LEMAH LEMBUT DAN HORMAT DALAM MEMBERI PERTANGGUNGJAWABAN
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini :
I PETRUS 3:13-16
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah I Petrus 3:15.
Siapakah yang harus kita kuduskan di dalam hati yang menyatakan keTuhanan-Nya?
Apakah bukti dari kita telah menguduskan Kristus di dalam hati kita?
Sikap apakah yang harus kita tunjukkan kepada dunia dalam memberi pertanggungjawaban terhadap iman kita?
Dalam membangun Rumah Kabar Baik kita harus memastikan bahwa dari dalam hati kita terpancar kehidupan Ilahi dalam berinteraksi terhadap dunia ini juga dalam kehidupan berjemaat.
Interaksi kita dapat kita tunjukkan lewat perkataan dan perbuatan.
Agar kita dapat senantiasa memancarkan kehidupan Ilahi tersebut maka kita harus dapat membangunnya dengan benar.
Pertama-tama kita harus fokus kepada Kristus, di mana fokus kita adalah kepada Kristus yang hidup di dalam kita, mengisi hidup kita dengan Firman Tuhan sehingga hati kita senantiasa berkobar-kobar, selain itu pikiran dan perasaan kita harus dipenuhi oleh Firman Tuhan, sehingga hal-hal yang manis, yang sedap didengar dan yang mulia itu selalu ada di pikiran kita, yaitu pikiran Kristus.
Itulah sebabnya Rasul Petrus memerintahkan umat Tuhan agar menguduskan Kristus sebagai Tuhan di dalam hati kita.
Tujuannya adalah agar ketika kita harus memberi pertanggungjawaban kepada orang lain yang meminta pertanggungjawaban tentang pengharapan kita di dalam Kristus juga tentang iman kita di dalam Kristus, maka kita dapat meresponinya dengan perkataan dan sikap yang lemah lembut dan hormat.
Tidak berdebat, tidak marah, tidak emosi tetapi dipenuhi dengan belas kasihan dari Tuhan dan kemurnian hati agar orang-orang tersebut dapat mengenal kasih Tuhan dan dapat melihat kesalehan hidup kita di dalam pancaran kasih Kristus.
Bahkan ketika orang-orang mencari kesalahan dan kelemahan kita serta berupaya memfitnah kehidupan kita, mereka tidak sedikitpun melihat kesalahan di pihak kita sehingga kita benar-benar menjadi surat Kristus yang dapat dibaca oleh setiap orang.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana senantiasa dapat menyatakan iman saudara kepada orang lain dengan penuh hormat dan dan lemah lembut.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah tugas seorang hamba Tuhan menghadapi mereka yang menentang kebenaran?
Apakah maksud lemah lembut?
Bagaimana menolong orang yang menentang kebenaran?
“sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.” (2 Timotius 2:24-26).
Salah satu kemampuan seorang hamba Tuhan menurut Paulus dalam suratnya kepada Timotius adalah menuntun orang yang suka melawan dengan lemah lembut.
Yang dimaksud suka melawan saat itu adalah orang-orang yang menentang kebenaran (pengajar sesat).
Oleh karena itu di ayat 25 disebutkan kelemahlembutan itu untuk membawa mereka mengenal kebenaran.
Jadi, Paulus meminta Timotius untuk secara aktif dan terus menerus melayani para penentang kebenaran dengan lemah lembut, namun dibarengi dengan disiplin.
Lemah lembut (Bahasa Yunani πρᾳότης) dimulai dengan pengenal akan Tuhan dan diakhiri dengan arahan dan pemberdayaan oleh Tuhan.
Ini adalah kebaikan atau karakter ilahi yang hanya dapat bekerja melalui iman.
Oleh karena itu, Galatia 5:23 menyebutkan kelemahlembutan adalah bagian dari buah Roh.
Lemah lembut bukanlah suara atau intonasi yang lembut, melainkan karakter Ilahi yang lahir dari pengenalan akan Tuhan dan membuat kuasa Allah bekerja memampukan untuk bersikap lembah lembut.
Kelemahlembutan berkaitan pula dengan kerelaan untuk merendahkan diri seperti Kristus rela merendahkan diri.
Kebalikan kelemahlembutan adalah kemarahan.
Saudara, kalau melihat saudaramu ada yang meyimpang dari kebenaran, janganlah marah dan menghakimi dia.
