Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Bila Goliat mendatangi Daud dengan pedang dan tombak, maka dengan apa Daud mendatangi Goliat?
Apa yang menjadi keyakinan Daud mengenai pertarungannya dengan Goliat?
Apakah Tuhan menyelamatkan dengan pedang dan lembing?
Bagaimana Daud mengalahkan Goliat?
Pertempuran Daud dan Goliat memberikan banyak inspirasi kepada kita sebagai umat Tuhan mengenai bagaimana Allah bekerja ketika kita lebih mengandalkan Tuhan daripada kekuatan jasmani serta hanya mengandalkan pengalaman-pengalaman manusia semata.
Kekuatan jasmani dan pengalaman memang diperlukan untuk suatu pertempuran namun lebih dari itu keyakinan akan kekuatan Allah adalah yang jauh lebih penting daripada kekuatan jasmani.
Mari kita lihat setidaknya 2 hal yang dapat dipelajari dari peristiwa ini.
Hal pertama adalah seringkali manusia begitu yakin ketika mereka kuat secara fisik dan menjadi lemah ketika merasakan kelemahan secara jasmani, kecenderungan manusia untuk bergantung kepada hal-hal yang fisik membuat kita seringkali terintimidasi dan tidak mengalami kemenangan dalam pergumulan yang dihadapi.
Bangsa Israel ketakutan karena melihat fisik Goliat, tidak ada yang berani melawan karena mata mereka hanya melihat secara fisik, Goliat dan bangsa Filistin mengintimidasi bangsa Israel secara fisik.
Hal kedua adalah pengalaman seringkali juga bisa membawa kita kepada kebiasaan-kebiasaan yang menghalangi kita untuk berkemenangan, pengalaman adalah hal yang penting namun tidak boleh menghalangi kita untuk Tuhan memberikan kepada kita pengalaman baru.
Daud mungkin tidak berpengalaman dalam berperang, namun Daud membuka diri untuk dipakai Tuhan sebagai senjata peperangan dan Daud mendapatkan pengalaman baru berperang bersama Tuhan.
Iman Daud lebih penting daripada senjata ataupun baju zirah, ketika Daud yakin dengan Tuhan dan janjiNya maka batupun bisa dipakai Tuhan untuk mengalahkan Goliat.
Bila Goliat datang dengan tombak dan lembing maka Daud datang dengan nama Tuhan semesta alam.
Mari kita ambil pelajaran yang berharga dari peristiwa ini, bergantunglah kepada Tuhan lebih dari hal-hal dan kekuatan fisik/materi yang kita miliki, mari kita terbuka mengalami pengalaman baru bersama Tuhan dengan hal-hal yang luar biasa yang Tuhan sediakan.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dilakukan orang Israel dengan tabut Tuhan selama 6 hari?
Apakah yang dilakuakn pada hari ke-7?
Apa yang terjadi dengan tembok Yerikho pada saat bangsa Israel bersorak-sorak dengan nyaring?
Apakah mereka berhasil merebut Yerikho?
Puji-pujian dan sorak-sorai kepada Tuhan yang dilakukan bersama-sama dalam suatu kesatuan memberikan dampak yang luar biasa dalam suatu peperangan yang dilakukan oleh bangsa Israel.
Tentu bukan sembarang pujian dan sorak-sorai, namun ini suatu gerakan yang dilakukan karena perintah Tuhan.
Peristiwa jatuhnya Yerikho karena sorak-sorai bangsa Israel adalah pelajaran berharga mengenai kuasa dari pujian dan sorak sorai kepada Tuhan.
Tembok Yerikho menggambarkan kubu penghalang yang tidak mudah ditembus oleh bangsa Israel pada waktu itu tanpa pertolongan Tuhan.
Namun Tuhan ingin mengajarkan suatu kebenaran kepada bangsa Israel mengenai bagaimana suatu pujian sorak-sorai yang dilakukan dalam keyakinan dan pimpinan Tuhan dapat meruntuhkan penghalang yang tidak mudah ditembus dalam waktu yang sangat singkat.
