Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang datang melihat bayi Yesus?
Dan apa yang mereka lakukan?
Selain kepada para gembala, berita tentang kelahiran Yesus juga disampaikan kepada orang majus.
Lalu siapakah yang dimaksud dengan orang majus? Alkitab mencatat bahwa orang majus berasal dari Timur Yerusalem, mungkin dari Persia atau Iran di masa kini.
Disebut orang majus karena mereka adalah orang yang bijaksana, orang pandai.
Dan orang majus ini melihat dari kejauhan, bintang yang akhirnya menuntun mereka hingga tiba di Betlehem.
Tetapi sebelum mereka tiba di Betlehem, mereka bertanya-tanya kepada penduduk Yerusalem tentang seorang raja yang baru lahir.
Pertanyaan orang majus ini menjadi viral hingga didengar oleh seluruh penduduk Yerusalem, termasuk raja Herodes.
Herodes yang merasa tersaingi dengan kelahiran seorang raja dengan tanda-tanda yang begitu ajaib, berusaha untuk mencari dan membunuh bayi Yesus.
Tetapi malaikat Tuhan yang mengetahui niat jahat Herodes, segera meminta Yusuf, Maria dan bayi Yesus untuk mengungsi ke Mesir.
Bagi Herodes, berita kelahiran Yesus menyebabkan ketakutan dan kekawatiran.
Tetapi bagi orang majus, kelahiran Yesus memberikan sukacita besar.
Karena sukacita, ketika bertemu dengan Yesus, merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Saat ini, berita atau kabar baik yang disampaikan Kristus akan disambut dengan sukacita besar bagi mereka yang haus dan lapar akan kebenaran.
Tetapi bagi mereka yang masih dibutakan oleh si Jahat, kabar baik atau Injil keselamatan itu akan mereka cibir, ejek atau bahkan hina.
Sehingga adalah tugas kita orang yang sudah percaya, agar lebih banyak lagi orang yang dapat mendengar Injil Keselamatan dan menjadi percaya.
Ketika seseorang menjadi percaya, maka akan nada sukacita sejati yang mereka rasakan.
Sukacita yang hanya dapat dipahami dan dirasakan oleh mereka yang secara pribadi dipindahkan dari maut kepada hidup yang kekal.
Peter Wagner menyatakan bahwa ada sepuluh gradasi orang yang menolak Injil hingga mereka siap untuk menerima Injil.
Orang yang atheis, mereka yang sama sekali tidak percaya akan Allah berada pada posisi minus sepuluh (-10).
Dan mereka yang siap untuk menerima Injil ada pada posisi nol (0).
Ketika kita memberitakan Injil, mungkin mereka tidak langsung menerima Kristus sebagai Juru Selamat, tetapi sangat mungkin mereka sudah mulai terbuka, itu artinya mereka sudah berpindah dari minus yang besar ke minus yang semakin kecil.
Jadi tidak ada usaha pemberitaan Injil yang sia-sia. Harapan kita adalah agar semakin banyak orang yang mendengar Injil keselamatan dan mengalami kelahiran baru.
Mereka dipindahkan dari nol ke positif satu (+1).
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk memberitakan Injil Keselamatan kepada mereka yang kita kenal atau pun orang asing.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kepada siapa Allah berjanji akan tinggal di antara mereka?
Apa yang Allah akan lakukan ketika Allah ada di antara mereka?
Zefanya 3:16 ”Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.”
Firman Tuhan ini secara spesifik memang ditujukan kepada Yerusalem, lebih spesifik kepada Sion sebagai penghuni Yerusalem.
Dengan demikian Sion juga bisa berarti manusia penduduk Yerusalem.
Dan kita sebagai umat percaya di Perjanjian Baru, kita juga bisa mempercayai bahwa kita juga adalah Sion-Sion rohani, yaitu umat yang sudah ditebus oleh darah Kristus.
Menurut Firman di atas, Tuhan mengatakan agar tangan kita jangan menjadi lemah lesu, mengapa? Jawabannya ada di ayat 17-20.
Zefanya 3:17“TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,…”
Ya, kita tidak perlu lemah dan lesu oleh karena Tuhan ada bersama dengan kita.