Berdoalah dan tuntun terus dengan lemah lembut.
Sampai suatu saat dia mengenal kebenaran.
Renungkanlah, apakah saudara sudah memiliki karakter lemah lembut yang adalah buah Roh
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah maksudnya menguasai diri?
Bagaimana dapat sabar menderita?
Apakah mungkin dapat sabat menderita?
“Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!” (2 Timotius 4:5).
Rasul Paulus menulis surat kepada anak rohaninya bernama Timotius.
Ini adalah surat terakhir Rasul Paulus.
Pada saat penulisan surat ini, Kaisar Nero sedang melakukan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen.
Saat penulisan surat ini, Paulus ada dalam penjara di Roma.
Tentu saja sebagai tahanan Paulus mengalami penderitaan; kekurangan, ditinggalkan oleh kebanyakan sahabatnya dan Paulus menyadari bahwa dia berada di akhir pertandingan iman.
Paulus menyadari bahwa Timotius masih muda dan akan mengalami banyak tantangan, aniaya dari luar gereja dan munculnya guru-guru palsu.
Oleh karena itu, dia menasihati Timotius agar memelihara Injil, memberitakan firman Allah, dan menanggung penderitaan dalam melaksanakan tugas-tugas pelayannya.
Sebagai seorang murid yang akan ditinggalkan oleh bapa rohaninya, tentu saja dia harus meneruskan pelayanan yang ditinggalkan Paulus, termasuk harus berhadapan dengan penderitaan akibat aniaya.
Sabar menderita adalah kalimat perintah yang bersifat aktif.
Timotius diperintahkan untuk terus menerus sabar.
Sabar sendiri memiliki salah satu pengertian yaitu kemampuan untuk tahan menderita.
Penguasaan diri dan kesabaran harus berjalan seiring karen tanpa penguasaan diri, tidak mungkin sabar.
Orang sabar adalah orang yang menguasai diri.
Saudara, dalam tugas pelayanan tentu kita juga akan menghadapi tantangan.
Mungkin bukan aniaya seperti yang dialami Paulus dan Timotius.
Tantangan harus kita hadapi dengan kesabaran yang berasal dari Tuhan, bukan kesabaran diri sendiri.
Kesabaran diri ada batasnya, tetapi apabila kita menggunakan kesabaran dari Tuhan, maka kita akan mampu bertahan dalam penderitaan.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana supaya terus menerus sabat menghadapi penderitaan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Karakter apa yang diperlukan dalam kehidupan bersama?
Apakah artinya sabar?
Bagaimana caranya memiliki karakter sabar?
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian” (Kolose 3:16).
Panjang sabar adalah sikap yang rela menderita untuk tidak membalas atau menghakimi orang yang berbuat tidak baik kepada kita.
Dapat juga berarti kemampuan untuk lambat menjadi marah atas perilaku buruk orang lain kepada kita.
Seperti Nasehat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, kesabaran adalah karakter yang sangat diperlukan untuk mengatasi sikap saling mendendam.
Dendam adalah keinginan untuk membalas perlakuan buruk seseorang, sabar berarti sanggup menahan marah dan tidak membalas.
Sabat berarti bersedia untuk tahan menderita menghadapi perlakuan burung orang lain.
Supaya memiliki kemampuan untuk Sabar Paulus menasehati jemaat di Kolose mengenakan kesabaran: “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran” (Kolose 3:15).
Kata kenakanlah, seperti seseorang memakai pakaian atau baju.
Jadi kesabaran itu bukan berasal dari dirinya, tetapi berasal dari luar yaitu Allah. Kita seharusnya mengenakan kesabaran Allah dalam hidup kita, sebab kesabaran manusia ada batasnya, tetapi kesabaran Allah itu tidak terbatas.
Kata “kenakanlah” adalah perintah Paulus kepada jemaat di Kolose, bukanlah harapan atau anjuran, tetapi perintah.
Sesuatu yang harus dilakukan oleh jemaat dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupan bersama karena dalam kehidupan bersama tentu saja akan timbul gesekan atau masalah.
Perintah untuk mengenakan kesabaran juga berlaku untuk kita.
Secara aktif, kita harus mengenakan kesabaran dari Kristus, bukan kesabaran dari manusia atau alamiah, tetapi kesabaran dari Allah.
