Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa kita diajarkan untuk mengucap syukur?
Bagaimana membangun kehidupan yang dipenuhi dengan mengucap syukur dalam segala hal?
Suatu ketika George Muller (1805-1898) seorang pemilik panti asuhan Ashley Down orphanage di Bristol, England, telah mengangkat 10.024 orang yatim piatu selama hidupnya, pernah menghadapi satu keadaan tidak ada makanan sama sekali padahal waktu makan malam telah tiba.
Apa yang dilakukannya?
Dia dan anak-anak asuhannya mulai menata piring, sendok, garpu, gelas dan peralatan makan lainnya di atas meja makan kemudian Muller mulai meminta mereka duduk di tempat mereka masing-masing.
Tiba-tiba ada seorang anak menceletuk, “Mana makannya” dengan yakin Muller menjawab pertanyaan tersebut, ”Sebentar lagi datang.”
Dia kemudian mengajak mereka berdoa, mengucap syukur atas berkat yang telah diberikannya sekalipun makanannya belum ada.
Setelah amin, tiba-tiba terdengar pintu diketok seseorang dan akhirnya setelah dibuka ternyata terdapat jumlah makanan yang cukup banyak lalu makanlah mereka semua malam itu.
Hal itu terjadi berkali-kali. Itulah kuasa dari pengucapan syukur.
Pengucapan syukur merupakan perintah dan yang dikehendaki Tuhan sehingga tidak ada pilihan, tidak ada “jikalau” atau “kalau” atau “kalau ada waktu” karena perintahNya maka mengucap syukur dalam segala hal dapat diartikan sebagai orang yang percaya terhadap seluruh aspek kehidupan, baik situasi dan kondisi yang dihadapi dan alami sekalipun buruk tetap dapat mengambil sikap bersyukur dan bersukacita.
”Sudah jatuh tertimpa tangga”
kok malah disuruh mengucap syukur, kata seseorang yang belum mengetahui rahasia kuasa mengucap syukur dalam segala hal, tetapi bagi orang yang mengerti kuasa mengucap syukur dalam segala hal akan selalu bersukacita senantiasa karena hal ini akan membawa dampak yang luar biasa.
Kita lebih mudah bersungut-sungut daripada mengucap syukur bila keadaannya buruk.
Bukan berarti kita mengucap syukur atas pekerjaan iblis yang dilancarkan kepada kita atau mengucap syukur atas malapetaka atau kemalangan yang menimpa kita.
Bukan!
Kita mengucap syukur bukan pada keadaannya tetapi mengucap syukur kepada Tuhan bahwa sekalipun keadaannya buruk Dia pasti menolong dan menunjukkan kebaikanNya kepada kita sehingga iblis tidak mendapat keuntungan atas kita.
Ilustrasi mengucap syukur dapat menginspirasi seorang Jepang bernama MASARO EMOTO yang menulis “The Truth of Water”.
Masaru Emoto adalah seorang seorang peneliti dari Hado Institute di Tokyo, Jepang pada tahun 2003 yang melalui penelitiannya mengungkapkan suatu keanehan pada sifat air.
Melalui pengamatannya terhadap lebih dari dua ribu contoh foto kristal air yang dikumpulkannya dari berbagai penjuru dunia, Emoto menemukan bahwa partikel molekul air ternyata bisa berubah-ubah tergantung perasaan manusia di sekelilingnya, yang secara tidak langsung mengisyaratkan pengaruh perasaan terhadap klasterisasi molekul air yang terbentuk oleh adanya ikatan hydrogen.
Emoto juga menemukan bahwa partikel kristal air terlihat menjadi “indah” dan “mengagumkan” apabila mendapat reaksi positif di sekitarnya, misalnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Namun partikel kristal air terlihat menjadi “buruk” dan “tidak sedap dipandang mata” apabila mendapat efek negatif di sekitarnya, seperti kesedihan dan bencana.
Jika kita bersungut-sungut ketika diteliti kristal airnya jelek dan jika kita bersyukur kristal airnya menjadi baik, sehingga mengucap syukur membuat menjadi sehat.
