Penulis : Pramadya Wisnu Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
LUKAS 16:10-13
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dimaksud dengan tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur?
Apa yang dimaksud dengan setia dalam harta orang lain?
Seorang pelatih angkat beban, tentu tidak akan meminta atlet yang dia latih untuk mengangkat beban yang beratnya lebih dari berat badan sang atlet.
Dia akan mencari tahu terlebih dulu batas kekuatan sang atlet dan kemudian secara bertahap menambah beban untuk diangkat.
Prinsip yang sama berlaku baik di bidang pendidikan, di perusahaan atau dalam bidang rohani.
Di perusahaan, bos tidak akan memberikan posisi yang penting bagi pegawai baru.
Sesuai dengan pendidikan dan pengalamannya, pegawai baru akan ditempatkan di bidang yang menuntut tanggung jawab sederhana.
Dia akan diberikan tanggung jawab dan posisi yang semakin tinggi, sesuai dengan kinerja dan hasil kerja secara menyeluruh.
Jika dia dipandang berkinerja baik dan dapat dipercaya, maka dia akan dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
Seorang yang setia, yang bisa dipercaya dalam hal-hal yang kecil, kepadanya akan diberikan tanggung jawab untuk melakukan hal-hal yang besar.
Ini juga berlaku di bidang rohani.
Tuhan melalui para pemimpin, akan mempromosikan seorang jemaat hingga menjadi pemimpin, sesuai dengan kapasitas, kemampuan dan kesetiaan dia dalam setiap tahap atau jenjang kepemimpinan.
Hal sama juga berlaku atas tanggung jawab pengelolaan harta.
Pemilik perusahaan akan mempercayakan pengelolaan aset atau harta perusahaan kepada pegawainya, sesuai dengan kapasitas dan kesetiaan, loyalitas, kejujuran pegawai tersebut.
Dan hal yang serupa juga berlaku ketika Tuhan mempercayakan harta untuk dikelola oleh umat-Nya.
Tuhan tentu tidak akan menjerumuskan umat-Nya dengan memberikan harta yang berlimpah sementara mereka belum siap.
Karena kalau hal ini terjadi, maka harta yang seharusnya menjadi berkat malah bisa berubah menjadi bencana.
Ya, menjadi bencana jika seseorang kemudian menjadi cinta akan uang dan hidup bermewah-mewah dengan melupakan Tuhan.
Kita tentu ingat dengan kisah anak bungsu yang meminta warisan kemudian hidup berfoya-foya dalam kemewahan –dan dalam dosa– hingga jatuh miskin.
Mazmur 24:1 Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
Saudara, kita adalah seorang pelayan Tuhan yang diberi tugas untuk melakukan penatalayanan harta yang Tuhan titipkan pada kita.
Jadi sepatutnya kita tidak berfokus pada kesenangan, keamanan, dan kenyamanan.
Ingat bahwa kita adalah pengelola, bukan pemilik, Tuhanlah pemilik atau yang empunya bumi serta segala isinya.
Kita jangan mengambil alih peran Pemilik.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, bagaimana engkau dan kita semua dapat berkontribusi bagi perluasan Kerajaan Allah.
Penulis : Pramadya Wisnu Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
1 TIMOTIUS 6:6-10
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Seperti apa ibadah yang Tuhan kehendaki?
Hal apa yang menyebabkan sebagian orang menyimpang dari iman mereka?
Memiliki banyak uang memang tampak menyenangkan, kita bisa memperoleh banyak barang yang kita inginkan atau pergi ke tempat-tempat yang kita sukai.
Tetapi Alkitab dengan tegas memberi peringatan kepada orang-orang kaya: 1 Timotius 6:17 “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
Ya, sisi buruk dari kekayaan adalah orang bisa menjadi tinggi hati, tidak mengandalkan Tuhan tetapi mengandalkan kekayaan untuk kehidupan sehari-hari.
Dan mengandalkan diri sendiri itu adalah dosa yang serius.
Yeremia 17:5 Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Sehingga dilihat dari konsep pembinaan rohani.
Sesungguhnya justru orang yang tidak kaya atau yang belum kaya, justru tampak lebih baik.
Karena mereka akan semakin bersandar kepada Tuhan dan bukan pada apa yang mereka miliki.
Lalu apakah kita yang belum kaya boleh berharap untuk menjadi kaya?
Boleh asal kita memiliki pemahaman yang benar, di antaranya:
Semua kekayaan berasal dari Tuhan, itu milik Tuhan, dan untuk memuliakan Tuhan (Mazmur 24:1)
Kekayaan bukan untuk ditimbun, tetapi itu menjadi sarana untuk membantu mereka yang membutuhkan dan juga untuk memperluas Kerajaan Allah (2 Korintus 8:14)
Kita memang tidak boleh bersahabat atau mengabdi kepada Mamon atau Harta kekayaan, tetapi kita memakai Mamon untuk memperluas Kerajaan Allah (Matius 6:24)
Kita harus paham bahwa uang itu netral secara rohani, uang menjadi buruk jika kita menjadi cinta akan uang (1 Timotius 6:10)
Allah memang tidak menjanjikan bahwa semua orang percaya pasti akan menjadi kaya, tetapi Allah menyatakan bahwa Yesus Kristus telah menjadi miskin agar umatNya menjadi kaya karena kemiskinan-Nya (2 Korintus 8:9).
