Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:37.
Penderitaan apakah yang dialami oleh Rasul Paulus dalam mengikut dan melayani Tuhan?
Apakah yang membuat mereka mengalami kemenangan dalam menghadapi penderitaan?
Apakah keyakinan kita terhadap kasih Allah?
Tuhan Yesus memberikan perintah kepada kita bahwa untuk mengikut Dia kita harus pikul salib dan sangkal diri. “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”(Matius 16:24).
Bahkan pernyataan Tuhan kepada Rasul Paulus bahwa dia akan mengalami banyak penderitaan dan bahaya maut, tetapi Tuhan menjanjikan kemenangan bagi kita.
”Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” (Kisah Para Rasul 9:16).
”Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”(Roma 8:36-37).
Kunci dan sumber kemenangan kita dari setiap pergumulan, penderitaan yang kita alami adalah bahwa Allah sangat mengasihi kita.
Kasih Allah kepada kita dibuktikan-Nya dengan memberikan Anak-Nya, Yesus Kristus kepada kita untuk mati di kayu salib unutk menebus dosa kita.
Kasih Allah itu besar dan tidak terbatas dan sempurna menebus dosa-dosa kita, melepaskan kita dari kelemahan dan sakit penyakit serta memerdekakan kita dari kutuk dan maut.
”Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”(Yohanes 15:13).
”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Dengan memahami besarnya kasih Allah maka kita memiliki keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah sehingga apapun yang kita alami termasuk di dalamnya penderitaan, maut, malaikat-malaikat, pemerintah-pemerintah, kuasa-kuasa atau makhluk lain, tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah.
”Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.”(1 Yohanes 4:18).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara tetap tenang dalam mengahdai penderitaan, maut, dan lain-lain.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yohanes 15:10.
Karena Yesus telah mengasihi kita, apakah perintah-Nya kepada kita?
Apakah yang harus kita lakukan agar tinggal dalam kasih-Nya?
Apakah perintah Tuhan yang harus kita taati?
Yesus telah memberikan teladan kepada kita bahwa Yesus senantiasa tinggal dalam kasih Bapa dengan cara hidup menuruti dan taat kepada perintah Bapa.
Tuhan juga ingin agar kita senantiasa tinggal dalam kasih-Nya dengan cara taat dan menuruti serta melakukan perintah-Nya.
Salah satu perintah Tuhan yang harus kita turuti agar kita tetap tinggal dalam kasih-Nya adalah supaya kita hidup saling mengasihi seperti Yesus telah mengasihi kita.
”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”(Yohanes 13:34).
”Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.” (Yohanes 15:17).
”Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.” (1 Yohanes 3:23).
”Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu–bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya–supaya kita saling mengasihi.”(2 Yohanes 1:5).
Itulah sebabnya Tuhan berkata bahwa ketika kita membenci saudara kita maka kita tidak memiliki kehidupan kekal dalam diri kita.
”Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.”(1 Yohanes 3:15).
”Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.”(1 Yohanes 2:11).
Oleh sebab itu, marilah kita hidup saling mengasihi saudara kita juga orang lain termasuk musuh kita dan juga jiwa-jiwa yang terhilang, dengan demikian nyatalah bahwa kita tinggal di dalam kasih-Nya.
”Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1 Yohanes 4:16).
Diskusikanlah di dalam komunitas saudara sikap apa yang harus senantiasa saudara upayakan kepada orang lain agar tetap tinggal dalam kasih Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah yang dimaksud memahami kasih Kristus?
Apakah yang dimaksud mengenal kasih?
Mengapa kasih Allah melampaui segala pengetahuan?
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:18-19).
Dalam ayat di atas ada 3 level hubungan kita dengan kasih Allah.
Pemahaman, pengenalan dan dipenuhi dalam seluruh kepenuhan Allah.
Pemahaman adalah langkah awal. Ini menyangkut kesediaan untuk belajar dengan semangat.
Menggunakan akal budi. Kita harus secara aktif untuk belajar memahami kasih Kristus.
Ini adalah langkah awal untuk mengalami kepenuhan Kristus.
Langkah berikut adalah mengenal kasih.
Kasih Allah sesuai ayat di atas melampaui segala pengetahuan (tidak masuk akal).