Lebih dari dua ribu buah foto kristal air terdapat di dalam buku “Message from Water” (Pesan dari Air) yang dikarangnya sebagai pembuktian kesimpulannya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini dan diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan. Sudahkah anda dapat mengucap syukur dalam segala hal yang kelihatan tidak mungkin bersyukur!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa kehidupan Stefanus Penuh dengan Roh Kudus?
Bagaimana dampak pengaruh yang diperlihatkan Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus dalam pelayanan?
Stefanus, salah seorang dari tujuh diaken yang dipilih untuk melayani pelayanan meja yang tugasnya mengatur pembagian bantuan kepada para janda yang membutuhkan -Kisah Para Rasul 6:5.
Stefanus lebih menonjol jika dibandingkan dengan yang lain dalam hal iman, kasih, kuasa rohani serta dipenuhi hikmat (Full of the Spirit and Wisdom)-Kisah Para Rasul 6:5,8,10.
Mengapa urusan melayani pelayanan meja, para pelayannya harus memenuhi kriteria dipenuhi Roh Kudus dan penuh Roh Hikmat?
Jika kita teliti dalam Kisah Para Rasul, ketujuh orang ini ternyata bukan hanya mengurus pelayanan meja tetapi juga dapat melayani berkotbah, pemberitaan Injil dan mengajar walaupun fungsi utamanya menjadi diaken yang melayani meja.
Stefanus tercatat bukan hanya melayani pelayanan meja saja tetapi Tuhan pakai juga untuk melayani pemberitaan Injil yang disertai dengan tanda mukjizat.
Stefanus memberitakan Injil dengan penuh Roh Kudus sehingga mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh Kudus menempelak para anggota Mahkamah Agama sampai menusuk hatinya.
Stefanus memberitakan firman Tuhan untuk menegur dosa mereka.
Mereka yang terkena teguran dan tertusuk hatinya bukan bertobat tetapi marah -Kisah Para Rasul 5:33 dan 7:54 dan mereka menghasut orang banyak untuk melawan Stefanus dengan cara memfitnah, menyergap, menyeret, dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama dengan tuduhan menghujat nama Allah.
Oleh karena itu, Stefanus dirajam sampai mati.
Stefanus dirajam bukan karena dia memberi makan orang miskin tetapi Stefanus dirajam karena dia memberitakan Firman Tuhan dan menjadi martir pertama.
Hal yang menarik sesudah Stefanus menyatakan melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah, ia ditangkap dan dirajam batu sampai mati -Kisah Para Rasul 7:54-60.
Stefanus menghadapi kematian seperti yang dialami Tuhan Yesus karena dituduh memberikan kesaksian palsu.
Stefanus juga berdoa seperti yang dilakukan Tuhan Yesus -Lukas 23:34, memohon pengampunan dosa bagi yang menganiaya dia dan menyerahkan rohnya kepada Yesus Kristus sehingga tercatat menjadi martir pertama Gereja mula-mula.
Stefanus memang mengalami penderitaan, bahkan kematian karena Kristus.
Setelah kematiannya, pemberitaan Injil semakin meluas di luar Yerusalem.
Kematian Stefanus pun dapat dikatakan menjadi salah satu faktor yang membawa Saulus kepada Kristus -Kisah Para Rasul 7:58; 8:1,3.
Kita dapat belajar bahwa setiap penderitaan yang Tuhan izinkan yang terjadi pada umatNya sebagai bagian dari memikul salib akan selalu mendatangkan kemajuan bagi Injil dan KerajaanNya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan apakah sudah kita berani menyatakan kebenaran dan tetap setia kepada Kristus apapun penderitaan yang sedang dialami?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Jemaat mula-mula hidup takut akan Tuhan?
Bagaimana membangun hidup takut akan Tuhan?
Ketika jemaat Tuhan melihat perbuatan yang menakjubkan dan tanda-tanda ajaib yang dilakukan oleh para rasul, mereka menjadi takut dan kagum terhadap yang diperbuat Allah.
Ketika Allah menyatakan kemuliaanNya, kita tidak mungkin tetap berdiri dengan kekuatan kaki dan akan sujud karena tidak tahan dengan kemuliaan Allah dan setiap orang percaya harus mempunyai perasaan-perasaan yang peka.