Dan karena Tuhan ada bersama dengan kita, maka sesuai ayat 17 hingga 20, Ia menjanjikan:
Memberi kita kemenangan
Ia bergirang karena kita
Ia memperbarui kita dengan kasih-Nya
Ia bersorak karena kita
Ia akan mengangkat malapetaka dari kita
Ia akan bertindak kepada orang yang menindas kita
Ia akan menyelamatkan yang pincang
Jika ada yang mendapat malu, maka Tuhan akan ubahkan itu menjadi kepujian
Ia akan membuat kita menjadi kepujian dan menjadi ternama.
Semua janji itu tentu tidak berlaku secara otomatis, janji Tuhan itu akan terwujud jika kita menerimanya dengan iman dan selanjutnya kita bertindak sesuai tuntunan dan arahan Tuhan.
Lalu darimana kita tahu tuntunan dan arahan Tuhan? Kita akan semakin peka untuk mengenali tuntunan Tuhan jika kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.
Hubungan dengan Tuhan bisa terwujud jika kita memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan yang bisa kita wujudkan melalui doa, pujian dan penyembahan, melalui pembacaan dan perenungan Firman Tuhan.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan tentang hal-hal praktis untuk mengenal suara Tuhan, pimpinan Roh dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah yang berbicara kepada para gembala?
Apakah pesan utama yang disampaikan?
Sebelum Yesus lahir di bumi, Allah memberikan petunjuk tentang rencana kedatangan-Nya.
Dan Alkitab mencatat dengan jelas bahwa pesan itu disampaikan oleh malaikat dan disampaikan kepada para gembala.
Dan apa yang disampaikan oleh malaikat kepada para gembala, sesungguhnya itu adalah penegasan atas apa yang dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama.
Misalnya apa yang disampaikan oleh nabi Yesaya.
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”(Yesaya 7:14).
Atau apa yang dinubuatkan oleh nabi Mikha.
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”(Mikha 5:1).
Yang menjadi pertanyaan, mengapa ketika Yesus sudah lahir, malaikat menyatakannya kepada para gembala, bukan kepada para imam, nabi atau raja?
Mengapa bukan kepada raja, karena raja juga berfungsi sebagai tokoh politik dan Yesus datang sama sekali tidak ada hubungan dengan politik.
Mengapa bukan kepada imam dan nabi, karena berita yang disampaikan adalah peristiwa yang sudah terjadi, bukan yang akan terjadi, jadi ini bukan nubuatan.
Lalu mengapa kepada para gembala?
Pertama, karena gembala adalah orang yang biasa bertanggung jawab dengan tugasnya, yaitu menggembalakan hewan.
Dan gembala adalah salah satu pekerjaan yang paling awal dicatat di Alkitab.
Kita tentu ingat bahwa Habel mempersembahkan kambing domba kepada Allah, itu karena dia adalah seorang gembala.
Alasan kedua, Yesus sendiri kelak akan menjadi seorang gembala, bukan gembala hewan, tetapi sebagai Gembala umat manusia seperti ditulis dalam Yohanes 10:11“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”
Berita tentang kelahiran Yesus disebut sebagai kesukaan yang besar.
Karena Yesus datang, bukan hanya memberikan janji tetapi Dia juga adalah bukti tentang kasih Allah kan dunia.
Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Yesus adalah penggenapan dari kasih Allah.
Dan kepada mereka yang percaya pada perkataan-Nya, maka jiwanya akan diselamatkan, hidupnya akan diubahkan.
Bukankah itu berita yang sangat luar biasa? Berita yang menjadi kesukaan besar bagi seluruh orang yang percaya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu ketika pertama kali engkau mendengar berita Injil Keselamatan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Bagaimanakah kita harus mempersembahkan tubuh kita?
Apakah yang seharusnya kita alami ketika tidak menjadi serupa dengan dunia ini?
Apa yang dinasihatkan oleh penulis kitab Roma agar tidak kita lakukan?
Tidak terasa kita sudah di penghujung tahun 2023 dan akan segera memasuki tahun 2024.
Mungkin sebagian dari kita sedang berlibur atau masih sibuk bekerja mengejar ketertinggalan target tahun 2023.
Mungkin sebagian dari kita sudah mulai membuat target dan resolusi tahun 2024.
Apapun yang sedang direncanakan untuk dilakukan hari ini, kita sadar bahwa tahun 2023 akan segera berlalu dengan seluruh pengalaman dan emosi yang dirasakan.
Ada keberhasilan dan kegagalan yang kita alami.
Ada pengalaman yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.
Bagaimana caranya kita bisa mengakhiri tahun ini dengan sukacita dan hati yang tertuju kepada Tuhan?
