Minggu, 3 November 2024

SETIAP ORANG YANG MENGASIHI LAHIR DARI ALLAH

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 4:7-12

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah ciri orang yang lahir dari Allah?
  2. Apakah bukti kita mengasihi Allah?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

1 Yohanes 4:8 ”Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”

Lebih dari segalanya, Alkitab menjelaskan dengan jelas bahwa “Allah adalah kasih”.

Allah tidak hanya mengasihi, tetapi Allah adalah definisi kasih yang sesungguhnya.

Allah mengasihi kita sehingga Allah mengutus Putra Tunggal-Nya untuk mati bagi kita.

Kasih-Nya tidak bersyarat, kasih Agape atau Agapao.

Allah adalah Allah pencipta dan misalnya melakukan mujizat, itu adalah perkara yang sangat mudah bagi Allah.

Bagi umat tebusannya, karunia untuk melakukan mujizat itu pun bukan hal yang istimewa.

Yang istimewa adalah jika kita mengasihi satu dengan yang lain dengan kasih yang tanpa syarat.

Misalnya ada perintah bagi suami untuk mengasihi istri sama seperti tubuhnya sendiri.

Artinya para suami akan mengasihi tanpa harus menunggu istri melakukan perintah untuk tunduk dan hormat kepada suami.

Demikian pula para isteri akan tunduk dan hormat kepada suami, tanpa harus menunggu suaminya mengasihi dia terlebih dulu.

Dalam praktik hal ini tidak mudah, tetapi kasih Agape adalah kasih yang tanpa syarat.

Mengapa karunia melakukan mujizat itu tidak istimewa, karena karunia itu bisa ditiru oleh Iblis.

Ketika Musa melakukan berbagai mujizat di depan Firaun, ada banyak mujizat yang bisa ditiru oleh para ahli atau dukun.

Misalnya ketika Musa dan Harun mengulurkan tangan ke sungai, lalu muncul katak yang memenuhi tanah di Mesir.

Para ahli di Mesir ternyata mampu melakukan hal yang sama -Keluaran 8:6-7.

Sampai taraf tertentu, Iblis mampu meniru untuk melakukan berbagai tindakan mujizat.

Tetapi Iblis tidak akan bisa meniru untuk melakukan tindakan kasih.

Kasih adalah kata benda dengan berbagai definisinya.

Tetapi itu tidak cukup, kasih harus menjadi kata kerja agar kasih memiliki dampak.

Mengasihi, mencintai, menyayangi adalah bentuk kata kerja dari kasih.

Langkah awal untuk mengasihi, kita wajib untuk memberikan maaf atau pengampunan kepada siapa pun.

Jika masih ada orang yang kita sukar untuk memaafkan, mulai lah dari orang tersebut, tanpa perlu menunggu orang tersebut datang untuk meminta maaf.

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan apa yang akan menjadi langkah-langkah awal untuk menerapkan tindakan kasih kepada sesama.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 23-24

Sabtu, 2 November 2024

SENJATA YANG DIPERLENGKAPI KUASA ALLAH

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

2 KORINTUS 10:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah orang yang dimaksudkan Paulus yang memaksa dia untuk bersaksi atas penyertaan Allah bagi dia?
  2. Bagaimana yang dimaksud Paulus bahwa dia tidak berjuang secara duniawi?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Lukas 10:3 ”Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”

Tuhan Yesus mengumpamakan murid-murid-Nya sebagai kawanan domba yang diutus untuk melayani di dunia yang dipenuhi kumpulan serigala.

Dan Alkitab mencatat bagaimana para murid ketika mereka melayani, mereka dihadapkan kepada banyak orang yang tidak percaya, mulai dari orang biasa, para ahli Taurat, orang Farisi hingga mereka yang memiliki jabatan politik.

Dan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan, banyak dari antara mereka yang dipenjara, disiksa bahkan dibunuh.

Dengan demikian analogi domba di tengah serigala itu sungguh nyata.

Rasul Paulus juga mengalami hal yang serupa, mereka yang menentang pelayanannya bukan hanya berasal dari masyarakat awam tetapi juga para ahli Taurat hingga para pejabat negara.