Orang yang seumur hidupnya tidak pernah membangun dan mempunyai gaya hidup yang takut akan Tuhan, pastilah hidupnya tidak akan menjadi berkat, berdampak dan menjadi panutan.
Salah satu kebiasaan yang dapat dibangun kehidupan yang takut akan Allah dengan menjaga kekudusan hidup dan taat kepada Allah dan firmanNya.
Mengapa hal ini menjadi penting?
Karena orang yang takut akan Allah akan merasa begitu gentar menyakiti hatiNya dengan berdosa kepadaNya.
Orang yang mengagumi Allah tidak akan begitu saja mengorbankan menikmati Allah yang mengagumkan itu dan menggantikannya dengan kenikmatan dosa yang cemar.
Satu-satunya kekuatan untuk melawan dosa adalah takut akan Allah dan mengagumi Dia.
Ketika Tuhan menyatakan diriNya, baik melalui tanda-tanda ajaib dan FirmanNya, dunia meremehkan Tuhan, menghina Dia, menikmati hal yang dibenciNya dan mengabaikan Dia, tetapi gerejaNya mengagungkan Dia, takut akan Dia, menikmati kemuliaanNya dan sujud kepada-Nya.
Di manapun Tuhan menempatkan kita: di tempat kerja, di sekolah atau kampus, Tuhan ingin agar kita memperlihatkan kehidupan yang ”takut akan Allah” seperti Yusuf yang dengan tegas menolak ajakan isteri tuannya dan berkata kepada nyonyanya :
”…Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:8-9)
dan nasihat Tuhan kepada Yosua untuk senantiasa memperkatakan Firman Tuhan agar dapat bertindak hati-hati serta tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri maka janjiNya ke manapun engkau pergi akan beruntung dan berhasil -Yosua 1:7.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan sudahkah engkau membangun hidup yang takut akan Tuhan di tempat kerja, di sekolah atau kampus dan lingkungan tempat tinggal!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menjadi rahasia Jemaat yang disukai semua orang?
Bagaimana menjadi jemaat yang disukai semua orang?
Nama baik membangun reputasi, kehormatan, kenamaan, kejayaan dan kebaikan.
Jemaat mula-mula begitu disukai karena memiliki daya tarik kehidupan yang berbeda yakni : takut akan Tuhan, peduli terhadap sesama, serta penuh kegembiraan dan ketulusan.
Bukan hanya satu atau dua jemaat saja yang disukai, melainkan seluruh kawanan Jemaat.
Padahal biasanya orang tidak suka dengan kumpulan orang bila dirinya tidak tergolong ke dalam kumpulan itu.
Orang juga sering merasa terganggu jika ada kelompok, apalagi kelompok besar, yang mengadakan acara yang asing bagi mereka.
Apakah rahasianya sehingga jemaat mula-mula ini bahkan semakin bertambah jumlahnya?
Mereka semua ternyata telah bertobat dan menerima karunia Roh Kudus -Kisah Para Rasul 2:38, kesatuan dan saling berbagi terus terpelihara -Kisah Para Rasul 2:44, senantiasa mengenang dan bersyukur atas pengorbanan Kristus yang menebus dosa -Kisah Para Rasul 2:46.
Selain itu, mereka hidup dengan ketulusan, tidak punya agenda terselubung agar diri mereka diuntungkan dan disukai tetapi Tuhan yang dimuliakan.
Biarlah kehidupan jemaat mula-mula ini dapat menjadi acuan bagi kita agar tidak hanya menjadi jemaat Tuhan yang biasa-biasa, tetapi mengupayakan menjadi berkat bagi orang lain sehingga mereka yang belum percaya semua tertarik untuk mengenal Tuhan Yesus.
Jika diri kita dan jemaat tidak bertumbuh, patutlah kita bercermin kepada jemaat mula-mula.
Kita tidak bisa meniru sepenuhnya kehidupan orang percaya yang pernah sukses di masa silam, namun kita dapat meneladani jemaat mula-mula yang mengejar kasih yang tulus dan kasih itu muncul oleh pengenalan dan relasi mereka dengan Kristus Yesus dan teman-teman seiman.