Dengan pemahaman bahwa kaya tidaklah semata-mata kaya harta benda.
Tetapi kaya secara roh, jiwa dan tubuh.
Jadi secara prioritas, kaya harta sebaiknya setelah seseorang kaya secara rohani dan jiwani: memiliki pikiran dan perasaan yang sehat dan kehendak yang dipersembahkan kepada Tuhan.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, makna cinta akan uang.
Penulis : Pnt. Leonardo M Editor : Ervinna Graceful
Allah telah berjanji bahwa Ia akan mencurahkan Roh-Nya ke atas semua manusia, agar setiap orang dapat datang kepada-Nya dan mengalami pemulihan.
“Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku keatas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.”(Yoel 2:28-29).
Sebelumnya Allah juga berjanji akan memberikan Roh Kudus-Nya kepada bangsa Israel.
“Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru didalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”(Yehezkiel 36:25-27).
Namun pencurahan Roh Kudus kepada bangsa Israel dan kepada semua manusia direalisasikan oleh Tuhan ketika murid-murid mengalami curahan dan lawatan Tuhan ketika mereka berkumpul diatas loteng di Yerusalem.
“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”(Kisah Para Rasul 2:1-4).
Pencurahan Roh Kudus itu tidak hanya dialami oleh murid-murid Yesus tetapi bangsa-bangsa yang lain juga akan segera mengalami pencurahan Roh Kudus.
Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.”(Kisah Para Rasul 2:38-39).
Dan Rasul Petrus melihat dan mengalami bahwa bagaimana Roh Kudus juga dicurahkan bagi bangsa-bangsa yang lain.
“Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus keatas mereka, sama seperti dahulu keatas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimana mungkin aku mencegah Dia?”(Kisah Para Rasul 11:15-17).
Pada hari-hari terakhir ini, Tuhan akan mencurahkan Roh bagi bangsa-bangsa namun kita harus bekerjasama dengan Tuhan yaitu dengan cara membangun kubu doa dalam kekudusan secara pribadi dan dalam kesehatian secara korporat.
“Siapakah yang boleh naik keatas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri ditempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” (Mazmur 24:3-4).
“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.”(2 Tawarikh 7:14).
“Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya; baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis diantara balai depan dan mezbah, dan berkata: “Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata diantara bangsa: Di mana Allah mereka?”(Yoel 2:15-17).
Dan ketika umat Tuhan berdoa dalam kesehatian, satu tujuan (one accord), satu pikiran (one mind) dan satu gairah (one passion) maka Tuhan akan mencurahkan Roh-Nya atas bangsa-bangsa.
“Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.”(Kisah Para Rasul 1:14).
Mereka yang berdoa mengalami curahan Roh Kudus dan kota Yerusalem di mana mereka berada juga mengalami curahan Roh Kudus, termasuk orang-orang yang berada di Yerusalem.
Pada akhirnya, banyak orang-orang yang bertobat datang kepada Yesus dan hal inilah yang Tuhan ingin kerjakan bagi negeri ini dan bangsa-bangsa.
Oleh karena itu, marilah kita menabur doa dalam kesehatian dan kita akan menuai kebangunan rohani atas negeri kita dan bangsa-bangsa.
Marilah kita membangun mezbah doa secara pribadi dalam keluarga serta membangun rumah doa secara korporat dalam gereja dengan tidak jemu-jemu dan alamilah pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan pribadi, keluarga, gereja serta bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa.
Peggy Smith seorang buta yang berumur delapan puluh empat tahun.
Dia bersama dengan saudara perempuannya, Christine, yang berusia dua tahun lebih muda.
Disamping buta Peggy juga menderita radang tulang.
Namun sekalipun demikian, keduanya ditemui sedang berdoa dengan sungguh-sungguh pada suatu pagi, di musim dingin pada tahun 1949, di pondok kecil dekat desa Barvas, di pulau Lewis, Hebrides di Skotlandia.
Pagi itu Allah melawat mereka secara khusus, memberikan jaminan yang pasti bahwa kegerakan rohani yang sudah mereka doakan bersama beberapa orang yang lain selama berbulan bulan, sedang mendekat.
Peggy berkata kepada adiknya, “Inilah yang Allah janjikan: ‘Aku akan mencurahkan air ke atas mereka yang haus dan banjir ke atas tanah yang gersang.’
Dan kita sedang berhadapan dengan Allah yang memegang perjanjian.”
Beberapa bulan sebelumnya, Peggy memperoleh mimpi dari Allah di mana dia diperlihatkan akan kegerakan yang sedang datang, dan bagaimana gereja-gereja dipenuhi lagi oleh orang-orang muda.
Pada waktu itu, rasanya hal tersebut hampir-hampir mustahil bisa terjadi.
Sekalipun segera sesudah Perang Dunia II terlihat Roh Allah sudah mulai bekerja, perang itu sungguh menimbulkan banyak korban.
