Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Pertanyaan apa yang diajukan Yesus kepada murid-muridnya pada ayat 13? Apa jawaban murid-muridNya?
Pertanyaan apa yang diajukan Yesus kepada murid-murid untuk kedua kalinya pada ayat 15?
Apa jawaban Petrus terhadap pertanyaan Yesus pada ayat 15 tadi? (Ayat 16)
Apa yang katakan Yesus tentang Simon Petrus? (Ayat 18)
Kepada siapa kunci Kerajaan Allah diberikan oleh Yesus?
Jika kita membaca dengan teliti Injil Matius 16:13-19, kita bisa bagi menjadi 3 konteks, yaitu:
Konteks tentang pertanyaan Identitas Yesus -Matius 16:13b,15, konteks tentang jawaban Petrus atas pertanyaan Yesus -Matius 16:16c, dan tentang respon Yesus terhadap jawaban Petrus -Matius 16:17-19.
Berdasarkan perikop bacaan diatas kita menemukan, bahwa Petrus adalah murid yang pertama kali mengakui Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Yesus mengatakan “Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu”.
Menurut saudara, siapakah yang di maksud “batu karang” di dalam ayat tersebut? Apakah orang yang di maksud ayat tersebut adalah Simon Petrus? Tentu tidak, yang dimaksud dengan “batu karang” itu adalah Yesus sendiri.
Dalam bacaan hari ini ada berbagai jawaban atau pengakuan murid-murid tentang siapa Yesus menurut mereka.
Bagaimana jika pertanyaan yang sama, ditujukan kepada kita, siapa sesungguhnya Yesus menurut saudara dan saya? Tentu jawaban kita akan mayoritas sama, yaitu Yesus adalah Tuhan dan Juruslamat kita.
Jawaban itu tidak salah. Namun kenyataan didalam realitas sehari-hari, tidak jarang diantara kita ragu tentang siapakah Yesus menurut pribadi kita masing-masing.
Bahkan kita pernah bertanya, sewaktu kita mengalami pergumulan hidup, Tuhan dimanakah Engkau? Ketika pergumulan tersebut dijawab oleh Tuhan timbulah pengakuan dari hati yang paling dalam dan dari mulut kita, siapa Yesus itu menurut kita.
Mungkin ada yang menjawab Yesus adalah penolong dalam hidupku, Yesus adalah jalan keluar sewaktu aku dalam keadaan jalan buntu, mungkin ada yang menjawab Yesus adalah dokter dan tabib yang menyembuhkan sakitku, Yesus adalah kekuatanku disaat aku tidak berdaya, dsb.
Dari jawaban-jawaban tadi, percayalah bahwa Tuhan sendiri yang menyatakan itu kepada saudara.
Jawaban itu melalui suatu pengenalan yang dalam tentang Yesus dan juga pengalaman kita bersama dengan Dia.
Jadi pengakuan itu bukan muncul karena kita menghafalkan siapa Yesus itu, atau pengakuan tersebut timbul karena kita copy paste dari pengalaman orang lain.
Di sepanjang tahun 2024 ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, bahkan banyak orang yang mengatakan kondisi Indonesia sedang tidak baik.
Namun hendaklah kita jemaatNya sadar dan terus di bangun diatas batu karang yang sejati, yaitu Yesus Kristus Tuhan.
Pengakuan kita tentang siapa Yesus itu juga merupakan salah satu bukti, bahwa kita sudah dan terus di bangun diatas “batu karang”.
Kita pasti mampu dan tegar menghadapi setiap tantangan dan pergumulan yang mungkin saja terjadi di tahun 2024 ini.
Ingat bahwa jika hidup jemaat dibangun di atas batu karang, maka pintu gerbang maut tidak akan menguasainya.
Artinya tidak ada kuasa apapun yang dapat menghancurkan Jemaat Tuhan.
Dengan kata lain gereja Tuhan akan terus hidup dan tidak ada satu kuasa apapun yang dapat menghancurkannya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Sadarkah kita bahwa hidup kita di bangun diatas batu karang, yaitu Yesus situ sendiri? Jika kita mengetahuinya, maka apa yang akan kita lakukan kedepan? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang senantiasa harus kita persembahkan?