Kita tidak cukup memahami dengan pikiran, tetapi masuk lebih dalam lagi, sampai mengalami pewahyuan.
Ini hanya dapat diperoleh melalui perenungan firman dan penyembahan pribadi yang intens.
Kata “mengenal” dalam ayat di atas dalam Bahasa Yunani Alkitab memiliki arti pengetahuan fungsional (“bekerja”) yang diperoleh dari pengalaman langsung (pribadi).
Pengenalan akan kasih Kristus diperoleh melalu persekutuan pribadi.
Saudara, setelah kita memahami dan mengenal kasih Allah maka kita akan mengalami kehidupan yang dipenuhi kepenuhan Allah, yang kalau menggunakan Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari “sehingga kalian penuh dengan kepribadian Allah yang sempurna”.
Inilah tujuan hidup orang Kristen, kita memiliki kepribadian Allah yang sempurna, atau menjadi seperti Tuhan Yesus.
Saudara, ambillah langkah yang nyata untuk mengalami kepenuhan Kristus atau keserupaan dengan Kristus.
Miliki waktu untuk belajar kasih Allah dengan benar.
Miliki persekutuan pribadi (penyembahan dan merenungkan firman) secara intens.
Renungkanlah, apakah kita sudah meluangkan waktu untuk memahami dan mengenal kasih Kristus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apakah ciri utama kita hidup dalam kasih?
Apakah maksudnya kita ada dalam dunia seperti Yesus dalam dunia?
Mengapa tidak ada ketakutan dalam kasih?
“Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” (1 Yohanes 4:18).
Ketakukan adalah akibat dosa yang nyata.
Orang-orang berdosa hidupnya adalah dalam ketakutan karena maut.
Mereka menyadari di dalam hati mereka, bahwa upah dosa adalah maut.
Mereka dikejar-kejar oleh rasa takut kepada maut.
Ibrani 2:15“dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut”.
Jadi, orang yang mengerti kasih Allah dan tinggal dalam kasih Allah pasti tidak lagi tinggal dalam ketakutan.
Orang yang sudah menerima kasih Allah menjadi ciptaan baru yang berkenan kepada Allah.
Oleh karena itu, tidak ada lagi ketakutan.
Saudara, ketika Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, mereka takut bertemu Allah.
Kejadian 3:10 “Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”
Ketakutan adalah bagian dari orang berdosa.
Sekarang status kita adalah orang benar (dibenarkan oleh Allah), tidak lagi dikejar ketakutan seperti Adam saat jatuh dalam dosa.
Ketakutan muncul Ketika fokus kita teralihkan dari Tuhan kepada masalah.
Seperti kisah para murid saat perahu mereka diterpa gelombang laut, mereka ketakutan.
Yohanes 6:20-21 “Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Aku ini, jangan takut! Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju”.
Tinggal dalam hadirat Tuhan akan menghalau ketakutan.
Kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita membuat kita sadar atas penyertaan Tuhan sehingga ketakutan lenyap.
Bagaimana caranya menyadari kehadiran Tuhan?
Pertama, senantiasa mengucap syukur.
Saat mengucap syukur, kita sedang mengingat kehadiran Allah.
Kedua, memuji Tuhan. Saat memuji Tuhan, kita sedang mengingat Dia.
Ketiga, mengucapkan firman secara berulang.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana cara menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Mengapa kita harus saling mengasihi?
Apakah yang terjadi bila kita saling mengasihi ?
Seperti apa kita harus saling mengasihi?
“Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” (1 Yohanes 4:11).
Tahukah saudara, dalam tradisi Kristen, Rasul Yohanes sering disebut sebagai “Rasul Kasih” karena penggunaan kata-kata yang intens dan mendalam mengenai kasih dalam tulisannya.
Yohanes adalah penulis Injil Yohanes, surat-surat Yohanes (1 Yohanes, 2 Yohanes, dan 3 Yohanes), dan Kitab Wahyu.
Dalam tulisannya, terutama dalam Injilnya, Yohanes secara khas menekankan kasih, baik kasih antara sesama manusia maupun kasih Allah terhadap manusia.
Salah satu ayat yang paling terkenal terkait dengan tema kasih dalam tulisan Yohanes adalah “Allah adalah kasih” -1 Yohanes 4:8.