Tuhan Yesus ada di dalam kita, kita dapat menggunakan kesabaran Tuhan Yesus.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana caranya mengenakan kesabaran Tuhan Yesus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang sedang dialami Daud?
Apakah respon daud atas masalah yang dihadapi?
Apakah pelajaran yang kita dapat dari Mazmur 86 ini?
“Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia.” (Mazmur 86:15).
Perkataan Daud dalam Mazmur tersebut sepertinya bagian doa yang umum diucapkan orang Israel.
Perkataan tersebut diucapkan Allah Ketika datang kepada Musa dalam Keluaran 34:6:“TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya.”
Daud menuliskan Mazmur-nya tentu karena Ilham dari Allah dan pengalamannya dalam bergaul dengan Allah.
Ketika orang-orang jahat bangkit melawan Daud, dia tidak panik namun datang kepada Allah.
Daud mengeluhkan orang-orang yang bangkit melawannya kepada Allah: “Ya Allah, orang-orang yang angkuh telah bangkit menyerang aku, dan gerombolan orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku, dan tidak mempedulikan Engkau.” (Mazmur 86:14).
Alih-alih mengerahkan pasukannya, Daud berdoa kepada Allah : “Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, berilah kekuatan-Mu kepada hamba-Mu, dan selamatkanlah anak laki-laki hamba-Mu perempuan!
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut.
Daud menyadari bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang penyayang, pengasih, Panjang sabat dan berlimpah kasih dan setia-Nya.
Ketika menghadapi tantangan, Daud tidak terburu-buru bertindak dan sabar menunggu Allah.
Oleh karena itu, apabila dalam kehidupan kita mengalami tantangan, jangan panik dan sabarlah.
Datanglah kepada Allah yang Panjang sabar itu, sampaikan pergumulan hidup saudara.
Allah sendiri yang akan bertindak.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana mengalami Ketika menghadapi tantangan atau pergumulan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan Panjang sabar?
Mengapa Musa menyebut Allah Panjang sabar?
Apakah karakter Panjang sabar sudah kita miliki?
“Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,”(Keluaran 34:6).
Saudara, dalam Keluaran 32, bangsa Israel memberontak kepada Allah dengan membuat anak lembu emas untuk mereka sembah, alasannya sederhana saja, mereka mungkin mengira Musa mati di Gunung.
Mereka tidak sabar menunggu Musa 40 hari! Perbuatan bangsa Israel itu sangat menyakiti hati Allah.
Mereka disebut bangsa yang tegar tengkuk.
Keluaran 32:10-11 “Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: “Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?”. Allah murka atas bangsa Israel dan hendak membinasakan mereka semua. Namun akhirnya Musa berhasil melunakkan hati Allah, akhirnya Allah menyesal telah merencanakan hukuman atas bangsa Israel.
Keluaran 32:14: “Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.”
Allah menyebut dirinya Allah yang panjang sabar ketika bertemu Musa untuk memberikan dua loh batu itu.
Penyesalan Allah setelah diskusi dengan Musa menggambarkan karakter Allah yang panjang sabar.
Allah tahu bahwa bangsa Israel akan terus memberontak kepada-Nya, tetapi kasih setia dan kesabarannya membuat Allah membatalkan rencana menggantikan Israel dengan keturunan Musa saja.
Panjang sabar dalam terjemahan Bahasa Inggris adalah long suffering (tahan menderita) atau slow to anger (lambat untuk marah).
Kita sebagai anak-anak Allah mewarisi karakter Allah yang panjang sabar itu.
Dalam praktik sehari-hari, panjang sabar adalah sikap yang rela menderita untuk tidak membalas atau menghakimi orang yang berbuat tidak baik kepada kita.
Dapat juga berarti kemampuan untuk lambat menjadi marah atas perilaku buruk orang lain kepada kita.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya supaya bertumbuh dalam karakter panjang sabar.
KITA ADALAH SAKSI DARI KEMATIAN DAN KEBANGKITANNYA
Penulis : Pdt. Robinson Saragih
Pembacaan Alkitab Hari ini :
LUKAS 24:46-49
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus terjadi terhadap Mesias, menurut para nabi dan kitab suci?
Oleh karena itu apa yang dapat diceritakan tentang kuasa nama-Nya?
Siapa yang harus menjadi saksi dan memberitakan kabar baik itu?
Apa yang Bapa janjikan sesuai dengan tugas menjadi saksi itu?
