Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah arti damai sejahtera?
Bagaimana caranya mengalami damai sejahtera?
Apakah perbedaan damai sejahtera dari Tuhan dan dari dunia?
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”. (Yohanes 14:27).
Ada dua jenis damai sejahtera.
Pertama, damai sejahtera Tuhan Yesus yang adalah damai sejahtera sejati, kedua damai sejahtera dari dunia ini.
Kedua jenis damai sejahtera tersebut sama-sama diberikan, yang berbeda adalah siapa yang memberikannya.
Damai sejahtera dari dunia diberikan dunia, sedangkan damai sejahtera sejati datang dari Allah.
Tuhan memberikan, dunia juga memberikan.
Kata memberi secara gramatikal berarti tindakan yang dilakukan sekarang, terus menerus dan mengindikasikan kepastian terjadi.
Dunia setiap hari terus menerus menawarkan damai sejahtera, melalui kekayaan, ilmu pengetahuan, jabatan, ketenaran dan lainnya, namun damai sejahtera yang diberikan adalah damai sejahtera palsu, yang akan lenyap, hilang atau berkurang.
Damai sejahtera dari Allah tidak ditentukan oleh apapun yang ada di dunia.
Damai sejahtera dari Allah tidak akan hilang atau berkurang saat kita kehilangan kekayaan, saat kita tidak memiliki uang, atau saat kita mengalami penderitaan.
Damai sejatera dari Allah tidak akan tergoncangkan apapun di dunia ini.
Damai sejahtara (dalam Bahasa Yunani Eirene) memiliki beragam arti, di antaranya adalah; kerukunan, tidak ada perang lagi, keamanan, keselamatan, kemakmuran, kebahagiaan.
Damai sejahtera yang utama adalah saat kita diperdamaikan dengan Allah, setelah itu kita mengalami keselamatan, keamanan dan kebahagiaan.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana caranya Tuhan memberi damai sejahtera
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang akan dialami orang yang berlindung pada Tuhan?
Apakah bentuk perlindungan Tuhan?
Apakah yang dimaksud dengan sukacita?
“Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.” (Mazmur 5:12).
Daud menuliskan Mazmur-nya tentu karena Ilham dari Allah dan pengalamannya.
Salah satu akibat dari berlindung kepada Tuhan adalah sukacita.
Selain itu mereka akan menyatakan sukacitanya dengan bersorak-sorai.
Jadi sukacita itu bukan hanya ada di dalam hati/perasaan, tetapi juga dapat terlihat atau dirasakan orang lain.
Sukacita dapat dimanifestasikan.
Saudara, sukacita dalam alkitab Bahasa Yunani xaírō (dari akar kata xar-, “bersikap baik, condong ke arah” dan serumpun dengan xáris, “rahmat”) – untuk bergembira dalam kasih karunia Allah (“bersukacita”) – secara harfiah, mengalami kasih karunia Allah (nikmat) , sadar (senang) atas karunia-Nya.
Jadi sukacita secara arti kamus adalah mengenal dan mengalami kasih karunia Allah.
Orang yang mengenal dan mengalami kasih karunia Allah akan selalu berlindung kepada Allah, dan mengandalkan Allah dalam hidupnya.
Jadi semakin jelas, bahwa sukacita tidak terkait dengan apa yang ada di dunia ini (kekayaan, posisi, ketenaran, jabatan, kesehatan) tetapi terletak di dalam Yesus Kristus.
Apabila Tuhan menjadi perlindungan kita dan Tuhan menaungi kita, maka tidak ada apapun di dunia ini yang dapat mengguncangkan kita.
Tidak ada satu kuasa apapun yang dapat mengalahkan kita.
Apabila kita ada dalam naungan-Nya, maka kita akan menikmati sukacita senantiasa.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana mengalami sukacita yang berasal dari Tuhan Yesus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan sukacita?
Apakah yand dimaksud dengan damai sejahtera?
Apakah saudara sudah mengalami sukacita dan damai sejahtera?
“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” Roma 15:13.
Saudara, sukacita dan damai sejahtera yang dimaksudkan ayat di atas adalah sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah dan sangat berbeda dengan yang berasal dari dunia.
Seperti dicatat dalam Yohanes 14:27 “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”.
Dunia juga terus menawarkan sukacita dan damai sejahtera.
