Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dimaksud dengan buah Roh dalam perikop yang kita baca hari ini?
Apakah hukum menentang hal-hal yang disebutkan sebagai buah Roh tersebut? Mengapa?
Apa yang seharusnya terjadi dengan milik Kristus?
Apabila kita hidup oleh Roh maka bagaimana seharusnya hidup kita?
Pimpinan Roh Kudus dalam hidup orang percaya tidak hanya menghasilkan kuasa, otoritas ilahi dan manifestasi karunia roh tetapi juga seharusnya buah Roh yang dapat dinikmati oleh orang-orang di sekitar kita.
Kisah para rasul tidak hanya berbicara mengenai bagaimana kuasa Tuhan dimanifestasikan ketika murid-murid memberitakan injil Kerajaan Allah, namun juga menceritakan bagaimana murid-murid Kristus dibentuk dalam penderitaan dan aniaya pada masa itu.
Kita lihat kesaksian Paulus berikut: “ Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,” (2 Korintus 11:24-27).
Kisah ini memperlihatkan sekalipun mereka memiliki kuasa, senantiasa berdoa dan berjerih lelah untuk Kerajaan Allah namun Tuhan mengijinkan segala penderitaan dialami oleh Paulus.
Paulus menyadari bahwa segala peristiwa yang dialaminya membentuk hidupnya dan memanifestasikan buah Roh dalam kehidupan pelayanannya.
Tidak sedikit orang-orang percaya mundur dan bahkan menghindar dari pelayanan karena gesekan dan perasaan teraniaya yang dirasakannya.
Kekecewaan dan sakit hati karena tidak dapat menerima kenyataan yang ada.
Bila Paulus kecewa dengan Tuhan karena disesah, dipukul, kelaparan dan sebagainya serta meninggalkan imannya maka sudah pasti kita tidak pernah melihat tulisan Paulus, pagi ini kita bisa membaca surat Paulus karena Paulus memutuskan untuk terus melayani dipimpin Roh.
Buah Roh dalam hidup Paulus bertumbuh ketika mengalami berbagai penderitaan, kondisi yang tidak menyenangkan membuat kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri berbuah dalam hidupnya.
Bagaimana dengan kehidupan kita?
Kita harus menyadari bahwa karunia yang hebat dan luar biasa, namun tanpa buah Roh dimanifestasikan dalam hidup kita sesungguhnya kita tidak pernah menghasilkan apa-apa dalam pelayanan.
Saudara, banyak orang-orang yang mungkin tidak terkenal dalam pelayanan namun mereka memanifestasikan buah Roh sehingga banyak orang datang dalam Kerajaan Allah karena kesaksian hidupnya, orang-orang ini adalah murid-murid Kristus sejati.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Berapa lama orang Israel dalam masa pembuangan di Babel?
Apa yang Allah janjikan setelah orang Israel kembali ke Yerusalem?
Oleh karena dosa dan pelanggaran yang dilakukan oleh raja-raja Yehuda, akhirnya Allah menyerahkan raja Israel Yoyakim dan penduduk Yerusalem ke tangan raja Nebukadnezar.
Mereka tinggal dalam pembuangan di Babel selama tujuh puluh tahun, sebelum akhirnya Allah membawa mereka kembali ke Yerusalem, yaitu pada jaman raja Kores, raja Persia.
Janji Tuhan bagi umat Israel: Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11).
Dan kemudian terbukti bahwa janji Tuhan tersebut tergenapi pada masa pemerintahan raja Kores, seorang raja Persia yang Tuhan pakai untuk memberkati orang-orang Israel.
Jika Allah berkehendak, Dia bisa memakai siapa saja untuk memberkati Israel.
Dan ini juga berlaku bagi kita “Israel-Israel rohani”, umat Tuhan yang sudah ditebus oleh darah Kristus.
Rancangan damai sejahtera yang sama, juga bisa berlaku bagi kita, jika kita mau percaya dan memohon agar janji yang sama terjadi dalam hidup kita.
Tuhan mampu misalnya memakai “Kores-Kores di market place saat ini” untuk menjadi saluran berkat bagi umat Tuhan.
Kores masa kini bisa saja itu adalah bos di kantor, untuk menjadi saluran berkat, misalnya dengan mempromosikan umat Tuhan menjadi manajer, menjadi direktur atau bentuk-bentuk promosi lainnya.
Jadi, janji Firman Tuhan itu bukan berlaku otomatis, janji Firman Tuhan itu bisa kita renungkan hingga itu menjadi Rhema, menjadi janji pribadi dari Tuhan bagi kita.
Dengan demikian janji Tuhan bagi Israel yang ada dalam pembuangan, itu juga bisa menjadi janji Tuhan bagi kehidupan kita di masa kini: … yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, diskusikan apakah ada di antara kalian yang membutuhkan intervensi Tuhan yang luar biasa untuk situasi sulit yang sedang dialami saat ini.
