Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus kita lakukan supaya kita menerima, pintu dibukakan dan kita mendapatkan?
Mungkinkah seorang anak meminta kepada bapanya dan dia tidak mendapatkan apa yang dia minta?
Apa yang dilakukan seorang bapa ketika anaknya meminta sesuatu kepadanya?
Apa yang akan dilakukan oleh Bapa kita yang di sorga itu terhadap permohonan kita?
Saudara, Yesus Kristus dengan jelas menguraikan dalam pengajarannya tentang doa yang dikabulkan.
Matius 7:7-11“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Saudara, sudah jelas bagi kita bahwa Bapa di sorga sangat senang mengabulkan doa anak-anakNya yang berdoa dengan penuh keyakinan.
Ketika mereka berdoa dengan tidak ragu atau tidak bimbang, maka doa mereka akan dikabulkan oleh Bapa di sorga.
Rasul Yakobus menuliskan dalam kitabnya:
Yakobus 1:6-8”Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”
Saudara, sudah jelas bagi kita bahwa Bapa di sorga sangat menantikan doa anak-anakNya yang dengan yakin didoakan.
Jika doa tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan, maka Tuhan akan mengabulkan doa itu.
Tuhan akan mengabulkan doa anak-anakNya yang dengan yakin didoakan, maka Bapa akan mengabulkan doa itu dengan pemberian yang baik.
Tuhan sangat tidak suka kepada orang yang ragu-ragu atau bimbang.
Tuhan hanya mau mendengarkan anak-anakNya yang percaya kepadaNya.
Bagi mereka yang bimbang, apalagi yang ragu-ragu, Tuhan sangat tidak senang, bahkan, Dia menjadi marah ketika ada anak-anak-Nya yang meragukan Dia.
Tuhan sangat tidak suka jika Dia diragukan, karena Dia adalah Allah yang sangat berkuasa yang penuh kasih.
Ketika ada yang meragukan-Nya, maka Allah akan cemburu, karena Dia ingin agar semua anak-Nya tahu bahwa Dia adalah satu-satunya Allah, dan tidak ada Allah yang lain.
Dia adalah Allah yang Maha Baik, kasih-Nya tidak berkesudahan dan tidak berbatas.
Itulah sebabnya Dia selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya.
Bahkan, sering kali Tuhan menjawab doa anak-anakNya dengan lebih baik dari apa yang mereka doakan, karena Dia ingin anak-anakNya mengalami sukacita saat melihat dan mendapatkan jawaban doa.
Allah ingin kita bersukacita, maka Dia menganugerahkan Roh Kudus sebagai sumber sukacita dan damai sejahtera.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Mengapa ada anak Tuhan yang berdoa untuk sesuatu, tetapi tidak memperoleh apa yang dia doakan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa jika seorang menderita, dia harus berdoa?
Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang yang sakit?
Apa yang terjadi ketika seorang sakit di doakan para penatua?
Supaya kita sehat, maka apa yang perlu kita lakukan?
Siapa Elia, apa yang dia lakukan dan apa yang terjadi kemudian dia berdoa lagi, maka apa yang terjadi sebagai jawaban doanya?
Saudara, doa siapakah yang disebut sebagai “DOA ORANG BENAR”?
Doa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah doa orang benar.
Oleh karena itu, timbul pertanyaan, siapakah orang benar itu?
Saudara, Rasul Paulus menuliskan suratnya kepada jemaat di Korintus:
2 Korintus 5:21”Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
Saudara, sangat jelas bahwa Yesus Kristus yang tidak mengenal dosa dan tidak pernah berbuat dosa dijadikan oleh Bapa menjadi dosa karena kita supaya melalui Yesus Kristus, kita dibenarkan oleh Allah.
Jadi kita, orang-orang percaya yang dimaksudkan sebagai ”orang benar”.
Yakobus menuliskan bahwa doa orang yang benar sangat besar kuasanya.
Yakobus 5:16”Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
Saudara, ketika seseorang yang percaya kepada Yesus Kristus berdoa, maka doanya akan dikabulkan oleh Tuhan Allah, Bapa yang baik.