Tema kasih ini menjadi ciri khas dari karya-karya Yohanes, dan hal ini telah menyebabkan dia sering kali disebut sebagai “Rasul Kasih”.
Penggambaran Yohanes sebagai “Rasul Kasih” mencerminkan penekanannya pada konsep kasih sebagai inti dari ajaran Kristen, dan hal ini telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman Kristen mengenai kasih, baik terhadap sesama maupun terhadap Allah.
Saudara, kasih kita kepada sesama bukanlah lahir dari kekuatan sendiri.
Kita tidak mungkin dapat mengasihi saudara-saudara tanpa kita menerima dan mengalami kasih Allah.
Kita dapat mengasihi apabila kita terus hidup dalam kasih Allah.
Oleh karena itu Rasul Paulus berdoa supaya jemaat Efesus memiliki pengertian terhadap lebar, panjang, dan tingginya kasih Allah.
Bahkan Rasul Paulus berdoa supaya jemaat mengenal Kasih Allah yang melampaui akal itu.
Efesus 3:18-19 “ Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah”.
Saudara, supaya kita dapat mengasihi saudara dan sesama.
Pertama, miliki pengertian yang benar tentang kasih Allah.
Kasih Allah yang dinyatakan dalam bentuk kedatangan Tuhan Yesus untuk pendamaian manusia.
Kasih yang dinyatakan dalam pengorbanan di kayu salib.
Kedua, mengenal atau mengalami kasih itu dalam bentuk persekutuan pribadi dalam perenungan akan kasih Allah melalui firman-Nya sehingga kita mengalami hikmat dan pewahyuan tentang kasih-Nya.
Kalau kita sudah mengerti dan mengenal kasih Allah, maka kita akan mampu mengasihi sesama secara lebih baik.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana mengerti dan mengenal kasih Allah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kalau Allah di pihak kita, siapakah lawan kita?
Apakah yang dimaksud segala sesuatu telah dianugerahkan kepada kita ?
Apakah ada kuasa yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah? Apa yang perlu kita kuatirkan lagi?
“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Roma 8:32).
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan, kita sedang menerima yang paling berharga di seluruh alam semesta dan sorga.
Jadi, kalau yang sangat berharga saja sudah diberikan kepada kita, maka segala sesuatu yang kita perlukan sangat kecil nilainya di bandingkan Tuhan Yesus.
Kalau yang termahal saja sudah diberikan, maka lain-lainnya itu pasti diberikan kepada kita.
Kata mengaruniakan segala sesuatu, dalam bahasa Yunani Kuno, menggunakan bentuk “future indicative middle” digunakan untuk menyatakan suatu tindakan atau keadaan yang akan terjadi di masa depan dan melibatkan pelaku yang juga menjadi penerima dari tindakan tersebut.
Dengan kata lain, bentuk ini mengindikasikan bahwa subjek melakukan tindakan pada dirinya sendiri di masa depan.
Artinya Tuhan sendiri yang berjanji dan menjaminkan diri-Nya untuk mengaruniakan segala sesuatu kepada kita.
Itu berbicara tentang kepastian Tuhan memenuhi segala kebutuhan kita.
Kalau kita memiliki Tuhan Yesus, kita sudah memiliki segalanya. Perumpamaan Tuhan Yesus tentang pencari Mutiara menggambarkan, hal tersebut.
Matius 13:45-46 “Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Kita rela kehilangan apapun, karena apapun tidak dapat dibandingkan nilainya dengan Tuhan Yesus.
Saudara, apakah yang harus dikuatirkan lagi tentang kebutuhan hidup? bukankah di dalam Tuhan Yesus ada janji yang pasti bahwa segala sesuatu akan dianugerahkan kepada kita.
Bagian kita adalah mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.
Kita harus menyadari siapa kita di dalam Kristus; yaitu anak-anak Allah yang berkenan kepada-Nya karena karya salib.
Kita berkenan bukan karena perbuatan kita, tetapi karna pengorbanan Tuhan Yesus.
Kita berbuat yang berkenan kepada Allah, karena terlebih dahulu Allah membuat kita berkenan kepada-Nya.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya supaya segala sesuatu yang dibutuhkan dapat dinikmati dalam Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Dalam hal apa kasih Allah dinyatakan?
Apakah kasih itu?
Apakah respon kita kepada kasih Allah?