Peperangan secara rohani memang berbeda dengan peperangan secara jasmani, meskipun hasilnya terlihat secara fisik dengan runtuhnya tembok Yerikho pada hari ke tujuh namun peperangan secara rohani sudah dimulai pada hari pertama sejak para prajurit mengelilingi tembok ini diiringi tiupan sangkakala.
Peperangan rohani membutuhkan ketaatan seluruh prajurit kepada pemimpin untuk mengikuti seluruh instruksi yang diberikan Tuhan, sekalipun tampaknya suatu tindakan aneh dan tidak biasa dilakukan oleh prajurit namun mereka taat dengan arahan pemipmin.
Pada hari ketujuh ketika mereka bersorak-sorai diiringi tiupan sangkakala maka kemenangan peperangan secara jasmani mereka dapatkan.
Tembok Yerikho runtuh dan kota Yerikho dikuasai dengan mudah oleh bangsa Israel.
Ada kalanya Tuhan memberikan instruksi kepada kita melalui Roh Kudus untuk kita memperkatakan firmanNya dengan pujian dan sorak-sorai agar kita meruntuhkan penghalang atau tembok yang mengintimidasi kita atau menghalangi kita untuk berdoa atau melayani Tuhan.
Bagian kita adalah meresponnya dengan benar, taat kepada pimpinanNya dan kita akan melihat bagaimana cara Tuhan berperang bersama kita sampai kita mendapatkan kemenangan demi kemenangan atas pergumulan demi pergumulan yang kita hadapi.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah sesungguhnya seorang pencuri dan perampok yang disebutkan dalam perikop hari ini?
Siapakah yang disebut sebagai gembala domba?
Suara siapakah yang didengarkan domba-domba?
Siapa yang berjalan di depan domba-domba?
Seorang gembala yang baik bekerja untuk mengarahkan domba-domba yang dipeliharanya ke tempat yang terbaik dimana mereka dapat makan dan minum sehingga bertumbuh dan berkembang biak.
Agar domba-dombanya dapat melihat dan mendengar “arahannya” maka gembala akan berjalan di depan dan memperdengarkan suaranya sehingga domba-domba dapat mengikuti ke mana gembala membawanya berjalan.
Dalam perjalanan menuju tempat yang dikehendaki gembala tentu domba-domba ini dapat melihat kesana kemari dan juga mendengar berbagai suara-suara yang berasal dari tempat-tempat dimana mereka lewat.
Untuk itulah domba-domba ini harus mengenal dengan baik suara dari gembalanya dan senantiasa berada dalam rombongan domba-domba lain agar tidak tersesat dan bisa mati diterkam binatang buas atau diambil oleh pencuri domba.
Perumpamaan domba dan gembala adalah pelajaran sederhana yang diberikan Yesus agar kita senantiasa mendengar suaraNya sebagai Gembala Agung kita.
Sebagai domba-dombaNya kita sejatinya hanya tinggal mengikuti kemana Dia pergi dan senantiasa mengenal suaraNya dan sudah pasti kita akan sampai ke tempat yang terbaik yang disediakan oleh Gembala Agung kita.
Namun sayang perkara mudah ini menjadi rumit karena kecenderungan manusia untuk mengikuti pikirannya sendiri daripada mengikuti Gembala kita.
Ketika bangsa Israel hendak masuk ke tanah perjanjian tugas mereka hanyalah mengikuti Allah yang telah berjalan didepan mereka selama perjalanan keluar dari Mesir dan melihat bagaimana Allah berperang melawan musuh-musuhNya.
Namun sejarah mencatat bahwa “domba-domba” ini memutuskan untuk balik lagi ke Mesir dan menolak untuk mengikuti Gembala masuk ke padang rumput hijau.
Mereka lebih mendengar suara-suara ketakutan dan intimidasi daripada suara Gembala Agung mereka.
Mari kita renungkan bersama perumpamaan sederhana tetapi dalam ini, ingatlah tugas kita hanya mendengar suaraNya, mengikuti apa yang Gembala minta dan senantiasa berada dalam kumpulan domba-domba yang lain, kita pasti sampai kepada rancanaNya yang mulia bagi hidup kita.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dikatakan Yesus kepada Perempuan itu mengenai lokasi tempat menyembah Bapa?