Dalam pelayanannya, Paulus menghadapi bahaya yang sangat nyata baik dari penyamun, orang-orang Yahudi maupun bukan Yahudi, juga dari saudara palsu, artinya mereka yang berpura-pura menjadi saudara seiman tetapi sesungguhnya mereka menanti waktu yang tepat untuk mencelakakan Paulus -2 Korintus 11:26.

Lalu apa yang Paulus lakukan untuk menghadapi semua itu? Dalam Kitab 2 Korintus 10:3-4  disebutkan: “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.”

Dalam menghadapi bahaya yang mengancam baik secara fisik maupun secara psikis misalnya melalui tuduhan dan fitnah dari saudara palsu.

Paulus tidak membalasnya secara fisik dengan mengangkat senjata, tetapi dengan senjata rohani yang diperlengkapi dengan kuasa Allah.

Apa sajakah senjata rohani tersebut? Dalam suratnya ke jemaat Efesus Rasul Paulus menjelaskan dengan panjang lebar bahwa yang dimaksud senjata rohani tersebut antara lain: ikat pinggang kebenaran, artinya hidup dalam kebenaran.

Jika Paulus tidak hidup dengan benar, dia hanya berpura-pura baik, maka akan sangat mudah bagi para pembenci Paulus untuk menghancurkan kredibilitas Paulus sebagai seorang rasul.

Kita umat percaya saat ini pun sedang diutus oleh Yesus seperti domba di tengah serigala.

Sebagai pegawai misalnya, kita bisa saja diminta oleh atasan kita di kantor untuk melakukan hal-hal yang tidak jujur dan bertentangan dengan nilai Alkitab.

Jika terjadi seperti itu, betapa yang dibutuhkan adalah hikmat Tuhan untuk kita bisa menolak dengan tegas tetapi sopan.

Hikmat itu lah salah satu senjata rohani yang kita butuhkan.

Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan tentang tantangan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana Iblis bekerja dan berusaha untuk menjatuhkan umat percaya melalui berbagai hal yang terjadi di kampus, di tempat kerja, dalam rumah tangga.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 21-22

Jumat, 1 November 2024

MAKANANKU ADALAH MELAKUKAN KEHENDAK BAPA

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOHANES 4:29-34

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Alkitab kadang menulis Kristus dan kadangkala menulis Yesus, apakah bedanya?
  2. Apakah makanan yang tidak dikenal oleh murid-murid Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yohanes 4:34  ”Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”.

Tujuan Yesus lahir di bumi sebagai Anak Manusia adalah karena Yesus ingin dan Yesus harus melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan mandat yang Yesus peroleh hingga tuntas.

Dan Alkitab mencatat bahwa Yesus telah menyelesaikan mandat itu secara tuntas.

Tiga setengah tahun masa pelayananNya, hari demi hari, jam demi jam yang Yesus telah lalui, tidak ada waktu yang terbuang dengan sia-sia, tidak ada perkataan yang terucap dengan sia-sia.

Iblis mencoba menggoda, merayu, membujuk Yesus dengan menawarkan kemuliaan dunia.

Dan Yesus sama sekali tidak tertarik, bahkan Yesus menghardik Iblis dengan mengatakan; “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:10).

Sebagai umat yang telah ditebus oleh kematian-Nya di kayu salib, kita tidak bisa membalas kasih dan anugerah-Nya.

Lalu bagaimana kita bisa melakukan hal yang bisa menyukakan hati Yesus? Dengan cara mengikuti teladan-Nya.

Kita tentu tidak dituntut untuk ikut disalibkan secara fisik, tetapi kita bisa “makan” makanan yang sama yang Yesus lakukan yaitu dengan melakukan kehendak Allah Bapa.

Darimana kita tahu kehendak Bapa, dari Firman-Nya. Firman Allah tidak hanya berisi janji-janji yang indah dan mulia yang dapat memberkati kita.

Tetapi Firman Allah juga tentang perintah-perintah yang jika kita lakukan, maka kita sedang menapaki jalan yang akan membawa kita menjadi semakin dewasa.