Akibat dari mereka yang menjadi jemaat yang disukai semua orang, maka Tuhan setiap hari menambah jumlah mereka yang percaya.
Sebetulnya jumlah bukan merupakan tujuan utama, hal ini terjadi akibat dari efek atmosfer kehadiran Tuhan.
Mari kita semua belajar agar menjadi “Jemaat yang disukai jemaat” bukan hanya menjadi label gereja mula-mula, tapi juga untuk Jemaat GKKD-BP yang menjadi Rumah Kabar Baik.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan sudahkah kita menjadi Jemaat yang disukai semua orang di mana Tuhan menempatkan!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang Yesus maksudkan hendaklah terangmu bercahaya di depan sesama?
Apa yang menjadi syarat sehingga terangmu bercahaya dan memuliakan Bapamu yang di Surga?
Seorang Misionaris E. Stanley Jones pernah mengajukan pertanyaan kepada Bapa Negara India Mahatma Gandhi :
”Sekalipun Bapa dengan bangga mengutip kata-kata Yesus, mengapa Bapa menolak begitu keras menjadi pengikut Kristus?”
Jawab Bapa Mahatma Gandhi: ”Saya sama sekali tidak pernah menolak Kristus, saya suka Kristus, tapi saya tidak suka dengan orang Kristen. Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus seperti yang ditemukan di dalam Alkitab
Dengan mengejutkan Bapa Mahatma Gandhi berkata: ”Seluruh India sudah menjadi Kristen”.
Mengapa hal itu tidak terjadi? karena orang Kristen yang dijumpai Gandhi berperilaku sangat buruk yang melukai hatinya.
Kehidupan kita akan disorot, diperhatikan orang dan tidak menyembunyikan terang, sesuai dengan Nats Matius 5:14”Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi” dan Matius 5:15”Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang…”
Sesuai dengan Nats Matius 5:16”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya…”.
Hendaklah terangmu bercahaya merupakan tanggung jawab sekaligus suatu kehormatan yang luar biasa sebagai orang percaya untuk dapat memancarkan cahaya terang Kristus di tengah-tengah dunia.
Dalam versi KJV, terang bercahaya diartikan berkilat, berkilau, berseri, mengkilap, berkilau-kilauan, dengan kata lain panggilan Tuhan kepada kita pasti membawa terang dan ketetapanNya bukan redup, suram dan tak berdaya.
Perbuatan baik kita mempunyai daya tarik.
Kata baik dalam bahasa Yunani memakai dua kata ”Agathos” yang memiliki arti sesuatu yang baik mutunya dan ”Kalos” berarti bukan hanya baik tetapi juga indah, menarik hati dan mempunyai daya tarik.
Tujuan akhir dari perbuatan baik yaitu agar orang-orang dapat memuliakan Tuhan.
Mari memiliki hidup yang berbeda sebagai pelajar, mahasiswa, karyawan dan pengusaha di dalam hal kejujuran, kerajinan, kedisiplinan, tidak suka terlambat, mentaati peraturan lalu lintas, tidak melanggar lampu lalu lintas juga tidak mudah menyerah, mengeluh dan bersyukur dengan setiap kesukaran.
Hendaklah terangmu bercahaya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, terlihat dan mendapatkan pengakuan dengan sasaran akhirnya bukan untuk memuliakan diri kita tetapi untuk memuliakan Bapamu di Surga.
Tuhan Yesus Memberkati.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang sudahkah kehidupanmu bercahaya dan memuliakan Bapamu di Surga!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menjadi tanda yang menyertai orang yang percaya?
Siapa yang pergi untuk memberitakan Injil?
Adakah yang dapat membuat orang percaya takut untuk memberitakan injil?
Saudara, segera setelah Tuhan Yesus meyakinkan murid-Nya bahwa Ia telah bangkit, Yesus Kristus berkata kepada mereka : “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahkluk.”(Markus 16:15b).
Tuhan Yesus sudah menyelesaikan misi-Nya di bumi ini.
Tongkat estafet selanjutnya diberikan kepada orang percaya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia.