Saudara, ketika Yesus menceritakan penganiayaan yang akan dijalani-Nya maka Petrus menegur Yesus dan mengatakan bahwa Yesus tidak akan dapat dianiaya oleh manusia dan oleh orang-orang yang tidak suka kepada-Nya.
“Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”(Markus 8:32-33).
Tuhan Allah memilih Yesus untuk menjadi juruselamat kita dan dunia ini sebelum dunia dijadikan.
“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”(Efesus 1:4).
Sejak dunia belum dijadikan Allah telah membuat problem solver sebelum kasus dosa ada di dunia ini, mengapa?
Karena Tuhan Allah itu mahatahu.
Tuhan Allah telah menentukan bagaimana caranya persoalan dosa manusia dapat di atasi.
Yesus adalah jalan keluar dunia dari dosa dan lepas dari ikatan kerajaan maut.
Ketika Dia hidup di dunia ini sebagai manusia 100 % juga Dia tetap 100 % Allah.
Dia adalah Tuhan Allah yang menjadi manusia supaya ada anak manusia yang dapat melaksanakan hukum taurat dengan sempurna.
Di dalam Dia tidak ada benih laki-laki dan Dia tidak memiliki benih dosa.
Dengan pertolongan Roh Kudus dan para malaikat Tuhan, Dia bisa menggenapi hukum Taurat dengan sempurna sehingga hukum Taurat tidak lagi menjadi standar hukum Tuhan bagi orang percaya.
Hukum taurat masih berlaku bagi mereka yang di luar Kristus dan bagi mereka yang tidak percaya kepada Kristus Yesus.
Mereka yang percaya dikaruniakan Roh Kudus yang akan memulihkan dan memberi kekuatan untuk hidup benar di depan Allah.
Roh Kudus akan menjadikan kita kudus tak bercacat di hadapan Tuhan Allah.
Untuk itulah, Yesus diutus oleh Tuhan Allah, Bapa-Nya ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia.
Keselamatan hanya ada dalam kuasa nama Yesus Kristus yang diperoleh karena pengorbanan Yesus sehingga dosa dunia ini telah diampuni.
Tuhan Allah rela di damaikan dengan manusia yang telah berdosa oleh pengorbanan Yesus Kristus.
Penyaliban Yesus merupakan cara yang telah ditentukan oleh Allah Bapa sebagai jalan keluar bagi dosa dunia ini.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16).
Karena kasih karunia Tuhan Allah, maka anak manusia bisa diselamatkan bukan karena kesalehan atau usaha atau karena pekerjaan mereka. Dengan jelas rasul Paulus menuliskannya :
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”(Efesus 2:8-9).
Oleh Iman kita kepada Yesus Kristus, kita diselamatkan.
Oleh karena itu, sangatlah perlu ada yang harus menyaksikan Firman Allah sebagai janji Tuhan supaya ada orang yang mendengar sehingga mereka percaya dan diselamatkan.
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”(Roma 10:17).
Karena Tuhan Allah itu adalah Tuhan dari semua orang yang berseru kepada-Nya.
Sebab barangsiapa yang berseru kepada Tuhan akan di selamatkan.
Barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan dipermalukan.
Siapa saja yang berseru kepada Yesus akan diselamatkan.
“Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”(Roma 10:14-15).
Jadi karena itulah, Yesus mengutus murid-muridNya untuk membawa kabar kesukaan bagi dunia ini.
“Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”(Markus 16:15-16).
Jadi hari ini, kita yang telah menjadi murid Yesus yang harus pergi untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah yaitu injil Kasih karunia Allah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang mengatakan duduklah di sebelah kanan-Ku?
Kepada siapa Tuhan berkata seperti itu?
Apa yang akan menjadi tumpuan kaki Sang Raja?
Apa yang menjadi hiasan bagi tantara Sang Raja?
Saudara, ketika hari Pentakosta dan Roh Kudus di curahkan di Yerusalem, maka banyak orang berkata bahwa para murid sedang mabuk anggur manis.
Petrus berdiri untuk menjelaskan kejadian yang mereka alami, dan dilanjutkan dengan dia berkhotbah untuk menyampaikan dan mengingatkan orang-orang akan suatu nubuatan tulisan para Nabi, dalam khotbahnya Petrus mengatakan:
“Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia darisengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” (Kisah Para Rasul 2:22-36).
