HIDUP DALAM PENGAMPUNAN UNTUK BERSEKUTU DENGAN BAPA
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 6:14-15
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 6:14.
Siapakah yang dapat mengampuni segala dosa-dosa yang kita perbuat dan dosa-dosa dalam pikiran kita?
Apakah akibatnya bagi kita jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain yang bersalah kepada kita?
Bagaimanakah persekutuan kita dengan Bapa jika kita tidak mengampuni orang lain?
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kita harus berdoa kepada Bapa.
“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”(Matius 6:6).
Bapa yang kepada-Nya kita berdoa adalah Bapa yang kudus, sehingga kita harus memberikan penghormatan, pengagungan kepada Dia dan tidak sedikit pun kita dapat menyimpan dosa dalam bersekutu dengan Dia.
“Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”(Matius 6:9-10).
Itulah sebabnya dalam hal berdoa kepada Bapa kita tidak boleh menyimpan kesalahan terhadap orang lain. Karena jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain maka Bapa tidak akan mengampuni kita sehingga kita tidak dapat bersekutu dan berdoa kepada Bapa.
“Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.”(Matius 6:12).
”Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”(Markus 11:25).
Bahkan ketika orang lain yang memiliki permasalahan hubungan yang tidak baik kepada kita, maka kita pun harus membereskannya dulu sebelum berdoa.
”Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.”(Matius 5:23-25).
Marilah kita hidup saling mengampuni satu dengan yang lain dan tidak menyimpan kesalahan terhadap orang lain supaya kita dapat bersekutu dalam doa serta pujian penyembahan kepada Bapa tanpa ada rasa intimidasi dari si jahat tetapi dalam kemerdekaan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami kemerdekaaan dalam bersekutu dengan Bapa karena hidup dalam pengampunan terhadap orang lain.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Yohanes 1:6.
Mengapa kita tidak boleh hidup di dalam kegelapan untuk bersekutu dengan Bapa?
Siapakah yang menyucikan hati kita agar kita dapat bersekutu dengan Bapa di dalam terang?
Jika kita hidup di dalam terang maka kita dapat bersekutu dengan Bapa. Dengan siapakah lagi kita dapat bersekutu selain dengan Bapa?
Allah adalah terang, sehingga setiap kita yang rindu bersekutu dengan Bapa tidak boleh hidup di dalam kegelapan, karena dosa dan kegelapan merupakan pemisah antara Allah dan manusia.
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.” (Yesaya 59:1-3).
Dosa tersebut dapat membuat kita jauh dari persekutuan dengan Bapa karena kita mendukakan Roh Kudus dan kita harus membuang setiap hal yang membuat kita mendukakan Roh Kudus.
”Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:30-32).
Ketika setiap kegelapan dan dosa disingkirkan, maka darah Yesus menyucikan kita dari semua dosa dan kejahatan sehingga kita beroleh persekutuan dengan Bapa bahkan kita juga beroleh persekutuan dengan orang lain, karena kita hidup di dalam kebenaran.
”Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”(1 Yohanes 1:7).
Cara yang sederhana agar kita senantiasa hidup di dalam terang adalah hidup yang senantiasa bergaul dengan Firman Tuhan: membaca, merenungkan dan mendeklarasikan Firman Tuhan.
Dan ketika kita bersekutu dengan Firman Tuhan menyebabkan terang Tuhan menyinari hati kita sehingga tidak sedikit pun kita menyimpan dosa baik terhadap Tuhan dan orang lain.
”Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”(Mazmur 119:11).
Marilah kita hidup senantiasa di dalam Firman Tuhan sehingga kita selalu memiliki hati yang bersih sehingga kita dapat senantiasa bersekutu dengan Bapa dan orang lain.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dalam bersekutu dengan Bapa ketika hidup dalam terang dan kegelapan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Korintus 14:2.
Kita harus mengejar kasih namun apakah yang harus kita usahakan agar kita memperolehnya?
Jika kita berkata-kata dengan bahasa roh keapda siapakah kita tujukan perkataan tersebut?
Selain untuk berbicara kepada Allah, maka untuk apakah kita berkata-kata dengan bahasa roh?