Apa korban syukur yang memuliakan namaNya?
Apa yang tidak boleh kita lupakan sesuai perikop yang kita baca hari ini?
Korban-korban apa yang berkenan kepada Allah?
Korban syukur adalah bentuk pengorbanan yang memanifestasikan kepercayaan kita kepada Tuhan dalam bentuk ucapan tulus dalam segala kondisi.
Kecenderungan manusia untuk bersyukur biasanya hanya ketika kondisi yang baik atau sesuai harapannya, namun ketika kondisi menjadi tidak baik, semakin buruk atau tidak sesuai dengan harapan akan menjadi sulit untuk bersyukur bahkan tidak sedikit menjadi kecewa dengan Tuhan.
Memberikan korban kepada Tuhan berarti ada sesuatu yang kita korbankan untuk kita berikan kepada Tuhan.
Seperti Abraham mengorbankan anaknya kepada Tuhan pada saat Tuhan meminta untuk dikorbankan, dalam hal ini Abraham harus kehilangan anak satu-satunya karena harus dikembalikan kepada Tuhan.
Abraham siap kehilangan anaknya dan bersiap kembali seperti sediakala tidak memiliki anak, itulah arti berkorban.
Kita tahu bahwa Tuhan menghargai pengorbanan Abraham, sejarah mencatat pada akhirnya keturunannya seperti pasir di laut dan bintang di langit.
Korban syukur berarti kita memilih untuk memiliki hati yang bersyukur sekalipun mungkin doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, atau kita mengalami suatu kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang kita harap dan doakan.
Korban syukur mungkin tidak mudah kita berikan karena hati kita yang cenderung mengikuti keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.
Namun kita harus ingat bahwa Roh Kudus ada di dalam hidup kita dan memberikan kekuatan kepada kita untuk kita senantiasa mempersembahkan korban syukur.
Korban syukur berarti juga kita mengorbankan waktu-waktu kita untuk melayani Tuhan dalam berbagai bidang sesuai talenta atau panggilan sekalipun tanpa imbalan.
Kita tetap bersukacita karena mempersembahkan waktu kita untuk gereja lokal dimana kita dan keluarga bertumbuh serta menjadi berkat.
Mari kita melayani dia dengan antusias menggunakan waktu-waktu yang Tuhan sediakan sebagai korban syukur.
“Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya” (Ibrani 13:15).
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa Tuhan menginginkan umat-Nya untuk menyanyikan nyanyian baru?
Alat musik apa saja yang bisa digunakan untuk memuji Tuhan?
Bernyanyi bagi Tuhan mungkin hal yang sudah biasa kita lakukan sehari-hari.
Ada nyanyian dengan nada gembira, ada pula yang bernada sendu seperti nyanyian ratapan.
Bob Kauflin mengatakan bahwa Alkitab mempunyai lebih dari empat ratus referensi tidak langsung tentang nyanyian dan setidaknya lima puluh perintah langsung untuk bernyanyi.
Dan jika kita membaca Kitab Mazmur, maka kita akan melihat bahwa paragraf-paragraf dalam kitab tersebut disusun selayaknya sebuah nyanyian.
Itu sebabnya banyak nyanyian pujian yang diinspirasi dari Kitab Mazmur.
Mazmur 149:1”Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.”
Secara khusus, Tuhan ingin agar umat-Nya menyanyikan nyanyian baru. Mengapa?
Karena Tuhan ingin agar ketika kita menyanyi, kita menyanyi dengan segenap hati, dengan pengertian yang baru, dengan rasa atau emosi yang baru.
Jangan karena sudah begitu hafal dengan lagu atau nyanyian yang kita lantunkan, maka kita menyanyi dengan tidak lagi menghayati nyanyian tersebut.
Mazmur 22:4”Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”
Tuhan bersemayam, bertakhta di atas puji-pujian. Ini adalah yang akan terjadi jika kita memuji Tuhan dengan benar, kita seperti menghadirkan hadirat Tuhan di depan kita.
Hadirat-Nya yang akan menguatkan, menghiburkan, menyembuhkan kita.
Jadi marilah kita lebih banyak, lebih sering menyanyi, memuji, menyembah Tuhan.