Namun, banyak doa orang yang percaya kepada Yesus Kristus tidak terjawab.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Sangat jelas bahwa Yakobus telah menuliskan, “Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
Jika doa itu diserukan dengan sungguh-sungguh dengan keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan, maka doa itu akan dikabulkan.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Mengapa banyak doa orang percaya tidak dikabulkan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kepada siapakah kita serukan doa kita?
Pujian yang seperti apa yang kita sembahkan kepada Bapa dalam doa ini?
Permintaan apa saja yang diajarkan dalam doa ini?
Bagaimana dengan kesalahan kita?
Dari apa kita seharusnya terlepaskan?
Saudara, ketika kita berdoa, maka kita ketahui bahwa berdoa itu sedang bercakap-cakap dengan Tuhan.
Tuhan Yesus menganjurkan supaya kita berdoa dengan tidak bertele-tele atau tidak berdoa seperti orang munafik yang berdoa supaya diketahui oleh orang lain.
Saudara, dianjurkan supaya ketika berdoa tanpa perlu diketahui oleh orang lain.
Matius 6:6”Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Berdoa bukanlah untuk pamer supaya orang lain tahu.
Berdoa adalah hubungan hati ke hati, berbicara dengan Bapa kita, Tuhan Allah yang Maha Baik dan Setia.
Suatu ketika, Tuhan Yesus pernah mengatakan:
Yohanes 16:24”Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
Tuhan Yesus menantang murid-muridNya untuk mereka mau berdoa kepada Bapa di sorga dalam nama Yesus supaya melalui doa-doa ini, kita semakin yakin bahwa doa adalah alat komunikasi yang sangat baik di antara kita, orang percaya kepada Bapa yang ada di sorga.
Bapa sangat ingin agar anak-anak-Nya bersukacita karena doa-doa mereka dikabulkan.
Tuhan Yesus berkata:
Matius 7:7-8“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”
Saudara, Tuhan sangat ingin agar orang percaya berdoa dan memohon sesuatu kepada Bapa di sorga dalam nama Yesus Kristus.
Rasul Yohanes mengajarkan kita berdoa:
1 Yohanes 5:14-15”Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.”
Saudara, jika kita berdoa sesuai dengan kehendak-Nya, maka kita pasti akan memperoleh apa yang kita minta karena kita berdoa sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan.
Oleh karena itu, marilah kita berdoa sesuai dengan apa yang Tuhan janjikan dan apa yang Tuhan hendak lakukan.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Mengapa ada orang yang mengatakan bahwa doanya tidak pernah dikabulkan? Apa penyebabnya, dan mengapa hal itu bisa terjadi?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Pasangan yang seperti apa seharusnya menjadi pasangan kita?
Mengapa kita memilih pasangan kita harusnya sesama orang percaya?
Keluar dan pisahkanlah diri kita dari antara apa dan siapa?
Apa yang harus kita lakukan agar kita menjadi anak-anak Allah?
Saudara, Tuhan Allah pernah berfirman kepada Adam untuk beranak cucu, memenuhi bumi dan menguasai bumi.
Oleh karena itu, manusia mencari pasangan untuk berumah tangga, sehingga mereka bisa beranak cucu.
Tuhan yang memerintahkan manusia untuk beranak cucu, dan Tuhan juga yang menyediakan Hawa sebagai istri Adam.
Tuhan menjadikan manusia itu, yaitu Adam dan Hawa, sebagai laki-laki dan perempuan.
Ketika Tuhan Allah hendak membuat satu bangsa yang ilahi, maka Tuhan memerintahkan Abraham supaya keluar dari rumah ayahnya.
Tuhan Allah mulai membawa Abraham keluar dari rumah ayahnya.
Kejadian 12:1-3”Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Untuk menjadikan Abraham menjadi suatu bangsa yang besar, maka Tuhan Allah menjadikan Abram memulai sebuah keluarga.
Ketika Abraham berumur seratus tahun, ia memiliki seorang anak yang diberi nama Ishak.