“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1 Yohanes 4:10).
Menurut ayat di atas ada dua hal yang dilakukan Allah untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia yang berdosa, yaitu mengutus anak-Nya dan mendamaikan manusia berdosa.
Jadi kasih Allah itu adalah tindakan sepihak Allah untuk turun tangan memulihkan hubungan manusia dengan Allah.
Orang berdosa tidak mungkin bertemu Allah, oleh karena itu Tuhan yang turun menyelamatkan manusia dari dosa.
Bukan manusia yang memilih Allah, tetapi Allah yang memilih manusia.
Yohanes 15:16a“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”.
Saudara, kalau kita mendalami kasih Allah kepada manusia, maka kita akan menemukan pendamaian, pengorbanan dan pengampunan.
Pengampunan menjadikan manusia dapat berdamai dengan Allah. Pengampunan dilakukan dengan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal.
Pengampunan selalu berkaitan dengan pengorbanan atau penumpahan darah.
“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan “ (Ibrani 9:2).
Tujuan kedatangan Tuhan Yesus sangat jelas, untuk mendamaikan manusia berdosa dengan Allah melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.
Saudara, karena kita telah menerima kasih Allah, maka lahirlah keinginan kita untuk membalas kasih Allah.
Sekalipun kasih Allah tidak akan dapat kita balaskan, tetapi kita dapat melayani Tuhan dan memberikan yang terbaik sebagai bukti kasih kita kepada Allah.
Ketaatan kita kepada Allah adalah bukti kasih yang nyata kepada Allah.
Kasih Allah identik dengan pengampunan dosa.
Oleh karena itu, saudara juga harus berlimpah dengan pengampunan dosa kepada setiap orang yang bersalah kepada kita.
Orang Kristen seharusnya adalah orang-orang yang mudah mengampuni dan tidak mudah sakit hati.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya kita memiliki hati yang penuh dengan pengampunan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Di dalam siapakah, kita mendapat bagian yang dijanjikan sesuai dengan maksud dan rencana Allah?
Ketika seseorang percaya kepada Injil Keselamatan, apa yang terjadi dengan dia?
Roh Kudus sebagai jaminan apa?
Apa yang menyebabkan kita menjadi milik Allah?
Saudara, sejak zaman purbakala ada rahasia Allah yang tersimpan berabad-abad lamanya yaitu:
Efesus 3:4-10“Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga”
Allah telah menyimpan rahasia ini berabad-abad, dan tidak pernah diberitahukan kepada anak-anak manusia.
Semua penyembah Allah, sekelompok orang atau anak-anak manusia di zaman itu mengerti bahwa Tuhan Allah itu adalah Allah-nya orang Israel.
Hampir semua pelayan-pelayan yang melayani Allah itu adalah orang Yahudi, anak-anak Israel.
Mereka adalah anak-anak manusia yang berada disekitar Timur Tengah sekarang.
Namun, ada dalam hati Allah bahwa sekali waktu nanti, Imanuel yaitu Kristus di tengah-tengah manusia dan Roh Kudus ada di dalam orang yang menyembah Yahwe Israel.
Berabad-abad nanti akan terjadi oleh Injil anak-anak manusia yang bukan Yahudi bisa menjadi ahli-ahli waris dari janji Tuhan Allah. Apakah wujud dari janji Tuhan Allah itu?
Rasul Paulus beroleh wahyu dari Tuhan dalam suratnya kepada jemaat Efesus:
Efesus 1:13-14“Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Ternyata wujud dari janji Bapa itu adalah Roh Kudus.
Roh Kudus inilah yang oleh iman tinggal dalam hati orang-orang yang percaya.
Pada zaman purbakala, Roh Kudus tidak menetap dalam seseorang.
Ketika seorang nabi dalam pelayanannya, Roh Kudus itu turun selama pelayanan berlangsung, setelah selesai maka Roh Kudus meninggalkan orang itu.
Pada waktu kemudian, Roh Kudus turun lagi ketika mau bertugas melayani.
Begitulah berulang-ulang Roh Kudus turun atas nabi itu atau Malaikat Tuhan datang menyampaikan pesan kepada nabi itu.
Ketika dijanjikan bahwa kelak Roh Kudus berdiam dalam tubuh anak manusia, maka berita itu sesuatu yang tidak terpikirkan pada zaman itu.
