Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 6:25.
Terhadap hal-hal apakah kita tidak boleh kuatir?
Jika demikian mengapa kita tidak boleh kuatir?
Bagaimana caranya agak kita tidak kuatir akan hidup kita, akan apa yang hendak kita makan, minum dan pakai?
Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat membutuhkan makanan, minuman, dan pakaian.
Namun Tuhan mengajarkan kepada kita agar kita tidak boleh kuatir dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Sebab jika kita hidup dalam kekuatiran maka kita tidak dapat menjalankan kehidupan sehari-hari dimana akan muncul ketakutan, kecemaran, karena kita tidak percaya kepada kasih dan kuasa Tuhan yang berdaulat atas seluruh kehidupan klta.
Jika demikian bagaimanakah agar kita tidak kuatir akan kebutuhan hidup kita?
Pertama-tama, kita harus fokus kepada Tuhan dan Firman-Nya, dengan demikian kita menjadi senantiasa memiliki kepercayaan yang penuh kepada Tuhan dan tidak berjalan dengan fakta-fakta yang ada tetapi berpegang terguh terhadap Firman Tuhan.
Seperti yang Firman Tuhan katakan dalam Yeremia 29:11”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Jika kita fokus kepada Tuhan dan Firman-Nya maka kita percaya bahwa Tuhanlah yang senantiasa memelihara kehidupan kita sehingga kita tidak perlu kuatir.
Yang kedua, kita harus menyatakan segala keinginan kita kepada Tuhan dalam doa dan permohonan. ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6).
Hal tersebut kita lakukan sampai kita dimerdekakan dari kekuatiran dan dikuasai oleh damai sejahtera Tuhan.
”Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:7).
Tuhan senantiasa memerdekakan kita dari segala bentuk kekuatiran dalam kehidupan kita.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara senantiasa dimerdekakan oleh Tuhan dalam berbagai bentuk kekuatiran.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 14:17.
Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman yang tidak kekal. Jadi soal apakah Kerajaan Allah itu?
Jika kita fokus kepada Kerajaan Allah secara benar maka kepada siapakah kita berkenan?
Dan apakah sikap orang lain terhadap kita jika kita fokus kepada Kerajaan Allah secara benar?
Kerajaan Allah adalah tentang pemerintahan Allah bagi dunia ini juga terhadap hidup kita.
Dimana Allah berdaulat dan memiliki seluruh kehidupan kita sehingga di dalamnya ada kekekalan dan tidak tergoncangkan, itulah sebabnya Tuhan menyatakan bahwa Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman yang tidak kekal sehingga kita tidak boleh fokus kepada makanan dan minuman.
Mengapa Tuhan memberi pernyataan agar kita tidak fokus kepada persoalan makanan dan minuman?
Karena harus kita akui bahwa seluruh manusia di muka bumi sangat membutuhkan kebutuhan kehidupan sehari-hari yaitu makanan dan minuman.
Bahkan ada banyak orang menjadi kuatir dan mengejarnya sehingga manusia mulai mencintai dunia ini dengan segala isinya termasuk di dalamnya adalah uang sehingga terjatuh ke dalam berbagai pencobaan dan dijerat oleh berbagai hawa nafsu yang hampa dan mencelakakan sehingga menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Itulah sebabnya Tuhan mengajarkan agar ktia fokus kepada Kerajaan Allah secara benar, bukan kepada makanan dan minuman dimana hal tersebut tidaklah kekal tetapi kepada kepada hal-hal yang kekal yaitu kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus, jadi kita harus hidup dan tinggal dalam kebenaran, hidup dalam damai sejahtera dan hidup dengan sukacita.
Dengan demikian kita harus hidup fokus kepada Yesus yang adalah kebenaran, sumber damai sejahtera dan sumber sukacita kita, sehingga kita tidak kuatir sedikit pun akan kebutuhan hidup sehari-hari dalam hal makanan dan minuman.
Caranya adalah dengan mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan segenap akal budi.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara tetap fokus kepada Kerajaan Allah secara benar.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan pemerintahan Allah?
Siapakah yang akan memerintah sebagai raja?