Amanat ini tidak mudah, tetapi dapat dilaksanakan.
Tuhan Yesus memberikan karunia-karunia supranatural yang menjadi tanda ajaib dalam karya Roh Kudus bagi mereka yang menerima Injil yang mereka beritakan.
Murid-murid akan mengusir setan-setan, berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru, memegang ular, dan sekalipun meminum racun maut mereka tidak akan celaka, dan menyembuhkan yang sakit.
Pada intinya, ada modal yang lebih dari pada cukup untuk memberitakan “sukacita surga” kepada seluruh orang mulai dari yang terpencil, sampai ke seluruh dunia.
Roh Kudus yang tidak terbatas itu, yang bekerja secara luar biasa pada hidupnya para murid dengan cara yang melampaui akal, akan bekerja juga pada kita yang bersukacita menyampaikan kabar baik.
Tuhan Yesus turut bekerja di dalam kita dan meneguhkan Firman yang sudah disampaikan.
Tuhan Yesus Memberkati.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, kapan terakhir kali memberitakan Injil? Dan apakah rindu kembali untuk kembali memberitakan Injil?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sungut-sungut apa yang terjadi di antara orang Yahudi yang berbahasa Yunani kepada orang Ibrani?
Kriteria apa yang diambil untuk membantu pelayanan meja?
Berapa orang yang dipilih dan siapa saja?
Apa yang menjadi fokus rasul?
Dampak apa yang terjadi setelah 7 orang tadi mengalami penumpangan tangan?
Saudara, seiring dengan berjalannya waktu, ada banyak orang yang percaya kepada Tuhan.
Kemudian mereka memberikan diri untuk dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Dan kemudian akan ada semakin banyak murid yang dicetak dan membutuhkan banyak pelayan.
Dua belas rasul ini berkumpul untuk mencari solusi kondisi yang terjadi, dan memilih tujuh orang yang terkenal baik, penuh Roh dan hikmat.
Selanjutnya para rasul berdoa dan menumpangkan tangan di atas mereka.
Mereka memberkati tujuh orang ini untuk tugas melakukan pelayanan Firman dan Firman Allah makin tersebar ke banyak tempat.
Saudara, masa menuai pun terus berlangsung.
Semakin hari semakin banyak orang mengalami perjumpaan dengan-Nya melalui karya Roh Kudus yang dialami mereka.
Dan kian hari semakin banyak jiwa yang diselamatkan.
Sejatinya, setiap kita sebagai orang yang percaya mempunyai mandat yang sama juga untuk menyampaikan kabar baik yaitu Firman Tuhan.
Berbahagialah setiap kita yang setia untuk memberi diri untuk melayani Tuhan dengan sukacita, karena kita akan melihat semakin banyak murid yang percaya dan melayani-Nya melalui karya Roh Kudus di dalam mereka yang percaya.
Sama seperti jemaat mula-mula yang mengalami Tuhan, bertumbuh bersama dalam Tuhan dan karya Roh Kudus, dan Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Biarlah gaya hidup jemaat mula-mula menjadi gaya hidup umat Tuhan hari ini.
Tuhan Yesus Memberkati.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, apa yang menjadi tugas kita sebagai orang percaya di masa akhir zaman ini?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus dilakukan orang yang haus?
Apa yang terjadi kalau kita percaya kepada-Nya melalui Kitab Suci?
Bagaimana mengalami dan mengalirkan air hidup?
Saudara, Firman Tuhan hari ini berbicara tentang “air sumber hidup”.
Yesus menawarkan “air hidup” bagi setiap orang yang kehausan.
Yesus berkata bahwa barangsiapa yang percaya kepada-Nya dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.
Setelah menerima kelegaan, ada yang harus kita lakukan yaitu “mengalirkan” air hidup itu bagi yang juga mengalami kehausan.
Sangat menarik sekali, karena disini Yesus tidak berbicara untuk menampung, membendung, atau mengumpulkan air itu, tetapi mengalirkan.
Kenapa?
Karena ternyata banyak orang yang mengalami kehausan bukan hanya kita saja, tetapi orang lain juga.
Kepada setiap orang yang mengalami kehausan itulah “air hidup” harus dialirkan.