Di dalam Alkitab dijelaskan ada beberapa dimensi bahasa roh diantaranya adalah bahasa nubuatan, bahasa manusia dan bahasa doa.
Sebagai bahasa nubuatan dijelaskan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 14:26-28 juga dengan segala aturannya bahwa bahasa roh sebagai bahasa nubuatan harus ditafsirkan yang dilakukan dalam pertemuan jemaat.
“Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.” (1 Korintus 14:26-28).
Bahasa roh sebagai bahasa manusia dijelaskan dalam Alkitab pada Kisah Para Rasul 2 dimana ketika Roh Kudus dicurahkan rasul-rasul di Yerusalem berkata-kata dalam bahasa roh namun dapat dimengerti oleh bangsa lain yang hadir di Yerusalem pada saat itu.
”Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita.” (Kisah Para Rasul 2:6-8).
Dan untuk membangun persekutuan yang mendalam dengan Bapa maka Allah memberikan kita karunia bahasa roh sebagai bahasa doa dimana kita dapat mengucapkan kata-kata rahasia sebagai bentuk kedekatan dengan Bapa dan Roh Kudus sendiri berdoa untuk kita kepada Bapa sehingga kita memiliki hubungan yang romantis dengan Bapa serta menghasilkan doa-doa yang sesuai dengan kehendak Bapa.
”Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” (Roma 8:26-27).
Oleh karena itu marilah kita mengusahakan untuk memperoleh karunia-karunia Roh diantaranya karunia berkata-kata dengan bahasa roh yang selain membangun dan membangkitkan diri kita untuk berdoa juga membawa kita untuk berdoa kepada Bapa dengan penuh keintiman karena kita berkata-kata dalam bahasa rahasia kepada Allah namun pada akhirnya oleh karena pertolongan dari Roh Kudus kita dapat memahami keinginan Bapa sehingga persekutuan kita dengan Bapa dalam doa semakin romantis.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dalam berdoa kepada Bapa dengan bahasa roh.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa harus menyembah dalam roh dan kebenaran?
Apakah yang dimaksud dengan menyembah dalam roh dan kebenaran?
Mengapa Allah mencari penyembah yang menyembah dalam roh dan kebenaran?
“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran”. (Yohanes 4:24).
Bagi perempuan Samaria dan orang-orang Samaria, penyembahan adalah di gunung Gerizim.
Gunung Gerizim, tidak jauh dari Sikhar.
Di gunung ini mereka telah membangun sebuah kuil yang agak mirip dengan bait Allah di Yerusalem.
Ini adalah salah satu pokok utama perselisihan antara orang Samaria dan orang-orang Yahudi.
Yesus memberitahu perempuan Samaria, bahwa penyembahan yang benar bukan di gunung atau tempat tertentu.
Setelah kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus, Roh Kudus dicurahkan.
Orang dapat menyembah Allah dimana saja dan kapan saja, tidak lagi harus ke bait Allah di Yerusalem.
Allah mencari penyembah-penyembah yang menyembah dalam roh dan kebenaran.
Penyembahan itu berasal dari seseorang yang memiliki kehidupan rohani karena kelahiran baru yang telah dipengaruhi oleh Roh Kudus.
Penyembahan yang sejati adalah 24 jam, bukan saat-saat tertentu.
Kita dapat dan harus menyembah Tuhan 24 jam sehari saat kita menyisihkan (menyucikan) setiap aktivitas sebagai ungkapan kasih dan pelayanan kita kepada Tuhan.
Itulah penyembahan yang benar-benar rohani.
Dalam Roma 12:1 dijelaskan bahwa ibadah yang sejati adalah persembahan hidup kita kepada Dia.
Bagi orang Yahudi, kata menyembah dan bekerja adalah kosa kata yang sama.
Bagi Orang Yahudi, bekerja adalah penyembahan, sama seperti ketika mereka pergi ke bait Allah untuk menyembah Allah.
Bagi kita yang ada dalam perjanjian baru, tentu saja penyembahan adalah seluruh hidup kita yang dipersembahkan kepada Allah.