Apakah perintah-Nya? Tentu, ada banyak perintah Tuhan untuk kita lakukan.

Perintah untuk saling mengasihi, perintah untuk hidup dalam terang, perintah untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, perintah untuk memberitakan Injil dan memuridkan dan lain sebagainya.

Seorang anak kecil, mereka hanya bisa meminta dan senang jika permintaannya dikabulkan.

Tetapi ketika mereka beranjak dewasa, dan memahami makna bertanggung jawab, maka mereka tidak akan puas jika hanya diberi.

Mereka akan menuntut agar mereka juga dapat melakukan hal yang berat dan bisa berbagi atau memberi dari apa yang diperoleh dari usahanya.

Itulah kedewasaan, Tuhan ingin agar kita juga bertumbuh menjadi semakin dewasa, dan tidak terus menerus dalam rupa seorang bayi yang hanya bisa disuap dan diberi makanan yang lunak!

Saudara, kedewasaan rohani tidak ada hubungannya dengan kedewasaan biologis, kedewasaan rohani diukur, salah satunya dengan apakah kita selalu melakukan kehendak Bapa, atau lebih menyukai berdalih? Atau dalam bahasa anak muda, lebih suka ngeles?

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 19-20

Kamis, 31 Oktober 2024

MELAKUKAN TEPAT SEPERTI YANG TUHAN TETAPKAN

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KEJADIAN 6:18-22

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapakah yang berinisiatif dalam perjanjian mengenai bahtera Nuh?
  2. Bagaimana Nuh menanggapi perintah Allah dan perjanjianNya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, mungkin kita pernah mendengar cerita tentang Nuh membawa berbagai binatang berpasangan, jantan dan betina ke dalam bahtera sesuai firman Allah saat itu.

Pernahkah Saudara membayangkan, bagaimana seandainya jika Nuh menaati perintah Allah tetapi tidak 100%?

Barangkali ukuran bahtera dikurangi sedikit dari yang seharusnya?

Atau binatang yang dibawa tidak sepasang, yang penting ada perwakilannya?

Atau tata letak bahtera yang berbeda sedikit? Atau membawa makanan sedikit saja karena repot?

Mungkin ceritanya akan menjadi berbeda hari ini.

Para ibu pasti tahu rasanya ketika meminta anaknya mengerjakan sesuatu dan dikerjakan, tetapi tidak semuanya.

Para atasan juga pasti tahu rasanya ketika meminta bawahan untuk mengerjakan sesuatu, tapi ada yang dilewatkan karena bawahan merasa itu tidak perlu.

Ketaatan 99% sama saja dengan ketidaktaatan! 

Itu sebabnya, berulang-ulang Firman mencatat bagaimana para pahlawan iman adalah mereka yang melakukan TEPAT seperti yang Allah perintahkan.

Seringkali penghalang dari kita untuk taat 100% adalah karena kita tidak cukup percaya.

Kita ragu bahwa perintah Allah itu sungguh-sungguh akan mendatangkan kebaikan, atau kita berpikir caranya tidak harus seperti itu.

Entah bagaimana, kita berpikir kalau kita lebih tahu daripada Allah dalam hal menentukan cara dan tujuan.

Saudaraku, coba sadari dalam hal apakah kita sering tawar menawar dengan Tuhan.

Jangan-jangan kita sedang merasa lebih tahu yang terbaik dibanding Tuhan?

Mari Saudara, kita belajar untuk setia dalam perkara kecil.

Melakukan tepat seperti yang Dia mau karena tidak mungkin Dia merancangkan sesuatu yang buruk bagi anak-anakNya.

Adakah perintah Allah hari ini yang belum Saudara lakukan tepat seperti yang diperintahkanNya? Bertobatlah dan lakukan segera!

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 17-18

Rabu, 30 Oktober 2024

HIDUP MENURUT SEGALA KETETAPAN TUHAN

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YEHEZKIEL 36:25-27

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Bagaimana Allah mentahirkan kita?
  2. Apa yang Allah berikan kepada hati kita?
  3. Siapakah yang membuat kita bisa hidup menurut segala ketetapanNya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Semakin banyak ditemui kaum muda yang tidak lagi mau terikat di bawah aturan apalagi agama.