Karena ketika seseorang kepenuhan Roh maka dia bisa terkapar, tidak dapat tegak berdiri.
Pada zaman itu, mereka membayangkan orang-orang kepenuhan Roh akan terkapar berserakan.
Saudara, Tuhan ingin agar semua orang kembali memiliki hubungan dengan Tuhan Allah.
Pemulihan hubungan ini sejak semula telah direncanakan oleh Tuhan Allah supaya Yesus, Anak Allah menjadi anak manusia.
Mesias atau Kristus akan menjadi anak domba Allah untuk dikorbankan sebagai penebus dosa manusia.
Penebusan ini telah dijanjikan oleh Tuhan Allah sejak di taman Eden:
Kejadian 3:15“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Bahkan rasul Paulus telah menuliskan rencana Allah itu jauh sebelum dunia dijadikan:
Efesus 1:4-5 “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya”
Tuhan Allah menginginkan supaya anak-anak manusia kembali menjadi sama seperti adam sebelum jatuh ke dalam dosa, kudus dan memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan Allah sebagai pencipta langit dan bumi.
Setelah pengorbanan Yesus, oleh kuasa darah Yesus, kematian dan kuasa kebangkitan Yesus, maka anak-anak manusia yang percaya kepada Yesus Kristus, dosa mereka diampuni dan menjadi kudus.
Ketika percaya, hidup mereka didiami oleh Roh Allah yang telah dijanjikan Allah sejak semula, supaya anak-anak manusia kembali menjadi seperti Yesus.
Roma 8:29“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
Tuhan Allah telah merancang segalanya sesuai dengan kehendak-Nya yang sejak purbakala telah dijanjikan, dinubuatkan oleh para nabi dan pada zaman akhir ini, janji itu di genapi melalui Yesus Kristus dan gereja-Nya.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Apa yang menyebabkan banyak anak-anak Tuhan tidak hidup seperti gambaran Yesus, Anak Allah itu?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang dianggap merugikan oleh Paulus karena Kristus?
Apa yang dianggap sampah oleh rasul Paulus?
Apa dasar Allah menganugerahkan kebenaran kepada orang percaya ?
Mengapa rasul Paulus menginginkan supaya dia menjadi serupa dengan Yesus dalam kematian-Nya?
Ketika Paulus menyadari bahwa ia telah ditangkap oleh Kristus, maka apa yang dia kehendaki supaya keinginannya itu dapat terjadi dalam hidupnya?
Rasul Paulus sangat menyadari bahwa ia telah beroleh kasih Kristus yang begitu luas, dia juga menginginkan agar semua orang-orang kudus juga dapat memahami Kasih Kristus itu maka dia menyatakan dalam suratnya kepada orang-orang di Efesus:
Efesus 3:18-19“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.”
Ketika rasul Paulus mengenal kasih Kristus yang tidak berbatas maka ia sangat rindu untuk mengenal Yesus Kristus yang telah memilih dan menetapkan dia sebagai seorang rasul Kristus.
Maka ia menulis keinginannya itu dan menyatakan pikirannya itu dalam suratnya kepada jemaat di Filipi:
Filipi 3:7-11“Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Dalam bagian firman ini, rasul Paulus menyatakan bagaimana berharganya Kristus itu bagi Paulus, melebihi apapun yang dahulu begitu berharga bagi Paulus.
Semuanya pupus dan tidak ada lagi harganya dibandingkan dengan pengenalannya akan Kristus.
Rasul Paulus menghendaki agar ia bisa mengenal Yesus dan kuasa kebangkitanNya.
Rasul Paulus ingin bersekutu dengan Yesus dalam penderitaannya dan menginginkan mati serupa dengan Yesus supaya pada akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Ketika membaca surat Paulus ini, saya merenungkan keinginan rasul Paulus agar ia dibangkitkan dari antara orang mati.
Semua orang akan dibangkitkan dari kematian.
Pada akhir zaman, orang percaya akan dibangkitkan dan akan menghadap takhta Kristus untuk memperoleh upah mereka.
Orang yang tidak percaya, dibangkitkan untuk menerima hukuman kematian kekal di neraka.
Kebangkitan yang bagaimana yang rasul Paulus inginkan?