Kita bekerja untuk menyembah Allah, kita pergi seolah/belajar untuk menyembah Allah, kita pergi ibadah untuk menyembah Allah, kita rekreasi juga untuk menyembah Allah, segenap kegiatan kita untuk memuliakan Allah.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana bekerja atau belajar yang disebut penyembahan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dituliskan oleh Yohanes terkait Firman Yang Hidup?
Apakah tujuan Yohanes menceritakan apa yang telah dilihat dan didengarnya”
Apakah maksud dari persekutuan dengan Bapa?
“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.” (1 Yohanes 1:3).
Panggilan tertinggi orang Kristen adalah untuk mengalami persekutuan dengan Bapa dan Tuhan Yesus.
Panggilan orang Kristen semuanya sama. Tidak ada yang berbeda.
Namun dalam panggilan itu terdapat tanggung jawab atau tugas yang harus dikerjakan.
Dalam istilah lain, Great Commandement haruslah mendasari dari Great Commision.
Perintah agung harus mendahului amanat agung.
Perintah agung adalah untuk mengasihi -Matius 22:37-39 sedangkan amanat agung perintah untuk memuridkan -Matius 28:18-20.
Saudara, persekutuan dengan Bapa itu sangat penting.
Ketika Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, manusia kehilangan persekutuan dengan Allah.
Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib memulihkan persekutuan manusia dengan Allah.
Tanpa Yesus, tidak ada seorang pun yang dapat berhubungan dengan Bapa.
Tidak ada seorang pun sampai kepada Bapa tanpa melalui Tuhan Yesus -Yohanes 14:6.
Oleh karena itu, kita harus mengisi kehidupan baru kita dalam Tuhan dengan terus membangun persekutuan dengan Bapa.
Bapa sudah membayar mahal supaya dapat bersekutu dengan kita.
Bapa rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal supaya dapat bersekutu kembali dengan manusia.
Kalau Bapa sudah membayar mahal, maka sepatutnya kita menggenapi kerinduan Bapa.
Persekutuan dalam arti lain adalah bergaul.
Dalam pergaulan, yang kuat akan mempengaruhi yang lemah.
Dalam pergaulan dengan Bapa, hidup kita akan dipengaruhi Bapa.
Ada impartasi dari Bapa untuk kita saat bergaul dengan Dia.
Dalam perjanjian lama terdapat contoh pergaulan dengan Bapa.
Kejadian 5:24“Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah”.
Pergaulan dengan Bapa berdampak pada hidup kita, Allah akan mengangkat kita.
Allah akan membawa kita dalam pengalaman-pengalaman yang luar biasa bersama Dia.
Kita akan melihat dan mengalami mujizat demi mujizat dari Dia.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana belajar bersekutu dengan Bapa.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa doa bersama perlu kesepakatan?
Apakah yang terjadi bila doa bersama tidak sepakat?
Apakah artinya dua atau tiga orang berkumpul Tuhan hadir? Bagaimana bila doa sendiri?
“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.”(Matius 18:19).
Doa sepakat itu sangat penting. Sepakat artinya seia sekata atau sependapat.
Saat kita berdoa dalam sebuah komunitas, mulai dari keluarga, kelompok PA atau komunitas gereja, kesepakatan adalah satu syarat doa kita dijawab Bapa.
Dalam Filipi 2:2 Rasul Paulus memerintahkan jemaat di Filipi untuk sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan.
Kalau disingkat, jemaat harus memiliki kesepakatan.
Untuk membangun kesepakatan diperlukan kerendahan hati satu dengan yang lain dan memiliki pandangan bahwa kepentingan orang lain lebih penting dari kepentingan pribadi kita.
Ini hanya dapat terjadi apabila kita belajar rendah hati seperti Tuhan Yesus yang rela mengosongkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib.
Dalam doa bersama atau doa korporat, setiap orang yang ikut berdoa harus memahami tujuan dari pokok doa yang akan didoakan.
Dengan memahami tujuan, kita akan dapat ikut mendoakan atau minimal mengaminkan saat ada yang berdoa.
Salah satu contoh doa sepakat terdapat dalam Kisah para Rasul 4.
Ketika Petrus dan Yohanes ditangkap dan ditahan para imam Yahudi kemudian mereka dilepaskan, dan menceritakan pengalaman mereka dipaksa untuk tidak mengabarkan injil oleh para imam Yahudi.