Kata yang paling disukai adalah ‘KEBEBASAN’.

“Saya ingin bebas secara finansial.”

“Saya ingin bebas melakukan apapun yang saya suka.”

“Saya ingin bebas berhubungan dengan siapa saja yang saya mau.”

Tidak banyak diantara kaum pejuang kebebasan yang mendengungkan bahwa kebebasan tidak pernah bisa berdiri sendiri.

Kebebasan pada akhirnya selalu berkaitan dengan tanggung jawab dan konsekuensi.

Mereka yang “bebas” merokok, ternyata pada akhirnya justru diperbudak oleh rokok.

Mereka yang “bebas” menggunakan HP, ternyata pada akhirnya merasa kesulitan untuk tidak menggunakan HP-nya barang satu hari saja.

Pada kenyataannya, mustahil kita bisa lepas dari berhala dengan mengandalkan kekuatan sendiri.

Karena sangat mudah bagi kita untuk memberhalakan sesuatu dalam rangka mengejar kebebasan dan kebahagiaan diri.

Namun Allah berjanji, bahwa Ia sendiri akan mentahirkan kita dari segala kenajisan dan berhala-berhala kita.

Ia akan memberikan hati yang baru dan roh yang baru.

Ia akan menjauhkan dari tubuh kita hati yang keras dan memberikan kepada kita hati yang taat.

Ia yang membuat kita bisa hidup menurut segala ketetapanNya.

Sebuah janji yang sangat indah dan melegakan, bahwa kita tidak harus berjalan sendiri dalam perjalanan iman kita di dunia ini.

Ia memberi perintah, Ia juga yang menolong kita untuk menjalankan perintahNya.

Jika saja semua orang Kristen menyadari bahwa Kebebasan Sejati justru diperoleh di dalam penundukkan kepada firmanNya, maka banyak sekali konflik pribadi dan konflik bersama yang akan terselesaikan dengan lebih mudah.

Namun tentu saja, semua ini adalah proses yang perlu kita jalani bersama.

Mari kita mengaminkan janjiNya dalam setiap proses hidup kita, bahwa kita dimampukan untuk mengikuti seluruh ketetapan Tuhan karena kasihNya yang besar atas kita.

Diskusikanlah dengan rekan PA Saudara bagaimana caranya agar bisa berjalan dalam seluruh ketetapan Tuhan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 14-16

Selasa, 29 Oktober 2024

MENCONDONGKAN HATI MELAKUKAN FIRMAN TUHAN

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 119:111-114

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang menjadi kegirangan hati Daud?
  2. Bagaimana ketetapan ahti Daud terhadap ketetapan-ketetapan Tuhan?
  3. Kepada apakah Daud berharap?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Komitmen Daud yang luar biasa tercermin dari kata-katanya dalam Mazmur 119:112 “Telah KUCONDONGKAN hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapanMu untuk selama-lamanya sampai saat terakhir”

Condong adalah sebuah kata kerja dimana kita memiringkan sesuatu ke arah tujuan.

Kalau kita condong ke kiri, kita akan otomatis miring bahkan jatuh ke sisi kiri, dan sebaliknya.

Hal ini terlihat jelas saat kita menyetir sepeda motor atau sepeda.

Sangat sulit mengarahkan kendaraan ke kanan, kalau tubuh kita malah condongnya ke kiri.

Hari ini kita diperhadapkan mau mencondongkan hati kita ke mana? Ke arah Firman Tuhan atau ke arah dunia?

Banyak orang ingin merasakan berkat firman Tuhan, tapi hatinya tidak dicondongkan kepada Firman.

Perhatian kita teralih melihat dunia yang tampaknya lebih menarik dari Firman, tubuh kita condong kesana, namun tangannya tetap berusaha menggapai hal-hal rohani.

Contoh sederhana saat bangun pagi hari, tangan kita dengan cepat mengambil HP.