Setelah Ishak dewasa, ia membentuk keluarganya sendiri.
Dalam proses pembentukan keluarga Abram, maka Abram meminta Eliezer sebagai kepala rumah tangga Abram untuk mencarikan istri bagi Ishak.
Abraham memerintahkan Eliezer untuk mengambil seorang wanita dari kaum kerabat Abraham di tanah leluhurnya, di daerah Mesopotamia.
Ishak akhirnya mendapatkan seorang perempuan bernama Ribka yang juga masih merupakan kerabat Abraham dan Sara.
Ishak memiliki dua orang anak, yaitu Esau dan Yakub.
Ketika Esau dewasa, ia mengambil seorang perempuan Kanaan sebagai istrinya.
Sara merasa tidak sejahtera memiliki menantu yang berasal dari orang Kanaan, yang merupakan penganut agama animisme, sementara Abraham dan keluarganya menyembah Allah yang menciptakan langit dan bumi.
Ketika terjadi pertikaian antara Esau dan Yakub, maka Sara memerintahkan Yakub untuk pergi ke daerah Mesopotamia, tempat asal Abraham dan keluarganya.
Sara mendorong Yakub untuk mengambil istri dari kerabatnya di Ur-Kasdim.
Kemudian Yakub mendapatkan dua putri Laban, yaitu Lea dan Rahel, serta dua gundik yang diberikan oleh Lea dan Rahel sehingga Yakub memiliki empat orang istri yang memberikan dua belas anak laki-laki dan seorang putri.
Ketika Yehuda sudah dewasa, dia bergaul dengan seorang Adulam.
Yehuda meninggalkan keluarganya dan mengambil istri dari orang Adulam itu, yaitu putri dari Sua.
Perkawinan Yehuda dengan perempuan Adulam dikomentari oleh Nabi Maleakhi dalam tulisannya:
Maleakhi 2:10-12”Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa? Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita? Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing. Biarlah TUHAN melenyapkan dari kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang berbuat demikian, sekalipun ia membawa persembahan kepada TUHAN semesta alam!”
Saudara, ketika Yehuda menikahi perempuan asing, belum ada aturan yang melarang anak-anak Yakub untuk mengambil pasangan dari orang asing.
Peraturan tersebut muncul kemudian ketika hukum Taurat dituliskan oleh Nabi Musa bahwa tidak dibenarkan bagi seorang Israel untuk mengawini orang-orang di tanah Kanaan yang menyembah berhala dengan harapan supaya pernikahan di antara kerabat dan saudara keturunan Abraham saling mengawinkan dengan harapan supaya lahirlah anak-anak ilahi yaitu suatu bangsa yang menyembah Tuhan Pencipta langit dan bumi.
Dari peraturan ini, maka lahirlah aturan yang menjadi aturan dalam Perjanjian Baru.
Rasul Paulus menuliskan:
2 Korintus 6:14”Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”
Saudara, berdasarkan firman Tuhan, maka dianjurkan supaya orang percaya hanya mengambil pasangan dari antara antara orang percaya lagi.
Sangat tidak dianjurkan untuk berpasangan dengan orang-orang yang belum percaya.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjalin pergaulan yang akrab di antara warga gereja atau di antara kerabat, persaudaraan, dan komunitas yang dikenal yang dapat membuat kita mengenali siapa saja yang ada di sekitar kita sehingga ketika menjalin hubungan, informasi mengenai pasangan sudah diketahui melalui saudara, teman, atau anggota komunitas.
Hal ini memastikan terjadinya hubungan berpacaran di antara sesama orang percaya, walaupun berasal dari kota yang berbeda karena adanya hubungan di antara komunitas, gereja, persekutuan, atau kelompok-kelompok kegiatan tertentu yang dilakukan oleh orang-orang percaya.
Kita bisa mengetahui keberadaan anggota komunitasnya yang terdiri dari kumpulan orang percaya yang dapat memberikan informasi mengenai keadaan seseorang kepada kelompok persaudaraan di kota lain sehingga tidak diragukan keberadaan seseorang yang hendak dihubungi.