Kalau ada, doakan agar janji Tuhan di Yeremia 29:11 ini bisa terjadi dalam kehidupan.
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi jika Roh Kudus dicurahkan?
Apa yang terjadi ketika kebenaran ditegakkan?
Bumi yang kita tinggali adalah tempat sementara sebelum kita dipanggil oleh Tuhan dan hidup dalam kekekalan bersama dengan Tuhan.
Alkitab mengibaratkan bumi ini sebagai padang gurun.
Ya, di mana pun kita tinggal, mungkin justru kita tinggal di wilayah yang subur, makmur dan tampak menyenangkan.
Tetapi tanpa kehadiran Allah, maka itu semua adalah bersifat semu, tampak baik-baik saja tetapi sesungguhnya keadaan yang demikian justru memerlukan kehadiran Allah.
Yesaya 32:15-17 Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan. Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Tempat di mana kita tinggal, memerlukan kehadiran Allah yang dimanifestasikan melalui kehadiran umat-Nya, yang Allah pergunakan untuk memuliakan namaNya dengan menegakkan kebenaran-Nya.
Ketika umat Tuhan hidup dalam kebenaran, menerapkan nilai-nilai Firman Tuhan sebagai panduan dalam kehidupan.
Baik mereka yang masih bersekolah, bekerja sebagai pegawai atau sebagai pengusaha, atau mereka yang ada di ladang-ladang Misi melayani Tuhan.
Ya, ketika kita dengan segenap hati, hidup bagi Tuhan dengan mata yang tertuju bagi kemuliaan Tuhan.
Maka Allah akan mengubahkan lingkungan dimana kita hidup.
Tanah yang gersang secara rohani, akan menjadi kebun buah-buahan.
Akan ada manifestasi buah Roh yang akan menyemarakkan lingkungan di mana kita tinggal.
Akan ada damai sejahtera dan sukacita, akan ada keadilan dan ketenteraman.
Saudara, seperti apakah lingkungan sekolah atau tempat kerjamu saat ini.
Terasa seperti padang gurun ataukah kebun buah-buahan?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Bagi orang yang tidak percaya, maka batu seperti apa yang Tuhan sediakan di Sion?
Seperti apakah kita orang percaya, dalam pandangan Allah?
Yesus telah datang ke dunia ini sebagai Juru Selamat bagi mereka yang percaya.
Yang menjadi penebus dosa kita umat yang percaya, sehingga kita yang selayaknya dihukum menjadi dibebaskan dari hukuman, karena Dia yang telah memikul dosa dan pelanggaran kita.
Bagi mereka yang menolak untuk percaya, Yesus menjadi sandungan, menjadi penyebab mereka tersandung, jatuh dan memperoleh upah dari ketidak percayaan mereka.
Apakah upah bagi mereka yang tidak percaya: maut atau kematian kekal.
Seperti ada tertulis: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)
Tetapi bagi kita yang percaya, maka Allah memandang kita sebagai: bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (1 Petrus 2:9,10)
Untuk itu, marilah kita melihat diri kita sebagaimana Allah melihat kita, dan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita hidup dengan melakukan hal-hal yang kita yakini itu berasal dari nilai-nilai Firman Tuhan.
Pertama, sebagai imamat yang rajani: kita hidup tidak rendah diri atau minder, tapi juga tidak sombong dan tinggi hati.
Kita bisa bergaul dengan siapa saja, dengan orang kaya atau para bangsawan dan tidak menjadi minder tetapi juga tetap rendah hati.
Kedua, sebagai bangsa yang kudus: kita sadar bahwa kita hidup di lingkungan yang tidak ideal bahkan mungkin di lingkungan yang banyak dicemari oleh nilai-nilai yang tidak suci.
Tetapi kita sadar untuk bersedia menjadi orang yang berbeda, yang memegang nilai-nilai kesucian Tuhan.
Ketika misalnya, teman kita mulai berbicara yang kotor, kita dengan sopan bisa meminta ijin untuk melakukan tugas yang lain di tempat yang jauh dari mereka.
Ketiga, kita juga hidup sebagai orang yang memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar.
Artinya, Allah ingin agar melalui hidup kita, nama Tuhan dipermuliakan.
Orang menjadi tertarik untuk mengenal Tuhan, setelah melihat kesaksian hidup kita.
Saudara, secara umum bagaimanakah pandangan orang-orang di sekitarmu, melihat kesaksianmu sehari-hari?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Hal apa saja yang terbilang sebagai hal “Kerajaan Allah”?
Bagaimana seseorang bisa berkenan kepada Allah dan dihormati oleh manusia?
Salah satu tolok ukur keberhasilan hidup di dunia, yaitu jika hidup kita berkenan kepada Allah dan setelah itu kita juga dihormati oleh sesama.
Dan urutan ini tidak bisa dibalik: pertama kita memiliki hidup yang diperkenan Allah, artinya Allah suka dengan hidup kita, kedua rekan se kantor, tetangga, teman kuliah, rekan di gereja, mereka juga hormat kepada kita, setidaknya mereka tidak mencela kehidupan kita.