Kapan saatnya akan tiba bahwa penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran?
Penyembah seperti apa yang Bapa kehendaki?
Mengapa kita harus menyembah Allah dalam roh dan kebenaran?
Penyembahan kepada sesuatu yang lebih berkuasa dan lebih mulia telah dikenal manusia jauh sebelum Allah memperkenalkan diriNya kepada bangsa Israel sebagai Allah yang hidup.
Kejatuhan dalam dosa membuat manusia memiliki kecenderungan yang salah untuk menyembah sesuatu yang lebih berkuasa dan diandalkan menurut pikirannya sendiri.
Pada masa lalu mereka lebih menyukai membuat patung-patung yang diletakkan dalam suatu lokasi tertentu seperti gunung atau tempat tertentu dimana mereka dapat datang setiap saat untuk menyembah dan melakukan ritual penyembahan.
Pada dasarnya mereka tidak kenal siapa yang mereka sembah seperti yang dikatakan Yesus kepada perempuan Samaria itu: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.”
Pada hari ini kita bisa menyembah Bapa dimanapun kita berada.
Seorang penyembah tidak saja mengenal apa yang disembahnya tetapi dia juga mempersembahkan hidupnya sebagai korban penyembahannya kepada Bapa.
Pengenalan yang benar kepada Bapa membuat kita dapat memahami isi hatiNya.
Penyembah yang sejati yang mengenal Bapa senantiasa memillki kerinduan untuk mengikuti perintah yang disembahnya. Jadi tidaklah mungkin seseorang disebut penyembah Bapa tetapi tidak mengenalNya dan tidak mengikuti apa yang Bapa kehendaki tetapi hanya mengikuti keinginannya sendiri menurut pikirannya yang dipandang baik.
Pada hari-hari terakhir ini ada banyak tipu daya iblis yang mencoba untuk mengalihkan umatNya menjadi penyembah sejati.
Sebagai seorang penyembah apalagi pemimpin penyembahan (WL) mari kita semua hidup dalam kehendakNya, taat kepada pemimpin yang mengarahkan kita untuk berjalan dalam kebenaran, taat kepada aturan-aturan pemerintah sebagai orang-orang yang diberikan otoritas diatas kita.
Penyembah-penyembah yang benar tidak hanya menyembah dalam roh tetapi juga dalam kebenaran, bukan kebenaran sesuai pikiran kita atau manusia tetapi sesuai pikiran Yesus yang sudah tertulis melalui FirmanNya yang tercatat dalam Alkitab.
Dan yang terakhir, penyembah-penyembah yang benar akan memberi dampak tidak hanya di alam rohani tetapi juga di manifestasikan di lingkungannya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan? diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Alat musik apa saja kah yang ada dalam perikop ini?
Apakah perbedaan antara pujian dan penyembahan?
Kitab Mazmur adalah Kitab yang menjelaskan dengan rinci tentang konsep pujian dan penyembahan.
Ada perbedaan mendasar tentang pujian dan penyembahan.
Puji-pujian (praise): Dilakukan ketika seseorang ingin memasuki hadirat Allah.
Penyembahan (worship): Dilakukan ketika seseorang sudah ada dalam hadirat-Nya, dan dalam penyembahan kita lebih banyak untuk menikmati hadirat Allah.
Dalam ibadah di gereja kita bisa melihat dengan cepat perbedaan pujian dan penyembahan.
Pujian biasanya dilakukan dengan bernyanyi dengan keras, nada yang lebih cepat, bertepuk tangan, menari.
Sedang pada penyembahan jemaat bisa berlutut, bernyanyi dengan lembut, bisa dengan bersujud, mata tertutup dan tangan diangkat ke atas.
Allah senang umat-Nya memuji dan menyembah Dia.
Ada begitu banyak ayat dalam Alkitab yang mendorong kita untuk memuji dan menyembah.