Banyak yang pergi dari kepulauan itu untuk diperbantukan di Angkatan Bersenjata atau bentuk-bentuk tugas perang yang lain.
Banyak yang tidak kembali, dan orang-orang yang kembali setelah perang berlalu, kembali dengan rohani yang kosong dan bingung.
Pada tahun 1949 generasi muda sudah jauh dari Allah.
Setelah mendapat mimpi itu, Peggy datang kepada pendetanya, James Murray Mackay, dan mengatakan kepadanya bahwa yang dia percayai itu adalah suatu wahyu dari Allah.
Dia meminta pendeta Mackay agar memanggil para pimpinan gereja untuk berdoa.
Hamba Allah ini menyangupi dan selama beberapa bulan, tiga malam seminggu, dia bersama-sama dengan beberapa yang lain mengadakan pertemuan, berurusan dengan Allah yang Maha Kuasa dalam doa yang sungguh-sungguh.
Istrinya juga bermimpi dimana isterinya itu melihat gereja dipenuhi orang yang haus, dan seorang asing berdiri di mimbar.
Pada pagi yang sama di mana Allah memberikan kepastian pada kedua saudari itu tentang kegerakan yang sedang mendatangi, Dia juga berbicara secara khusus kepada para pendoa dalam kelompok Rev. Mackay.
Mereka telah mengadakan pertemuan doa jam 22.00 malam sebelumnya disuatu gudang di Barvas (20 km di Utara Stonorway), berlutut di atas jerami, mereka meratap kepada Allah yang Maha Kuasa.
Sementara berdoa seorang diaken muda Free Church berdiri dan membaca Mazmur 24 “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan?
Siapakah yang boleh berdiri di tempatnya yang Kudus?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan bersumpah palsu.”
Dia membaca ayat itu kembali kemudian menantang kelompok doa itu, “Saudara, kita telah berdoa berminggu – minggu, menanti Allah.
Namun saat ini saya ingin bertanya: “Apakah tangan kita bersih, apakah hati kita murni?”
Sementara mereka terus menunggu di hadapan Allah, hadirat-Nya yang mulia menyapu gudang itu.
Pada pukul empat pagi, sebagaimana yang dikatakan Duncan Campbell, mereka keluar dari alam nyata dan masuk ke alam supernatural.
Dan itulah kegerakan!
Adalah Duncan Campbell dari Faith Mission yang dirasakan oleh Rev. Mackay harus diundang ke Barvas untuk suatu kebaktian khusus.
Dan itu diperkuat oleh Peggy Smith.
Dia katakan bahwa, “Suatu malam dalam suatu penglihatan, Tuhan menyatakan kepadanya bukan saja bahwa kegerakan itu sedang mendatangi, namun juga identitas dari orang yang hendak Dia gunakan, Duncan Campbell!” Duncan Campbell mengatakan, “Saya menerima telegram ketika sedang bekerja di Skye, di mana saya melayani dan nyata Allah sedang bekerja di Skye.
Sehingga saya katakan bahwa tidak mungkin saya pergi ke Lewis, namun saya akan masukkan Lewis dalam program saya untuk tahun depan.”
Ketika kedua saudari pendoa itu mendengar ini mereka hanya katakan, “Itu apa yang manusia bilang, tetapi Allah mengatakan bahwa dia akan datang, dia akan ada di sini dalam dua minggu ini !”
Belakangan Duncan Campbell mengatakan, “Saya tidak dapat menjelaskan secara rinci.
Satu hal yang dapat saya katakan adalah bahwa doa Peggy dijawab dan dalam dua minggu saya sudah ada di sana!”
Orang-orang sudah sangat menunggu kedatangan Duncan Campbell di kebaktiannya yang pertama di gereja Presbyterian di Barvas.
Seorang diaken mengatakan, “Pak Campbell, Allah sudah menunggu. Dia hendak melakukan penerobosan.”
Namun sekalipun kebaktian itu berlangsung dengan baik, nyanyiannya baik, ada kebebasan dalam berdoa dan ketika Firman disampaikan, namun tidak lebih dari itu.
Pada akhir kebaktian, diaken yang sama berkata kepada Duncan, “Jangan putus asa, Dia akan datang.
Saya telah mendengar getaran-getaran roda-roda kereta surga….” Lalu dia menyarankan untuk berdoa bagi Duncan yang amat letih dari perjalanan jauh!
Lebih kurang tigapuluh orang kemudian berkumpul untuk berdoa.
Duncan Campbell menjelaskan apa yang terjadi, “Kemudian Allah mulai bekerja, surga terbuka, sehingga kami berhadapan dengan Allah.
Lawatan Allah datang pada jam tiga pagi.
Kira-kira duabelas orang terbaring di lantai tanpa mengucapkan satu patah kata pun!
Sesuatu telah terjadi, kami tahu para penguasa kegelapan sedang didesak mundur, dan orang-orang mulai dilepaskan.
Kami tinggalkan pondok itu pada jam tiga pagi untuk melihat orang-orang yang sedang mencari Allah.
Saya berjalan di suatu jalan dan menemukan tiga orang yang sedang menangis memohon kemurahan Allah.
