita tidak dapat berbuah?
Dalam hal apa Bapa dimuliakan?
Saudara saudari,
Setiap saat ketika kita mengunjungi pasar buah, atau supermarket untuk membeli buah, pada umumnya kita akan mencari buah yang kualitasnya bagus, tidak cacat atau busuk, dan rasanya yang manis bukan yang asem dan kecut apalagi hambar.
Semakin bagus kualitas buah juga akan menentukan harga dari buah tersebut.
Firman Tuhan hari ini mengajar kita untuk kita sebagai anak Tuhan berbuah terus di dalam Kristus.
Buah yang dihasilkan dari kita sebagai anak Tuhan diharapkan adalah buah yang punya kualitas bagus.
Tidak ada cara yang lain untuk buah bisa menghasilkan buah yang bagus selain punya pengusaha dengan kualitas yang terbaik, yang memelihara dan memastikan pohon yang ditanam, bertumbuh terus dengan baik, memiliki ranting-ranting yang kuat dan terhubung dengan pokok anggur, membersihkan ranting-rantingnya sehingga dihasilkan kualitas terbaik dari sebuah pohon yaitu buah yang bagus.
Demikianlah hal nya dengan dengan kehidupan kita.
Pengusaha dan pemelihara kehidupan kita adalah Bapa di surga. Bapa minta kita tinggal tetap di dalam anakNya Yesus Kristus dan selalu terhubung dengan Yesus.
Dan ketika kita tinggal didalam anakNya, kita akan berbuah.
Bagaimana tinggal tetap didalam anakNya Yesus Kristus? Ya, tinggal didalamNya dengan menghidupi FirmanNya di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Firman yang menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.
Firman inilah yang mengajar kita, menyatakan kebenaran kepada kita, yang memperbaiki kelakuan kita, yang mendidik kita dalam kebenaran.
Dan hasil dari kita tinggal dalam Yesus Kristus adalah kehidupan kita yang berbuah di dalam banyak hal, di dalam karakter Kristus.
Sehingga kita siap menjadi terang dan garam di manapun kita berada, dan melalui kesaksian hidup kita yang terus menerus berbuah, nama Bapa dimuliakan.
Tuhan Yesus memberkati.
Menurut saudara, buah apa saja yang bisa dihasilkan dari kita tinggal tetap di dalam Kristus? dan dampak apa yang dihasilkan ketika kita tidak terhubung dengan pokok anggur?