Allah senang kita memuji, dan penting juga kita untuk memuji dengan nyanyian baru, jadi bukan terus menerus memuji dengan nyayian lama! Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. (Mazmur 149:1).
Allah senang kita memuji dengan tarian, dengan berbagai alat musik: rebana, kecapi, sangakakala (terompet), gambus, seruling, ceracap (symbal) yang berdenting, ceracap yang berdentang. (Mazmur 150).
Di jaman moderen ini, alat-alat musik itu bisa ditemukan dalam beragam alat musik tiup (terompet, saksofon, dll), alat musik gesek (biola, rebab, cello, dll), alat musik pukul (rebana, drum, symbal,dll), alat musik petik (gitar, bass, harpa, kecapi, dll).
Lalu mengapa pujian begitu penting dalam kehidupan umat Allah. Beberapa alasan yang penting:
Allah memang menghendaki kita umat tebusan-Nya untuk memuji Dia. (Mazmur 149:1)
Allah bersemayam di atas pujian umat-Nya. (Mazmur 22:4)
Ada kuasa dalam puji-pujian (Mazmur 149: 6-9)
Saudara, marilah kita memuji Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan badan kita.
Jangan ragu kalau Roh Kudus menggerakkan engkau untuk melompat, bertepuk tangan dengan gembira.
Ingat ketika raja Daud pulang dari peperangan dan dia tidak malu untuk menyanyi dan bersorak bahkan menari untuk Tuhan.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang Daud alami dan rasakan ketika menulis kitab Mazmur 22 ini?
Apakah yang Daud percayai tentang Allah dan keberadaan-Nya?
Kisah Para Rasul 13:22 Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.
Daud jauh sebelum dia menjadi raja, ia adalah seorang penggembala domba.
Dan sebagai penggembala domba, Daud sudah terbiasa untuk bermain kecapi, menyanyi dan menyembah Tuhan.
Dan ini terbukti di kemudian hari ketika Saul meminta Daud untuk bermain kecapi agar dia dapat terhibur.
Berbagai tekanan dalam kehidupan Daud, justru membawa Daud untuk bergaul semakin akrab dengan Tuhan.
Dia menulis mazmur pujian, dia menyanyi dan menyembah Tuhan.
Dan itulah sebab sehingga Allah berkenan kepada Daud.
Melalui penyembahan yang dia lakukan, Daud semakin mengenal Allah.
Dia paham betul bagaimana ”menghadirkan” Allah dalam kehidupannya sehari-hari.
Mazmur 22:4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.
Ya, Daud tahu ketika dia memuji dan menyembah Tuhan, maka hadirat-Nya akan turun.
Dan Daud akan merasakan betapa Allah begitu dekat…
Bagi kita orang-orang yang telah ditebus oleh darah Kristus, kita juga adalah Israel rohani.
Sehingga ketika kita memuji dan menyembah Allah—dalam roh dan kebenaran, maka hadirat-Nya juga akan turun menjamah dan menguatkan kita.
Betapa mulia dan indah ketika Allah sendiri bersemayam di atas pujian umat-Nya.
Dan bukankah tidak ada yang lebih mulia dibandingkan hadirat Allah?
Dan siapa saja, kapan saja, dimana saja, kaya atau miskin, tua atau muda, kulit putih atau kulit berwarna…semua kita dapat memuji dan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.
Orang bisa menangis dalam keharuan yang dalam ketika mengalami lawatan atau hadirat-Nya.
Kisah kebangkitan rohani atau revival yang terjadi di berbagai negara dari masa ke masa, itu membuktikan bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup, Allah yang hadir di atas penyembahan umat yang mengasihi-Nya.
Saudara, sudah pernahkah engkau mengalami hadirat-Nya ketika engkau berdoa, memuji dan menyembah Allah.
Ceritakan itu kepada teman PA atau teman di persekutuanmu.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Kapankah yang dimaksud nabi Amos dengan bernubuat; “Pada hari itu….”?
Tuhan menjanjikan pemulihan atas umat-Nya Israel, apakah pemulihan itu juga berlaku bagi “Israel rohani”, atau umat Allah di masa kini?