Ada cahaya di tiap rumah, nampaknya tak ada seorangpun yang berpikir untuk tidur.”
Ketika Duncan dan kawan-kawannya berkumpul di gereja pada pagi harinya, tempat sudah penuh sesak.
Bus datang dari segenap penjuru pulau itu, tak ada seorangpun yang tahu siapa yang menyuruh mereka melakukan ini.
Seorang tukang daging datang dengan mobil minibusnya bersama tujuh orang yang dia bawa menempuh jarak lebih dari seratus kilometer.
Dan ketujuh orang itu bertobat dengan cara yang ajaib.
Saat itu kegerakkan benar-benar sedang berlangsung.
Roh Allah sedang bekerja.
Seluruh anggota gereja berteriak mohon kemurahan.
Beberapa jatuh rebah dalam kuasa Allah, ada yang pingsan, dan banyak yang menangis.
Campbell meminta orang-orang berdoa mengucap syukur, tiba-tiba seorang muda mulai berdoa.
Dia sedemikian terbeban akan jiwa-jiwa teman-temannya sehingga dia berdoa selama empat puluh lima menit.
Selama waktu itu orang orang kembali ke gereja, bergabung dengan yang lain.
Dengan cara yang menakjubkan orang-orang datang dari Stornoway, Ness dan tempat-tempat yang lain.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 dini hari, ketika Duncan meminta kembali untuk orang berdoa mengucap syukur.
Namun sekalipun demikian, dia masih belum bisa pulang ke rumah untuk tidur.
Ketika dia hendak meninggalkan gereja, seseorang datang menemuinya,“Pak Campbell, orang-orang berkumpul di kantor polisi, mereka sedang bertengkar.
Dapatkah salah seorang disini pergi untuk berdoa bagi mereka?“
Campbell pergi dan melihat apa yang dia jumpai.
Dalam kegelapan dini hari dan hanya diterangi sinar bintang-bintang dia menjumpai laki-laki dan wanita di jalan-jalan, ada yang disamping gubuk, sebagian lagi di belakang tumpukkan kayu, berteriak mohon kemurahan Allah.
Kegerakan telah datang… Lima minggu berturut-turut kebaktian di adakan sejak pagi hari hingga jauh malam atau sampai hari berikutnya.
Hal ini kemudian menyebar ke wilayah lain.
Apa yang terjadi di Barvas kemudian menjadi buah bibir, diceritakan orang dimana-mana.
Duncan Campbell mengatakan bahwa kegerakan yang terjadi di sana adalah akibat dari hadirat Allah yang melimpah ruah. Kehadiran-Nya bisa dirasakan di mana-mana.
Sehingga orang berdosa tidak mampu menghindar dari hadirat Allah.
Sebagai contoh, ini kesaksian seorang pemuda yang menceritakan bagaimana dia bertobat. Ketika dia sedang berdiam diri, tiba-tiba saja roh pertobatan itu turun keatasnya yang menyebabkan dia bergetar.
Mencoba untuk meredakan getaran itu, dia pergi ke Stornoway dan masuk ke kafé, namun disana dia hanya menjumpai orang sedang membicarakan keselamatan mereka.
Dia menggerutu, “Ini bukan tempat bagiku, aku akan pergi ke tempat dansa.”
Sesampainya di sana, memang dia menjumpai orang-orang sedang berdansa, namun baru beberapa menit ada seorang wanita muda yang memanggil dia dari lantai dansa, katanya, “Oh, apa yang terjadi pada kita dalam kekekalan nanti, kalau Allah mencabut nyawa kita sekarang ini?”
Sore hari itu pemuda tadi menyerahkan hidupnya bagi Kristus.
Dia tidak dapat menghindarkan hadirat-Nya.
Nenek Peggy dan adiknya menikmati hubungan yang kudus dan indah bersama Allah, Andrew Woolsey menceritakan “Ketika kegerakan sedang memuncak, Peggy meminta Duncan agar dia pergi ke sebuah desa yang terpencil untuk mengadakan kebaktian di sana.
Masyarakat disana dikenal agak tertutup, Duncan menjelaskan hal ini kepada Peggy dan meminta nasehatnya, “Saya merasa Allah tidak memimpin saya untuk pergi ke sana.”
Peggy memandang kepadanya dan berkata.
Tatapan matanya yang buta itu seperti menembus jiwa Duncan, “Pak Campbell, kalau anda hidup dekat dengan Allah, sebagaimana yang seharusnya, Dia akan menyatakan rahasia-Nya kepadamu juga.
Duncan dengan rendah hati menerima teguran itu dan meminta Peggy agar pagi itu meluangkan waktu berdoa bersamanya.
Peggy berdoa, “Tuhan, Engkau ingat, apa yang Engkau katakan pagi ini, bahwa di pagi ini Engkau akan membangkitkan tujuh orang yang akan menjadi sokoguru di gereja.
Tuhan, saya telah menyampaikan pesan-Mu itu kepada Bapak Campbell dan kelihatannya dia tidak siap untuk menerimanya, oh Tuhan, berilah dia hikmat, karena dia sungguh sangat membutuhkannya!”
Kemudian Duncan pergi.