Apakah Allah berkenan kepada kita, hanya Allah dan kita yang tahu.
Kita bisa memakai topeng, sehingga seolah-olah kita baik, tetapi Allah melihat hati dan Allah juga melihat yang tersembunyi.
Dan memiliki kehidupan yang terhormat, itu juga penting, agar melalui hidup kita, nama Tuhan dipermuliakan, ketika kita bersaksi, memberitakan Injil, orang tidak mencemooh karena mereka melihat kehidupan kita yang buruk.
Jadi Allah ingin agar kita hidup di dunia ini dengan menerapkan nilai-nilai Kerajaan Allah agar dengan demikian hidup kita berkenan kepada-Nya.
Lalu apa saja nilai-nilai Kerajaan Allah:
Kebenaran
Damai sejahtara
Sukacita oleh Roh Kudus
Kebenaran: Kita adalah orang yang telah dibenarkan oleh Allah, kita telah ditebus dari hukum dosa dan Allah ingin agar kita hidup sebagai orang yang telah dibenarkan dengan melakukan apa yang benar dan bukan yang salah.
Darimana kita tahu apa yang benar: dari Firman Tuhan dan juga suara Roh Allah dalam batin kita.
Damai sejahtera: ini sering dipakai oleh Roh Kudus untuk mengkonfirmasi apa yang kita lakukan. Kadangkala kita bimbang apakah kita sudah melakukan hal yang benar atau hal yang salah.
Jika kita belajar untuk terbuka mendengar arahan Roh, maka Roh Kudus akan memberikan damai sejahtera untuk mengkonfirmasi jika apa yang kita lakukan adalah benar.
Sebaliknya jika apa yang kita lakukan salah, kita akan merasakan tidak damai sejahtera, sulit untuk tersenyum dan ada kegelisahan dalam batin kita.
Sukacita oleh Roh: ini adalah bentuk karunia Roh yang membuat kita bersukacita di dalam Tuhan.
Setelah seseorang memperoleh damai sejahtera yang membuat hatinya teduh dalam hadirat-Nya.
Maka Roh bisa menganugerahkan sukacita yang membuat dia bisa tersenyum lebar atau tertawa oleh karena kasih-Nya.
Saudara, apakah engkau kerap merasakan damai sejahtera Allah dan sukacita oleh Roh?
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Terhadap apa kita tidak perlu khawatir?
Jika seseorang mencari Kerajaan Allah terlebih dahulu, hal apa yang akan Allah sediakan?
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan memilih apa yang paling penting untuk dikerjakan atau apa yang harus dikerjakan lebih dulu dibandingkan yang lain.
Dan itulah apa yang disebut dengan “prioritas”.
Yaitu kehendak untuk memilih satu dari yang pilihan yang lain.
Matius 6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Dan manusia cenderung untuk memilih apa yang dia suka, yaitu dimana keinginan hatinya berada.
Alkitab menyatakan bahwa keinginan hati itu tidak jauh dari dimana harta kita berada.
Jika “harta” yang dimaksud adalah harta duniawi yang bersifat fisik: rumah, kendaraan, gadget, peralatan elektronik, baju, dsb.
Maka keinginan hati kita juga tidak akan jauh dari hal-hal tersebut.
Kita akan menjadi kawatir jika kita belum memiliki, dan kita juga bisa menjadi cemas berlebihan untuk menjaga agar harta tersebut tidak hilang atau berkurang.
Puji syukur bahwa Allah tidak menghendaki umat-Nya untuk menjadi khawatir tentang hal-hal yang duniawi.
Allah tahu bahwa selama umat-nya hidup di dunia, tentu mereka juga membutuhkan prasarana yang memadai untuk hidup.
Allah bahkan berjanji untuk menyediakan atau menambahkan apa yang kita kurang untuk hidup kita sehari-hari.
Dan itu bisa kita peroleh melalui iman. Ya, dengan percaya pada anugerah Allah dan kemurahan-Nya.
Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Allah ingin agar kita hidup dalam kebenarannya, memprioritaskan Allah, di atas kebutuhan dan keinginan kita.
Misalnya, kita menyediakan waktu terbaik kita untuk Allah, pagi hari kita berdoa, menyembah Allah, membaca Firman, dan dengan sepenuh hati kita merindukan untuk mendengar suara Allah, arahan Allah dalam kehidupan kita.
Dan jika Roh Kudus mengingatkan kita akan hal-hal yang Allah tidak berkenan, maka segera kita menjauhkan segala hal yang menjadi perintang untuk kita mengasihi Allah.
Dengan berbuat demikian, kita sedang memberi jalan kepada Tuhan untuk mencurahkan berkat dan anugerahNya pada kita.
Saudara, berapa lama engkau setiap hari menyediakan waktu untuk bersekutu secara pribadi dengan Allah.
Sepuluh menit, tiga puluh menit, satu jam, dua jam?