Menurut ahli Teologia, nubuat dalam Alkitab sebagian sudah digenapi, misalnya nubuat tentang Mesias sudah digenapi dengan kedatangan Yesus di bumi.
Ada pula nubuat yang belum digenapi, yaitu nubuat-nubuat akhir zaman.
Tetapi ada pula nubuat yang bersifat ganda, sudah digenapi di masa yang lalu dan akan digenapi di masa yang kemudian.
Nabi Amos berbicara tentang Gereja – dia berkata “Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala.” (Amos 9:11)Nubuat ini ditafsirkan oleh para pemimpin Gereja abad pertama sebagai yang digenapi pada zaman mereka. ”Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: “Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan (Kisah Para Rasul 15:13-16)
Kedatangan Yesus dan keselamatan bagi bangsa Yahudi adalah penggenapan pertama dari nubutan Amos.
Tetapi banyak hamba Tuhan yang percaya bahwa nubuat ini masih akan digenapi di masa-masa akhir jaman.
Artinya di masa yang akan datang akan ada pemulihan bagi bangsa Israel, mereka yang selama ini belum percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang Allah janjikan, pada saatnya mereka akan percaya.
Dan janji restorasi Pondok Daud ini juga akan berlaku bagi Israel rohani, yaitu umat Allah dimana saja, yaitu mereka yang telah menjadikan Kristus sebagai Juru Selamat pribadi.
Akan ada pemulihan Gereja Tuhan, pemulihan komunitas orang percaya.
Daud dikenal sebagai penulis kitab Mazmur, dia dikenal sebagai penyembah Allah.
Dengan demikian pemulihan Pondok Daud, bisa dimaknai sebagai pemulihan penyembahan kepada Allah yang hidup.
Dan bukankah fenomena ini sudah terlihat di mana-mana, di berbagai negara, di mana Tuhan membangkitkan kelompok umat Allah yang menyembah dalam roh dan kebenaran.
Orang-orang yang dilawat oleh Roh Kudus dan mereka memuji Tuhan dengan bebas, tidak diatur dengan liturgi yang rapi.
Mereka bersorak, bertepuk tangan, ada kalanya menangis bahkan ada pula yang tertawa dalam tawa yang kudus (holy laughter).
Ya, sukacita yang Tuhan berikan, bahkan bisa menyebabkan orang tertawa sewaktu menyembah Tuhan.
Saudara, dalam kelompok kecil, ceritakan pengalamanmu ketika Tuhan melawat engkau dalam doa dan penyembahan.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Selama Israel dalam pembuangan, apa sajakah perintah Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yeremia?
Melalui nabi Yeremia, Allah memberikan perintah kepada umat Israel agar mereka beranak cucu, agar mereka mendirikan rumah, agar mereka mengusahakan kesejahteraan kota dimana mereka tinggal.
Di masa yang lalu, tepatnya di masa pembuangan orang Israel, Allah menghendaki agar umat-Nya menjadi berkat bagi kota dimana mereka tinggal.
Saat ini kita juga adalah pendatang dan perantau (1 Petrus 2:11) di dunia ini, karena secara rohani kita adalah orang-orang yang telah memperoleh keselamatan kekal.
Yeremia 29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Ayat ini menegaskan bahwa Tuhan meminta umatNya untuk mengusahakan kesejahteraan kota dimana mereka tinggal.
Sebagai perantau di dunia ini, Tuhan juga menghendaki agar kita menjadi berkat bagi kota, bangsa dan negara di mana kita tinggal.
Dan itu bisa dimulai dengan berdoa bagi kota, bangsa, negara.
Berdoa bagi para pemimpin bangsa: bagi presiden dan keluarganya, bagi para pejabat baik di pusat maupun di daerah.
Kita berdoa agar para pemimpin diberikan hikmat untuk memerintah dengan cerdas, jujur dan adil.