Dia tiba di sana pada pukul 7 malam dan mendapati sebuah rumah besar yang dipenuhi orang, bahkan melimpah hingga keluar.
Ketika dia selesai menyampaikan Firman Tuhan, seorang pendeta menggandengnya ke pojok rumah, dan berkata bahwa ada sejumlah orang yang berdoa bagi kegerakan di tempat itu, dan itulah TUJUH orang yang di maksudkan Peggy!”
Di dalam gubuknya, Peggy dan adiknya membawa setiap rumah tangga ke hadapan Allah, dan mereka sedemikian akrab dan mengenal pekerjaan Roh sehingga mereka tahu dengan tepat di mana jiwa-jiwa yang sedang merindukan Allah bisa ditemui.
Pekerjaan Allah ini melanda seluruh Hebrides dan pada tahun 1952 surat kabar Stornoway Gazette melaporkan bahwa ada lebih banyak orang yang hadir di persekutuan-persekutuan doa saat itu, lebih dari pada kehadiran orang di gereja pada hari minggu, sebelum kegerakan terjadi!
Sebelum kegerakan, Stornoway adalah salah satu wilayah dengan jumlah peminum (minum-minuman keras) terbanyak di Skotlandia.
Ada banyak terdapat tempat-tempat minum yang tidak resmi.
Setelah kegerakan itu terjadi, salah seorang penduduk mengatakan, “Usaha perdagangan minuman keras di kepulauan ini telah runtuh.”
Mungkin mujizat terbesar adalah yang terjadi di desa Arnol, kata Duncan Campbell, “Disinilah tantangan terhadap kegerakan itu terjadi, namun doa, senjata perkasa suatu kegerakan memporakporandakannya dan pada suatu sore hari kami menunggu di hadapan Allah sebelum tengah malam, Allah “turun”, bukit-bukit seperti rebah dalam hadirat-Nya, dan gelombang kegerakan menyapu desa itu.
Setiap penentang dan kematian rohani lari dari hadapan Tuhan yang hidup.
Ini adalah demonstrasi kuasa dari doa yang tak berkeputusan, dan tidak ada yang tidak tergoncangkan kecuali dia yang ada dalam kehendak Allah.
Saat ini masih ada banyak orang yang dapat memberikan kesaksian atas apa yang Allah kerjakan di Arnol, SEMENTARA SEORANG SAUDARA BERDOA MAKA RUMAH TANGGANYA DIGONCANGKAN!
Saya hanya dapat berdiam dalam keteduhan menyaksikan gelombang demi gelombang kuasa ilahi menyapu rumah demi rumah.
Dan beberapa menit kemudian, masih dalam gelombang lawatan utusan surgawi, pria dan wanita mulai merasakan tekanan ilahi dalam jiwa mereka.
Duncan Campbell adalah seorang Skotlandia yaang cerdas, hamba Allah dengan integritas yang tinggi dan tidak senang melebih-lebihkan sesuatu hal.
Penulis ingat, bagaimana bersama-sama dengan dia dalam suatu persekutuan doa di kantor utama Faith Mission di Edinburgh, yaitu pelayanan misi yang dipimpinnya.
Ruangan dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki rohani tinggi dan penulis sangat terkesan dengan ketenangannya, kelembutannya dan wibawa rohani dalam perkataannya.
Sungguhlah bahwa dia adalah seorang yang terpilih dan dikhususkan Allah untuk ambil bagian secara khusus dalam kegerakan di Hebrides.
Sekalipun puncak dari kegerakan itu terjadi antara 1949 hingga 1952, berkat itu mengalir selama bertahun-tahun.
Bahkan pada tahun 1957, Allah kembali menyatakan kuasanya.
Kali ini adalah ‘upah’ bagi Duncan Campbell, yaitu apa yang terjadi di kepulauan North Vist.
Adalah fakta bahwa Vist belum dijamah oleh kegerakan.
Namun para pendeta lokal menyatakan bahwa kegerakan awal yang terjadi di Vist sebenarnya bahkan lebih besar dari yang di Lewis.
Kembali Roh Allah bekerja yang diakibatkan oleh doa dan penyampaian Firman Tuhan yang dilakukan dengan setia.
Di sana, sebagai alat utama kegerakan di Vist, Allah memilih empat orang saudari yang bergabung dalam Faith Mission.
Orang-orang memadati setiap kebaktian dan malam demi malam orang-orang berseru meminta keselamatan.
Beberapa waktu setelah kunjungan di Barvas, James Mackay menulis di suratkabar Kristen ‘Life and Work’ dikatakan ‘Ada lebih dari seratus orang yang hatinya dijamah oleh Allah pada awal kegerakan dalam wilayah ini.
Allah menjagai mereka semua; dan tidak adu satu orargpun dari mereka yang menjadi menjadi ‘undur’.
Banyak anak muda pada masa kegerakan itu yang mendengar panggilan Allah dan masuk ke dalam berbagai pelayanan, ada pula yang terpanggil untuk melayani di ladang misi.