Apakah anak-anak Tuhan ditetapkan juga menjadi raja?
“Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Wahyu 11:15).
Saudara, memerintah sebagai raja adalah ketetapan Allah bagi kita semua, sebab Tuhan Yesus adalah Raja segala raja.
Allah memberikan kuasa kepada kita untuk memerintah.
Alkitab dimulai dengan perintah Allah kepada manusia pertama untuk berkuasa (menjadi raja) :
“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).
dan diakhiri dalam kitab Wahyu juga untuk memerintah sebagai raja.
“Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Wahyu 22:5).
Saudara, Allah menetapkan kita untuk berkuasa (memerintah sebagai raja) dalam kehidupan kita.
Setelah menerima anugerah kebenaran, kita memiliki kuasa memerintah atau kuasa kerajaan.
Ketika kita berbicara tentang menjadi raja, kita sedang berbicara tentang pengaruh.
Raja adalah orang yang mempengaruhi wilayah kekuasaannya.
Saudara, Allah ingin kita menjadi orang-orang yang berpengaruh (raja) dalam berbagai bidang kehidupan.
Bukan menjadi raja dengan kerajaan, istana, dan pasukan.
Allah ingin kita jadi orang yang mempengaruhi dunia dengan nilai-nilai sorga.
Allah ingin saudara menjadi orang yang berpengaruh dalam bidang politik, ekonomi dan bisnis, pendidikan, kesehatan, media, hiburan dan lainnya.
Tentu saja sesuai dengan talenta yang diberikan.
Allah tidak ingin kita menjadi orang yang dipengaruhi dunia ini, tetapi menjadi orang yang mempengaruhi dunia ini.
Kita mengenal istilah raja kuliner, raja band, raja musik, raja properti, raja jalanan dan raja-raja lainnya.
Mereka berpengaruh dalam bidangnya, oleh karena itu disebut raja.
Renungkanlah, apakah saudara sudah menjadi raja dalam hidup saudara?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang dimaksud dengan benih lalang?
Siapakah yang dimaksud dengan benih yang baik?
Apakah akhir kisah lalang dan benih yang baik itu?
“Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”(Matius 13:43).
Tuhan Yesus mengajarkan kerajaan Sorga dengan memberikan perumpamaan tentang lalang dan benih yang baik.
Perumpamaan itu disampaikan kepada orang banyak, Kemudian saat bersama murid-murid-Nya Yesus menjelaskan arti perumpamaan tersebut.
Dalam dunia ada dua benih yaitu benih dari Tuhan Yesus yaitu anak-anak Allah (diumpamakan benih gandum) dan anak-anak si jahat (yang diumpamakan lalang).
Sama seperti seorang menabur benih dan mengolahnya pasti mengharapkan dan menantikan saat untuk menuai.
Saat menuai gandum, yang diharapkan dan dikumpulkan hanya gandum, sedangkan lalang tidak diharapkan dan dibuang untuk dibakar.
Demikian juga kehidupan anak-anak Tuhan di bumi akan berakhir dan digantikan dalam kehidupan baru di langit baru bumi baru.
Saat itulah akan terlihat anak-anak Allah bercahaya dalam kerajaan Allah, sebaliknya lalang dibakar dalam perapian yang menyala-nyala.
Saudara, sebagai benih-benih Kristus di bumi, Allah menanam kita dengan maksud supaya kita menghasilkan buah yang akan di tuaiNya kelak.
Allah mengharapkan buah dari kehidupan anak-anak-Nya di bumi.
Yohanes 15:16 “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap…”
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana supaya terus menerus berbuah
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah maksudnya penurut-penurut Allah?
Apakah maksudnya hidup dalam kasih?
Siapakah yang menjadi contoh hidup dalam kasih dan menjadi penurut Allah?
“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” (Efesus 5:1-2).
Paulus menasihati jemaat di Efesus untuk menjadi penurut Allah.
Dalam bahasa Yunani Perjanjian baru, kata penurut adalah mimētḗs (akar kata bahasa Inggris, mimic, “orang yang meniru, meniru”) – tepatnya, peniruan positif yang muncul dengan mengagumi pola yang ditetapkan oleh seseorang yang layak ditiru, yaitu seorang mentor yang memberikan contoh yang tepat, artinya adalah peniru (imitator).