Jika hal ini terjadi, maka keadaan hubungan di antara orang-orang muda akan aman dan terjamin, serta pernikahan di antara orang-orang yang sudah percaya akan terjadi, walaupun mereka berasal dari kota atau tempat yang berbeda.
Haleluya! Puji Tuhan! Sehingga setiap pernikahan terjadi hanya di antara sesama orang percaya. Amin!
Berhubungan dengan saudara-saudara se-gereja adalah lebih aman untuk mendapatkan pasangan yang sepadan, benarkah selalu demikian?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus dipersiapkan dan bagaimana sikap kita dalam hidup kita?
Apa yang patut kita lakukan terhadap kasih karunia yang telah dianugerahkan kepada kita pada waktu pernyataan Yesus Kristus?
Hiduplah sebagai apa dan apa yang tidak boleh dilakukan?
Apa yang seharusnya terjadi pada kita seperti siapa kita harus hidup?
Saudara, Yesus Kristus pernah berkata kepada orang banyak, bahwa barangsiapa yang mau mengikuti Yesus, mereka:
Lukas 9:23”Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Menyangkal diri, meniadakan keinginannya, dan memilih untuk mengikuti apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus.
Setiap hari, memikul salib dengan rela untuk taat kepada Yesus Kristus, meskipun harus menderita karena melakukan kehendak Allah Bapa atau menaati Yesus Kristus.
Hal ini juga yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam:
Galatia 5:24”Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”
Saudara, Paulus juga menuliskan kepada jemaat Galatia:
Galatia 5:16-18”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.”
Saudara, ketika seseorang percaya dan menyerahkan hidupnya untuk menjadi pengikut sejati Yesus Kristus, dia adalah seseorang yang rela mengikuti dan menaati semua perintah Yesus Kristus.
Saat ini, banyak orang yang percaya dan mengaku sebagai pengikut Yesus Kristus, namun sebenarnya mereka hanya mengetahui bahwa mereka harus percaya pada Yesus Kristus.
Namun, pada hakikatnya, mereka bukan murid Kristus. Yesus pernah berkata kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya, dalam kitab:
Yohanes 8:30-32”Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Murid-murid Yesus Kristus adalah sekelompok orang yang percaya dan mengikuti Yesus setiap hari dengan menaati firman-Nya.
Murid-murid Yesus adalah orang percaya yang telah menjadi milik Yesus Kristus yaitu sekelompok orang yang percaya kepada Yesus yang hidup dengan menyalibkan keinginan daging mereka, dan tidak mengikuti hawa nafsu atau keinginan daging.
Mereka hidup oleh Roh dan mengikuti pimpinan Roh Kudus dalam kehidupan mereka.
Murid-murid Yesus Kristus adalah sekelompok orang yang hidup dengan mengikuti firman Kristus.
Perintah Yesus Kristus adalah sesuatu yang mereka taati dalam kehidupan mereka sehingga jelas terlihat bahwa mereka berbeda dari kebanyakan orang yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi mudah tersinggung, membenci orang lain, hidup dalam permusuhan, tidak akur dengan orang-orang tertentu, menolak bertemu dengan orang-orang tertentu, bahkan terkadang ada yang tidak mau berdamai dan sakit hati.
Inilah gaya hidup kebanyakan orang-orang, bahkan orang yang mengaku mengikut Yesus pun melakukan hal yang sama.
Rasul Yohanes menuliskan dalam suratnya:
1 Yohanes 4:19-21”Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”
Saudara, ada banyak diantara orang yang mengaku sebagai pengikut Yesus, namun masih mengikuti hawa nafsu amarahnya dengan tidak mau menyelesaikan persoalan di antara mereka.
Padahal, Yesus pernah berkata ketika Yesus mengajarkan tentang berdoa:
Matius 5:23-26”Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”
Saudara, ayolah kita bereskan berbagai persoalan yang digerakkan oleh hawa nafsu dan keinginan daging yang menjadi penyebab berbagai persoalan.