Karena kita tinggal di Indonesia, maka patut kita berdoa bagi bangsa kita dengan ukuran misalnya:
Dipenuhinya Sila ke 5 Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tingkat kemakmuran rakyat Indonesia yang semakin meningkat yang diukur menurut kaidah-kaidah yang baku, misalnya: Pertumbuhan Ekonomi misalnya minimal 5 persen per tahun, Pengendalian Inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB) Perkapita yang semakin meningkat, Indeks Gini yang rendah (yang menjelaskan ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin, juga rendah) dan Penurunan penduduk miskin.
Diukur dari besaran PDB, Indonesia saat ini menempati posisi ke 16 sebagai negara dengan PDB terbesar. Saat ini PDB Indonesia sebesar lebih dari 1 Triliun Dolar AS. Itulah sebabnya Indonesia masuk dalam kelompok negara G-20. Dan puji Tuhan selama setahun ini, Indonesia menjabat sebagai keketuaan (presidensi) G-20.
Tahun yang lalu karena pandemi, posisi Indonesia sempat turun menjadi negara berpenghasilan menengah bawah (lower middle income country), tetapi awal tahun ini Indonesia resmi kembali ke jajaran negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income country).
Saudara, marilah dengan tekun kita berdoa memberkati bangsa dan negara kita.
Memberkati kota, provinsi, pulau dimana kita tinggal.
Memberkati para pejabat mulai dari tingkat desa atau kelurahan hingga Bapak Presiden dan Wakil Presiden.
Pondok Daud adalah pondok yang diinginkan dan dikehendaki Tuhan bagi gereja-Nya dan bangsa-bangsa.
Amos 9:11:“Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala.”
Tuhan melalui nabi Amos menegaskan bahwa: Pondok Daud akan dibangun kembali oleh Tuhan, Tuhan akan menutup pecahan dinding Pondok Daud dan Tuhan akan membangun kembali reruntuhan Pondok Daud.
Pada waktu para Rasul bersidang di Yerusalem ternyata pesan Nabi Amos diberitakan kembali melalui perjalanan pelayanan Rasul Paulus, bahwa Pondok Daud adalah pondok yang diinginkan atau dikehendaki Tuhan bagi gereja-Nya dan bagi dunia.
Kisah Para Rasul 15:14-17:
(14) Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya.
(15) Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis,
(16) Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali Pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembalidan akan Kuteguhkan,
(17) supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah Firman Tuhan yang melakukan semuanya ini.
Raja Daud merindukan Allah sedemikian rupa, tanpa Dia, Raja Daud bukan siapa-siapa, tidak ada apa-apanya. Raja Daud menggambarkan kerinduannya dalam Mazmur 42:1:”Seperti rusa yang merindukan air, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”
Juga dalam Mazmur 119:131:“Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintahMu.”
Rindu yang sampai megap-megap, seperti ikan yang keluar dari air, seperti para penderita covid yang kesulitan bernafas.
Tanpa oksigen kita akan mati.
Tanpa Allah, kita mati.
Haus dan lapar akan Tuhan itulah Pondok Daud.
Raja Daud sangat mencintai Tuhan, dekat, intim dengan Tuhan.
Daud begitu antusias membangun Pondok Daud melalui pondok doa, puji-pujian dan penyembahan dengan memilih 288 imam pemuji yang terbagi menjadi 24 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 12 orang dan tugas mereka secara bergiliran selama 24 jam untuk menyemarakkan rumah Tuhan, agar kemuliaan Tuhan turun dan tidak henti terus berbicara pada bangsa Israel.
Pondok Daud berbicara kerohanian seseorang yang begitu rindu kepada Tuhan, tanpa Dia aku bukan siapa-siapa.
Yesus pun sangat suka dengan pondok Daud, Pondok Daud bukanlah berbicara tentang gedung dan aksesorisnya, begitu juga Gereja Tuhan bukan berbicara mengenai gedungnya tapi pribadi orang yang mencintai Tuhan sesuai dengan Yohanes 4:24:“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Pondok Daud pada masa kini bagi jemaat GKKD-BP adalah kerinduan pribadi membangun kerohanian untuk lebih lagi mencintai Tuhan. Tuhan kembali berbicara untuk memberi arahan kepada kita secara pribadi dengan jelas dan akurat yang membawa hidup kita berbuah dan merambah sepanjang tahun 2022.