Untuk beberapa waktu, ujar Edwin Orr, harapan timbul pada masyarakat Inggris, dengan pecahnya kegerakan di Hebrides Skotlandia di bawah pelayanan, Duncan Campbell, suatu kegerakan yang ditandai dengan pengIihatan-penglihatan, rebah tak sadarkan diri (trance) dan pertobatan-pertobatan yang mencengangkan; namun ternyata kegerakan itu tidak merambat ke orang Skotlandia yang berbahasa Inggris.
Suatu kali Duncan Campbell menulis, “Mereka yang mencari Allah untuk suatu kegerakan rohani haruslah siap untuk melakukan kehendak Allah dalam cara-Nya dan tidak harus sesuai dengan program yang mereka telah susun.
Namun kedaulatan-Nya tidaklah menjadikan manusia menjadi lepas tanggung jawab atau bebas tugas; AIlah adalah Allah kegerakan itu, namun manusia adalah alat yang digunakan Allah untuk mewujudkan kegerakan.
Tetapi … memiliki keyakinan yang teguh bahwa penantian kita, kerinduan kita itu akan terwujud … itu adalah perkara yang lain.
Kalau demikian, benarkah kita mengharapkan suatu kegerakan?
Penulis : Pramadya Wisnu Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
AMSAL 13:22-25
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang ditinggalkan orang baik bagi anak cucunya?
Apa tanda orang tua yang mengasihi anaknya?
Ada prinsip umum dalam Alkitab, terutama dalam Perjanjian Lama, bahwa hidup benar dalam takut akan Tuhan akan membawa berkat dalam kehidupan.
Bagian dari berkat itu adalah kekayaan dan harta.
Bagi umat Tuhan mungkin sulit untuk merenungkan hal ini karena realitas Perjanjian Baru adalah bahwa Tuhan dapat memanggil kita untuk kehidupan yang justru tidak termasuk kelimpahan atau kemakmuran.
Seperti tertulis dalam 1 Petrus 2:21 “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”
Ya, ada orang yang oleh kasihnya kepada Tuhan, dia sama sekali tidak mempedulikan masalah harta.
Meskipun demikian, prinsip-prinsip Alkitab masih berlaku secara umum.
Masih benar bahwa jika seseorang ceroboh dalam mengelola keuangan, maka mereka tidak akan memilikinya, tetapi jika seseorang mengelola keuangannya dengan baik, dengan mencari kerajaan Allah terlebih dahulu, daripada kemewahan duniawi.
Maka mereka akan dapat mewariskan harta kepada anak cucu mereka.
Dalam Kitab Amsal dikatakan, “kekayaan orang berdosa disediakan bagi orang benar.”
Ini berbicara tetang tangan Tuhan yang memindahkan kekayaan orang yang tidak saleh atau tidak benar dan mengalokasikannya kembali kepada mereka yang takut akan Tuhan.
Bagi umat Tuhan, kita tetap harus dengan serius mengelola keuangan dengan bijak dan tidak hidup sedemikian rupa sehingga kita dengan ceroboh membelanjakan uang kita dengan semau kita.
Umat Tuhan harus mengerti perbedaan kebutuhan dan keinginan.
Janji Tuhan adalah Dia menyediakan segala kebutuhan kita, tetapi Tuhan tidak pernah berjanji untuk memenuhi semua keinginan kita.
Filipi 4:19 “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”
Dan…meninggalkan warisan bagi anak cucu, mencakup lebih dari sekadar uang atau harta, tetapi juga harus mencakup teladan karakter dan iman.
Saudara, renungkanlah, apa yang akan engkau wariskan bagi anak cucumu kelak.
Penulis : Aris Handoko & tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
KELUARAN 3:19-22
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa raja Mesir bisa mengizinkan bangsa Israel keluar?
Apa yang dilakukan oleh Allah kepada bangsa Mesir?
Bagaimana bangsa Israel pergi dari Mesir, apakah dengan tangan hampa?
Bangsa Israel ada dalam kesengsaraan besar di Mesir.
Mereka menjadi budak.
Dan sebagai budak, tentu mereka tidak memiliki banyak harta kekayaan.
Tuhan lalu menunjukkan kebesaranNya dengan sepuluh tulah sehingga raja Mesir akhirnya mau melepas bangsa Israel pergi.
Sebagai budak, bisa pergi dengan bebas saja tentunya sudah merasa bersyukur, tapi Tuhan tidak hanya membuat bangsa Israel bisa pergi.
Ia membuat bangsa Mesir “bermurah hati” dan membekali bangsa Israel dengan segala harta benda.
Saudaraku, ada banyak orang bergumul dengan keuangan dan merasa tidak mungkin bisa punya “banyak”.
Sebagian terjebak dalam usaha yang terus menerus dan luar biasa untuk bisa memiliki lebih banyak.
Sebagian lagi tidak mau bersusah payah untuk berusaha karena merasa tidak ada gunanya.
Saudara, kita bisa belajar dari perjalanan bangsa Israel, bahwa sesungguhnya tidak sulit untuk Allah mendatangkan berkat bagi kita.
Tidak sulit untuk Ia menggerakan hati orang untuk memberkati kita.
Sekali Ia bertindak, mujizat terjadi!