Setidaknya ada 3 hal yang diingatkan bagi kita melalui pembacaan Alkitab hari ini :
Persembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah. Hidup adalah anugerah dan ketika kita mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah, itu menjadi ibadah yang sejati dan akan mendatangkan sukacita.
Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi, sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah. Jangan lagi mau dikenakan kuk perhambaan dengan mengikuti standard dunia karena Yesus sudah menebus semuanya di kayu salib. Kehendak Allah selalu mendatangkan kebaikan bagi kita, inilah yang menjadi pengharapan bagi kita.
Janganlah memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan. Kuasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kita secara special.
Selama kita hidup akan selalu ada tantangan dan masalah yang perlu dihadapi, dan sebenarnya di tengah semua hal itu juga ada berkat dan sukacita yang bisa dirasakan.
Namun seringkali kita lebih berfokus kepada hal-hal yang negatif.
Kita mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi, menyesali hal-hal yang tidak bisa diubah, dan mengharapkan sesuatu terjadi di luar sana daripada di dalam diri.
Kita memikirkan hal-hal yang terlalu tinggi dan tidak patut kita pikirkan. Inilah yang membuat kita terjebak dalam kekhawatiran dan stress bahkan depresi.
Biarlah nasihat dari rasul Paulus ini menolong kita untuk mengakhiri tahun 2023 dan mengawali tahun 2024.
Tuhan Yesus memberkati!
Berbagilah dengan pembimbing dan rekan-rekan Saudara apa yang Saudara rasakan di akhir tahun ini dan buatlah satu komitmen untuk melakukan apa yang ada dalam renungan hari ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Siapakah orang yang disebut berbahagia?
Apakah ada yang dapat disejajarkan dengan Tuhan?
Hal apakah yang memperkenan dan tidak memperkenan hati Tuhan?
Saudara, pernahkah Saudara memperhatikan anak kecil dengan semangatnya untuk melihat dan menceritakan hal-hal baru?
Anak kecil bisa mengagumi hal-hal yang menurut orang dewasa biasa saja.
Contohnya ketika mereka melihat hewan-hewan di kebun binatang, mengamati daun dan bunga beraneka jenis, mengejar kupu-kupu, atau memandang bintang.
Lihatlah bagaimana anak kecil dengan pandangan mata berbinar memanggil-manggil bahkan memaksa orang tuanya untuk ikut melihat hal yang ajaib bagi mereka.
Mungkin itu sebabnya Tuhan menyuruh kita untuk menyambut kerajaanNya seperti seorang anak kecil -Markus 10:15.
Kira-kira kita lebih sering memposisikan diri sebagai anak kecil yang bersemangat atau orang dewasa yang menanggapi seadanya dan biasa saja?
Daud berkata, “Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya Tuhan Allahku, perbuatanMu yang ajaib dan maksudMu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.” (Mazmur 40:6).
Kita tahu bahwa bersaksi adalah bagian dari roda pertumbuhan rohani.
Namun, banyak orang Kristen yang ragu-ragu untuk bersaksi karena menunggu harus ada “peristiwa besar” untuk disaksikan.
Akhirnya kita menjalani hidup sehari-hari dengan biasa saja.
Bahkan seringkali kita bingung harus bicara apa ketika diberi kesempatan untuk bagi berkat di persekutuan atau kelompok PA.
Bagaimana kalau kita mulai memikirkan udara yang bisa kita hirup dengan bebas karena paru-paru kita sehat dan bisa bekerja secara otomatis bahkan tanpa diperintahkan?
Bagaimana dengan kasih dan perhatian yang ditunjukan oleh keluarga atau orang lain melalui kebaikan-kebaikan “kecil” sehari-hari?
Bagaimana dengan ayat sederhana yang tiba-tiba teringat dan membuat kita berhenti mengeluh?
Sesungguhnya banyak sekali peristiwa ajaib di sekitar kita, yang Allah kerjakan di dalam kita yang tidak kita sadari.
Ada istilah dalam bahasa Inggris yang menyatakan hal ini, yaitu “Take it for granted”, yang artinya “Anggap sebagai gratisan” yang dampaknya tidak mensyukuri keberadaan seseorang atau sesuatu karena kita berpikir itu adalah sesuatu yang wajar dan akan selalu ada.
Orang seringkali tidak sadar betapa berharganya udara yang bebas dia hirup sampai ia mengalami sakit dan kesulitan bernafas.
Orang tidak sadar betapa berharganya seseorang sampai ia terpisah jauh.