Marilah kita menyelesaikan berbagai persoalan yang ada supaya kita bisa menjadi murid-murid Kristus dan pengikut Yesus Kristus yang sejati.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Apa yang menyebabkan seseorang sulit menjadi murid Yesus Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa artinya segala sesuatu halal bagi Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus ini?
Apakah semua yang halal pasti berguna?
Tahukah saudara bahwa Saudara adalah anggota Kristus?
Apakah Saudara akan menyerahkan anggota Kristus kepada percabulan?
Setelah kita percaya kepada Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat maka kita tidak lagi diperbudak oleh apapun.
Pada prinsipnya kita telah menjadi manusia yang merdeka, tidak diikat oleh aturan apapun, kita memiliki kebebasan untuk memilih antara yang jahat ataupun yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan.
Kebebasan adalah hal penting bagi manusia untuk dapat memutuskan dengan hati dan pikirannya apakah akan mengasihi Tuhan atau tetap mengasihi diri sendiri atau dunia ini.
Tuhan memberi kita kebebasan agar dengan sepenuh hati tanpa paksaan kita mengikut Yesus.
Kebebasan inilah yang dimaksud Paulus sebagai “segala sesuatu halal bagiku”.
Namun Paulus tidak hanya berhenti pada kalimat tersebut, dia melanjutkan dengan suatu pernyataan yang penting yaitu: “bukan semuanya berguna dan tidak membiarkan diperbudak oleh suatu apapun”.
Kebebasan yang Tuhan berikan di satu sisi memberikan suatu kemerdekaan, namun di sisi lain kebebasan itu dapat digunakan untuk memuaskan keinginan daging kita, daging memang membutuhkan makanan namun “bukan semuanya berguna”.
Jemaat Korintus diingatkan agar kebebasan itu tidak digunakan untuk memuaskan keinginan perut dan percabulan.
Semua keinginan daging yang terus dituruti membuat kita dapat diperbudak atau Paulus mengatakan diperhamba oleh suatu.
Paulus tidak membiarkan dirinya diperhamba oleh suatu apapun.
Bila kita lanjutkan membaca, maka Paulus juga mengingatkan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus.
Kita percaya bahwa Roh Kudus diberikan sebagai penolong agar kita memiliki kemampuan memilih dan memutuskan untuk segala hal yang baik dan berkenan kepada Tuhan.
Jadi pada dasarnya Tuhan tidak hanya memberikan kebebasan dari perbudakan dosa, tetapi juga memberikan penolong agar kita dituntun agar kita tidak lagi kembali diperhamba oleh apapun kecuali menjadi hamba Tuhan.
Ketika bangsa Israel menjadi nyaman setelah mengalami kejayaan pada masa Raja Daud dan Salomo, maka tanpa terasa mereka “diperbudak” oleh keinginan daging mereka sendiri.
Mereka melupakan Tuhan dan menyembah dewa-dewa suku lain yang berinteraksi dan ada di sekeliling mereka.
Seringkali orang yang dijajah mendambakan kebebasan agar mereka dapat merdeka, namun sejarah membuktikan bahwa kemerdekaan tanpa pimpinan Tuhan akan berakhir kembali dengan perbudakan.
Baiklah kita selalu mengingat bahwa segala sesuatu halal tetapi jangan diperbudak oleh suatu apapun.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang diminta oleh firman Tuhan yang kita baca hari ini tentang dunia dan apa yang ada di dalamnya?
Apa yang ada di dalam dunia menurut perikop yang kita baca hari ini?
Apa yang terjadi dengan dunia?
Apa yang terjadi dengan orang yang melakukan kehendak Allah?
Pada saat kebenaran ini dituliskan kondisi dunia belum seperti pada masa dimana kita hidup saat ini.
Tidak banyak yang mendengar atau membaca kebenaran Allah yang dituliskan oleh Yohanes ini, hanya mereka yang belajar dan membaca kitab-kitab dan juga yang mendengar dari pemberita Injil.