Perhatikan dalam ayat 24 sebagai berikut: “Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah….”.
Itu adalah contoh doa sepakat.
Dan sebagai akibat dari doa sepakat, diceritakan dalam ayat 31: “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”.
Saudara, doa sepakat memiliki dampak yang sangat luar biasa.
Allah menjawab dari surga doa-doa yang didoakan dalam kesepakatan.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana membangun kesepakatan dalam berdoa.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud doa seperti doa orang munafik?
Apakah yang dimaksud dengan masuk kamar dan tutup pintu saat mau berdoa?
Mengapa doa seharusnya tidak bertele-tele?
“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”. (Matius 6:6).
Pada zaman Yesus hadir secara fisik di bumi ini, rupanya banyak imam-imam Yahudi, ahli Taurat atau orang farisi yang berdoa dengan tempat-tempat terbuka, untuk menunjukkan status mereka kepada orang banyak.
Tujuan mereka berdoa bukan untuk berdoa tetapi untuk dilihat orang banyak.
Motivasi doa mereka salah. Mereka tidak berdoa Allah, tetapi sekedar menunjukkan dirinya berdoa.
Tuhan Yesus mengajarkan cara berdoa yang benar. Pertama, doa ditujukan kepada Allah yang dipanggil Bapa.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Allah adalah Bapa, dengan demikian menempatkan murid-murid sebagai anak-anak Bapa.
Menempatkan hubungan yang intim antara anak dengan Bapa.
Kedua, doa adalah hubungan pribadi yang tidak perlu dipertontonkan kepada banyak orang.
Saat berdoa kepada Bapa, kita menggunakan tempat yang tidak terganggu oleh kondisi sekitarnya.
Bapa ingin hubungannya dengan anak-anak-Nya spesial, tidak terganggu apapun.
Saudara, saat berdoa kepada Bapa, tidak perlu bertele-tele.
Sebab Bapa tahu isi hati dan pikiran kita bahkan sebelum kita ucapkan dalam doa.
Bagi orang yang tidak mengenal Allah, semakin panjang doa, semakin besar kemungkinan Allah menjawab.
Bagi orang percaya, doa yang dijawab adalah doa yang disampaikan dengan keyakinan iman dan tidak bertele-tele.
Tuhan Yesus mengajarkan doa dengan awal “Bapa Kami…” bukan hanya Bapa.
Kalau secara pribadi kita berdoa dengan memanggil Bapa-ku.
Bapa kami atau Bapa-ku, menggambarkan adanya hubungan kepemilikan.
Contoh, arti kata rumah dan rumah-ku berbeda arti.
Rumah-ku artinya rumah kepunyaanku.
Bapa-ku artinya, Bapa yang memiliki aku, atau aku memiliki Bapa.
Mulai sekarang berdoalah kepada Bapa dengan menyebut Bapa-ku.
Itu akan memberikan pengalaman yang berbeda, karena ada keintiman dalam penyebutan Bapa-ku.
Diskusikan dengan pembimbingmu, perbedaan berdoa kepada Bapa dengan kepada Bapa-ku.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Selain memuji Tuhan, apakah yang dilakukan oleh Daud?
Apakah ada dosa yang disimpan Daud saat itu?
Mengapa Allah tidak menolak doa Daud?
“Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.” (Mazmur 66:18).
Kitab Mazmur ditulis bukan hanya oleh Daud.
Beberapa bagian ditulis Asaf, Musa dan anak-anak Korah.
Dalam Mazmur 66 adalah sebuah nyanyian pujian Daud kepada Allah dan mengajak seluruh bumi untuk bersorak dan menyanyikan pujian bagi nama-Nya.
Seperti nama-nama orang Israel lainnya, nama Daud juga memiliki arti.
Kadang-kadang nama Orang Israel bersifat nubuatan.
Contoh Abraham berarti bapa banyak orang (bangsa), diberikan kepada Abram yang artinya bapa yang tinggi.
Nama Daud sendiri memiliki arti yang dikasihi, penuh kasih.
Sejak mudanya sudah mengenal Allah.
Dia membangun hubungan dengan Allah, dan sangat mengasihi dan dikasihi Allah.