Jangan ragu untuk mendengarkan dan mencoba menyanyikan lagu-lagu yang baru.
Mazmur 96:1-4”Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa. Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah.”
Ada banyak alasan untuk kita bernyanyi dan memuji serta menyembah Tuhan, lebih sering, karena Tuhan menyukai pujian kita dan Dia layak untuk menerima sembah dan pujian kita.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang perbedaan pujian dan penyembahan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang terjadi jika seseorang mengikatkan diri dengan Tuhan?
Apakah dosa-dosa percabulan di masa kini?
Apakah yang sepatutnya kita lakukan dengan tubuh kita?
Setelah seseorang menerima Kristus sebagai Juru Selamat, sesungguhnya ada perubahan besar yang terjadi secara rohani.
Kita tidak hanya dijanjikan untuk memperoleh keselamatan kekal, tetapi Tuhan juga memberikan benih baru dalam diri kita, yang memungkinkan kita untuk menjadi manusia baru.
Roh kita telah diperbarui karena kita turut menjadi bait Roh.
Oleh anugerah Tuhan, jiwa kita juga akan diperbarui, jiwa yang terdiri dari pikiran, perasaan atau emosi dan tekad atau kehendak itu semua akan diperbarui.
Pembaruan jiwa ini membutuhkan respon dari kita, ketika Roh Kudus mengingatkan kita—melalui pikiran kita—untuk kita melakukan hal-hal yang Tuhan kehendaki.
Misalnya, ketika kita menjadi sombong dengan memamerkan usaha (kedagingan) kita dan Roh mengingatkan.
Dan jika kita menyadari bahwa hal itu adalah teguran dari Tuhan dan kita mau bertobat, maka kita sedang memperbarui jiwa kita untuk menjadi semakin serupa Kristus.
Lalu bagaimana dengan tubuh kita? Tubuh adalah bagian yang paling rawan untuk dicobai oleh Setan.
Tubuh memiliki panca indera: mata untuk melihat; telinga untuk mendengar; kulit untuk meraba; hidung untuk mencium bebauan dan lidah untuk berbicara dan mencecap rasa.
Mata kita bisa digunakan untuk melihat hal-hal yang mulia, tetapi mata yang sama juga dapat digunakan untuk melihat hal-hal yang najis.
Hal yang najis seperti pornografi, atau melihat perilaku yang asusila.
Telinga bisa digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang mulia seperti musik dan pujian yang memuliakan Tuhan.
Telinga juga bisa digunakan untuk mendengar dengan sabar keluhan orang dalam sesi konseling, kemudian kita mohon hikmat Tuhan untuk memberikan kata-kata penguatan dan penghiburan.
Tetapi telinga yang sama juga dapat digunakan untuk mendengarkan perkataan kotor, gosip.
Lidah bisa digunakan untuk mengucapkan hal-hal yang baik dan mulia: berdoa, memuji Tuhan, mengucapkan kata-kata yang positif untuk menasehati, menguatkan orang lain.
Tetapi lidah yang sama juga dapat digunakan untuk mengucapkan kata-kata negatif.
Itu sebabnya Rasul Yakobus mengatakan: “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.” (Yakobus 3:5-6).
Mari kita muliakan Tuhan dengan tubuh kita dan segenap panca indera kita.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk memuliakan Tuhan dengan panca indera kita.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang datang melihat bayi Yesus?
Dan apa yang mereka lakukan?
Selain kepada para gembala, berita tentang kelahiran Yesus juga disampaikan kepada orang majus.
Lalu siapakah yang dimaksud dengan orang majus? Alkitab mencatat bahwa orang majus berasal dari Timur Yerusalem, mungkin dari Persia atau Iran di masa kini.
Disebut orang majus karena mereka adalah orang yang bijaksana, orang pandai.
Dan orang majus ini melihat dari kejauhan, bintang yang akhirnya menuntun mereka hingga tiba di Betlehem.
Tetapi sebelum mereka tiba di Betlehem, mereka bertanya-tanya kepada penduduk Yerusalem tentang seorang raja yang baru lahir.
Pertanyaan orang majus ini menjadi viral hingga didengar oleh seluruh penduduk Yerusalem, termasuk raja Herodes.
