BERDOA KEPADA BAPA
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 6:6-8
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Apakah yang dimaksud doa seperti doa orang munafik?
- Apakah yang dimaksud dengan masuk kamar dan tutup pintu saat mau berdoa?
- Mengapa doa seharusnya tidak bertele-tele?
“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”. (Matius 6:6).
Pada zaman Yesus hadir secara fisik di bumi ini, rupanya banyak imam-imam Yahudi, ahli Taurat atau orang farisi yang berdoa dengan tempat-tempat terbuka, untuk menunjukkan status mereka kepada orang banyak.
Tujuan mereka berdoa bukan untuk berdoa tetapi untuk dilihat orang banyak.
Motivasi doa mereka salah. Mereka tidak berdoa Allah, tetapi sekedar menunjukkan dirinya berdoa.
Tuhan Yesus mengajarkan cara berdoa yang benar. Pertama, doa ditujukan kepada Allah yang dipanggil Bapa.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Allah adalah Bapa, dengan demikian menempatkan murid-murid sebagai anak-anak Bapa.
Menempatkan hubungan yang intim antara anak dengan Bapa.
Kedua, doa adalah hubungan pribadi yang tidak perlu dipertontonkan kepada banyak orang.
Saat berdoa kepada Bapa, kita menggunakan tempat yang tidak terganggu oleh kondisi sekitarnya.
Bapa ingin hubungannya dengan anak-anak-Nya spesial, tidak terganggu apapun.
Saudara, saat berdoa kepada Bapa, tidak perlu bertele-tele.
Sebab Bapa tahu isi hati dan pikiran kita bahkan sebelum kita ucapkan dalam doa.
Bagi orang yang tidak mengenal Allah, semakin panjang doa, semakin besar kemungkinan Allah menjawab.
Bagi orang percaya, doa yang dijawab adalah doa yang disampaikan dengan keyakinan iman dan tidak bertele-tele.
Tuhan Yesus mengajarkan doa dengan awal “Bapa Kami…” bukan hanya Bapa.
Kalau secara pribadi kita berdoa dengan memanggil Bapa-ku.
Bapa kami atau Bapa-ku, menggambarkan adanya hubungan kepemilikan.
Contoh, arti kata rumah dan rumah-ku berbeda arti.
Rumah-ku artinya rumah kepunyaanku.
Bapa-ku artinya, Bapa yang memiliki aku, atau aku memiliki Bapa.
Mulai sekarang berdoalah kepada Bapa dengan menyebut Bapa-ku.
Itu akan memberikan pengalaman yang berbeda, karena ada keintiman dalam penyebutan Bapa-ku.
Diskusikan dengan pembimbingmu, perbedaan berdoa kepada Bapa dengan kepada Bapa-ku.
Pembacaan Alkitab Setahun
Markus 8-9