Rencananya membaca Alkitab tapi begitu banyak pengalihan dari pesan WA, sosmed, promo online, game, dll.

Sebagai anak Tuhan, kita tetap kok baca Alkitab tapi “sambil”…..

Akhirnya pagi pun berlalu, dan kita tidak ingat apa yang kita baca di Alkitab kita hari itu. Hal yang sama berulang setiap hari, bahkan saat ibadah, saat persekutuan, dst.

Saudara, di zaman yang penuh pengalihan ini mari kita mendisiplinkan diri dengan belajar FOKUS.

Condongkan hati kita dengan jelas kepada apa yang Tuhan mau dengan menyingkirkan pengalihan yang tidak perlu.

Kita tidak bisa setengah-setengah atau mendua hati, karena orang yang mendua hati tidak akan tenang hidupnya -Yakobus 1:7.

Melakukan Firman adalah sebuah keputusan bukan perasaan.

Terkadang secara perasaan, kita tidak ingin melakukannya.

Lebih mudah marah dan membalas, daripada mengampuni.

Lebih mudah tidur-tiduran daripada bangun dan merenungkan firman atau pergi melayani.

Namun, jika kita menetapkan hati seperti Daud, maka sekalipun ada godaan dan tantangan yang datang, iman kita semakin teguh dan tidak goyah.

Renungkanlah apakah hari ini hati Saudara condong kepada Allah? Jika tidak, apa yang menjadi penghalangnya? Bagikanlah kepada pembimbing Saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 12-13

Senin, 28 Oktober 2024

FIRMANMU TERANG BAGI JALANKU

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 119:101-105

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Bagaimana Daud berpegang pada firman Tuhan?
  2. Seperti apa Daud mengumpamakan janji Tuhan?
  3. Apa peran Firman Tuhan bagi Daud?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Apakah Saudara pernah mengalami berjalan dalam kegelapan pekat?

Mungkin saat di rumah tiba-tiba mati lampu, atau saat menyetir kendaraan tapi tidak ada lampu jalan.

Gelap membuat kita merasa was was dan takut.

Kita ingin cepat-cepat mencari terang supaya merasa lebih tenang dan aman dan betapa ada rasa lega yang luar biasa ketika kita menemukannya bukan?

Kadang kita mengalami kegelapan dalam hidup yang lebih gelap dari mati lampu dan tidak ada lampu jalan.

Saat masalah datang bertubi-tubi dan sepertinya tidak selesai-selesai.

Saat ketidakpastian terus membayangi.

Apa yang bisa kita lakukan agar menemukan pegangan dalam kegelapan dan melihat terang?

Daud berkata bahwa FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Dapatkah Saudara membayangkan bahwa satu kata dariNya mendatangkan terang dan menjadi pelita bagi hidup Saudara yang saat ini di tengah kegelapan?

Kesaksian dari Fanny Crosby membuktikannya.

Fanny Crosby lahir di Southeast, New York pada 24 Maret 1820.

Ia menderita infeksi mata saat bayi yang akhirnya menyebabkan ia buta.

Tidak lama setelah itu, ayah Fanny meninggal.

Ibunya yang menjadi janda pada umur 21 tahun dan harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sehingga Fanny dititipkan kepada neneknya.

Neneknya memberikan banyak pengajaran tentang iman kepada Kristus.

Fanny Crosby pernah mengatakan “Jika aku punya sebuah pilihan, aku akan tetap memilih untuk tetap buta karena ketika aku mati, wajah pertama yang akan kulihat adalah wajah Juru selamatku.”

Pernyataan iman yang luar biasa dari seorang buta yang mengalami kegelapan secara jasmani tapi tetap bersyukur atas apa yang terjadi dalam hidupnya.

Bahkan Fanny Crosby menulis 8000 hymne tentang Tuhan, yang menjadi wujud perjalanan imannya bersama dengan Tuhan.

Kegelapan tidak pernah mengelapkan bagi Allah, karena Dia adalah terang itu sendiri.

Mari pastikan kita menjadikan Firman Tuhan sebagai pelita bagi langkah-langkah hidup kita.