Herodes yang merasa tersaingi dengan kelahiran seorang raja dengan tanda-tanda yang begitu ajaib, berusaha untuk mencari dan membunuh bayi Yesus.
Tetapi malaikat Tuhan yang mengetahui niat jahat Herodes, segera meminta Yusuf, Maria dan bayi Yesus untuk mengungsi ke Mesir.
Bagi Herodes, berita kelahiran Yesus menyebabkan ketakutan dan kekawatiran.
Tetapi bagi orang majus, kelahiran Yesus memberikan sukacita besar.
Karena sukacita, ketika bertemu dengan Yesus, merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Saat ini, berita atau kabar baik yang disampaikan Kristus akan disambut dengan sukacita besar bagi mereka yang haus dan lapar akan kebenaran.
Tetapi bagi mereka yang masih dibutakan oleh si Jahat, kabar baik atau Injil keselamatan itu akan mereka cibir, ejek atau bahkan hina.
Sehingga adalah tugas kita orang yang sudah percaya, agar lebih banyak lagi orang yang dapat mendengar Injil Keselamatan dan menjadi percaya.
Ketika seseorang menjadi percaya, maka akan nada sukacita sejati yang mereka rasakan.
Sukacita yang hanya dapat dipahami dan dirasakan oleh mereka yang secara pribadi dipindahkan dari maut kepada hidup yang kekal.
Peter Wagner menyatakan bahwa ada sepuluh gradasi orang yang menolak Injil hingga mereka siap untuk menerima Injil.
Orang yang atheis, mereka yang sama sekali tidak percaya akan Allah berada pada posisi minus sepuluh (-10).
Dan mereka yang siap untuk menerima Injil ada pada posisi nol (0).
Ketika kita memberitakan Injil, mungkin mereka tidak langsung menerima Kristus sebagai Juru Selamat, tetapi sangat mungkin mereka sudah mulai terbuka, itu artinya mereka sudah berpindah dari minus yang besar ke minus yang semakin kecil.
Jadi tidak ada usaha pemberitaan Injil yang sia-sia. Harapan kita adalah agar semakin banyak orang yang mendengar Injil keselamatan dan mengalami kelahiran baru.
Mereka dipindahkan dari nol ke positif satu (+1).
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk memberitakan Injil Keselamatan kepada mereka yang kita kenal atau pun orang asing.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kepada siapa Allah berjanji akan tinggal di antara mereka?
Apa yang Allah akan lakukan ketika Allah ada di antara mereka?
Zefanya 3:16 ”Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.”
Firman Tuhan ini secara spesifik memang ditujukan kepada Yerusalem, lebih spesifik kepada Sion sebagai penghuni Yerusalem.
Dengan demikian Sion juga bisa berarti manusia penduduk Yerusalem.
Dan kita sebagai umat percaya di Perjanjian Baru, kita juga bisa mempercayai bahwa kita juga adalah Sion-Sion rohani, yaitu umat yang sudah ditebus oleh darah Kristus.
Menurut Firman di atas, Tuhan mengatakan agar tangan kita jangan menjadi lemah lesu, mengapa? Jawabannya ada di ayat 17-20.
Zefanya 3:17“TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,…”
Ya, kita tidak perlu lemah dan lesu oleh karena Tuhan ada bersama dengan kita.
Dan karena Tuhan ada bersama dengan kita, maka sesuai ayat 17 hingga 20, Ia menjanjikan:
Memberi kita kemenangan
Ia bergirang karena kita
Ia memperbarui kita dengan kasih-Nya
Ia bersorak karena kita
Ia akan mengangkat malapetaka dari kita
Ia akan bertindak kepada orang yang menindas kita
Ia akan menyelamatkan yang pincang
Jika ada yang mendapat malu, maka Tuhan akan ubahkan itu menjadi kepujian
Ia akan membuat kita menjadi kepujian dan menjadi ternama.
Semua janji itu tentu tidak berlaku secara otomatis, janji Tuhan itu akan terwujud jika kita menerimanya dengan iman dan selanjutnya kita bertindak sesuai tuntunan dan arahan Tuhan.
Lalu darimana kita tahu tuntunan dan arahan Tuhan? Kita akan semakin peka untuk mengenali tuntunan Tuhan jika kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.