Kita bisa merenungkan bahwa pada masa kini perkataan firman Tuhan ini tetap relevan.
Kita bersyukur bahwa jauh hari Tuhan sudah mengingatkan kita akan dua hal yang saling bertentangan yaitu mengasihi dunia dan mengasihi Bapa.
Mengasihi dunia, “Kosmos” kata Yunani untuk “dunia”, dalam konteks tulisan Yohanes ini, “kosmos” bukan sekadar alam semesta fisik, tetapi sistem nilai dunia yang tidak sesuai dengan Allah, termasuk dosa, kejahatan, dan semua yang menolak kehendak dan kebenaran-Nya.
Berdasarkan referensi, pada masa itu kekristenan sedang berada di tengah kebudayaan Romawi yang sangat materialistis dan hedonistis.
Banyak hal dalam dunia Romawi dipenuhi dengan penyembahan berhala, pencarian kekayaan, dan pengejaran kekuasaan.
Kondisi ini bila kita renungkan masih relevan dengan dunia pada masa kita hidup hari ini, bahkan lebih terekspos dengan adanya media sosial yang bisa dilihat diseluruh penjuru dunia selama terhubung dengan internet.
Mengasihi Bapa berati melakukan apa yang Bapa firmankan, seperti Yesus mengasihi Bapa dengan melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa.
Yesus menghadapi tekanan yang sama pada saat berhadapan dengan iblis setelah berpuasa.
Iblis menawarkan godaan yang prinispnya sama dengan apa yang dipesankan dalam ayat ini, keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Yesus berhasil melawan iblis dengan menggunakan firman tertulis. Iblis ingin Yesus melakukan apa yang menjadi pemikiran-pemikiran iblis yang mirip dengan kebenaran, namun kita tahu bahwa Yesus tidak mengikuti apa yang menjadi pemikiran iblis yang sekalipun terlihat sperti bukan sesuatu yang salah.
Hari ini kita harus hati-hati dengan pemikiran dunia yang mencoba mencemarkan hidup kita dengan pemikiran yang salah.
Marilah kita tetap membaca dan berpegang pada firmanNya sehingga kita dapat mengatasi pencemaran dunia, yang dapat menyeret kita untuk mengasihi dunia daripada Bapa.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sesuai dengan perikop yang dibaca, kepada siapa Yesus telah memberikan firmanNya?
Mengapa dunia membenci murid-murid Kristus?
Apa yang diminta Yesus kepada Bapa dalam doanya untuk murid-muridNya?
Dikuduskan dalam apa murid-murid Kristus?
Menjelang kematianNya diatas kayu salib untuk menuntaskan tugas yang Bapa berikan, Yesus berdoa kepada Bapa untuk murid-muridNya.
Beberapa hal yang menarik coba kita perhatikan mengenai apa yang menjadi doa Yesus kepada Bapa.
Pertama, Yesus menyadari bahwa ketika Dia naik ke sorga maka murid-murid akan ditinggalkan di dunia untuk melanjutkan apa yang menjadi perintahNya.
Yesus berdoa bahwa Dia telah melakukan apa yang menjadi tanggung jawabNya yaitu memberikan firmanNya.
Yesus telah menyampaikan semua yang dikatakan Bapa kepada murid-muridNya.
Yesus dalam doaNya memberi pertanggung jawaban kepada Bapa atas apa yang telah dilakukanNya.
Ketika kita berdoa seharusnya juga merupakan komunikasi kepada Bapa bahwa kita telah melakukan kehendakNya.
Doa bukanlah sekedar permohonan tetapi juga pertangungjawaban, kata ini yang sering kita lupakan.
Tentu saja pertanggungjawaban yang kita sampaikan di ruang doa pribadi kita, dan hanya Bapa yang mendengar, bukan di persekutuan doa yang dihadiri banyak orang.
Kedua, dalam doanya Yesus juga meminta kepada Bapa untuk melindungi murid-murid dari yang jahat.