Saya sebagai Penatua mengajak dan mengingatkan semua jemaat GKKD-BP untuk membangun kembali keadaan kerohanian yang sudah roboh, runtuh karena dosa, penyakit, kegagalan, tawar hati, traumatik dan masalah-masalah kehidupan hingga kita jauh terhilang saat ini.
Belajarlah dari Raja Daud, jatuh dalam dosa, kerajaannya runtuh tetapi ketika Raja Daud bangkit, ia mengalami pemulihan, kerajaannya ditegakkannya kembali.
Mari kita bangun kerohanian kita yang sudah runtuh, hingga tegak kembali. Amin!
Percayalah seluruh jemaat GKKD-BP, sesuatu yang besar sedang terjadi ketika kerohanian yang sudah runtuh mulai tegak kembali dan akan terjadi hal sebagai berikut yaitu :
1. PENUAIAN JIWA-JIWA.
Kisah Para Rasul 15:17 :“Supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah Firman Tuhan yang melakukan semuanya ini dan menguasai sisa-sisa bangsa Edom.”
Bangsa Edom adalah keturunan Esau yang pernah menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel ketika menuju Kanaan berhasil dikuasai, berarti secara rohani Edom adalah bayangan dari penghalang perjalanan rohani mulai dapat dikuasai serta diduduki. HALELUYA!
2. PERCEPATAN-PERCEPATAN juga sedang terjadi, tidak dapat ditahan dalam hidup seluruh jemaat GKKD-BP.
Amos 9:13 (BIMK): “Tuhan berkata, akan tiba waktunya GANDUM TUMBUH BEGITU CEPAT sehingga musim menuai tak ada putus-putusnya. POHON ANGGUR AKAN TUMBUH SANGAT CEPAT sehingga orang akan terus-menerus membuat anggur anggur. Air anggur akan menetes dari gunung-gunung dan mengali dari bukit-bukit.”
Seluruh jemaat GKKD-BP dituntut untuk bergerak cepat dan tepat melihat situasi dan segera mengambil keputusan, jangan lambat-lambat untuk ikut bergerak dalam kemajuan.
Intinya menjadi RESPONSIF, jangan diam seperti yang digambarkan Nabi Amos, betapa luar biasanya kondisi pertanian yang digambarkan dimana pembajak dan penuai mengalami hasil panen gandum melimpah.
Apa yang ditanam akan menghasilkan panen yang banyak dan melimpah.
Keadaan musim tanam dan hasil panen gandum susul menyusul bahkan tak ada putus-putusnya, belum lama benih anggur ditabur, para pengirik buah anggur sudah melakukan panen dan memproses pembuatan air anggur….WOW AMAZING.
Ada peningkatan kecepatan yang dilakukan oleh Tuhan kepada jemaat GKKD-BP, memastikan seluruh jemaat GKKD-BP kebanjiran berkat dan tidak pernah akan kekurangan lagi.
Ingat, ketika penabur dan penuai tidak ikut serta meningkatkan kecepatannya, maka ada pihak yang akan tersusul dan tertinggal.
Tujuan dari semua ini agar terjadinya penggenapan janji pemulihan yang lebih cepat dari sebelumnya.
Percayalah, ketika seluruh jemaat GKKD-BP mulai meresponi percepatan ilahi yang datang dalam hidup kita setelah Pondok Daud ditegakkan kembali dalam hidup pribadi, kita semua akan mengalami grafik garis pertumbuhan yang menanjak sangat tajam.
Mari mulailah tangkap kembali visi Tuhan di tahun 2022: “Membangun Rumah Doa Sampai Terjadi Pencurahan Roh Kudus Bagi Bangsa-Bangsa” dan dihidupi serta responi arahan Tuhan lewat para Penatua yang kita hormati dan cintai.
3. GKKD-BP diberkati dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang termasuk bangsa-bangsa.
Amos 9:14-15: “Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas dan mendiaminya; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya; mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya, Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,” firman TUHAN, Allahmu.”