Hubungan dengan Tuhan bisa terwujud jika kita memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan yang bisa kita wujudkan melalui doa, pujian dan penyembahan, melalui pembacaan dan perenungan Firman Tuhan.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk mengenal suara Tuhan, pimpinan Roh dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang berbicara kepada para gembala?
Apakah pesan utama yang disampaikan?
Sebelum Yesus lahir di bumi, Allah memberikan petunjuk tentang rencana kedatangan-Nya.
Dan Alkitab mencatat dengan jelas bahwa pesan itu disampaikan oleh malaikat dan disampaikan kepada para gembala.
Dan apa yang disampaikan oleh malaikat kepada para gembala, sesungguhnya itu adalah penegasan atas apa yang dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama.
Misalnya apa yang disampaikan oleh nabi Yesaya.
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”(Yesaya 7:14).
Atau apa yang dinubuatkan oleh nabi Mikha.
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”(Mikha 5:1).
Yang menjadi pertanyaan, mengapa ketika Yesus sudah lahir, malaikat menyatakannya kepada para gembala, bukan kepada para imam, nabi atau raja?
Mengapa bukan kepada raja, karena raja juga berfungsi sebagai tokoh politik dan Yesus datang sama sekali tidak ada hubungan dengan politik.
Mengapa bukan kepada imam dan nabi, karena berita yang disampaikan adalah peristiwa yang sudah terjadi, bukan yang akan terjadi, jadi ini bukan nubuatan.
Lalu mengapa kepada para gembala?
Pertama, karena gembala adalah orang yang biasa bertanggung jawab dengan tugasnya, yaitu menggembalakan hewan.
Dan gembala adalah salah satu pekerjaan yang paling awal dicatat di Alkitab.
Kita tentu ingat bahwa Habel mempersembahkan kambing domba kepada Allah, itu karena dia adalah seorang gembala.
Alasan kedua, Yesus sendiri kelak akan menjadi seorang gembala, bukan gembala hewan, tetapi sebagai Gembala umat manusia seperti ditulis dalam Yohanes 10:11“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”
Berita tentang kelahiran Yesus disebut sebagai kesukaan yang besar.
Karena Yesus datang, bukan hanya memberikan janji tetapi Dia juga adalah bukti tentang kasih Allah kan dunia.
Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Yesus adalah penggenapan dari kasih Allah.
Dan kepada mereka yang percaya pada perkataan-Nya, maka jiwanya akan diselamatkan, hidupnya akan diubahkan.
Bukankah itu berita yang sangat luar biasa? Berita yang menjadi kesukaan besar bagi seluruh orang yang percaya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu ketika pertama kali engkau mendengar berita Injil Keselamatan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Bagaimanakah kita harus mempersembahkan tubuh kita?
Apakah yang seharusnya kita alami ketika tidak menjadi serupa dengan dunia ini?
Apa yang dinasihatkan oleh penulis kitab Roma agar tidak kita lakukan?
Tidak terasa kita sudah di penghujung tahun 2023 dan akan segera memasuki tahun 2024.
Mungkin sebagian dari kita sedang berlibur atau masih sibuk bekerja mengejar ketertinggalan target tahun 2023.
Mungkin sebagian dari kita sudah mulai membuat target dan resolusi tahun 2024.
Apapun yang sedang direncanakan untuk dilakukan hari ini, kita sadar bahwa tahun 2023 akan segera berlalu dengan seluruh pengalaman dan emosi yang dirasakan.
Ada keberhasilan dan kegagalan yang kita alami.
Ada pengalaman yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.
Bagaimana caranya kita bisa mengakhiri tahun ini dengan sukacita dan hati yang tertuju kepada Tuhan?
Setidaknya ada 3 hal yang diingatkan bagi kita melalui pembacaan Alkitab hari ini :
Persembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah. Hidup adalah anugerah dan ketika kita mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah, itu menjadi ibadah yang sejati dan akan mendatangkan sukacita.
Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi, sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah. Jangan lagi mau dikenakan kuk perhambaan dengan mengikuti standard dunia karena Yesus sudah menebus semuanya di kayu salib. Kehendak Allah selalu mendatangkan kebaikan bagi kita, inilah yang menjadi pengharapan bagi kita.