Yesus sangat tahu bahwa ketika Dia meninggalkan dunia ini maka murid-muridNya, baik ke-12 murid maupun seluruh murid-murid yang percaya kepada pemberitaan ke-12 muridNya akan menghadapi kejahatan.
Apakah kita punya orang-orang dimuridkan? Sudah pasti kita harus mendoakan mereka sama seperti apa yang dilakukan Yesus. Yesus tidak berdoa untuk semua orang secara umum, Dia berdoa kepada Bapa khusus untuk murid-muridNya dan orang-orang yang nanti mendengar dan percaya akan pemberitaan Injil murid-muridNya.
Ketiga, Yesus minta supaya seluruh murid-muridNya dikuduskan dalam kebenaran dan firmanNya adalah kebenaran.
Firman Tuhan adalah perkataan-perkataan Tuhan yang terus menerus harus masuk dalam hati dan pikiran murid-muridNya.
Yesus menyadari bahwa dunia ini akan banyak mempengaruhi murid-muridNya melalui pemikiran yang mencoba untuk menentang pengenalan akan Allah dan kebenaranNya.
Yesus dalam doanya memberikan pelajaran kepada kita bahwa hanya firman atau perkataan-perkataan dari Bapa yang akan membersihkan hati dan pikiran kita dari pikiran-pikiran dunia.
Pikiran dunia ini tanpa kita sadari masuk melalui apa yang kita lihat dan dengar melalui orang-orang di sekitar kita, melalui media sosial.
Mari kita jaga hati dan pikiran kita dengan firmanNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitment apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bolehkah kita membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki?
Apa yang harus kita lakukan agar kita bisa melihat hari hari baik? (ayat 10)
Kepada siapa mata Tuhan tertuju?
Siapa yang harus dikuduskan di dalam hati kita sebagai Tuhan?
Petrus menulis surat kepada umat Allah yang tersebar, agar mereka terus berbuat baik dan tidak takut kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka.
Petrus menyadari naluri seseorang, jika mereka disakiti atau dijahati oleh seseorang cenderung untuk membalaskan kejahatan itu kepada orang yang sudah membuat kejahatan itu.
Tetapi di ayat 9 yang kita baca hari ini, Petrus meminta agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dibalas dengan caci maki.
Bahkan di ayat selanjutnya, justru kita di minta untuk memberkati mereka yang berbuat jahat.
Dalam realita sehari-hari tidak mudah untuk melakukan apa yang di tuliskan di ayat 9 tadi, namun bagi orang yang sudah percaya kepada Kristus, hal tersebut bisa kita lakukan karena dasarnya adalah “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan”.
Dengan kata lain, jika kita menguduskan Kristus dalam hati sebagai Tuhan itu artinya kita betul-betul tunduk kepada Dia yang memerintah sepenuhnya dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Sehingga kita mampu untuk terus berbuat baik.
Tidak ada yang bisa menjamin jika kita rajin berbuat baik kepada seseorang maka kita pasti akan menerima kembali kebaikan yang kita lakukan tersebut.
Dalam kenyataanya sering kali kita melakukan hal-hal yang baik, kita malah diperlakukan tidak baik dari orang-orang.
Sekalipun kita harus menderita karena melakukan kebaikan dan kebenaran, kita akan tetap berbahagia oleh karena Kristus yang sudah lebih dahulu berbuat baik kepada kita tanpa syarat apapun.
Meskipun balasan atas kebaikan tersebut tidak sesuai dengan harapan kita.
Kita harus terus rajin berbuat baik, karena Kristuslah yang mengajarkan kita untuk berbuat kasih dan tidak ada hak kita untuk membalas kejahatan seseorang.
Dalam suratnya, Petrus juga menuliskan, bahwa kita harus menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik, mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya, bukan sebaliknya kita mencari pertikaian dan permusuhan.
Karena mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, sebaliknya wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.
Jadi marilah kita terus rajin berbuat baik, karena kita tahu, bahwa ada upah yang kita terima dari Dia untuk segala perbuatan baik kita.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Jika kita berbuat baik, namun yang kita terima sebaliknya, apakah yang kita harus lakukan? Apakah kita berhenti untuk berbuat baik?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa orang yang dimaksud bangsa yang terpilih?
