STEFANUS YANG PENUH DENGAN ROH KUDUS

Penulis : Pnt. Timotius Chandra

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 7:55-57

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa kehidupan Stefanus Penuh dengan Roh Kudus?
  2. Bagaimana dampak pengaruh yang diperlihatkan Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus dalam pelayanan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Stefanus, salah seorang dari tujuh diaken yang dipilih untuk melayani pelayanan meja yang tugasnya mengatur pembagian bantuan kepada para janda yang membutuhkan -Kisah Para Rasul 6:5.

Stefanus lebih menonjol jika dibandingkan dengan yang lain dalam hal iman, kasih, kuasa rohani serta dipenuhi hikmat (Full of the Spirit and Wisdom) -Kisah Para Rasul 6:5,8,10.

Mengapa urusan melayani pelayanan meja, para pelayannya harus memenuhi kriteria dipenuhi Roh Kudus dan penuh Roh Hikmat?

Jika kita teliti dalam Kisah Para Rasul, ketujuh orang ini ternyata bukan hanya mengurus pelayanan meja tetapi juga dapat melayani berkotbah, pemberitaan Injil dan mengajar walaupun fungsi utamanya menjadi diaken yang melayani meja.

Stefanus tercatat bukan hanya melayani pelayanan meja saja tetapi Tuhan pakai juga untuk melayani pemberitaan Injil yang disertai dengan tanda mukjizat.

Stefanus memberitakan Injil dengan penuh Roh Kudus sehingga mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh Kudus menempelak para anggota Mahkamah Agama sampai menusuk hatinya.

Stefanus memberitakan firman Tuhan untuk menegur dosa mereka.  

Mereka yang terkena teguran dan tertusuk hatinya bukan bertobat tetapi marah -Kisah Para Rasul 5:33 dan 7:54 dan mereka menghasut orang banyak untuk melawan Stefanus dengan cara memfitnah, menyergap, menyeret, dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama dengan tuduhan menghujat nama Allah.

Oleh karena itu, Stefanus dirajam sampai mati.

Stefanus dirajam bukan karena dia memberi makan orang miskin tetapi Stefanus dirajam karena dia memberitakan Firman Tuhan dan menjadi martir pertama.

Hal yang menarik sesudah Stefanus menyatakan melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah, ia ditangkap dan dirajam batu sampai mati -Kisah Para Rasul 7:54-60.

Stefanus menghadapi kematian seperti yang dialami Tuhan Yesus karena dituduh memberikan kesaksian palsu.

Stefanus juga berdoa seperti yang dilakukan Tuhan  Yesus -Lukas 23:34, memohon pengampunan dosa bagi yang menganiaya dia dan menyerahkan rohnya kepada Yesus Kristus sehingga tercatat menjadi martir pertama Gereja mula-mula.

Stefanus memang mengalami penderitaan, bahkan kematian karena Kristus.

Setelah kematiannya, pemberitaan Injil semakin meluas di luar Yerusalem.

Kematian Stefanus pun dapat dikatakan menjadi salah satu faktor yang membawa Saulus kepada Kristus -Kisah Para Rasul 7:58; 8:1,3.

Kita dapat belajar bahwa setiap penderitaan yang Tuhan izinkan yang terjadi pada umatNya sebagai bagian dari memikul salib akan selalu mendatangkan kemajuan bagi Injil dan  KerajaanNya.

Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan apakah sudah kita berani menyatakan kebenaran dan tetap setia kepada Kristus apapun penderitaan yang sedang dialami?

Pembacaan Alkitab Setahun

Ulangan 14-16