Ketika Israel dihina oleh Goliat, Daud begitu marah karena bagi Daud Israel adalah umat-Nya Allah.
Saudara, pada ayat 18, Daud menggunakan kata “seandainya” untuk menggambarkan pada saat berdoa dan memuji Tuhan, Daud sebenarnya tidak memiliki niat jahat atau dosa.
Mazmur adalah bagian Alkitab yang memiliki genre penulisan dalam bentuk puisi (sastra), kalimat-kalimat yang disusun memiliki keindahan.
Puisi Daud ini menggambarkan bahwa dosa dapat menjadi penghalang apabila disimpan dan tidak diselesaikan (diakui dan memohon pengampunan Tuhan).
Selain itu, doa-doa dengan motivasi yang salah tentu tidak akan di dengar Tuhan.
Saudara, bila ada dosa di dalam hati kita yang belum dibereskan dengan Tuhan, akan sangat mengganggu.
Kita tidak akan memiliki keyakinan atau iman sebab hati nurani menuduh kita tidak pantas menerimanya.
Bila ada dosa, kita tidak berani meminta perkara-perkara besar kepada Tuhan.
Ingat, doa orang yang benar besar kuasanya -Yakobus 5:16.
Orang benar adalah orang yang telah menerima pengampunan dosa dan menjadi kudus dan layak di hadapan Allah.
Diskusikan dalam kelompok PA, apakah ciri-cirinya bisa masih menyimpan dosa.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Yesus menggunakan perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menjelaskan sesuatu?
Seperti apa cara hidup hakim dalam perumpamaan itu?
Apa yang dilakukan janda itu terhadap hakim itu?
Apa pertimbangan hakim itu, untuk mengabulkan permintaannya?
Apa yang sepatutnya kita miliki, supaya doa kita dijawab? Dan apa yang sepatutnya kita lakukan kalau doa kita itu belum dijawab?
Saudara, dalam peristiwa yang diceritakan oleh Tuhan Yesus dalam pengajaran ini, terdapat kisah seorang janda yang tidak takut mendatangi hakim dan meminta agar dia dibela.
Janda itu terus-menerus datang untuk meminta agar perkaranya dimenangkan.
Akhirnya, janda itu berhasil memenangkan perkaranya, karena hakim tersebut takut jika janda itu akan terus mendatanginya.
Bahkan, jika tidak diurus, suatu saat janda itu bisa menyerang hakim itu.
Lukas 18:4-8”Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Saudara, Tuhan membandingkan Allah dengan hakim yang lalim itu.
Hakim yang lalim itu membenarkan janda yang terus-menerus datang kepadanya karena ingin dimenangkan dalam perkaranya.
Yesus berkata, apakah Allah tidak akan membenarkan orang pilihanNya yang siang malam berseru kepada-Nya?
Saudara, Tuhan Allah akan melakukan segala sesuatu sesuai dengan firman Allah.
Yesus telah mengajarkan prinsip sederhana tentang doa: “Mintalah, carilah, dan ketoklah.” Orang yang meminta akan diberi, orang yang mencari akan mendapat, dan pintu akan dibukakan bagi mereka yang mengetok.
Oleh karena itu, Allah akan melakukan firman Yesus Kristus.
Bapa akan mengabulkan doa orang yang datang berseru kepada-Nya siang dan malam.
Apakah ada orang-orang yang percaya, datang berdoa siang dan malam dengan seruan kepada Bapa mengenai kebutuhan yang sedang mereka harapkan agar Tuhan mengabulkan doanya?
Oleh karena itu, jika kita memiliki permohonan doa kepada Allah, maka bawalah kebutuhan itu dan serukanlah kepada Bapa yang baik, supaya Dia mengabulkan doa kita.
Yesus mengatakan supaya kita berdoa dengan tidak jemu-jemu pada siang dan malam, menghampiri takhta kasih karunia Allah.
Penulis kitab Ibrani menuliskan:
Ibrani 4:16“Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
Saudara yang terkasih, ketika engkau memiliki suatu kebutuhan, maka firman di atas berkata: marilah kita dengan penuh keberanian, jangan ragu atau bimbang apalagi sampai mengatakan bahwa permohonan kita tidak akan dikabulkan!