Sukacita dan damai sejahtera dari dunia ini sumbernya bisa dari kekayaan, jabatan, gelar, hiburan dan lainnya.
Kata “memenuhi”secara gramatika Bahasa Yunani memiliki pengertian bahwa Allah telah memenuhi dan sebagai akibatnya terus aktif membuat penuh atau berlimpah.
Jadi, Allah-lah yang menghendaki kita berlimpah sukacita dan damai sejahtera, dan Allah telah melakukannya dan ingin kita mengalami terus menerus.
Sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah sudah ada di dalam kita, dan terus dialirkan secara aktif melalui Roh Kudus.
Oleh karena itu, sukacita dan damai sejahtera adalah bagian dari buah Roh, Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu”.
Sepanjang kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus, maka sukacita dan damai sejahtera akan terus berlimpah.
Oleh karena itu, kita perlu menyadari perbedaan sukacita dan damai sejahtera dari Allah dan yang berasal dari dunia ini.
Yang berasal dari dunia akan mudah diguncangkan, sedang yang berasal dari Allah tidak akan terguncangkan.
Lihatlah jemaat Tesalonika, sekalipun mereka ada dalam penganiayaan, sukacita mereka tetap melimpah.
“Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.”(2 Korintus 8:2).
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya supaya tetap bersukacita dalam penderitaan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Seperti siapa Yesus mengasihi kita?
Bagaimana caranya kita bisa tinggal di dalam kasih Yesus?
Bagaimana caranya supaya sukacita Yesus tinggal di dalam kita?
Apakah perintah Yesus Kristus?
Saudara yang kekasih, Kerajaan Allah adalah tentang kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Damai sejahtera yang Yesus miliki yang diberikan kepada kita.
Sukacita oleh Roh Kudus adalah merupakan sukacita yang akan memenuhi kita.
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-KU Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu, Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”(Yohanes 14:27).
Yang Yesus berikan adalah sumber damai sejahtera yaitu Roh Kudus.
Roh Kudus juga sumber sukacita, dan Roh Kudus juga sumber kebenaran.
Jadi ketika kita menerima kasih Allah Bapa, kasih dari Yesus Kristus dan juga kasih dari Roh Kudus, semua berasal dari satu sumber yaitu dari Bapa kita, yang menganugerahkan FirmanNya menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, dan menganugerahkan Roh KudusNya, yaitu Roh Allah Bapa.
Ketika kita menerima kasih Yesus Kristus, kita juga menerima kasih dari Bapa dan dari Roh Kudus.
“Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”(Roma 14:17).
Jadi ketika kita bersukacita karena Roh Kudus, maka sebenarnya kita juga sedang bersukacita karena Allah Bapa dan karena Yesus, Tri Tunggal Yang Esa.
Ketika kita saling mengasihi dengan sesama teman seiman, maka akan timbul sukacita.
Itulah sukacita yang berasal dari Tri Tunggal Yang Esa, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga hadir ketika kita saling melayani dalam kasih.
Mari kita saling mengasihi supaya kasih Bapa tinggal di antara kita!
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Mengapa banyak komunitas anak-anak Tuhan, merasakan garing, dan tidak harmonis?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang biasanya dirasakan oleh petani, jika pohon ara, pohon anggur dan buah zaitun tidak berbuah dengan baik?
Apa rasanya kalau domba dan lembu sapi hilang dari kandang?
Tapi dalam berbagai hal di atas Habakuk, memutuskan dia akan melakukan apa?
Siapakah yang memberikan kekuatan kepada kita sehingga bisa berlari dan berjejak di atas bukit-bukit berbatu?
Saudara, Habakuk membuat pernyataan yang sangat sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi pada orang-orang dalam perjanjian baru.
Yang mengutamakan keselamatan dan Tuhan dari pada berkat-berkat kekayaan dan berkat fisik.
Orang perjanjian baru mengutamakan kerajaan Allah dan kebenaran sedangkan kekayaan dan kelimpahan merupakan bonus dari keselamatan.
Sekalipun segala sesuatu sangat mengecewakan, namun aku bersorak-sorak di dalam Tuhan, dan beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Keputusan untuk bersorak-sorak dan beria-ria merupakan keputusan dan sikap yang sangat berkenan kepada Tuhan sebagai bukti bahwa kita sangat mempercayai Dia, Tuhan Allah yang berkuasa.