Apa tujuan kita menjadi bangsa yang terpilih imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri?
Bagaimana caranya kita menjadi umat Allah? (ayat 10)
Apa yang menjadi nasehat Petrus kepada orang pendatang dan perantau? (ayat 11-12)
Ayat yang kita baca diatas adalah isi serangkaian surat Petrus kepada orang pendatang dan perantau yang ada di negeri orang, tentang identitas mereka sebagai orang yang sudah percaya dengan penebusan Kristus dan tentang bagaimana cara mereka bergaul dan hidup ditengah-tengah orang yang belum percaya kepada Kristus.
Surat Petrus ini juga masih relevan dan berlaku kepada kita orang yang percaya dengan Kristus saat ini.
Kita harus mengetahui bahwa setelah menjadi orang percaya, identitas kita otomatis berubah, kita menjadi imamat Rajani, hal itu berarti secara rohani kita adalah Raja dan kita melayani Raja diatas segala Raja yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Kita adalah bangsa yang kudus artinya kita berbeda dengan orang-orang yang belum percaya.
Kita menjadi umat kepunyaan Allah sendiri, hal tersebut membuktikan kita adalah umat yang memiliki keistimewaan yang begitu luar biasa dibandingkan dengan umat yang belum percaya lainnya.
Setelah kita mengetahui tentang identitas kita, perlu disadari bahwa ada “tuntutan” yang berlaku atas kita orang yang sudah percaya, yaitu menunjukkan cara hidup yang baik, pola pikir yang benar, perkataan yang baik, karakter serta perbuatan yang baik di kehidupan sosial di tengah masyarakat.
Jika kita seorang pelajar atau mahasiswa, maka kita harus memiliki cara hidup, cara belajar dan memberikan teladan yang baik sebagai seorang pelajar di sekolah atau mahasiswa di kampus.
Jika kita sebagai pekerja atau sebagai profesi di kantor, pabrik atau di marketplace dimana kita ditempatkan, maka kita harus memiliki cara hidup, cara kerja dan teladan yang baik di lingkungan kita bekerja.
Jika kita sebagai pengusaha, itu artinya kita juga harus memiliki cara berbisnis yang baik, mengelola bisnis yang baik. Apabila kita pengusaha memiliki sejumlah karyawan, maka kita harus memberikan teladan yang baik kepada setiap karyawan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Begitu pula kita yang hidup bertetangga harus memiliki cara hidup teladan yang baik dengan tetangga kita. Intinya jangan sampai keberadaan kita orang percaya, menjadi trouble maker (pembuat masalah), namun seharusnya keberadaan kita haruslah menjadi pembawa damai.
Nasehat rasul Petrus di dalam suratnya di 1 Petrus 2:11-12, kepada kita sebagai pendatang dan perantau, bukan saja kita cukup memiliki cara hidup yang baik, namun kita juga harus menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Apa itu keinginan daging? Yaitu: Percabulan, dan sebagainya seperti dalam Galatia 5:19-21a.
Apa yang menjadi tujuan kita untuk melakukan hal-hal baik diatas?
Tentu supaya orang-orang yang belum percaya, bisa melihat karakter dan kemuliaan Kristus dari perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sehingga kelak melalui keteladanan dan cara hidup kita yang baik, oleh AnugrahNya mereka juga bisa percaya kepada Kristus.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apa yang menjadi status kita hari? Sebagai pelajar, mahasiswa? Sebagai pekerja atau profesi? Sebagai pengusaha atau pekerja bebas? Sebagai ibu rumah tangga atau pekerja rumah tangga?orang yang hidup di tengah tetangga yang majemuk? Apapun status kita hari ini, semuanya sama dihadapan Tuhan dan kita memiliki tanggungjawab yang sama yaitu kita harus terus menerus memiliki cara hidup yang baik. Sudahkan kita melakukannya dengan konsisten?