Sama seperti berjalan dalam lorong panjang yang gelap, mungkin ujungnya belum kelihatan, tapi terang yang bersama kita akan menolong kita melangkah.

Saudaraku, apakah kau rindu untuk mengalami firman yang mendatangkan terang, sama seperti yang dialami oleh Daud?

Maukah kau mengalami firman yang yang akan menjadi pelita bagi hidupmu?

Apa Firman Tuhan secara spesifik yang menjadi pelita bagi hidup Saudara saat ini? Bagikanlah dengan pembimbing Saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 10-11

Minggu, 27 Oktober 2024

PELAKU FIRMAN

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YAKOBUS 1:19-24

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah?
  2. Bagaimana seharusnya sikap ketika terhadap Firman Tuhan?
  3. Disamakan dengan apa ketika kita tidak menjadi pelaku Firman dan hanya mendengar saja?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Suatu hari, ada seorang Bapak kaya raya yang ingin belajar berenang.

Kebetulan beliau tidak pernah belajar berenang. Dari dulu dia sangat takut pada air.

Dan di masa tuanya, dia merasa perlu untuk belajar.

Demi cita-citanya untuk bisa berenang, ia mulai membaca berbagai buku tentang renang.

Ia mendengarkan banyak podcast dan menonton video-video pelatihan gaya renang yang efektif dari guru-guru renang yang sangat professional.

Ia juga membeli celana dan kacamata renang yang terkini dan termahal, dimana semua fitur ada disana, mencoba memakainya di depan kaca sambil mengangguk-angguk karena terlihat keren dengan peralatan renang yang dia miliki.

Hanya satu yang tidak dilakukannya.

Bapak ini tidak pernah turun ke kolam renang untuk mencoba semua yang sudah dipelajarinya karena ia terlalu takut pada air.

Menurut Saudara, kira-kira apakah Bapak ini akhirnya bisa berenang?

Mungkin kita tertawa mendengar cerita ini.

Rasanya tidak masuk akal, ingin belajar sesuatu tapi tidak pernah mencoba mempraktekannya sendiri.

Sayangnya, banyak anak Tuhan yang seperti ini…

Kita membaca Alkitab, datang ke ibadah minggu, mendengarkan kesaksian dan khotbah di youtube, mengisi pikiran dengan berbagai pengetahuan Alkitab, tapi tidak mau mempraktekannya dalam hidup sehari-hari.

Maka tidak heran, dia mengalami berbagai kekalahan dalam hidup.

Tapi anehnya, dalam kekalahan itupun, dia masih menyalahkan Tuhan atau orang-orang sekitar, sama seperti si bapak yang ingin berenang menyalahkan guru-guru renang yang ada karena dia masih saja takut air.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah mengalaminya?

Apakah ada area kekalahan yang sedang kita hadapi akhir-akhir ini?

Saudaraku, terkadang menjadi pelaku Firman memang terasa sulit.

Tetapi sama seperti kita belajar sesuatu yang baru, ketika dilakukan satu langkah demi satu langkah, yang awalnya sulit akan berubah menjadi lebih mudah.

Kita semua pernah melewati proses belajar berjalan ketika kecil.

Tidak ada bayi yang tiba-tiba bisa jalan atau berlari bukan? Namun, ketika usia mereka mendekati satu tahun, dengan tertatih-tatih dan terjatuh-jatuh mereka belajar berjalan dan semakin besar mereka bisa berlari dan melompat.

Saudara, mari kita menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar.

Lakukan saja apa yang Saudara tahu hari ini, sekalipun terasa sulit dan kadang dalam pelaksanaannya Saudara tertatih-tatih.

Mari buktikan sendiri betapa Firman itu berkuasa dalam hidup Saudara!

Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara apa kesulitan untuk mempraktekkan firman dan bagaimana dampaknya ketika Saudara benar-benar mempraktekannya?