Seluruh jemaat GKKD-BP mulai ambil bagian membangun kota-kota, menanami serta membangun perkebunan yang menghasilkan buah-buahan yang melimpah.
Para Penatua mengajak kita semua jemaat GKKD-BP berpuasa satu bulan penuh dengan puasa yang TOTAL, misalnya puasa tidak makan dan minum, atau puasa yang tidak makan tapi minum air putih, atau puasa seperti Daniel tetap makan tapi yang tidak sedap-sedap hanya sayuran dan minum air putih.
Puasa yang kita jalani bukan fokus kepada dapat menahan diri dengan tidak makan dan minum tetapi lebih kepada sikap yang mendekatkan diri kepada Tuhan serta membangun keperdulian dan tidak egois, menjadi saluran berkat bagi banyak orang dan sesama kita. Amin..
Sesuai dengan Yesaya 58:3-9:
(3) Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?” Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu,dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
(4) Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
(5) Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
(6) Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman,dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
(7) supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
(8) Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu
(9) Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah. Jika berpuasamu diperkenan Tuhan, maka kita semua jemaat GKKD-BP akan memiliki kehidupan yang memancarkan terang Tuhan, merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran Firman Tuhan menjadi barisan depanmu yang memberikan arahan yang kuat serta akurat, dan kemuliaan TUHAN menjadi barisan belakangmu yang memampukan dan mengalami terobosan, mujizat dan percepatan di luar nalar logika pada umumnya, seperti yang disampaikan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 2:9: “Tetapi seperti ada tertulis: ”Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang dimaksud ”…mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya”?
Apakah bukti kita mengasihi Allah?
1 Yohanes 5:4 sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.
Janji Firman Tuhan ini begitu luar biasa, bahwa kita umat percaya, yang menuruti perintah-Nya akan mengalahkan dunia.
Lalu dunia seperti apakah yang dimaksud?
Salah satu ayat yang menjelaskan tentang ”dunia” ditulis di 1 Yohanes 2:16 ”Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.”
Dalam konteks 1 Yohanes 2:16, maka yang dimaksud ”dunia” adalah:
Keinginan daging, yaitu keinginan kita untuk hidup dalam kedagingan seperti dijelaskan dalam Galatia 5:19-21.
Keinginan mata, yaitu keinginan untuk mendapatkan apa saja yang kita lihat. Itu bisa saja berupa barang yang dilihat di toko—termasuk toko online! Atau menginginkan setiap penawaran apa pun yang menyenangkan tubuh dan pikiran kita.
Keangkuhan hidup, yaitu keinginan untuk dipuji, keinginan untuk membesarkan prestasi kita agar kita mendapatkan pengakuan, dan dari pengakuan itu orang memuji kita. Ingat…bahwa hanya Tuhan saja yang layak menerima pujian.
Jadi, Allah menjanjikan bahwa jika kita hidup menuruti perintahNya, maka dengan mudah kita akan menang terhadap semua keinginan dunia tersebut.
Saudara, hingga saat ini pandemi covid-19 sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Dan ini mengajarkan kita, bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat, yang berkuasa.
Kita tidak tahu semua yang Allah ijinkan terjadi.
Iman kita juga tidak bisa menghentikan pandemi ini.
Lalu bagaimana dengan pernyataan ”iman yang mengalahkan dunia”.
Ya, kita diberi kuasa untuk mengalahkan sifat-sifat dunia yang buruk, tetapi kita tidak diberi kuasa untuk ”mengalahkan” Allah! Allah, bagaimana pun adalah Allah yang berdaulat atas dunia, atas kehidupan seseorang.
Sehingga yang perlu kita mohonkan kepada Tuhan adalah hikmat untuk memahami kedaulatan Allah, ketika Allah sedang menunjukkan kedaulatan-Nya atas dunia dan kehidupan kita.
Saudara, Allah tidak pernah berubah: dahulu, sekarang dan selama-lamanya.
Kalau engkau merasa bahwa Allah berubah, misalnya kasih-Nya kepadamu telah berkurang.
Maka kemungkinan besar adalah dirimu, diri kita yang telah berubah!