Ternyata kebangkitan yang dimaksudkan oleh Paulus adalah kebangkitan pertama yang dinyatakan oleh rasul Yohanes dalam kitab Wahyu:
Wahyu 20:4“Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.”
Kebangkitan pertama adalah kebangkitan yang terjadi bagi pelayan-pelayan yang melayani Tuhan dan mengalami Martir seperti rasul-rasul Yesus Kristus.
Kebangkitan inilah yang diinginkan oleh Rasul Paulus. Hal ini dinyatakan rasul Yohanes dalam:
Wahyu 6:9-11“Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?” Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.”
Saudara, kebangkitan yang diinginkan oleh Paulus adalah kebangkitan para martir Tuhan, yang mati dibunuh oleh karena pemberitaan Firman Tuhan dan kesaksian mereka sebagai rasul-rasul, nabi-nabi dan penginjil-penginjil atau siapapun mereka yang melayani Tuhan dan mereka mati karena dibunuh.
Pengenalan akan Kasih Kristus menyebabkan rasul Paulus rela kehilangan segalanya, bahkan dia tidak menyayangkan nyawanya demi Injil Kristus.
Segala sesuatu dianggapnya sampah yang tidak berguna, dibandingkan akan pengenalannya akan Kristus Yesus, Tuhan yang telah menyelamatkan dia.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Seperti apa Yesus Kristus bagi saudara? Mengapa ada banyak saudara-saudara yang tidak mau kehilangan sesuatupun karena Injil ataupun imannya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang berguna bagi hidup saleh kita dari yang telah dianugerahkan-Nya?
Apa yang telah dianugerahkan kepada kita sehingga menjadikan kita bisa mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia?
Apa yang perlu ditambahkan kepada iman kita?
Mengapa pengetahuan penting ditambahkan kepada kebajikan?
Mengapa kasih akan semua orang ditambahkan kepada kasih akan saudara-saudara?
Saudara, setelah seseorang mendengar firman Kristus yaitu berita kebenaran, kabar baik, Injil keselamatan, maka ketika seseorang itu percaya, Allah menganugerahkan Roh Kudus sebagai meterai kepemilikanNya Bapa, Tuhan Allah kita.
Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Roma:
Roma 8:5-11“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.”
Efesus 3:17“sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”
Kehadiran Kristus menyebabkan kita memiliki hidup oleh Roh Kudus. Rasul Paulus menyatakan kepada jemaat di Galatia.
Galatia 5:24-25“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh”
Dengan menyerahkan segenap hidup kita untuk dipimpin oleh Roh, kehidupan daging kita akan dapat dikendalikan oleh Roh Kudus, maka Roh Kudus akan memimpin dan mengajarkan kepada kita segala sesuatu yang kita perlukan dalam hidup oleh Roh.
Yesus berkata kepada murid-muridNya:
Yohanes 14:26-27“tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Jika kepada Roh Allah itu, kita benar-benar mempersembahkan segenap hidup kita, maka Dia akan mengajarkan kita segala sesuatu yang kita perlukan.
Dia akan memimpin kita untuk hidup dalam kodrat Ilahi, dimana pengaruh kedagingan dan keduniawian ditiadakan.
Ketika kita hidup dipimpin oleh Roh, maka kita akan merasakan damai sejahtera yang telah di anugerahkan oleh Tuhan, sehingga pengaruh daging dan hawa nafsu dunia ditiadakan dari dalam hidup kita.
Roh Kudus akan memimpin hidup anak-anak Tuhan, Rasul Paulus menyatakan bagaimana pengaruh Roh Kudus dalam hidup kita:
Roma 8:26-30“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”
Oleh pekerjaan Roh Allah, Dia memulihkan dan membentuk kita menurut keinginanNya.
Dalam kehidupan Kodrat Ilahi, maka Allah ingin menjadikan anak-anak manusia kembali seperti Adam sebelum jatuh ke dalam dosa.
Roh Allah yang berada di dalam kita akan mengajar dan membawa kita sesuai dengan kehendak Allah agar kita menjadi sesuai dengan apa yang diinginkanNya dan kita akan dimuliakan oleh Roh Allah.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Mengapa ada anak-anak Tuhan yang tidak mencapai apa yang Tuhan Allah inginkan yaitu dimuliakan dalam Kristus?