Mari Saudara, kita meminta kasih karunia Tuhan untuk membuka mata kita sehingga kita bisa melihat dan mengalami keajaibanNya dalam hidup kita sehari-hari seperti seorang anak kecil.
Barulah saat itu kita bisa berkata seperti Daud, bahwa sungguh perbuatan Allah yang ajaib itu tidak bisa terhitung dan semangat untuk menceritakannya akan mengalir.
Setiap tindakan penyembahan kita, bukan menjadi korban bakaran yang biasa tapi mengalir dari hati yang kagum dan rindu kepadaNya.
Diskusikanlah dengan keluarga atau komunitas Saudara tentang hal-hal ajaib yang seringkali terlupakan dan mulailah menunjukkan penghargaan atas hal tersebut.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang menyebabkan puji-pujian Daud keluar dalam perikop ini?
Mengapa Tuhan layak dipuji?
Bagaimana seharusnya kita menyembah Tuhan?
Daud, adalah tokoh Alkitab yang dikenal dengan istilah “A man after God’s own heart”.
Kisah Para Rasul 13:22 menyatakan “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hatiKu dan yang melakukan segala kehendakKu.”
Alkitab dengan terbuka menceritakan kisah-kisah kemenangan maupun kejatuhan Daud.
Mazmur Daud menjadi gambaran isi hati Daud. Perasaan dan pikirannya dituangkan disana tanpa ditutupi.
Saat-saat dia merasa takut, bersukacita, hancur hati, dan beriman.
Ada satu hal yang jelas di tengah semua gejolak kehidupan Daud, yaitu kerinduanNya untuk mengenal Tuhan, kecintaanNya kepada Taurat, dan kepercayaannya kepada Allahnya.
Itulah sebabnya ia di sebut A man after God’s own heart oleh Allah sendiri.
Setelah Daud menjadi raja dan berhasil membawa Tabut perjanjian Allah ke Yerusalem, ia begitu bersukacita.
Ia memastikan ada pelayan Tuhan dari suku Lewi yang senantiasa memasyhurkan Tuhan dengan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagiNya.
Perjalanan membawa tabut perjanjian ini bukanlah mudah.
Ada insiden sebelumnya, dimana Uza melanggar kekudusan Tuhan dan mati -1 Tawarikh 13.
Daud menjadi begitu marah dan takut sehingga menghentikan proses pemindahan tersebut.
Baru tiga bulan setelahnya Daud kembali memindahkan tabut Allah dengan cara yang benar sesuai perintah Tuhan.
Begitu rindunya Daud untuk menyediakan tempat yang terbaik bagi Tabut perjanjian Tuhan sehingga tidak ada yang bisa menghentikannya.
Ia mencari Tuhan dengan segenap hati, sehingga nyanyian pengagungan bagi Tuhan senantiasa mengalir dalam hatinya.
Menceritakan kemulian Tuhan adalah tujuan hidup Daud karena ia merasakan sendiri betapa ajaibnya Tuhan.
Ketika hidup kita mengalami berbagai goncangan dan ketidaknyamanan.
Ketika kita lemah dan jatuh. Ketika kita tidak mengerti maksud dan rencana Allah.
Apakah Saudara tetap mencari Dia dengan segenap hati seperti Daud?
Apakah Saudara dengan jujur mencurahkan isi hati kepadaNya?
Kabar keselamatan adalah berita yang sangat luar biasa dan penuh kuasa, apalagi ketika dibagikan oleh seseorang yang mengalami keselamatan itu sendiri.
Bukan hanya keselamatan ketika kita lahir baru dan beroleh jaminan hidup bersama Allah setelah kematian, tapi keselamatan saat ini ketika kita hidup di dunia dengan segala tantangannya.
Saudara, kuasa Salib Kristus telah menyelamatkan kita dari kematian, kutuk, dan segala kelemahan.
Tidak ada sakit yang tidak ditanggungNya baik itu sakit fisik maupun jiwa.
Tidak ada luka yang tidak ditanggungNya. Tidak ada rencana musuh yang belum dipakukannya di kayu Salib.
Maka, menjadi normal jika setiap kali kita “diselamatkan”, kita menceritakannya kembali kepada orang lain.
Diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara, keselamatan dari Tuhan yang seperti apa yang sedang dialami Saudara hari ini? Berdoalah agar saudara senantiasa mencari Tuhan dengan segenap hati dan menceritakan perbuatanNya.