Janganlah memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan. Kuasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kita secara special.
Selama kita hidup akan selalu ada tantangan dan masalah yang perlu dihadapi, dan sebenarnya di tengah semua hal itu juga ada berkat dan sukacita yang bisa dirasakan.
Namun seringkali kita lebih berfokus kepada hal-hal yang negatif.
Kita mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi, menyesali hal-hal yang tidak bisa diubah, dan mengharapkan sesuatu terjadi di luar sana daripada di dalam diri.
Kita memikirkan hal-hal yang terlalu tinggi dan tidak patut kita pikirkan. Inilah yang membuat kita terjebak dalam kekhawatiran dan stress bahkan depresi.
Biarlah nasihat dari rasul Paulus ini menolong kita untuk mengakhiri tahun 2023 dan mengawali tahun 2024.
Tuhan Yesus memberkati!
Berbagilah dengan pembimbing dan rekan-rekan Saudara apa yang Saudara rasakan di akhir tahun ini dan buatlah satu komitmen untuk melakukan apa yang ada dalam renungan hari ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah orang yang disebut berbahagia?
Apakah ada yang dapat disejajarkan dengan Tuhan?
Hal apakah yang memperkenan dan tidak memperkenan hati Tuhan?
Saudara, pernahkah Saudara memperhatikan anak kecil dengan semangatnya untuk melihat dan menceritakan hal-hal baru?
Anak kecil bisa mengagumi hal-hal yang menurut orang dewasa biasa saja.
Contohnya ketika mereka melihat hewan-hewan di kebun binatang, mengamati daun dan bunga beraneka jenis, mengejar kupu-kupu, atau memandang bintang.
Lihatlah bagaimana anak kecil dengan pandangan mata berbinar memanggil-manggil bahkan memaksa orang tuanya untuk ikut melihat hal yang ajaib bagi mereka.
Mungkin itu sebabnya Tuhan menyuruh kita untuk menyambut kerajaanNya seperti seorang anak kecil -Markus 10:15.
Kira-kira kita lebih sering memposisikan diri sebagai anak kecil yang bersemangat atau orang dewasa yang menanggapi seadanya dan biasa saja?
Daud berkata, “Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya Tuhan Allahku, perbuatanMu yang ajaib dan maksudMu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.” (Mazmur 40:6).
Kita tahu bahwa bersaksi adalah bagian dari roda pertumbuhan rohani.
Namun, banyak orang Kristen yang ragu-ragu untuk bersaksi karena menunggu harus ada “peristiwa besar” untuk disaksikan.
Akhirnya kita menjalani hidup sehari-hari dengan biasa saja.
Bahkan seringkali kita bingung harus bicara apa ketika diberi kesempatan untuk bagi berkat di persekutuan atau kelompok PA.
Bagaimana kalau kita mulai memikirkan udara yang bisa kita hirup dengan bebas karena paru-paru kita sehat dan bisa bekerja secara otomatis bahkan tanpa diperintahkan?
Bagaimana dengan kasih dan perhatian yang ditunjukan oleh keluarga atau orang lain melalui kebaikan-kebaikan “kecil” sehari-hari?
Bagaimana dengan ayat sederhana yang tiba-tiba teringat dan membuat kita berhenti mengeluh?
Sesungguhnya banyak sekali peristiwa ajaib di sekitar kita, yang Allah kerjakan di dalam kita yang tidak kita sadari.
Ada istilah dalam bahasa Inggris yang menyatakan hal ini, yaitu “Take it for granted”, yang artinya “Anggap sebagai gratisan” yang dampaknya tidak mensyukuri keberadaan seseorang atau sesuatu karena kita berpikir itu adalah sesuatu yang wajar dan akan selalu ada.
Orang seringkali tidak sadar betapa berharganya udara yang bebas dia hirup sampai ia mengalami sakit dan kesulitan bernafas.
Orang tidak sadar betapa berharganya seseorang sampai ia terpisah jauh.
Mari Saudara, kita meminta kasih karunia Tuhan untuk membuka mata kita sehingga kita bisa melihat dan mengalami keajaibanNya dalam hidup kita sehari-hari seperti seorang anak kecil.