“Air hidup” itu adalah Roh yang diterima oleh setiap orang yang percaya kepada Kristus.
Roh itu memampukan setiap orang yang percaya kepada-Nya untuk mengenal dan melakukan kehendak-Nya dengan benar.
Roh itu juga memberikan kekuatan untuk meneruskan dan mengalirkan “air hidup” kepada banyak orang sehingga orang lain mengalami anugerah Tuhan untuk menikmati “air hidup” yang sama.
Mari bersama-sama menjadi rumah kabar baik yang mengalirkan “air hidup” bagi orang-orang disekitar kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana keterlibatan setiap kita untuk mengalirkan air hidup kepada sesama kita?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Dalam hal apa sajakah seseorang dikatakan kaya dalam segala sesuatu?
Bagaimana cara kita memberi?
Apa maksudnya supaya ada keseimbangan?
Saudara, apa yang Kristus telah lakukan, Kristus yang kaya rela menjadi miskin untuk memperkaya jemaat Korintus dan kita di masa kini.
Kekayaan yang dikaruniakan Kristus ini, bukan berbicara tentang jumlah simpanan di bank, melainkan kaya dalam kebajikan dan kasih kepada sesama.
Rasul Paulus ingin setiap orang memberikan sesuai dengan kemampuan mereka, tidak harus melebihi kemampuan mereka.
Memberi melebihi kemampuan merupakan anugerah tambahan dari Tuhan.
Paulus menjelaskan, “kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.”(Roma 8:13).
Paulus tidak ingin jemaat lain dibebankan atas beban jemaat Korintus.
Bagi Paulus, apa yang diberikan oleh jemaat Korintus bukanlah beban.
Mereka justru seharusnya memandang pemberian itu sebagai upaya untuk menghadirkan keseimbangan.
Apa yang dimaksud dengan keseimbangan disini?
Apakah keseimbangan memiliki arti bahwa setiap orang memiliki jumlah harta yang sama?
Keseimbangan memiliki arti saling mencukupkan kekurangan (ayat 14).
Keadaan setiap orang tidak selalu sama, setiap orang yang mempunyai kelebihan dipanggil untuk menggunakan kelebihan tersebut untuk memenuhi kekurangan orang lain.
Begitu pula sebaliknya, ketika nanti orang yang di tolong memiliki kelebihan, orang itu bertanggungjawab untuk menggunakan kelebihan tersebut untuk menolong kekurangan orang lain.
Singkatnya, diberi supaya menjadi pemberi.
Mari kita semangat membangun rumah kabar baik di tengah-tengah kita lewat setiap pemberian kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, apa keseimbangan yang saya buat untuk sesama saya yang lain?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kasih karunia apa yang diberikan kepada jemaat Makedonia?
Bagaimana cara jemaat Makedonia memberi?
Apa yang jemaat Makedonia berikan kepada Allah?
Apa yang jemaat Makedonia berikan kepada orang-orang kudus?
Saudara, jemaat Makedonia sehari-hari hidup dibawah garis kemiskinan, namun tergerak untuk mendukung jemaat di Yerusalem yang membutuhkan.
Firman Tuhan berkata : “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”(2 Korintus 8:9).
Pengenalan kita akan kasih karunia Kristus menjadikan kita kaya.
Kekurangan bukanlah menjadi halangan bagi kita untuk memberi, malahan membuat kita menjadi kaya dalam kasih kita kepada sesama.
Kasih Yesus yang berlimpah telah mengubah hidup kita dan menganugerahkan kemurahan hati bagi kita semua.
Hal ini jugalah yang dialami oleh jemaat mula-mula yaitu segala yang menjadi kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya dan membagi-bagikan apa yang menjadi milik mereka, sesuai keperluan masing-masing.
Kaya atau miskin bukan diukur dari berapa banyak yang kita miliki.
Kaya atau miskin adalah sikap hati kita.
Kekayaan datangnya dari hati yang bersyukur dan diukur dari seberapa yang diberikan kepada sesama yang membutuhkan.
Tuhan Yesus Memberkati.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, apakah saya sudah menjadi orang yang kaya dalam kemurahan hati?