Yang seringkali sulit adalah mengubah sikap hati kita, untuk senantiasa tertuju kepada Tuhan dan menghilangkan mental kemiskinan dari hati kita.
Orang dengan mental miskin bukanlah orang yang tidak punya uang, tapi orang yang tidak pernah merasa cukup dan selalu membandingkan dirinya sehingga sulit bersyukur.
Berapapun berkat berkat yang ia miliki, tidak akan pernah cukup.
Ada kata-kata bijak berkata “Ada dua hal yang menunjukkan siapa dirimu:
Pertama adalah kesabaranmu saat tidak memiliki apa-apa, dan yang kedua adalah sikapmu saat kamu memiliki segalanya.”
Saudaraku, maukah engkau menyerahkan semua kekuatiranmu kepada Allah, dengan mempercayai bahwa tidak ada yang sulit bagiNya?
Percayalah bahwa Ia tahu kebutuhan kita dan sanggup memenuhi segala keperluan kita.
Adakah sesuatu yang saudara butuhkan saat ini?
Berdoalah dan dapatkan janji Tuhan mengenai perkara tersebut.
Penulis : Aris Handoko & tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
YESAYA 60:1-6
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimanakah keadaan bumi di mana kita diperintahkan untuk bangkit dan menjadi terang?
Apa yang terjadi ketika terang Tuhan terbit atas kita?
Apa yang akan membuat kita heran dan tercengang?
Perintah Allah yang terus bergema bagi kita melalui nabi Yesaya adalah “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu.”
Kita hidup di dunia yang semakin gelap.
Ketidakbenaran semakin bebas dan mudah beredar melalui jangkauan teknologi.
Setiap orang berusaha melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Pertanyaan besarnya adalah apakah ada perbedaan antara orang yang mengikut Tuhan dan tidak?
Jika kita yang disebut anak-anak terang hidupnya sama dengan dunia ini, maka bagaimana dunia yang gelap bisa melihat terang Tuhan?
Itu sebabnya Allah memerintahkan kita untuk BANGKIT, BERSINARLAH. Kita perlu tinggal dalam terang dan kemuliaan Tuhan terus menerus sehingga hidup kita bersinar.
Ketika kita bangkit dan menjadi terang, maka Allah akan menyertai dan melimpahkan segala sesuatu yang kita butuhkan, termasuk dalam hal finansial.
Kita perlu memahami bahwa mempunya hidup dalam segala berkelimpahan (Yohanes 10:10) tidak selalu berarti kita menjadi kaya raya, banyak uang, dan bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan.
Kalaupun kita mengalami kelimpahan finansial, itu dimaksudkan untuk memberitakan perbuatan masyhur Tuhan dan karyaNya yang ajaib!
Injil disampaikan melalui hidup kita.
Kekayaan tidak melulu soal uang dan harta, tapi hati.
Seberapapun yang kita miliki, jika hati kita tidak melimpah, kita tidak akan pernah merasa cukup.
Bukan berapa banyak yang kita miliki yang terpenting, tapi apakah kita punya kekayaan hati untuk mengelola segala sesuatu yang Tuhan percayakan kepada kita?
Diskusikanlah dengan pembimbing saudara bagaimana agar saudara bisa memiliki hati yang berlimpah dan kaya secara rohani.
Penulis : Aris Handoko & tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
1 TIMOTIUS 6:7-10
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang kita bawa ketika lahir dan meninggalkan dunia?
Siapakah yang terjatuh ke dalam pencobaan?
Bagaimana cinta uang bisa menjadi akar segala kejahatan?
Ada kalimat yang mungkin pernah kita dengar, “Uang tidak bisa membeli segalanya tapi segalanya butuh uang”.
Bagaimana menurut saudara?
Apakah pepatah tersebut benar?
Banyak anak-anak Tuhan terperangkap dalam kebingungan terkait masalah uang.
Dibilang kurang rohani kalau bicara uang.
Namun kenyataannya dalam sehari-hari butuh uang untuk makan, untuk beli pakaian, untuk banyak hal bahkan untuk pelayanan.
Masalah uang juga sering memicu keresahan kita karena berhubungan dengan keberhagaan diri, toh dunia ini menilai segala sesuatu dengan uang.
Mereka yang punya lebih banyak uang, tampak lebih punya kesempatan daripada mereka yang sudah bekerja keras dan berdoa, namun tidak punya uang sebanyak itu.
Saudaraku, lalu bagaimanakah kita harus menyikapinya?
Pertama, mari kita melihat uang dari perspektif Allah.
Allah bukan melarang kita untuk mencari dan memiliki banyak uang.
Ia tahu kita membutuhkannya.
Namun Allah mau kita melihatnya dari perspektif kekekalan.
“Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa keluar”(1 Timotius 6:7).
Kedua, 1 Timotius 6:10a mengingatkan bahwa “Akar segala kejahatan ialah CINTA uang”.
Apa yang kita cintai, akan kita dahulukan.
Cinta akan uang menyebabkan kita tidak bisa mencintai Allah karena prioritas utama kita adalah uang.
Ketika uang yang menjadi “tuan”, maka kita jatuh kedalam berbagai pencobaan dan jerat.