Tentu saja dalam hal ini Paulus memerintahkan jemaat untuk terus menerus secara aktif berusaha meniru kehidupan Yesus.
Dari ayat di atas, ada dua hal yang menjadi perintah Rasul Paulus untuk meniru Yesus, yaitu : seperti anak-anak yang di kasihi Allah dan hidup dalam kasih seperti Yesus yang telah mengasihi.
Yang dimaksud dengan anak-anak terkasih adalah mereka yang secara pribadi terus mengalami kasih Allah yang tidak bersyarat itu.
Perintah yang berikut adalah untuk senantiasa hidup dalam kasih (Walk in love).
Saudara, orang-orang yang berusaha terus meneladani atau mencontoh hidup Yesus akan terus berusaha untuk mengalami kasih Allah dan hidup di dalam kasih Allah.
Dan mereka yang menjadi peniru-peniru Tuhan Yesus akan mendapat bagian dari kerajaan Allah.
Apakah yang dimaksud dengan mendapat bagian? Dalam bahasa Inggris menggunakan “inheritance” atau mendapatkan warisan.
Hanya orang-orang yang terus menerus berusaha meniru Yesus dan hidup dalam kasih-Nya akan mewarisi apa yang ada di dalam kerajaan Allah.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana caranya menjadi peniru-peniru Allah
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah syarat untuk melihat kerajaan Allah?
Apakah yang dimaksud dengan dilahirkan kembali?
Siapakah yang melahirkan barukan orang berdosa?
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21).
Matius 7:21-23 yang menjadi renungan kita adalah bagian dari kotbah Yesus paling panjang dan paling berpengaruh, yaitu kita kenal dengan kotbah di Bukit.
Matius mencatat kotbah itu dalam 3 pasal, yaitu pasal 5 sampai dengan pasal 7.
Dalam Kitab Matius, istilah kerajaan Allah hanya ditulis beberapa kali, Matius lebih sering menggunakan istilah kerajaan sorga, walaupun memiliki esensi yang sama.
Matius sebagai seorang Yahudi dan menuliskan Injil Matius untuk orang Yahudi menghindari penggunaan kata Allah.
Buat orang Yahudi, tabu menggunakan kata Allah (YHWH).
Sementara dalam Lukas menggunakan kata Kerajaan Allah, karena memang ditujukan kepada orang-orang Yunani.
Syarat untuk masuk kerajaan Allah adalah ketaatan kepada kehendak Bapa.
Orang-orang yang taat kepada kehendak Bapa adalah orang-orang yang sudah percaya Yesus, dilahirkan kembali dan kemudian bertumbuh dalam ketaatan.
Seseorang yang belum lahir kembali tidak memiliki kekuatan untuk taat kepada kehendak Bapa.
Saudara, sangat mungkin orang yang belum dilahirkan kembali melayani Tuhan dan menggunakan nama Tuhan dalam doa-doanya.
Sejarah mencatat, Flavius Valerius Constantinus lahir pada 27 Februari 280 di Naissus (sekarang Serbia) dan besar di istana Nicomedia (sekarang Turki).
Dia adalah kaisar Romawi pertama yang memeluk agama Kristen sekaligus membuka jalan bagi perkembangan Kristen di Eropa.
Saat itu Kaisar menetapkan Kristen menjadi agama negara, sehingga banyak orang yang menjadi Kristen tanpa percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh.
Itulah awal kegelapan gereja, dimana tidak perlu lagi ada penginjilan.
Generasi sesudahnya gereja dipimpin orang-orang yang tidak mengenal Yesus.
Yesus tidak lagi menjadi fokus gereja, karena digantikan tradisi agama yang dibangun manusia.
Saudara, ciri orang yang lahir baru adalah mereka suka melakukan kehendak Bapa atau taat kepada firman-Nya.
Dari buahnya-lah kita dapat menilai seseorang apakah percaya Yesus atau hanya sekedar beragama Kristen.
Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah hubungan lahir baru dan ketaatan kepada kehendak Bapa.