Saudara, jadi marilah kita terus belajar dari Firman Allah agar kita mengetahui bagaimana Tuhan Allah itu merencanakan dan berkehendak sebelum dunia dijadikan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan dan Dia adalah juruselamat dunia.
Yesus bukanlah manusia yang jadi Tuhan, tetapi Dia adalah Alah yang menjadi manusia dan hidup sebagai manusia, dicobai sebagai manusia, menangis dan melakukan dengan ketaatan terhadap hukum Taurat.
Dia melakukan semua tuntutan hukum Taurat dan meluruskan penyelenggaraan hukum Taurat.
Misalnya hukum Sabat, hukum perpuluhan dan persembahan, dan lain-lain.
Dia melakukan seluruh hukum Taurat dan setelah itu maka hukum Taurat tidak lagi dipakai sebagai dasar atau tuntunan bagi orang yang percaya pada Yesus.
Pada waktu ini, hukum kasih karunia merupakan dasar kita beribadah kepada Tuhan Allah karena memang hanya karena anugerahNya kita diselamatkan dan karena kasihNya yang besar maka Dia mengutus anak-Nya menjadi domba paskah Allah.
Oleh karena pengorbanan Yesus, kita beroleh pengampunan dosa dan penebusan penyucian, pemulihan dan pembenaran.
Yesus adalah Allah yang menjadi manusia.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.”(Yohanes 1:1-4).
Jadi jelas bagi kita, Yesus Kristus adalah 100% manusia dan juga 100% Allah.
Dia adalah Mesias, Juru Selamat Dunia.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan tidak mengerti mengenai tri tunggal?
YESUS MENJADI POKOK KESELAMATAN ABADI BAGI YANG TAAT
Penulis : Pdt. Robinson Saragih
Pembacaan Alkitab Hari ini :
IBRANI 5:7-10
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Yesus berdoa dengan ratap tangis?
Dan mengapa Dia di dengar Bapa-Nya?
Apa yang di pelajari oleh Yesus sebagai seorang Anak?
Apa yang menjadi syarat bagi Yesus untuk menjadi pokok keselamatan yang abadi?
Mengapa Yesus anak Daud dapat menjadi Imam Besar?
Saudara, ketika Yesus menjadi manusia Dia adalah seorang yang hidup dalam kesalehan dan menjadi seorang yang saat taat dan Dia sangat tunduk kepada aturan hukum Taurat.
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”(Matius 5:17-18).
Misi Yesus adalah untuk menggenapi tuntutan hukum Taurat, Dia melaksanakan hukum Taurat atau meluruskan hukum Taurat.
Tidak seorangpun manusia di bumi ini yang dapat melakukan tuntutan hukum Taurat secara sempurna.
Satu-satunya yang mampu melaksanakan hukum taurat dalam hidupnya adalah Yesus Kristus sebagai manusia.
Setelah melaksanakan hukum taurat itu dengan sempurna, iblis membunuh Dia.
Itulah kesalahan iblis terbesar.
Iblis membunuh Yesus yang tidak bercacat dan tidak bercela dan Dia melakukan semua hukum Taurat dengan pengertian yang Allah maksudkan, bukan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh orang-orang Farisi dan para ahli taurat.
Satu-satunya pencobaan yang membuat Yesus hampir berbeda pendapat dengan Bapa adalah ketika Dia berdoa di taman Getsemani.
Ketika Yesus berdoa:
“lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”(Matius 26:38-39).
Satu-satunya Yesus berbeda pendapat dengan Bapa-Nya mengenai masalah cawan penderitaan yang akan Dia minum, namun Dia memutuskan untuk tunduk dan menaati Bapa-Nya.
Dia tidak melawan atau mencoba lari untuk menghindari semua penderitaan yang akan dia alami.
Karena itu, ada seorang malaikat yang datang untuk melayani Dia untuk masuk ke dalam penderitaan di akhir masa untuk melaksanakan misi-Nya.
Missio Dei yang diemban-Nya yaitu misi Bapa-Nya untuk menyelamatkan orang yang mau percaya kepada Yesus dan mau taat kepada-Nya. Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Apa yang menyebabkan Yesus bisa sukses menjalani misi Bapa-Nya dan mengapa banyak manusia, hamba-hamba Tuhan gagal untuk melaksanakan missio dei dengan sempurna?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang disebut sebagai anak-anak dalam ayat 14 ini?