Mari saudara, evaluasi diri kita, apa yang menjadi prioritas kita hari ini.
Apakah yang benar-benar kita kejar dan cintai?
Bagaimana posisi uang dalam hidup kita?
Apakah uang masih menjadi tuan dalam hidup kita?
Bagaimana caranya agar saudara tidak jatuh ke dalam jerat mencintai uang?
Diskusikanlah dengan rekan PA atau rekan persekutuan saudara?
Penulis : Aris Handoko & tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
KEJADIAN 14:19-23
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Abram berikan kepada Melkisedek?
Apa tawaran raja Sodom kepada Abram?
Bagaimana sikap Abram terhadap tawaran raja Sodom tersebut?
Saudara, hari ini kita belajar bagaimana Abraham mengelola harta kekayaan yang Tuhan percayakan kepadanya dengan benar.
Kita bisa melihat bahwa hati Abraham tidak terikat kepada harta, melainkan kepada Tuhan sendiri.
Pertama, dalam hal persembahan Abraham tidak segan-segan untuk memberikan sepersepuluh dari harta benda yang ia peroleh kepada Tuhan.
Ia memberikannya kepada Melkisedek, raja Salem yang juga adalah imam Allah Yang Mahatinggi (lihat Ibrani 7:1-2).
Kedua, dalam hal pembagian harta benda Abraham menunjukkan kepada kita bahwa hatinya tidak terikat kepada harta.
Ketika raja Sodom menawarkan harta benda miliknya kepada Abraham, ia tidak serta merta langsung menerima tawaran itu.
Abraham malah lebih memikirkan apakah nama Tuhan dipermuliakan atau tidak jika ia menerima tawaran harta itu.
Abraham menolak tawaran itu agar raja Sodom jangan mencuri kemuliaan Tuhan dengan mengatakan dirinyalah yang membuat Abraham menjadi kaya.
Abraham benar-benar menyadari, bahwa berkat Tuhanlah yang menjadikannya kaya.
Saudara, marilah kita memiliki sikap hati yang benar seperti Abraham, yang memberi dengan ucapan syukur kepada Tuhan, dan tidak mengambil bagian hak milik orang lain, serta mencukupkan dirinya dengan semua yang Tuhan beri.
Sikap hati ini terwujud karena Abraham lebih memilih untuk menautkan hatinya hanya kepada Tuhan dan bukan kepada harta kekayaan.
Maka, sudah seharusnyalah kita juga, yang adalah anak-anak rohani Abraham, memiliki sikap hati yang sama seperti bapa rohani kita.
Allah yang telah memampukan Abraham, juga akan memampukan kita.
Renungkanlah apakah ada “hak” Tuhan atau hak orang lain yang saudara ambil? Putuskanlah untuk mengembalikan hak tersebut.
Penulis : Aris Handoko & tim Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 2:10-12
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang datang menengok dan menyembah Yesus di Betlehem?
Apa yang diberikan oleh mereka yang menyembah Yesus ini?
Bagaimana mereka menaati suara Tuhan saat pulang?
Saudara, ketika kita mempersembahkan harta benda kita kepada Tuhan, apakah Tuhan semakin kaya?
Tuhan bukanlah pribadi yang miskin sehingga Ia mengharapkan persembahan harta kita.
Ia adalah pemilik langit dan bumi, termasuk harta kekayaan yang kita miliki.
Jadi, mengapa Allah ingin kita mempersembahkan harta kekayaan kita kepadaNya?
Jawabannya adalah: hati kita.
Firman Tuhan berkata bahwa di mana hartamu berada di situ hatimu berada.
Karena itulah saat kita memberikan kepadaNya persembahan harta, kita sedang menunjukkan hati kita kepadaNya.
Hal itu juga membuktikan bahwa hati kita bukan pada harta kekayaan dunia.
Saat kita rela mempersembahkan harta bahkan yang paling berharga kepada Tuhan, maka itu menunjukkan hati kita tidak melekat pada harta kekayaan kita, melainkan pada Tuhan.
Kita hanya akan berkorban untuk seseorang atau sesuatu yang benar-benar bernilai bagi kita.
Jika kita merelakan harta kekayaan kita untuk Tuhan, maka sesungguhnya yang paling bernilai bagi kita adalah Tuhan.
Dia menjadi harta kekayaan kita yang utama.
Saudara, sama seperti orang-orang Majus dari Timur yang hatinya sangat bersukacita karena Tuhan dan datang sujud menyembah kepadaNya serta mempersembahkan harta kekayaan terbaik yang mereka miliki, demikian juga Tuhan ingin agar kita mempersembahkan harta kekayaan yang terbaik yang kita miliki bagi kemuliaanNya.
Tuhan tidaklah menginginkan harta kita, namun Ia menginginkan hati kita.
Saudaraku, Tuhan ingin agar kita memandang Pribadi-Nya jauh lebih berharga dibandingkan dengan semua harta kekayaan yang kita miliki.
Mari, jadilah “orang – orang Majus dari Timur” di zaman modern bagi Tuhan.
Amin.
Apakah harta kekayaan yang saat ini saudara miliki dan persembahkan bagi Tuhan?