Saudara, ketika memiliki permohonan, cobalah untuk merenungkan apakah permohonan itu merupakan suatu kebutuhan atau hanya sekedar keinginan.
Jika itu adalah kebutuhanmu, maka renungkanlah apakah kebutuhan tersebut benar-benar sangat penting dan harus ada.
Jika jawabannya adalah sangat perlu dan harus ada, maka yakinlah bahwa Bapa yang baik juga berkata benar bahwa itu kebutuhan anak-anak-Nya.
Maka ketahuilah bahwa menyediakan kebutuhan kita adalah tugas Bapa bagi anakNya.
Oleh karena itu, datanglah dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita memperoleh kasih karunia dan mendapatkan rakhmat agar kebutuhan kita dipenuhi tepat pada waktunya.
Hampirilah takhta kasih karunia itu dengan berani dan janganlah jemu-jemu.
Teruslah doakan siang dan malam, dan terus berseru untuk mendoakan kebutuhan itu sehingga dengan tepat waktu pada saat kebutuhan itu akan digunakan, maka Allah, Bapa yang baik itu akan memberikan apa yang dimohonkannya itu.
Tuhan akan mengabulkan doa kita pada waktu yang tepat sesuai dengan waktu kebutuhan itu akan digunakan.
Haleluya! Puji Tuhan! Amin!
Mengapa banyak kebutuhan orang percaya tidak tersedia ketika akan digunakan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus kita lakukan supaya kita menerima, pintu dibukakan dan kita mendapatkan?
Mungkinkah seorang anak meminta kepada bapanya dan dia tidak mendapatkan apa yang dia minta?
Apa yang dilakukan seorang bapa ketika anaknya meminta sesuatu kepadanya?
Apa yang akan dilakukan oleh Bapa kita yang di sorga itu terhadap permohonan kita?
Saudara, Yesus Kristus dengan jelas menguraikan dalam pengajarannya tentang doa yang dikabulkan.
Matius 7:7-11“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Saudara, sudah jelas bagi kita bahwa Bapa di sorga sangat senang mengabulkan doa anak-anakNya yang berdoa dengan penuh keyakinan.
Ketika mereka berdoa dengan tidak ragu atau tidak bimbang, maka doa mereka akan dikabulkan oleh Bapa di sorga.
Rasul Yakobus menuliskan dalam kitabnya:
Yakobus 1:6-8”Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”
Saudara, sudah jelas bagi kita bahwa Bapa di sorga sangat menantikan doa anak-anakNya yang dengan yakin didoakan.
Jika doa tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan, maka Tuhan akan mengabulkan doa itu.
Tuhan akan mengabulkan doa anak-anakNya yang dengan yakin didoakan, maka Bapa akan mengabulkan doa itu dengan pemberian yang baik.
Tuhan sangat tidak suka kepada orang yang ragu-ragu atau bimbang.
Tuhan hanya mau mendengarkan anak-anakNya yang percaya kepadaNya.
Bagi mereka yang bimbang, apalagi yang ragu-ragu, Tuhan sangat tidak senang, bahkan, Dia menjadi marah ketika ada anak-anak-Nya yang meragukan Dia.
Tuhan sangat tidak suka jika Dia diragukan, karena Dia adalah Allah yang sangat berkuasa yang penuh kasih.
Ketika ada yang meragukan-Nya, maka Allah akan cemburu, karena Dia ingin agar semua anak-Nya tahu bahwa Dia adalah satu-satunya Allah, dan tidak ada Allah yang lain.
Dia adalah Allah yang Maha Baik, kasih-Nya tidak berkesudahan dan tidak berbatas.
Itulah sebabnya Dia selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya.
Bahkan, sering kali Tuhan menjawab doa anak-anakNya dengan lebih baik dari apa yang mereka doakan, karena Dia ingin anak-anakNya mengalami sukacita saat melihat dan mendapatkan jawaban doa.
Allah ingin kita bersukacita, maka Dia menganugerahkan Roh Kudus sebagai sumber sukacita dan damai sejahtera.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Mengapa ada anak Tuhan yang berdoa untuk sesuatu, tetapi tidak memperoleh apa yang dia doakan?