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 8-9

Sabtu, 26 Oktober 2024

BAPA YANG MEMBERI PEWAHYUAN

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 16:13-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 16:16-17.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Menurut pandangan orang banyak siapakah pribadi Yesus?
  2. Siapakah pribadi Yesus menurut Petrus? Dan siapakah yang mewahyukannya?
  3. Apakah dampak dari pewahyuan dari Bapa tentang Yesus terhadap kehidupan Petrus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam perjalanan hidup kita secara rohani perlu pengenalan yang akurat tentang Yesus Kristus.

Orang banyak memahami bahwa Yesus adalah salah seorang nabi. Tetapi Petrus memahami bahwa Yesus bukanlah hanya salah seorang nabi melainkan Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.

Pemahaman tersebut bukan rekayasa pikirannya tetapi karena diwahyukan oleh Bapa.

Pewahyuan itu menyebabkan seluruh aspek hidup dari Petrus sangat berubah dimana hidupnya menjadi kuat dan penuh kemenangan, dari Simon bin Yunus menjadi Petrus.

“Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Matius 16:17-19).

Bagi kita orang yang percaya, Bapa yang sama juga dapat memberi pewahyuan yang sama kepada kita tentang Yesus Kristus sehingga hidup kita mengalami transformasi karena kita akan memahami jati diri kita yang sesungguhnya seperti Yesus ketika Bapa mewahyukan kepada Dia bahwa Ia adalah Anak Allah maka iblis tidak berani mencobai Dia kembali.

Kita dapat mengalami pewahyuan oleh Bapa tentang Yesus Kristus dengan cara berdoa seperti yang dilakukan oleh Rasul Paulus terhadap jemaat di Efesus.

Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya.” (Efesus 1:15-19).

Tujuan Bapa memberikan pewahyuan kepada kita adalah agar kita tahu siapa Yesus buat kita dan siapa kita di dalam Yesus.

”Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.” (Efesus 1:22-23).

Hal ini penting kita alami yaitu pewahyuan dari Bapa tentang Yesus agar kita dapat memiliki karakter Yesus dan hidup berkemenangan dalam segala hal.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana dampak dalam kehidupan saudara dari pewahyuan oleh Bapa tentang Yesus adalah Tuhan dan Mesias.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 6-7

Jumat, 25 Oktober 2024

SEMPURNA SAMA SEPERTI BAPA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 5:43-48

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 5:48.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Menurut ajaran dunia bahwa kita harus mengasihi sesama namun bagaimana terhadap musuh-musuh kita?
  2. Apakah ajaran Yesus tentang hal musuh kita dan orang-orang yang menganiaya kita?
  3. Menurut saudara bagaimana bentuk kesempurnaan kasih Bapa terhadap sesama kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Menurut ajaran dunia ini bahwa kita harus mengasihi sesama tetapi membenci musuh kita dimana menurut pandangan mereka seolah-olah musuh kita bukanlah manusia.

Tetapi Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengasihi musuh kita dan berdoa bagi orang-orang yang menganiaya kita.

“Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.” (Imamat 19:18).

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Matius 5:39).

Yesus mengajarkan demikian agar kita melihat dan menghidupi kasih Bapa yang sempurna dimana Bapa mengasihi orang yang baik dan jahat.

Bapa menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, Bapa yang sama juga menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

Karena kita adalah anak-anak Bapa maka kita harus mengasihi orang lain seperti Bapa mengasihi orang lain.

Sebab dunia ini hanya dapat mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka dan memberi salam kepada orang-orang yang mengasihi mereka.

Dan supaya kita berbeda dengan dunia ini maka kita harus mengasihi orang lain termasuk musuh kita sehingga kita merepresentasikan Bapa yang sempurna dalam mengasihi.

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:48).

“Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.” (Imamat 19:2).

Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu.” (Ulangan 18:13).

Marilah kita hidup dalam kesempurnaan kasih Bapa dalam mengasihi manusia dengan segala keadaan dan kondisi mereka dengan cara hidup mengampuni orang lain, tidak mementingkan diri sendiri dan menerima orang lain apa adanya.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara menerapkan kehidupan kasih terhadap orang lain seperti kasih Bapa yang sempurna.

Pembacaan Alkitab Setahun

Lukas 4-5