Barulah saat itu kita bisa berkata seperti Daud, bahwa sungguh perbuatan Allah yang ajaib itu tidak bisa terhitung dan semangat untuk menceritakannya akan mengalir.
Setiap tindakan penyembahan kita, bukan menjadi korban bakaran yang biasa tapi mengalir dari hati yang kagum dan rindu kepadaNya.
Diskusikanlah dengan keluarga atau komunitas Saudara tentang hal-hal ajaib yang seringkali terlupakan dan mulailah menunjukkan penghargaan atas hal tersebut.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang menyebabkan puji-pujian Daud keluar dalam perikop ini?
Mengapa Tuhan layak dipuji?
Bagaimana seharusnya kita menyembah Tuhan?
Daud, adalah tokoh Alkitab yang dikenal dengan istilah “A man after God’s own heart”.
Kisah Para Rasul 13:22 menyatakan “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hatiKu dan yang melakukan segala kehendakKu.”
Alkitab dengan terbuka menceritakan kisah-kisah kemenangan maupun kejatuhan Daud.
Mazmur Daud menjadi gambaran isi hati Daud. Perasaan dan pikirannya dituangkan disana tanpa ditutupi.
Saat-saat dia merasa takut, bersukacita, hancur hati, dan beriman.
Ada satu hal yang jelas di tengah semua gejolak kehidupan Daud, yaitu kerinduanNya untuk mengenal Tuhan, kecintaanNya kepada Taurat, dan kepercayaannya kepada Allahnya.
Itulah sebabnya ia di sebut A man after God’s own heart oleh Allah sendiri.
Setelah Daud menjadi raja dan berhasil membawa Tabut perjanjian Allah ke Yerusalem, ia begitu bersukacita.
Ia memastikan ada pelayan Tuhan dari suku Lewi yang senantiasa memasyhurkan Tuhan dengan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagiNya.
Perjalanan membawa tabut perjanjian ini bukanlah mudah.
Ada insiden sebelumnya, dimana Uza melanggar kekudusan Tuhan dan mati -1 Tawarikh 13.
Daud menjadi begitu marah dan takut sehingga menghentikan proses pemindahan tersebut.
Baru tiga bulan setelahnya Daud kembali memindahkan tabut Allah dengan cara yang benar sesuai perintah Tuhan.
Begitu rindunya Daud untuk menyediakan tempat yang terbaik bagi Tabut perjanjian Tuhan sehingga tidak ada yang bisa menghentikannya.
Ia mencari Tuhan dengan segenap hati, sehingga nyanyian pengagungan bagi Tuhan senantiasa mengalir dalam hatinya.
Menceritakan kemulian Tuhan adalah tujuan hidup Daud karena ia merasakan sendiri betapa ajaibnya Tuhan.
Ketika hidup kita mengalami berbagai goncangan dan ketidaknyamanan.
Ketika kita lemah dan jatuh. Ketika kita tidak mengerti maksud dan rencana Allah.
Apakah Saudara tetap mencari Dia dengan segenap hati seperti Daud?
Apakah Saudara dengan jujur mencurahkan isi hati kepadaNya?
Kabar keselamatan adalah berita yang sangat luar biasa dan penuh kuasa, apalagi ketika dibagikan oleh seseorang yang mengalami keselamatan itu sendiri.
Bukan hanya keselamatan ketika kita lahir baru dan beroleh jaminan hidup bersama Allah setelah kematian, tapi keselamatan saat ini ketika kita hidup di dunia dengan segala tantangannya.
Saudara, kuasa Salib Kristus telah menyelamatkan kita dari kematian, kutuk, dan segala kelemahan.
Tidak ada sakit yang tidak ditanggungNya baik itu sakit fisik maupun jiwa.
Tidak ada luka yang tidak ditanggungNya. Tidak ada rencana musuh yang belum dipakukannya di kayu Salib.
Maka, menjadi normal jika setiap kali kita “diselamatkan”, kita menceritakannya kembali kepada orang lain.
Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara, keselamatan dari Tuhan yang seperti apa yang sedang dialami Saudara hari ini? Berdoalah agar saudara senantiasa mencari Tuhan dengan segenap hati dan menceritakan perbuatanNya.