Siapakah yang takut kepada maut yang disebut dalam perikop ini?
Siapakah keturunan Abraham yang dimaksudkan dalam perikop ini?
Siapakah yang akan menjadi Imam Besar yang dimaksudkan dalam cerita ini?
Siapakah yang pernah di cobai dan hari ini menjadi penolong bagi mereka yang dicobai?
Saudara yang saya kasihi, kita sama-sama mengerti bahwa perikop ini bercerita tentang Yesus dan Israel sebagai saudara-Nya dari silsilah-Nya di bumi.
Yesus adalah anak Daud keturunan Yehuda, anak Yakub yang cucunya Abraham, yang berarti bahwa Yesus adalah keturunan Abraham juga.
“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.”(Matius 1:1).
Jadi Alkitab dengan jelas mengatkan bahwa Yesus adalah anak Abraham.
“Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”(Kejadian 22:18).
Jadi, memang Allah telah memilih Abraham sebagai nenek moyang orang percaya. Mereka yang percaya kepada Allah Bapa yang diperkenalkan Yesus Kristus, Yahwe, Yehova dan yang adalah Tuhan dari semua orang.
Dialah sesungguhnya Allah Bapa bagi semua golongan.
Saudara, jelaslah bahwa Allah sudah janji bahwa Dia yang akan membebaskan umat-Nya Israel dengan menjanjikan Mesias.
Namun, Israel menolak kehadiran Mesias yang dijanjikan oleh Allah bahkan mereka menyalibkan Mesias yang dijanjikan karena mereka tidak mengenal Yesus Kristus Sang Mesias.
Tujuan Yesus adalah untuk menyelamatkan umat manusia yang ada dalam tawanan setan.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”(Yohanes 3:16-17).
Dia datang sebagai Mesias bagi umat-Nya Israel yaitu bangsa-Nya sebagai anak manusia.
Yesus tahu bahwa mereka menolak diri-Nya karena bangsa itu telah menyimpang dan telah lama terlibat dengan penyembahan berhala sehingga mereka mendapatkan murka Allah dengan di buang ke seluruh penjuru bumi.
Namun oleh kesetiaan Allah terhadap janji-Nya kepada Abraham, maka Allah terus berusaha untuk menyatukan kembali umat-Nya ini dan akan mengembalikan mereka dari manapun mereka berada saat ini.
Sehingga pada tahun 1948, maka Republik Israel berdiri dan seluruh umat itu sedang kembali dari seluruh muka bumi untuk kembali ke Israel sebagai suatu bangsa yang utuh oleh anugerah Allah Yehova yang mereka sembah.
Untuk bangsa inilah, Yesus datang ke dunia ini.
Namun ketika Dia disalib, misinya bukan saja orang Israel tetapi seluruh penduduk bumi.
Namun masih ada keturunan Abraham yang lain berasal dari isterinya, Hagar, yang juga punya hak atas berkat Abraham.
Allah pernah berjanji kepada Abraham:
“Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.”(Kejadian 17:20).
Allah tidak punya perjanjian dengan Ismael, namun Allah juga punya janji kepada Hagar, gundik Abraham.
“Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.”(Kejadian 16:10).
“Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.”(Kejadian 21:20).
Saya percaya bahwa Allah juga akan memenuhi janji-Nya kepada Abraham dan Hagar supaya anaknya itu diberkati.
Setiap janji berkat bagi Abraham itu tidak saja berkata tentang hal-hal jasmani, tapi juga masalah rohani.
Rasul Paulus menuliskan itu dalam kitab Galatia 3:14:“Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.”
Tuhan ingin agar anak-anak Ishak dan anak-anak Ismael beroleh Roh Kudus yang dijanjikan oleh Allah kepada Abraham.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita melaksanakan janji Bapa itu supaya semua anak-anak Abraham di berkati dengan Roh Kudus yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi.
Orang Israel masih banyak yang tidak percaya pada Yesus Kristus apalagi orang-orang non Yahudi.
Inilah saatnya, kita memohon kepda Bapa supaya kita diberi belas kasihan dan keinginan untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi atau orang-orang non Kristen.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Mengapa kita segan memberitakan Injil Kasih Karunia kepada orang-orang Yahudi dan kepada orang-orang non Yahudi?
Karena ada golongan yang lebih menekankan pada hukum agama yang begitu sangat menuntut keamalan, kesalehan dan usaha.