Kepercayaan yang sejati menyebabkan kita dibenarkan oleh Allah, dan itu sangat memperkenankan hati-Nya yang menyebabkan Tuhan senang untuk memberkati kita.
Saudara, ada banyak keadaan di sekitar kita bisa membuat kita kecewa, dan untuk itu kita harus membuat suatu sikap bagaimana merespon keadaan itu.
Jika kita memutuskan dan mau mengikuti pesan Rasul Paulus, maka patutlah kita bersukacita, menghadapai keadaan yang mengecewakan itu, Paulus jelas menuliskan :
“Bersukacitalah senantiasa, Tetaplah berdoa dan mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah, di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”(1 Tesalonika 5:16-18).
Roh Kudus mau supaya orang percaya senantiasa bersukacita, berdoa mengucap syukur atas semua kejadian yang terjadi.
“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang di tentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga benarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya mereka itu juga dimuliakan-Nya.”(Roma 8:28-30).
Saudara, lewat berbagai keadaan yang diizinkan, Tuhan sedang membentuk kita untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus, supaya Yesus menjadi yang sulung di antara seluruh saudara-saudara-Nya, dengan demikian kita mengalami kemuliaan menjadi serupa Yesus Kristus.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Mengapa banyak anak-anak Tuhan sering mengeluh kalau dia kecewa karena keadaan di sekitarnya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah kita bisa memperoleh bagian dari penderitaan Kristus?
Jika kita harus menderita karena nama Yesus Kristus dan firman-Nya, apa yang seharusnya kita rasakan?
Bolehkah kita menderita karena kesalahan kita sendiri, dosa karena kelemahan kita atau pelanggaran dan kejahatan atau kesalahan kita sendiri?
Mengapa kita harus memuliakan Allah ketika kita menderita karena Yesus Kristus?
Saudara yang kekasih, adakalanya kita mengalami kesulitan karena kita adalah orang Kristen pengikut Kristus.
Kita mengalami ejekan, pengucilan bahkan kadang-kadang sengaja dirugikan oleh pihak-pihak yang tidak suka dan benci kepada kekristenan.
Kita mengalami kesulitan dalam berusaha sulit untuk mendapatka perizinan, atau kadang-kadang sengaja di peras karena kita pengikut Kristus.
Hal-hal seperti ini sudah bukan lagi rahasia, karena banyak orang merasa tidak suka kepada kekristenan dan mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus, kalau diamati dengan teliti, dasar mereka tidak suka atau benci sebenarnya karena kebodohan mereka sendiri.
Oleh karena itu, ketika kita mengalami kesulitan karena Kristus, patutlah kita bersukacita, dan memuliakan Tuhan dengan bersyukur, Tuhan mengizinkan kita mengalami sedikit dari penderitaan Kristus.
Setiap penderitaan yang kita alami karena mengikut Kristus, Tuhan Yesus menjanjikan ada upah dari mengikut Yesus, apa lagi kalau sampai menderita karena mengikut Dia. Kalau kita menderita dalam pemberitaan Injil, maka Yesus telah berjanji bagi mereka yang kehilangan sesuatu karena Yesus dan karena firmanNya.
Yesus juga pernah berkata :
“Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.”(Yohanes 16:1-3).
Saudara, karena itu bersukacitalah karena kita bisa mendapat bagian dalam penderitaan Kristus Tuhan yang mulia itu.
“Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”(Roma 8:17).
Rasul Paulus pernah berkata :
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana aku menjadi sama dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”(Filipi 3:10).
Saudara adalah suatu kebahagiaan bisa beroleh sebagian dari penderitaan Kristus, Rasul Paulus bahkan mengatakan :
“Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.”(Kolose 1:24).
Yesus menderita untuk keselamatan kita, dan murid-murid Yesus menderita untuk pertumbuhan Jemaat Yesus Kristus.
Oleh karena itu, saya mau mengajak semua jemaat untuk terlibat dalam pelayanan karena ada sedikit penderitaan di dalam membangun tubuh Kristus atau membangun jemaat, apalagi kalau itu perintisan jemaat pasti ada jenis penderitaan lain yang membuat kita bisa berbahagia dan menikmati kemuliaan bersama Kristus kelak.
Haleluya, Puji Tuhan, Amen!
Mengapa banyak jemaat yang tidak mau terlibat dalam pelayanan penggembalaan?